Anda di halaman 1dari 57

HUKUM WARIS PERDATA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


GENTUR CAHYO SETIONO, SH.,MH
KADIRI
PENDAHULUAN

HUKUM :
- Hukum Privat
- Hukum Publik
• Hukum :
- Hukum privat (sipil) : Hukum perdata
Hukum dagang
- Hukum publik (negara) : Hukum pidana
HTN
HAN
• Hukum waris perdata merupakan bagian dari
hukum perdata yang merupakan ranah hukum
privat.
HUKUM PERDATA

SISTEM KAEDAH HUKUM YANG MENGATUR


HUBUNGAN ANTAR PRIBADI DIDALAM
MEMENUHI KEPENTINGAN –
KEPENTINGANNYA.
MENURUT W.L.G. LEMAIRE (1952)
STRUKTUR HUKUM PERDATA
ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1. KAIDAH-KAIDAH HUKUM TENTANG PRIBADI KODRATI, HAK DAN


KEWAJIBAN-KEWAJIBANNYA DLM HUBUNGAN HUKUM (HUKUM PRIBADI)

2. KAIDAH – KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR HUBUNGAN KEKERABATAN


(HUKUM KELUARGA)
3. KAIDAH-KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
KEBENDAAN, EKONOMI DARI PRIBADI KODRATI (HUKUM HARTA
KEKAYAAN)
4. KAIDAH-KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR MASALAH-MASALAH WARISAN
HUKUM WARISAN
• KUHPerdata terdiri dari empat buku :
1. Buku I tentang orang / Van Personrecht
2. Buku II tentang benda / Van Zaken
3. Buku III tentang Perikatan / Van Verbintenessenrecht
4. Buku IV tentang pembuktian dan daluarsa / Van Bewijs en Verjaring
1

•Dalam sistematika KUHPerdata


hukum waris diatur dalam buku
ke II tentang Benda
Alasannya:

Subjeknya → dalam kaitan mewaris berdasarkan undang-


undang → “harus ada hubungan darah” antara Pewaris
dengan Ahli Waris; dalam hal ini berkaitan dengan Hukum
Keluarga

Objeknya → benda yang diwariskan dapat berupa aktiva


maupun pasiva yang tentu saja berhubungan dengan pihak
ketiga dalam kedudukan sebagai debitur maupun kreditur →
hal ini berkaitan dengan Hukum Perikatan

Dengan demikian para ahli hukum berpendapat: “ Hukum


Waris diatur dalam kitab tersendiri ” 10
DASAR HUKUM

• Pasal 854 KUHPerdata :


• “hak milik atas suatu kebendaan tidak dapat diperoleh dengan
cara lain,melainkan dengan pemilikan, karena perikatan;karena
daluwarsa; karena pewarisan, baik menurut undang-undang,
maupun surat wasiat…”
SISTEM KEWARISAN
• MASA PENJAJAHAN HINDIA BELANDA
• GOLONGAN PENDUDUK BERDASAR PASAL 131 jo Pasal 163 INDISCHE
STRAATSREGELING:
1. GOLONGAN Eropa berlaku hukum perdata (bw) dan hukum dagang.
2. Golongan timur asing berlaku hukum adat masing masing.
3. Golongan bumi putra berlaku hukum agama, lembaga rakyat dan kebiasaan
penduduk.
• Dengan adanya penggolongan penduduk mengakibatkan system
hukum waris di Indonesia beraneka ragam
1. Sistem Hukum waris perdata yang tertuang dalam KUHPerdata/
BW (BURGERLIJK WETBOEK)
2. Sistem hukum waris adat, beraneka ragam system : system
matrilineal, system patrilineal, system parental/bilateral.
3. Sistem hukum waris islam
• Lebih lanjut terdapat aturan dalam staatblad 1917 no. 12 jo staatblad
1924 no 557 tentang penundukan diri terhadap hukum eropa, maka
bw berlaku bagi :
1. orang-orang eropa dan mereka yang dipersasmakan;
2. Orang timur asing tionghoa
3. Orang asing lainnya dan orang-orang Indonesia.
PLURALISME HK WARIS
• Bagi orang Ind. Asli pd pokoknya berlaku Hukum Adat.
• Bagi orang-orang Ind. yang beragama Islam diberbagai daerah
ada pegaruh yg nyata dari Peraturan Pewarisan Islam.
• Bagi orang-orang Arab pada umumnya berlaku seluruh Hukum
Waris Islam.
• Bagi orang Cina dan Eropa (keturunan) berlaku Hukum Waris
dalam KUH. Perdata.
Hukum Waris:
I. Pengertian Ketentuan hukum yang mengatur peralihan harta kekayaan
serta akibat-akibatnya

