Anda di halaman 1dari 32

Materi III

Hukum Waris BW
Kemaz Aditya Dewangga, S.H., M.Kn
Universitas Merdeka Madiun
2020
REVIEW
• Terdapat pembedaan Surat Pembuktian Ahli
Waris (yang berhak mewaris dari si
meninggal) antar keturunan golongan
penduduk, berdasarkan peraturan yang ada
dan masih berlaku sampai saat ini
Surat Pembuktian Ahli Waris
• Macam-macam surat tanda bukti sebagai ahli waris bagi
beberapa golongan penduduk yaitu:
- bagi warga negara Indonesia penduduk asli: Surat
Keterangan Ahli Waris yang dibuat oleh para ahli waris
dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan
oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Camat tempat tinggal
pewaris pada waktu meninggal dunia;
- bagi warga negara Indonesia Keturunan Tionghoa: Akta
Keterangan Hak Mewaris dari Notaris,
- bagi warga negara Indonesia keturunan Timur Asing
lainnya: Surat Keterangan Waris dari Balai Harta
Peninggalan.
*
Dasar Hukum pembuatan bukti sebagai ahli waris yang
masih berdasarkan etnis (suku/golongan penduduk
Indonesia) terdapat dalam :
(a) Surat Departemen Dalam Negeri Direktorat Jendral
Agaria Direktorat Pendaftaran Tanah (Kadaster),
tanggal 20 Desember 1969, nomor Dpt/12/63/12/69
tentang Surat Keterangan Warisan dan Pembuktian
Kewarganegaraan, dan
(b) Pasal 111 ayat (1) huruf c angka 4 Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
*
- Pasal 111 ayat (1) huruf c angka 4 Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, mengatur mengenai
pembuatan surat keterangan waris sebagai salah
satu syarat dalam hal peralihan hak atas tanah
- Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tanah
(biasanya) merupakan salah satu bagian dari
harta warisan yang ditinggalkan Pewaris
KETERANGAN HAK WARIS
Keterangan yang berisi tentang menerangkan
atau membuktikan:
1. Siapa yang meninggal dunia,
2. Bagaimana status perkawinannya semasa
hayatnya
3. Siapa keluarga yang ditinggalkan
4. Siapa sebagai ahli waris dari siapa
Akta Keterangan Hak Mewaris
• Seperti sudah disebutkan sebelumnya, bagi
warga negara Indonesia Keturunan Tionghoa:
Akta Keterangan Hak Mewaris dari Notaris,
maka Sistem Hukum Waris yang dipakai
menggunakan HUKUM WARIS BW
HUKUM WARIS BW
Pengaturan hukum waris di dalam BW
(Pasal 830 s/d Pasal 1130 BW)
Pengaturan Hukum Waris di dalam Buku II BW tentang Benda:

Titel XII : Pewarisan karena kematian


kematian;;
Titel XIII : Surat Wasiat
Wasiat;;
Titel XIV : Pelaksanaan wasiat dan pengurus harta
peninggalan;;
peninggalan
Titel XV : Hak memikir dan hak istimewa untuk mengada
mengada--
kan pendaftaran harta peninggalan
peninggalan;;
Titel XVI : Menerima dan menolak suatu warisan
warisan;;
Titel XVII : Pemisahan harta peninggalan
peninggalan;; dan
Titel XVIII : Harta peninggalan yang tak terurus
terurus..
ISTILAH DALAM HUKUM WARIS BW

1. Peninggal warisan (Pewaris


Pewaris)) ialah orang yang
meninggal dunia dan meninggalkan harta benda
kepada orang lain;
2. Ahli waris ialah orang yang menggantikan pewaris
di dalam kedudukannya terhadap warisan
warisan,, baik
untuk seluruhnya maupun untuk sebagian tertentu
tertentu..
3. Harta warisan (warisan
warisan)) ialah segala harta kekayaan
yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia
yang berupa semua harta kekayaan setelah
dikurangi dengan semua utangnya
utangnya..
LANJUTAN ISTILAH

