Hukum Waris:
I. Pengertian Ketentuan hukum yang mengatur peralihan harta kekayaan
serta akibat-akibatnya
Ahli Waris
2
1. Mewaris → adalah menggantikan hak dan
kewajiban seseorang yang meninggal.
Hak dan kewajiban dalam pewarisan adalah
“hanya hak dan kewajiban dibidang Hukum
Kekayaan saja”
Mengacu dalam KUHPerdata → hanya hak dan
kewajiban yang diatur dalam Buku II Tentang
Benda dan Buku III Tentang Perikatan.
Dengan demikian; berarti → hak dan kewajiban
yang diatur dalam Buku I Tentang Orang Tidak
Dapat Diwariskan.
3
PENGECUALIAN:
4
2. Harta Waris (Boedel) adalah kekayaan yang
berupa keseluruhan aktiva dan pasiva yang
ditinggalkan pewaris dan berpindah pada
sekalian ahli warisnya → menjadi milik bersama
(Boedel)
3. Pewaris adalah orang yang meninggal dunia
dengan meninggalkan “Harta Kekayaan”
4. Anggota keluarga Pewaris → adalah yang
menggantikan kedudukan Pewaris dibidang
Hukum Kekayaan akibat peninggalnya Pewaris
5. Hukum Waris → adalah hukum yang mengatur
mengenai berpindahnya kekayaan seseorang
pada ahli warisnya serta akibat-akibat
hukumnya.
5
1. Pasal 830 KUHPerdata pewarisan hanya
berlangsung “karena kematian”
2. Ahli waris harus hidup (pasal 836 KUHPerdata)
Pengecualian: pasal 2 KUHPerdata
3. Antara pewaris dan ahli waris ada hubungan
darah
4. Ahli waris patut mewaris (waardig)
Onwaardig (tidak patut mewaris),838 KUH Perdata
:
- Dipersalahkan membunuh/mencoba membunuh
pewaris
- Memfitnah pewaris, melakukan kejahatan yg ancaman
hukumannya 5 thn/lebih berat
- Dengan kekerasan mencegah atau perbuatan yg
mencegah pewaris menbuat/mencabut surat wasiat
- Menggelapkan, merusak, memalsukan surat wasiat
6
tidak mengenal kematian perdata
KUHPerdata
mengenal lembaga keadaan tidak hadir
orang yang hilang dapat dinyatakan
meninggal dengan persangkaan hakim
7
831 KUHPerdata
Malapetaka bersama
8
Contoh:
9
2. A mempunyai dua orang anak, B dan C.
A dan B meninggal bersama, C ahli waris A bersama D
dan E (anak-anak dari B) mendapat harta A.
C mendapat ½ HP, D dan E masing-masing mendapat ¼
bagian.
10
1. UNSUR INDIVIDUAL → Kebebasan yang dimiliki
seseorang terhadap hartanya → berhak untuk
membuat testament.
2. UNSUR SOSIAL → pembatasan terhadap
kebebasan pemilik harta untuk kepentingan
ahli waris terdekat → berkaitan dengan hak
mutlak yang dimiliki oleh ahli waris tertentu
yang tidak boleh kehilangan haknya sebagai
ahli waris.
11
1. Pada asasnya yang beralih hanya hak dan kewajiban
dalam bidang Hukum Kekayaan
2. Pasal 833 KUHPerdata “hak saisine” dengan
meninggalnya seseorang seketika hak dan kewajiban
Pewaris beralih pada Ahli Warisnya, dengan demikian
demi hukum Ahli Waris memperoleh kekayaan Pewaris
tanpa menuntut penyerahan.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas pasal 834
KUHPerdata → HERIDITATIS PETITIO → hak Ahli Waris
untuk menuntut khusus berkaitan dengan warisan.
Yang berhak untuk mengajukan HEREDITATIS PETITIO
adalah ahli waris satu – satunya yang berhak mewaris
berdasarkan testament berhak menuntut seluruh harta
warisan.
12
3. Yang berhak mewaris → pada dasarnya adalah
keluarga sedarah Pewaris (pasal 832 KUHPerdata) →
hak HEREDITATIS PETITIO untuk sebagian dari harta
peninggalan sebanding dengan apa yang menjadi
haknya.
4. Pasal 1066 KUHPerdata → harta warisan tidak boleh
dibiarkan dalam keadaan tidak terbagi.