II. Prinsip Pewarisan Hanya hak dan kewajiban dalam lapangan


hukum kekayaan yang dapat diwariskan

Hukum Waris
Perdata Barat

Buku ke II KUHPerdata: pasal 528


III. Penempatan Hukum/
pasal 584
Pengaturan Waris

Reaksi para ahli hukum:


•Aspek Hukum Keluarga
•Aspek Hukum Perikatan
Pewaris

IV. Subjek Hukum Waris


16
Ahli Waris
PENGATURAN HUKUM WARIS DALAM
KUHPERDATA
Buku II : Tentang Benda

Bab XII s/d Bab XVIII


Bab XII : Tentang Pewarisan Karena Kematian
Bab XIII : Tentang Surat Wasiat
Bab XIV : Tentang Pelaksanaan Wasiat Dan Pengurusan Harta Peninggalan
Bab XV: Tentang Hak Memikir Dan Hak Istimewa Untuk Mengadakan Pendaftaran Harta
Peninggalan
Bab XVI : Tentang Menerima Dan Menolak Warisan
Bab XVII : Tentang Pemisahan Harta Peninggalan
Bab XVIII : Tentang Harta Peninggalan Tidak Terurus 17
PENGERTIAN
• HUKUM WARIS : adalah aturan hukum yang mengatur mengenai
akibat hukum dari matinya seseorang terhadap kekayaan yang
ditinggalkan- nya, yaitu mengatur bagaimanakah kekayaan tersebut akan
berpindah kepada orang2 yang berhak menerimanya.
• Juga diatur mengenai akibat hukum dari perpindahan tersebut baik dlm
hubungan diantara mereka maupun dlm hub dg pihak III.
UNSUR–UNSUR PEWARISAN

• Pewaris : orang yg mati dan meninggalkan warisan.


• Ahliwaris : orang yg menggantikan kedudukan pewaris atas harta warisan.
• Harta warisan : komplek kekayaan yg berupa aktiva dan pasiva si pewaris yang
berpindah kepada ahli waris.
PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM HUKUM
KEWARISAN

1. Mewaris →adalah menggantikan hak dan kewajiban seseorang


yang meninggal.
Hak dan kewajiban dalam pewarisan adalah “hanya hak dan
kewajiban dibidang Hukum Kekayaan saja”
Mengacu dalam KUHPerdata → hanya hak dan kewajiban yang
diatur dalam Buku II Tentang Benda dan Buku III Tentang
Perikatan.
Dengan demikian; berarti → hak dan kewajiban yang diatur dalam
Buku I Tentang Orang Tidak Dapat Diwariskan.
20
2. Harta Waris (Boedel) adalah kekayaan yang berupa keseluruhan
aktiva dan pasiva yang ditinggalkan pewaris dan berpindah pada
sekalian ahli warisnya → menjadi milik bersama (Boedel)
3. Pewaris adalah orang yang meninggal dunia dengan meninggalkan
“Harta Kekayaan”
4. Anggota keluarga Pewaris → adalah yang menggantikan
kedudukan Pewaris dibidang Hukum Kekayaan akibat
peninggalnya Pewaris.
5. Hukum Waris → adalah hukum yang mengatur mengenai
berpindahnya kekayaan seseorang pada ahli warisnya serta akibat-
akibat hukumnya.
SUBJEK HUKUM WARIS
Pewaris :
 Meninggal
 Diduga meninggal dengan meninggalkan harta