4. Boedel ialah warisan yang berupa kekayaan saja saja..


5. Testamen (wasiat
wasiat)) ialah suatu akta yang memuat
ketentuan mengenai harta peninggalannya
peninggalannya,, apabila
seorang meninggal dunia
dunia..
6. Legaat (hibah wasiat
wasiat)) ialah suatu testamen dimana
ditunjuk orang tertentu yang akan menerima suatu
barang tertentu apabila pewaris meninggal dunia
dunia..
7. Legataris ialah orang tertentu yang ditunjuk untuk
menerima barang pewaris
pewaris..
8. Legitieme portie ialah hak mutlak (bag minimum).
9. Legitimaris ialah orang yang memiliki hak tersebut
tersebut..
CARA MEMPEROLEH HAK MILIK :

Berdasarkan Pasal 584 BW :


1. Pemilikan;
Pemilikan;
2. Perlekatan;;
Perlekatan
3. Daluwarsa;;
Daluwarsa
4. Pewarisan::
Pewarisan
a. Menurut Undang
Undang--undang
undang;;
b. Menurut Surat Wasiat
Wasiat..
5. Penyerahan
Penyerahan..
SUBSTANSI HUKUM WARIS
1. PEWARISAN HAK KEBENDAAN (H. ROMAWI)
Hak mewaris disebut bersama
bersama--sama dengan hak kebendaan yang lain,
sehingga hak mewaris seakan
seakan--akan merupakan hak kebendaan
kebendaan.. Hal ini sesuai
dengan konsep bahwa warisan dianggap suatu zaak (benda tak berwujud berwujud))
tersendiri,, dan ahli waris mempunyai hak kebendaan
tersendiri kebendaan.. Dimuat dalam Buku II
BW. Atas zaak yang baru (warisan
warisan)) tsb ahli waris mempunyai hak milik
bersama yang bebas
bebas.. (jadi
(jadi : secara formil Hukum Waris diatur dalam BW Bk. II
 Sistem Hukum Romawi
Romawi).).

2. PEWARISAN BUKAN HAK KEBENDAAN (H. GERMANIA)


Konsep H. Germania ini tidak memandang warisan sebagai suatu zaak
tersendiri dan ahli waris tidak mempunyai hak kebendaan
kebendaan.. Antara para ahli
waris terdapat pemilikan bersama yang terikat
terikat.. (Secara
(Secara materiil Hak Waris
bukan hak kebendaan  Sistem Hukum Jerman Kuno Kuno).
).
ASAS--ASAS HUKUM WARIS BW
ASAS

1. Pewarisan berlaku ketentuan tentang pewarisan berdasarkan


undang--undang
undang undang,, kecuali pewaris menentukan lain (Pasal
(Pasal 874 BW);
2. Ada pewarisan jika ada orang yang meninggal dunia (Pasal 830
BW);
3. Orang yang dapat bertindak sebagai ahli waris
waris,, harus sudah lahir
pada terbukanya warisan (Pasal 836 dan 899 BW),
dengan mengingat Pasal 2 ayat 1 BW
BICARA HUKUM WARIS ADA 3 HAL

1. Orang yang meninggal duniadunia,, yang meninggalkan


harta kekayaan
kekayaan;;
2. Ahli waris yang berhak menerima harta kekayaan
kekayaan;;
3. Harta kekayaan yang ditinggalkan oleh pewaris
pewaris,, dan
yang akan beralih kepada ahli waris
waris..
Pasal 2 ayat 1 BW
• Hal in terkait tentang kepentingan ANAK yang ada
dalam kandungan seorang wanita
• Walaupun belum lahir namun dianggap telah ada
karena kepentingan terkait pewarisan
• Walau demikian dilihat ketika saat kelahirannya:
- Jika lahir dalam keadaan hidup, maka dia menjadi
salah satu ahli waris
- Jika lahir dalam keadaan hidup, walau berumur pendek
(dalam hitungan jam atau menit) maka dia menjadi ahli
waris dan seketika menjadi pewaris
- Jika lahir dalam keadaan mati (tidak bernyawa), maka
dia dianggap tidak pernah ada
HUKUM WARIS AB INTESTATO

