Anda di halaman 1dari 20

Oleh :

NURHENDRO PUTRANTO,SH.M.Hum
VISI
 “Memberikan perlindungan /
terayominya Hak Asasi
Manusia, khususnya yang
oleh hukum dan penetapan
pengadilan dianggap tidak
cakap bertindak di bidang
hak milik”.
MISI
 ’’Mewakili dan mengurus
kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan
hakim tidak dapat menjalankan
sendiri kepentingannya,
berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.”
WILAYAH KERJA BHP

 Berdasarkan Pasal 40 Instruksi Balai-Balai Harta


Peninggalan di Indonesia Stbl. 1872 No. 166 terdapat 5
BHP yang wilayah Kerjanya meliputi :

 Balai Harta Peninggalan Jakarta wilayah kerjanya


meliputi 8 (delapan) propinsi yaitu : Wilayah DKI Jakarta,
Jawa Barat, Banten, Lampung, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, Jambi dan Kalimantan Barat ;

 Balai Harta Peninggalan Surabaya wilayah kerjanya


meliputi 5 (lima) wilayah yaitu : Jawa Timur, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara (pemekaran dari Kalimantan Tengah) ;
Lanjutan
 Balai Harta Peninggalan Semarang wilayah kerjanya
meliputi 2 (dua) wilayah yaitu : Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Jogyakarta ;

 Balai Harta Peninggalan Medan wilayah kerjanya


meliputi 6 (enam) wilayah yaitu : Sumatera Utara, Nangroe
Aceh Darussallam, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat,
dan Bengkulu ;

 Balai Harta Peningggalan Makassar wilayah kerjanya


meliputi 12 (dua belas) wilayah yaitu : Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Papua Barat, Nusa
Tenggara Timur, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara.
PENJABARAN TUGAS BHP
BHP melaksanakan tugas sebagai berikut :
1.Sebagai Pengampu atas anak yang masih dalam
kandungan
(Ps. 348 KUHPerdata jo. Ps. 45 Instruksi untuk Balai
Harta Peninggalan di Indonesia);
1.Pengurus atas diri pribadi dan harta anak-anak yang
masih belum dewasa selama bagi mereka belum diangkat
seorang wali / sebagai Wali Sementara (Ps. 359 ayat
terakhir KUHPerdata jo. Ps. 55 Instruksi untuk Balai
Harta Peninggalan di Indonesia);
2.Sebagai wali pengawas
(Ps. 366 KUHPerdata jo Ps 47 Instruksi Untuk Balai Harta
Peninggalan di Indonesia);
Lanjutan........................................
4. Mewakili kepentingan anak-anak belum dewasa dalam
hal adanya pertentangan dengan kepentingan si wali
(Ps. 370 ayat terakhir KUHPerdata jo Ps 25a
Reglement voor Het Collegie van Boedelmeesteren) ;
5. Melakukan pekerjaan Dewan Perwalian
(Besluit van den Gouverneur Generaal tanggal 25 Juli
1927 No. 8 stb. 1927-382) ;
6. Mengurus harta anak-anak belum dewasa dalam hal
pengurusan itu dicabut dari wali mereka
(Pasal 388 KUHPerdata) ;
7. Pengampu pengawas dalam hal adanya orang-orang
yang dinyatakan berada di bawah pengampuan
(Pasal 449 KUHPerdata) ;
Lanjutan.....................................
8. Mengurus harta kekayaan dan kepentingan orang yang
dinyatakan tidak hadir (afwezig)
(Ps. 463 KUHPerdata jo Ps. 61 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di
Indonesia);
9. Mengurus atas harta peninggalan yang tidak ada kuasanya
(Ps. 1126, 1127, 1128 dan seterusnya KUHPerdata) ;
10. Mendaftar dan membuka surat-surat Wasiat
(Ps. 41 dan Ps 42 OV dan Ps 937, 942 KUHPerdata) ;
11. Melakukan pemecahan dan pembagian waris
(Pasal 1071 KUHPerdata) ;
8. Melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit selaku
Kurator
(Ps. 70 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang) ;
Lanjutan..................................
13.Membuat surat keterangan waris bagi golongan
Timur Asing selain Cina
(Pasal 14 ayat 1 Instructie voor de Gouvernements
Landmeters in Indonesie en als zoodanig
fungeerende personen (Instruksi Bagi Para Pejabat
Pendaftaran Tanah di Indonesia Dan Mereka Yang
Bertindak Sedemikian) Stbl. 1916 No. 517 jo. Surat
Menteri Dalam Negeri cq. Kepala Direktorat
Pendaftaran Tanah Direktorat Jenderal Agraria
Departemen Dalam Negeri tanggal 20 Desember
1969 Nomor: Dpt/12/63/12/69 jo. Peraturan
Menteri Negara /Kepala BPN No. 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran tanah) ;
Lanjutan......................................
14. Melakukan pengelolaan dan pengembangan Uang Pihak
Ketiga Balai Harta Peninggalan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehakiman
(Vereeniging tot Eene Massa van de Kassen der Weeskamers
en der Boedelkamers en Regeling van het Beheer Dier
Kassen (Penyatuan Masa dari Kas-Kas Balai Harta
Peninggalan dan Balai Budel, dan Peraturan tentang
Pengurusan Kas-kas itu) Stb. 1897 No. 231);
15. Melakukan penerimaan dan pengelolaan hasil Transfer
Dana dari Bank
(Pasal 37 ayat (3) UU No. 3 Tahun 2011 jo. Pasal 17 ayat (4)
dan (5), Pasal 18 Peraturan Bank Indonesia No.
14/23/PBI/2012) ;
16. Melakukan penerimaan dan pengelolaan Dana Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Pasal 22 ayat (3a) dan Pasal 26 ayat (5) PP No. 53 Tahun 2012
jo. Peraturan Menkumham No. 13 Tahun 2013) ;
4 KLASIFIKASI TUGAS BHP
1. Pengampu bagi yang tidak cakap bertindak di bidang hak milik
(Anak Bawah Umur dan Pengampuan) ;
2. Pengelola Uang Pihak Ketiga / “harta tak bertuan”
(OTH/Afwezigheid, HTK/Onbeheerde, Transfer Dana,
Jamsostek) ;
3. “Perlindungan” Hak Waris (membuat Surat Keterangan Hak
Mewaris, mendaftar wasiat yang sdh terbuka, membuka wasiat
tertutup, pemecahan pembagian waris/boedelscheiding);
4. Bidang kepailitan (Kurator Negara, Pengurus PKPU, Likwidator
PT) ;
WALI PENGAWAS
(Ps.366 KUH Perdata)
 Dasar Perwalian :
1. Menurut Hukum (demi hukum)
2. Diangkat Pengadilan
3. Wasiat
 Sumber data Perwalian :
1. Kantor Catatan Sipil
2. Pengadilan Negeri
3. Notaris
WALI PENGAWAS /
PERWALIAN
 Sumber data Perwalian dari Kantor Catatan
Sipil :
 Laporan Kematian
Stbl. 1917 No. 130 jo. Stbl. 1919 No. 81 jo. Ps 360 BW ;
 Laporan Kelahiran anak luar nikah
Stbl. 1917 No. 130 jo. Stbl. 1919 No. 81 ;
 Laporan perkawinan kedua dan seterusnya
Pasal 60 ayat terakhir KUH Perdata ;
 Laporan Pengakuan anak
Stbl. 1917 No. 130 jo. Stbl. 1919 No. 81 ;
 Laporan Perceraian
Stbl. 1917 No. 130 jo. Stbl. 1919 No. 81.
SUMBER DATA DARI
CATATAN SIPIL
 Pasal 418a KUH Perdata :
 Kepala Daerah dan Pegawai Catatan Sipil wajib
sedapat mungkin memberikan keterangan-
keterangan dengan cuma-cuma kepada BHP dan
dewan perwalian, dan dengan cuma-cuma pula
memberikan semua salinan dan petikan dari
daftar-daftar yang diminta oleh majelis tersebut
untuk kepentingan tugas yang harus mereka
lakukan; salinan dan petikan yang diberikan itu
bebas dari meterai.
SUMBER DATA DARI
PENGADILAN NEGERI