Ahli waris :
Sudah lahir pada saat warisan terbuka/hidup pada saat meninggalnya pewaris, 836 KUHPerdata

Pengecualian : pasal 2 KUH Perdata, anak dalam kandungan Ibu,

Syarat : 1. Sudah dibenihkan

2. Dilahirkan hidup

3. Ada kepentingan menghendaki → Warisan

ISYARAT PEWARISAN
Pewaris meninggal meninggalkan harta
Antara pewaris dan ahli waris harus ada hubungan darah (untuk mewaris berdasarkan UU)
Ahli waris harus patut mewaris →onwaardig (pasal 838 KUHPerdata)
MENINGGAL BERSAMA-SAMA ANTARA PEWARIS DAN AHLI WARIS
Pasal 831 KUHPerdata: malapetaka yang sama;
Jika tidak diketahui siapa yang meninggal terlebih dahulu → tidak saling
mewaris
Harus dibuktikan: selisih 1 detik dianggap tidak meninggal bersama-sama.
• Ketika A dan B (keluarga sedarah) karena suatu keadaan seperti bencana alam atau
kecelakaan dan tidak diketahui siapa yang meninggal terlebih dahulu maka mereka
A dan B DIANGGAP MENINGGAL pada saat yang sama. Hal tersebut
membawa akibat diantara keduanya tidak saling mewaris.
PERWARISAN :
• Ditunjuk Undang-undang : pewarisan ab-intestate – ahli waris ab
intestaat;
• Kehendak pewaris (testament) – pewarisan ad testament – ahliwaris
testamentair.
• PASAL 874 KUHPerdata; segala harta peninggalan yang meninggal
dunia adalah milik ahli warisnya menurut uu, sejauh mengenai hal itu
dia belum mengadakan ketetapan yang sah.
• anvullend recht
• Ahli waris dibagi
dalam golongan-golongan dan golongan yang lebih
dekat dengan pewaris menutup golongan orang yang lebih jauh
• Asas diri pewaris : pasal 830 KUHPerdata; warisan baru ada Ketika ada
orang yang meninggal, Kecuali ket pasal 467 dan 470.
• Asas diri ahli waris : pasal 836 dan pasal 899 KUHPerdata; ahli waris harus
sudah lahir pada saat warisan terbuka.
• Ketika warisan terbuka ahli waris harus sudah ada dan masih ada;
pengcualian pasal 2 KUHPerdata.
• Pasal 832 KUHPerdata: menurut undang-undang yang berhak untuk menjadi
ahli waris adalah para keluarga sedarah baik sah maupun luar kawin dan
suami atau isteri yang hidup terlama.
• Anak adopsi
HAK ANAK LUAR KAWIN (ALK)

• Bersama AW GOL I = 1/3 seandainya dia anak sah


• Bersama AW GOL II = ½ warisan
• Bersama AW GOL III ½ warisan
• Bersama AW GOL IV = ¾ warisan
CONTOH SOAL
• P meninggal meninggalkan seorang isteri (A), 2 orang anak sah (B dan D),
satu orang anak adopsi E dan satu orang anak luar kawin yang diakui X dan
meninggalkan total harta kekayaan sebesar Rp. 1,-. Berapa bagian masing-
masing.
• P meninggal meninggalkan 2 orang anak sah (B,C) dan satu orang anak luar
kawin yang diakui (X) dan meninggalkan total boedel waris sebesar Rp. ½ ,-.
Berapa bagian masing-masing.
• Adi menikah dengan Sonya(1999) melahirkan dua anak wanita astri (2002)
dan dewi (2005) sebelum menikah mereka melahirkan yuli yang diakui
secara sah. Pada tahun 2008 mereka mengangkat anak laki-laki Bernama
yanto. Andi dan sonya bercerai pada tahun 2015 lima tahun setelah
perceraian tersebut Adi meninggal dunia dengan meninggalkan boedel waris
Rp. 60.000.000,- siapa ahli waris dan bagian masing-masing!
Onwaardig (tidak patut mewaris),838 KUHperdata:
- Telah dihukum karena dipersalahkan membunuh/mencoba
membunuh pewaris
- Mereka yang dengan putusan hakim pernah dipersalahkan
memfitnah pewaris, melakukan kejahatan yg ancaman
hukumannya 5 thn/lebih berat
- Dengan kekerasan mencegah atau perbuatan yg mencegah
pewaris menbuat/mencabut surat wasiat
- Menggelapkan, merusak, memalsukan surat wasiat
Akibat : 1059 KUHPerdata; warisan yang sedianya menjadi bagian
si tidak patut, jatuh pada orang-orang terpanggil untuk mewaris
Bersama-sama atau sesudah si tidak patut.