5. Setiap orang termasuk bayi dalam kandungan cakap
mewaris → kecuali mereka yang dinyatakan tidak
patut mewaris (onwaardig)
13
SISTIMATIKA ILMU HUKUM SISTIMATIKA KUHPerdata
14
Alasannya:
16
Buku II : Tentang Benda
17
Berdasarkan
Mewaris Kedudukan sendiri
(uit Eigen Hoofde)
berdasarkan UU
(Ab-Intestato)
Berdasarkan
Penggantian
(Bij Plaatsvervulling)
Cara Mewaris
Berdasarkan
KUH Perdata
Erfstelling
Mewaris
berdasarkan Testament
(Ab-Testamento)
Legaat
19
Erfstelling, yang artinyapenunjukan
satu/beberapa orang menjadi ahli waris untuk
mendapatkan sebagian atau seluruh harta
peninggalan, sedangkan orang yang ditunjuk
dinamakan testamentair erfgenaam, yang
kemudian dicatat dalam surat wasiat
Legaat (hibah wasiat), adalah pemberian hak
kepada seseorang atas dasar testament/wasiat
yang khusus, orang yang menerima legat disebut
legataris7. Pemberian dalam wasiat tersebut
baru dapat dilaksanakan, setelah pemberi hibah
wasiat (pewaris) meninggal dunia
20
Manakah yang lebih didahulukan dan diutamakan,
ahli waris menurut undang-undang atau ahli
waris menurut surat wasiat. Dalam pelaksanaan
dari hukum waris perdata, ahli waris menurut
surat wasiat yang lebih diutamakan, dengan
pengecualian selama isi dan pembagian dalam
surat wasiat tidak bertentangan dengan undang-
undang. Pertimbangan hukumnya karena surat
wasiat merupakan “kehendak terakhir” dari si
pewaris terhadap harta warisannya, dengan
ketentuan tidak boleh merugikan bagian ahli
waris menurut undang-undang, karena ahli waris
menurut undang-undang memiliki Bagian
mutlak (legitime Portie), yang diatur dalam
Pasal 913 KUHPerdata yang sama sekali tidak bisa
dilanggar bagiannya.
21
A. Mewaris menurut UU (ab intestato) → adalah suatu pewarisan
dimana hubungan darah merupakan faktor penentu dalam
hubungan pewaris dan ahli waris.
22
Penggantian hanya karena “kematian”, orang yang menolak
warisan tidak dapat digantikan tempatnya sebagai ahli waris
→ pasal 846 KUH Perdata.
♣ Syarat Penggantian :
- Ditinjau dari pewaris → harus telah meninggal terlebih
dahulu dari ahli waris yang digantikan.
- Ditinjau dari ahli waris yang menggantikan :
(1). Harus keturunan yang sah dari yang digantikan
(2). Syarat – syarat pewarisan pada umumnya terpenuhi ;
a. hidup pada saat pewarisan terbuka
b. tidak dinyatakan onwaardig (tak patut mewaris)
☺Menurut penggantian tempat
Pasal 847 KUH Perdata →tidak seorangpun dapat bertindak
untuk orang yang masih hidup
23
Pasal 840 KUHPerdata mengatur dalam hal anak-anak
dari seseorang yang tidak patut mewaris
(onwaardigh), atas diri sendiri mempunyai panggilan
untuk menjadi ahli waris, maka tidaklah karena
kesalahan orang tua tadi dikecualikan pewarisan.
Misalnya : jika ada seorang pewaris meninggalkan
seorang anak, sementara dari anak tersebut lahir 3
orang cucu, maka dalam hal ini 3 orang cucu
tersebut bisa tampil sebagai ahli waris dalam
kedudukannya sendiri.
24
Pasal 841 KUHPerdata
Peggantian memberi hak kepada seorang yang
menggantikan, untuk bertindak sebagai pengganti dalam
segala hak orang yang digantikan.
Misalnya : jika ada seorang pewaris A meninggalkan 2 orang
anak, B dan C, dan dua orang cucu dari C, D dan E. jika C
meninggal terlebih dahulu dari A maka D dan E
menggantikan C. dalam hal ini semua hak-hak C
digantikan D dan E. dengan demikian D dan E mewaris
bersama B.
