Anda di halaman 1dari 9

GOLONGAN PENDUDUK, BERLAKUNYA

HUKUM PERDATA, DAN PENUNDUKAN


DIRI
MATA KULIAH HUKUM PERDATA

Jakarta 2014
Integritas
Integritas

Profesionalisme
Profesionalisme

Sinergi
Sinergi

Pelayanan
Pelayanan

Kesempurnaan
Kesempurnaan

GOLONGAN PENDUDUK
Berdasarkan Pasal 161 I.S. (Indsicehe Staatsregeling adalah
peraturan dasar, semacam UUD) penduduk Indonesia dibagi
menjadi:
a. Golongan Eropa yang terdiri atas:
1)
2)
3)
4)
5)

Semua orang Belanda;


Semua orang eropa lainnya;
Semua orang Jepang;
Semua orang dari negara lain yang negaranya tunduk pada hukum yang
sama seperti Belanda.
Anak sah atau diakui menurut undang-undang, dan anak tersebut
keturunan dari semua orang eropa lainnya atau orang jepang yang
lahir di Indonesia.

b. Golongan Bumiputera yang terdiri atas:


1)

Semua rakyat Indonesia asli yang tidak beralih masuk golongan lain;
dan

2)

Mereka yang semula masuk golongan lain namun membaurkan dirinya


dengan rakyat Indonesia asli.

c. Golongan Timur Asing, semua orang yang bukan golongan eropa dan
golongan bumiputera.

Integritas
Integritas

Profesionalisme
Profesionalisme

Sinergi
Sinergi

Pelayanan
Pelayanan

Kesempurnaan
Kesempurnaan

BERLAKUNYA HUKUM PERDATA


1. Berdasarkan Pasal 131 I.S. (Indsicehe Staatsregeling adalah
peraturan dasar, semacam UUD) dan Asas Konkordansi pada
tanggal 1 Mei 1848, B.W. Dan W.v.K diberlakukan di Indonesia dengan
ketentuan:
a. Bagi orang-orang eropa berlaku hukum perdata di negeri
Belanda;
b. Bagi orang-orang golongan lain berlaku hukum adatnya masingmasing; dan
c. Apabila kepentingan umum dan kepentingan sosial mereka
menghendaki, hukum perdata untuk golongan eropa dapat
dinyatakan berlaku bagi mereka (golongan timur asing dan
golongan bumiputera), baik seutuhnya maupun dengan
perubahan-perubahan, dan juga diperbolehkan membuat suatu
peraturan baru bersama.
2. Berdasarkan Stb. 1855 Nomor 79, Belanda memperluas berlakunya
hukum perdata eropa bagi orang-orang golongan timur asing, kecuali
hukum keluarga dan waris.
Integritas
Integritas

Profesionalisme
Profesionalisme

Sinergi
Sinergi

Pelayanan
Pelayanan

Kesempurnaan
Kesempurnaan

BERLAKUNYA HUKUM PERDATA


3. Berdasarkan Stb. 1917 Nomor 12, Golongan Bumiputera tetap
dibiarkan menggunakan hukum adat, namun diberikan kesempatan
untuk menggunakan B.W. Dan W.v.K dengan cara penundukan diri
secara sukarela.
4. Berdasarkan Stb. 1917 Nomor 129, golongan timur asing dibedakan
menjadi 2:
a. Timur Asing Tionghoa berlaku semua hukum perdata eropa,
kecuali mengenai burgelijk stand (catatan sipil) dan adopsi.
b. Timur Asing bukan Tionghoa (Arab, India, dan Pakistan)
berlaku hukum perdata barat, kecuali hukum keluarga dan
hukum waris.
5. Berdasarkan Stb. 1924 Nomor 1924, Timur Asing bukan Tionghoa
berlaku hukum perdata barat, kecuali hukum keluarga dan hukum
waris namun dalam pembuatan wasiat (testament) harus
menggunakan hukum perdata eropa.