31
LEGITIME PORTIE
Legitime portie (bagian mutlak) adalah suatu bagian dari harta warisan
yang harus diberikan pada para ahli waris dalam garis lurus, baik garis
lurus kebawah maupun keatas, dan terhadap bagian tersebut pewaris
dilarang menetapkan sesuatu.
Besar legitieme portie :
- 1 orang anak sah LP = 1/2 dari bagian sebenarnya.
- 2 orang anak sah LP= 2/3 dari bagian sebenarnya.
- 3/ lebih anak sah LP = 3/4 dari bagian sebenarnya.
- Garis keatas LP = 1/2 dari bagian sebenarnya.
- Anak Luar kawin LP = 1/2 dari bagian sebenarnya.
32
PEWARISAN AB-INTESTATO

•Mewaris berdasar haknya sendiri- uit eigen hoofed


•Mewaris berdasarkan penggantian tempat - bij
plaatsvervulling
MEWARIS BERDASARKAN HAKNYA SENDIRI

• Pasal 852 ayat (2); mereka yang terpanggil mewaris berdasar haknya sendiri
mewaris kepala demi kepala, sedang mereka yang mewaris berdasar
penggantian tempat mewaris pancang demi pancang.
• Mewaris dengan haknya sendiri; bahwa orang tersebut mewaris karena
kedudukan tertentu dalam susunan keluarga si pewaris.
MEWARIS BERDASARKAN PENGGANTIAN
TEMPAT

• Ahli waris adl kel sedarah baik sah/LK dan suami/istri yg hidup terlama
• Ahli waris harus sudah ada dan masih ada Ketika warisan terbuka (Ps.836)
• Golongan AW yang lebih dekat mengenyampingkan golongan yang lebih
jauh dan Keluarga yang lebih dekat menutup keluarga yang lebih jauh.
• Pasal 841 KUHPerdata; penggantian tempat memberikan hak pada yang
mengganti untuk bertindak sebagai pengganti dalam derajat dan segala hak
orang yang diganti.
• PENGGANTI--- memiliki hak dan kedudukan yang sama’
• Orang yang digantikan sudah meninggal
• Orang tak dapat menggantikan orang yang masih hidup (Ps.847KUHPer)
• Orang tidak dapat menggantikan tempat orang yang onwaardig atau menolak
warisan (ps.1060kKUHPer)
• Bila anak2 yg dinyatakan tdk pantas menjadi ahli waris, merasa dirinya
menjadi ahli waris, maka mereka tdk dikecualikan dari pewarisan karena
kesalahan orang tua mereka tetapi orang tua ini tidak sekali2 boleh menuntut
hak pakai hasil yang menurut uu hak nikmat hasilnya diberikan kepada orang
tua. (Ps.840 KUHPer)
• Tidak tertutup hak anak-anak yang onwaardig untuk mewaris berdasar
kedudukan/haknya sendiri
Pasal 840 KUHPerdata mengatur dalam hal anak-anak dari seseorang yang
tidak patut mewaris (onwaardigh), atas diri sendiri mempunyai panggilan
untuk menjadi ahli waris, maka tidaklah karena kesalahan orang tua tadi
dikecualikan pewarisan.
Misalnya : jika ada seorang pewaris meninggalkan seorang anak, sementara
dari anak tersebut lahir 3 orang cucu, maka dalam hal ini 3 orang cucu
tersebut bisa tampil sebagai ahli waris dalam kedudukannya sendiri.
• Misalnya : jika ada seorang pewaris A meninggalkan 2 orang anak, B dan C,
dan dua orang cucu dari C, (D dan E). jika C meninggal terlebih dahulu dari
A maka D dan E menggantikan C. dalam hal ini semua hak-hak C digantikan
D dan E. dengan demikian D dan E mewaris bersama B.
2. Pasal 842 KUH Perdata →penggantian dalam garis
lurus kebawah yang sah →terus tanpa batas
P