 Pasal 366 KUH Perdata :


 Dalam setiap perwalian yang diperintahkan di
Indonesia, BHP ditugaskan sebagai wali
pengawas ;

 Pasal 369 KUH Perdata :


 ....bila perwalian diperintahkan oleh Hakim,
Panitera Pengadilan Negeri ybs harus segera
memberitahukan secara tertulis adanya
pengangkatan itu kepada BHP.............dst.
................ SUMBER DATA
DARI PENGADILAN
 Pasal 362 KUH Perdata :
 Wali wajib mengangkat sumpah di hadapan BHP ;
 Atau sumpah boleh diangkat dihadapan PN dan
harus dibuatkan berita acara sumpah.
 Pasal 418 KUH Perdata :
 BHP dan dewan perwalian tidak boleh
dikesampingkan dari segala campur tangan yang
diperintahkan kepada mereka menurut ketentuan
undang-undang. Segala perbuatan dan perjanjian
yang bertentangan dengan ketentuan di atas
adalah batal dan tidak berharga.
PENGAMPU PENGAWAS
(Ps. 449 ayat 3 KUH Perdata)
 Dasar Pengampuan :
•diangkat Pengadilan, dng putusan atau penetapan
(Ps. 444 KUH Perdata) ;

 Sebab pengampuan :
1.Dungu, gila, mata gelap, boros (Ps. 433 KUH Perdata) ;
2.Lemah akal pikiran, tidak cakap mengurus kepentingannya
sendiri (Ps. 434 ayat 3 KUH Perdata) ;
3.Stroke, pikun, linglung (perkembangan sekarang) ;

 Pemohon pengampuan :
1.Keluarga sedarah (Ps. 434 ayat 1 & 2 KUH Perdata);
2.Diri sendiri (Ps. 434 ayat 3 KUH Perdata) ;
3.Jawatan Kejaksaan (Ps. 435 KUH Perdata) ;
SUMBER DATA PENGAMPU
PENGAWAS
 Pasal 449 KUH Perdata :
Bila keputusan tentang pengampuan telah
mendapatkan kekuatan hukum yang pasti,
maka oleh Pengadilan Negeri diangkat seorang
pengampu. Pengangkatan itu segera
diberitahukan kepada Balai Harta Peninggalan.
Pengampuan pengawas diperintahkan kepada
Balai Harta Peninggalan.
SUMBER DATA PENGAMPU
PENGAWAS
 Pasal 452 KUH Perdata :
Orang yang ditempatkan di bawah
pengampuan berkedudukan sama dengan anak
yang belum dewasa ;
Ketentuan ttg perwalian berlaku pula terhadap
pengampuan yaitu :
 Pasal 331 sd. 344 BW ;
 Pasal 362, 367, 369 sd. 388, 391 BW ;
 Bagian 11, 12, dan 13 Bab XV.

Anda mungkin juga menyukai