25
2. Pasal 842 KUH Perdata →penggantian dalam garis
lurus kebawah yang sah →terus tanpa batas
P
A B C
E D
F
D dan F →mewaris berdasarkan penggantian dalam
garis lurus kebawah
26
Pasal 843 KUHPerdata tidak ada penggantian terhadap
keluarga sedarah dalam garis menyimpang keatas.
Keluarga terdekat dalam dua garis
mengenyampingkan segala keluarga dalam
penderajatan yang lebih jauh.
Misalnya : A meninggalkan B ayah C ibu, disamping itu
ada pula D kakek A dari pihak bapak, serta E saudara
kakek dari pihak bapak.
D dan C meninggal terlebih dahulu dari A, dalam hal ini
E tidak dapat menggantikan B untuk mendapatkan
harta dari A. sebab tidak ada penggantian terhadap
saudara sedarah dalam garis menyimpang keatas.
Dengan demikian harta jatuh pada B.
27
Pasal 844 KUHPerdata dalam garis menyimpang
penggantian dibolehkan atas keuntungan sekalian
anak dan keturunan saudara laki2 dan perempuan
yang telah meninggal terlebih dahulu. Mereka
dapat mewaris bersama paman dan bibinya.
28
Penggantian dibolehkan, mewaris bersama-sama dengan
keturunan seorang anak yang telah meninggal terlebih
dahulu maupun dengan keturunan mereka mewaris bersama-
sama walaupun dalam derajat yang berbeda.
P
B A
D
E G C
F
B C
B,C dapat menggantikan A
C D E
30
Catatan : Anak Luar Kawin (A.L.K) yang diakui sah tidak
dapat menggantikan.
ALK
31
3. Pasal 845 KUH Perdata→Penggantian dalam garis
menyimpang bagi para keponakan yang bertalian
keluarga sedarah terdekat dengan pewaris,masih
ada anak-anak & keturunan dari paman & bibi.
B
P
C D
E F
32
Pasal 847 KUHPerdata tidak seorangpun diperbolehkan
bertindak untuk orang yang masih hidup sebagai
penggantinya.
Misalnya : A meninggal dunia mempunyai 2 orang anak B
dan C, sementara C memiliki 2 orang anak D dan E.
D dan E tidak dapat menggantikan C, sekalipun C
dinyatakan onwaardig.
33
Pasal 848 KUHPerdata seorang anak yang menggantikan
orang tuanya, memperoleh haknya itu tidaklah dari
orang tua tadi, bahkan bolehlah terjadi seorang
mengganti orang lain yang telah menolak warisan.
Contoh : A meninggal dunia, meninggalkan 2 orang
anak B dan C, C meninggal terlebih dahulu dari A, D
anak C menggantikan kedudukan D sebagai ahli
waris, jika C onwaardig D tetap dapat menggantikan
C untuk menerima warisan dari A.
34
Mewaris berdasarkan Undang-undang atas dasar kedudukan sendiri
35
1. Golongan Pertama
A B Ahli waris adalah B dan C
C
D D tidak mewaris
A
B
C D E mewaris menggantikan D
E
36
Asas persamaan→pasal 852 KUH Perdata, anak-anak yang lahir
dari perkawinan yang berbeda mempunyai hak yang sama.
B P A
C D E
37
2. Golongan kedua →pasal 854 ayat (1) KUH Perdata
A B
C D
Pembagian diatur dalam pasal 854,857,859 KUH Perdata
38
Dalam hal terdapat saudara-saudara dari lain-lain
perkawinan maka warisan dibagi 2 bagian.
½ HP ½
HP
A B C D E F
39
3. Golongan III (pasal 853 KUH Perdata)
A B C D
E F G H
P
40
4. Golongan IV→pasal 858 KUH Perdata →harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Akibat pembelahan maka warisan dianggap
sebagai pewarisan yg berdiri sendiri
b.Masing-masing garis mewaris per-kepala
c.Tidak dikenal penggantian tempat
41
Hak waris aktif anak luar kawin (A.L.K) :
1. Mewaris bersama golongan I →pasal 863 KUH Perdata
2. Mewaris bersama golongan II dan III→pasal 863 KUH Perdata
Anak luar kawin mendapat bagian ½ H.W sisanya dibagikan
pada ahli waris lainnya.
3. Mewaris bersama golongan IV →bagian yg diperoleh ¾ H.W
4. Anak Luar Kawin yg diakui sebagai ahli waris(A.W) →satu-
satunya →pasal 865 KUH Perdata →seluruh warta
42