A B C

E D
F
D dan F →mewaris berdasarkan penggantian dalam garis lurus kebawah
40
• Pasal 866KUHPerdata;bila anak luar kawin meninggal terlebih
dahulu maka anak-anak dan keturunan yang sah menurut uu
berhak menuntut keuntungan yang diberikan pada mereka.
• Asas; yang berhak menggantikan tempat dalam warisan hanyalah
keturunan yang sah dari orang yang digantikan, termasuk
keturunan sah dari anak luar kawin.
• Anak luar kawin tidak dapat mewaris karena penggantian tempat,
tetapi keturunan sah dari anak luar kawin dapat menggantikan
tempat orang tuanya.
• P meninggal (2005) dengan meninggalkan harta sebesar Rp.1,- dan seorang
isteri (D), anak sah Bernama A dan anak luar kawin Bernama X. X
meninggal (2000) mempunyai 2 anak sah B dan C.
• P meninggal (2011) meninggalkan boedel waris Rp. 60.000.000,- dan
mempunyai anak sah Bernama A dan B. A meninggal (2010) mempunyai satu
orang anak sah B dan dua orang anak luar kawin D dan C.
• Anak luar kawin tidak dapat mewaris karena penggantian tempat, tetapi
keturunan sah dari anak luar kawin dapat menggantikan tempat orang tuanya.
• Anak luar kawin tidak dapat mewaris karena penggantian tempat, tetapi
keturunan sah dari anak luar kawin dapat menggantikan tempat orang tuanya.

A ALK yang sah

B C
B,C dapat menggantikan A

44
Catatan : Anak Luar Kawin (A.L.K) yang diakui sah tidak dapat
menggantikan.
P

A B C

X (ALK)
X Tidak dapat menggantikan tempat A

45
Mewaris berdasarkan Undang-undang

Penggolongan ahli waris

Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

Gol.I → anak-anak & keturunannya (852 BW)


Suami/istri yang hidup terlama (852 a BW)
Gol.II → ayah/ibu (min. ¼ H.P) (854-857 BW)
saudara sekandung & keturunannya
Gol.III →Kakek & nenek dari pihak ayah,ibu (850-853 BW)
orang tua kakek, nenek,garis lurus keatas
Gol.IV →paman,bibi,dari pihak ayah maupun ibu (858 BW)
keturunan paman/bibi sampai derajat 6 46
Asas keutamaan : golongan yang tampil terlebih dahulu menutup golongan
yang lain
• Keluarga sedarah sah dibedakan dalam garis lurus (ke atas dan ke
bawah) dan garis menyimpang /kesamping.
• Jauh dekatnya hubungan kekeluargaan diantara keluarga sedarah
dihitung berdasar jumlah kelahiran, dan tiap kelahiran disebut
derajat.
• Prinsip Golongan Ahliwaris :
1. Ada 4 gol. Aw ( Gol. I, II, III, IV).
2. Gol yang lebih dekat menutup gol. yg lbh jauh.
• Prinsip Hubungan Perderajatan : diterapkan dalam golongan, drj
yg dekat menutup drj yg lbh jauh.
PENGGOLONGAN AHLI WARIS MENURUT UU
AW GOLONGAN I
• Terdiri dari : anak atau keturunan anak dan suami atau isteri
yang hidup terlama. (852KUHPerdata)

• P A

• B C D E F G H
• Ahliwaris P adalah A, B, C, D, E, F, G dan H masing-masing
1/8 bagian.
• Mewaris kepala demi kepala.
Golongan Pertama
A B Ahli waris adalah B dan C
C
D D tidak mewaris

A B
C D
E mewaris menggantikan D

E 49

E
• Contoh lain :

P A
• Ahliwaris P adalah A atas seluruh warisan.