1. Pasal 874 BW :”Segala


:”Segala peninggalan adalah kepunyaan ahli
waris,, sekedar terhadap itu tidak ada ketetapan dalam suatu
waris
surat wasiat
wasiat”.
”. Artinya yang berlaku terhadap warisan adalah
hukum waris tanpa wasiat
wasiat;;
2. Pasal 833 BW :”Sekalian
:”Sekalian ahli waris dengan sendirinya menurut
hukum memperoleh hak milik atas semua harta peninggalan
orang yang meninggal dunia
dunia”.
”. Ketentuan ini berasal dari
adagium “le mort saisit le vif
vif”,
”, yakni yang meninggal dunia
berpegang pada yang masih hiduphidup”. ”.
3. Pasal 834 BW :”Tiap
:”Tiap waris berhak mengadakan gugatan
terhadap tiap orang
orang,, guna memperjuangkan hak warisnya
warisnya”.
”.
Hak ini disebut “Heriditatis petitio
petitio”” yakni tuntutan untuk
memperoleh warisan
warisan..
LANJUTAN H. WARIS AB INTESTATO

4. Pasal 1066 BW :”Tiap


:”Tiap ahli waris dapat menuntut pembayaran
dari suatu harta peninggalan
peninggalan”. ”. Maknanya tiap warisan harus
segera dibagi
dibagi--bagikan dan tidak mungkin suatu warisan
dibiarkan di dalam keadaan tidak terbagi
terbagi..
5. Pasal 832 BW :”Menurut
:”Menurut undang
undang--undang yang berhak untuk
menjadi ahli waris ialah
ialah,, para keluarga sedarah
sedarah,, baik sah
maupun diluar kawin
kawin,, dan si suami atau isteri yang hidup
terlama, semua menurut aturan tertera di bawah ini”. Asasnya
“untuk dapat mewaris, orang harus mempunyai hubungan
darah dengan si pewaris”. Ketentuan ini perwujudan asas “Het
naaste in het bloed erft het goed
goed,, artinya keluarga yang lebih
dekat dengan pewarislah yang mewaris
mewaris”.”. Dan konsekuensinya
(asas), bahwa keluarga semenda tidak mewaris.
PENGGOLONGAN AHLI WARIS

1. GOLONGAN PERTAMA : Anak atau keturunannya dan janda


atau duda yang hidup terlama
terlama;;
2. GOLONGAN KEDUA : Orang tua (bapak dan dan//atau ibu
ibu),
), saudara
(saudara
saudara)) atau keturunannya
keturunannya;;
3. GOLONGAN KETIGA : Nenek dan kakek atau leluhur lainnya di
dalam genus ke atas
atas;;
4. GOLONGAN KE- KE-EMPAT : Sanak keluarga di dalam garis ke
samping sampai tingkat ke 6.

Jika semua golongan ahli waris tidak ada


ada,, maka negara menjadi
waris dari harta warisan pewaris
pewaris..
AHLI WARIS : GOLONGAN I
(Pasal 852 BW)

• Seorang anak biarpun dari perkawinan yang berlain


berlain--lainan
lainan,,
atau waktu kelahiran
kelahiran,, laki atau perempuan
perempuan,, mendapat bagian
yang sama (mewaris kepala demi kepala
kepala);
);
• Anak
Anak--anak dari seorang anak (cucu
cucu)) kalau mewaris sebagai
pengganti dari ayah (ibu
(ibu)) mewaris pancang demi pancang
pancang..

Pancang ialah mewaris dari seorang yang berhak mewaris


mewaris,,
tetapi yang telah meninggal dunia lebih dahulu
dahulu..
CARA MEWARIS : GOL. I

1. Mewaris karena haknya


haknya,, dimana para ahli waris yang terter--
panggil untuk mewaris karena kedudukannya sendiri ber ber--
dasarkan hubungan darah antara ahli waris dan pewaris
pewaris..[Ps
[Ps..
852 ay
ay.. (2) BW]
 Mewaris kepala demi kepala
kepala..