Integritas
Integritas

Profesionalisme
Profesionalisme

Sinergi
Sinergi

Pelayanan
Pelayanan

Kesempurnaan
Kesempurnaan

PENUNDUKAN DIRI DALAM HUKUM PERDATA


(Stb. 1817 Nomor 12)
1. Penundukan pada seluruh hukum perdata eropa.
2. Penundukan pada sebagian hukum perdata eropa
(misal hanya pada hukum kekayaan harta benda).
3. Penundukan mengenai suatu perbuatan hukum
tertentu.
4. Penundukan secara diam-diam, jika golongan
bumiputera melakukan perbuatan hukum yang
tidak dikenal dalam hukumnya sendiri, maka
dianggap diam-diam menundukan dirinya pada
hukum eropa (wesel).

WNI DAN PENDUDUK


MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA SAAT INI
Dasar Hukum:
1. Pasal 26 UUD NRI Tahun 1945.
2. UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
3. Pasal 106 UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 24 Tahun 2013, mencabut
dan menyatakan tidak berlaku:
a.
b.

c.

d.

e.

f.

Buku Kesatu Bab Kedua Bagian Kedua dan Bab Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek voor Indonesie, Staatsblad 1847:23);
Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Eropa (Reglement op het Holden der Registers
van den Burgerlijken Stand vor Europeanen, Staatsblad 1849:25 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Staatsblad 1946:136);
Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Cina (Bepalingen vo Geheel Indonesie
Betreffende het Burgerlijken Handelsrecht van de Chinezean, Staatsblad 1917:129 jo.
Staatsblad 1939:288 sebagaimana diubah terakhir dengan Staatsblad 1946:136);
Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Indonesia (Reglement op het Holden van de
Registers van den Burgerlijeken Stand Door Eenigle Groepen v.d nit tot de Onderhoringer
van een Zelfbestuur, behoorende Ind. Bevolking van Java en Madura,Staatsblad 1920:751
jo. Staatsblad 1927:564);
Peraturan Pencatatan Sipil untuk Golongan Kristen Indonesia (Huwelijksordonantie voor
Christenen Indonesiers Java, Minahasa en Amboiena, Staatsblad 1933:74 jo. Staatsblad
1936:607 sebagaimana diubah terakhir dengan Staatsblad 1939:288);
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1961 tentang Perubahan Atau Penambahan Nama Keluarga
(Lembaran Negara RI Tahun 1961 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2154).

WNI DAN PENDUDUK


MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA SAAT INI
1.WNI (Pasal 26 UUD NRI Tahun 1945), ialah:
a.
orang-orang bangsa Indonesia asli; dan
b.
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2.Penjelasan lebih lanjut atas WNI, adalah sebagai berikut (Pasal 4 UU 12 Tahun 2006):
a.
b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.

i.
j.
k.
l.

m.

setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah
Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-undang ini berlaku sudah menjadi WNI;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu WNI;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut;
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya WNI;
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI;
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan
ibunya;
anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya;
anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan;
anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah
dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Integritas
Integritas

Profesionalisme
Profesionalisme

Sinergi
Sinergi

Pelayanan
Pelayanan

Kesempurnaan
Kesempurnaan

WNI DAN PENDUDUK


MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA SAAT INI
3. Yang juga termasuk WNI (Pasal 5 UU 12 Tahun 2006),
adalah:
a. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah,
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau
belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai
WNI.
b. Anak WNI yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh warga
negara asing berdasarkan penetapan pengadilan
tetap diakui sebagai WNI.
4. Penduduk ialah WNI dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia diatur dalam UU Nomor 23
Tahun 2006 jo. UU Nomor 24 Tahun 2013.
Integritas
Integritas

Profesionalisme
Profesionalisme

Sinergi
Sinergi

Pelayanan
Pelayanan

Kesempurnaan
Kesempurnaan

TERIM
A

KASIH

Anda mungkin juga menyukai