P

A B C D
• Ahliwaris P adalah A, B, C dan D, masing2 1/4
bagian.
• Contoh lain : (mewaris pancang demi pancang)
P

A B C

D E F G H I

• Apabila A, B dan C mati lebih dulu dari P, maka D, E, F, G, H dan


I mewaris berdasar penggantian tempat, pembagian warisannya : D
= 1/3, E = 1/6, F = 1/6, G = 1/9, H = 1/9, I = 1/9.
• Apabila A, B dan C masih hidup akan tetapi semua nya menolak
warisan atau tidak patut mewaris, ma- ka D, E, F, G, H dan I
mewaris berdasar keduduk- an sendiri, bagian masing-masing
adalah 1/6 bagian.
Asas persamaan→pasal 852 KUH Perdata, anak-anak yang lahir dari
perkawinan yang berbeda mempunyai hak yang sama.
B P A

C D E
P dalam perkawinan pertama memiliki anak dua yaitu X dan Y
kemudian perkawinannya putus. P kemudian menikah dengan A
seorang janda dengan satu anak yaitu Z. dalam perkawinan kedua ini
lahir B dan C. kemudian P meninggal. Siapa ahli waris P ?

53
HAK SUAMI/ISTERI PADA PERKAWINAN
KEDUA
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dari bagian suami istri dari perkawinan
kedua : (852a)
a.Suami/istri tersebut berhak atas warisan
b.Pembatasan→tidak boleh mendapat bagian lebih besar
dari bagian tekecil anak-anak dari perkawinan pertama/
keturunan mereka
c.Tidak boleh mendapat lebih dari ¼ hak waris
LATIHAN :
1. P (pewaris) menikah dengan (A) memiliki tiga orang anak
sah (B, C, D), satu anak luar kawin (X) dua orang cucu anak
dari B (E dan F), dan dua orang tua (G dan H) yang
semuanya tinggal di rumah (P). dalam perkawinan ini (P)
membawa harta sebesar Rp. 75 juta dan (A) membawa harta
Rp 40 Juta. P meninggal meninggalkan harta senilai Rp 200
juta, siapakah ahliwaris P dan hitung hak bagian para
ahliwaris.
2. P (pewaris) meninggal dunia meninggalkan keluarga terdiri
dari seorang isteri (A), seorang anak kandung (B), dua orang
anak tiri (C, D), siapakah ahliwaris P dan berapa bagian
ahliwaris apabila harta warisan P senilai Rp 50 jt.
• Tuan Marko kawin dengan Anabela (istri kedua) pada tahun 2005 ke dalam perkawinan tersebut tuan
marko membawa harta sejumlah Rp. 70 juta, sedang nona anabela membawa harta Rp. 10 Juta. Pada
tahun 2017 Tuan marco meninggal dunia dan meninggalkan nyonya Anabela ( istri ke dua) , Surti dan
Hasan (anak dari perkawinan pertama) serta Lasuki, Laras dan Vino (anak dari perkawinan ke dua
dengan Anabela) serta meninggalkan total harta kekayaan 100 Juta Rupiah. Berapa bagian masing-
masing ahli waris dalam hukum waris perdata!
• P meninggal (2005) dengan meninggalkan harta sebesar Rp.1,- dan seorang
isteri (D), anak sah Bernama A dan anak luar kawin Bernama X. X
meninggal (2000) mempunyai 2 anak sah B dan C.
• P meninggal (2011) meninggalkan boedel waris Rp. 60.000.000,- dan
mempunyai anak sah Bernama A dan B. A meninggal (2010) mempunyai satu
orang anak sah B dan dua orang anak luar kawin D dan C.

Anda mungkin juga menyukai