2. Mewaris karena penggantian tempat


tempat,, dimana para ahli waris
yang merupakan (keturunan
keturunan))-keluarga sedarah dari pewaris
pewaris,,
yang muncul sebagai pengganti tempat orang lain, yang
seandainya tidak meninggal dunia lebih dahulu dari pewaris
pewaris,,
sedianya akan mewaris [Ps
[Ps.. 852 ay
ay.. (2) BW]
BW]..
 Mewaris pancang demi pancang
pancang..
AHLI WARIS : GOLONGAN II

Pasal 854 BW : Pewarisan golongan II terbuka jika ahli waris


golongan I tidak ada
ada,, maka yang berhak mewaris ialah BAPAK
DAN IBU dan SAUDARA.
BAPAK dan IBU, dapat :
1/3 bagian
bagian,, jika hanya ada 1 (satu
(satu)) saudara
saudara..
1/4 bagian
bagian,, jika ada lebih dari 1 (satu
(satu)) saudara
saudara..

Pasal 855 BW : Jika yang masih hidup hanya seorang bapak atau
seorang ibu
ibu,, maka bagiannya :
1/2 bagian
bagian,, jika ada 1 (satu
(satu)) saudara
saudara;;
1/3 bagian
bagian,, jika ada 2 (dua
(dua)) saudara
saudara;;
1/4 bagian
bagian,, jika ada lebih dari 2 (dua
(dua)) saudara
saudara..
LANJUTAN : GOLONGAN II

Pasal 856 BW : Jika bapak dan ibu telah tidak ada (meninggal
dunia)) , warisan bagian saudara (saudara
dunia saudara)).
Pasal 857 BW : Pembagian antara saudar adalah SAMA, kalau
mereka itu mempunyai bapak dan ibu yang sama sama..
Jika mereka itu berasal dari lain perkawinan (bapak sama tetapi
lain ibu
ibu,, atau ibu sama tetapi lain bapak
bapak),
), maka warisan dibagi
dua..
dua
Bagian yang ke ke--satu adalah bagian garis bapak
bapak,, dan bagian yang
ke--dua adalah bagian bagi garis ibu
ke ibu..
Saudara--saudara yang mempunyai bapak dan ibu yang sama men
Saudara men--
dapat bagian dari garis bapak dan garis ibu ibu..
Sedang saudara yang hanya sebapak atau seibu dapat bagian dari
bagian garis bapak atau garis ibu saja
saja..
AHLI WARIS : GOLONGAN III

Pasal 853 jo
jo.. Pasal 858 ayat (1) BW : Jika waris golongan I dan
golongan II tidak adaada,, maka warisan jatuh pada golongan III
dimana warisan dibelah (KLOVING) menjadi dua bagian
bagian..
Bagian I diperuntukkan keluarga sedarah garis bapak lurus ke ke--
atas,, sedang bagian II untuk keluarga sedarah garis ibu lurus ke
atas ke--
atas..
atas
Ahli waris yang terdekat derajatnya dalam garis lurus keatas
mendapat setengah warisan yang jatuh pada garisnya (pancernya
pancernya))
Jika derajatnya sama
sama,, maka waris itu pada tiap garis (pancer
pancer))
mendapat bagian yang sama (kepala demi kepala
kepala)).
Jika dalam 1 garis ada keluarga yang terdekat derajatnya
derajatnya,, maka
menutup keluarga dengan derajat yang lebih jauh
jauh..
LANJUTAN : GOLONGAN III

Maknanya : Dengan meninggalnya bapak bapak dan ibu maka


adalah wajar jika warisan itu jatuh pada orangorang--orang yang me
me--
nurunkan bapak dan ibu ibu..
Sebab itu
itu,, warisan dibelah jadi dua
dua,, satu bagian diberikan kepada
kakek dan nenek yang menurunkan bapak dan bagian yang lain
diberikan kepada kakek dan nenek yang menurunkan ibu ibu..
Jika kakek dan nenek tidak adaada,, maka warisan jatuh kepada orang
tuanya kakek dan nenek
nenek..
Dan jika yang tidak ada itu hanya kakek atau nenek
nenek,, maka bagian
jatuh pada garisnya
garisnya,, menjadi bagian yang masih hidup
hidup..
AHLI WARIS : GOLONGAN IV

Pasal 858 ayat (2) BW : Jika ahli waris golongan III tidak ada
ada,, maka
bagian yang jatuh pada tiap garis sebagaimana tersebut dalam
Pasal 853 dan Pasal 858 ayat (2) BW, warisan jatuh pada seorang
waris yang terdekat pada tiap garis
garis..
Jika ada beberapa orang ahli waris yang derajadnya sama sama,, maka
warisan dibagi
dibagi--bagi berdasarkan bagian yang sama
sama..

Pasal 861 BW : Di dalam garis menyimpang keluarga yang pertali


pertali--
an kekeluargaannya berada dalam satu derajad yang lebih tinggi
dari derajat ke 6 tidak mewaris
mewaris..
LANJUTAN : GOLONGAN IV

Jika terjadi sebagaimana tersebut diatas


diatas,, maka bagian yang jatuh
pada garis itu
itu,, menjadi haknya keluarga yang ada di dalam garis
yang lain, kalau orang ini mempunyai hak kekeluargaan dalam
derajad yang tidak melebihi derajat ke
ke--6.

Pasal 873 BW : Jika semua orang yang berhak mewaris tidak ada
lagi,, maka seluruh warisan dapat dituntut oleh anak luar kawin
lagi
yang diakui
diakui..

Pasal 832 ayat (2) BW : Jika semua ahli waris tidak ada lagi
lagi,, maka
seluruh warisan jatuh pada negara
negara..
Catatan:
• Yang diberi tanda (*) merupakan jawaban dari Tugas Kedua
• Sesiapa yang merasa menjawab tugas sesuai dengan penjabaran
dengan lengkap, maka mendapat nilai lebih (++++)
• Bagi yang menjawab kurang dari itu, derajat penilaian bergantung
pada isi jawaban
• Yang jawabannya tidak ada satupun sesuai penjabaran atau SALAH,
belajar lagi membaca SOAL baru cari tahu tentang jawabannya,
kalian mahasiswa bisa menggali informasi dan data dari buku,
jurnal, literatur bahkan informasi secara online
• Yang mengirimkan tugas tidak sesuai dengan perintah saya, belajar
lagi BAHASA INDONESIA baik membaca dan menulis
Belajar
Dalam Hukum Waris BW nanti
akan belajar tentang cara
pembagian dan pengurangan
angka menggunakan pecahan
Sekali lagi, yang belum bisa bahasa Indonesia baik
membaca atau menulis, belajar terlebih dahulu
Dan bagi yang belum atau tidak bisa berhitung, belajar
lagi
Contoh
Berapakah hasil 1 : 4?
Cara pengerjaannya
=1 x1
4
=1
4
• 1:2= 1x1 =1
2 2 2 4

• 1–1 = 2 - 1= 1
2 2 2 2
• 1 – ( 1 + 1) = 1 - 2 = 3 - 2 = 1
3 3 3 3 3 3
• 1 –1 = 4 - 1= 3
2 8 8 8 8
• Dalam penghitungan ini, kalian harus paham
dan menjabarkan cara pengerjaannya, tidak
bisa langsung memberikan jawaban karena
harus dipertanggungjawabkan
• Yang saya berikan baru contoh sederhana,
karena nanti akan belajar aplikasi
penghitungan waris BW, jika tugas sederhana
ini masih ada kesalahan, sebaiknya belajar lagi
sampai bisa

Anda mungkin juga menyukai