KUH. PERDATA
ASTRI NURDIN, S.H.,M.H
PENGERTIAN
HUKUM WARIS : adalah aturan hukum yang mengatur
mengenai akibat hukum dari matinya seseorang terhadap
kekayaan yang ditinggalkan- nya, yaitu mengatur
bagaimanakah kekayaan tersebut akan berpindah kepada
orang2 yang berhak menerimanya.
Juga diatur mengenai akibat hukum dari perpindahan
tersebut baik dlm hubungan diantara mereka maupun dlm
hub dg pihak III.
Unsur–unsur Pewarisan
Pewaris :
orang yg mati dan meninggalkan warisan.
Ahliwaris :
orang yg menggantikan kedudukan pewaris atas harta
warisan.
Harta warisan :
komplek kekayaan yg berup aktiva dan pasiva si
pewaris yang berpindah kepada ahliwaris.
Buku II KUH. Perdata
XII : ttg pewarisan karena kematian
XIII : ttg surat wasiat
XIV : ttg pelaksana wasiat dan
pengurusan harta peninggalan.
XV : ttg hak memikir dan hak istimewa
untuk mengadakan pendaftaran harta
peninggalan.
XVI : ttg menerima dan menolak suatu
warisan.
XVII : ttg pemisahan harta peninggalan
XVIII : ttg harta peninggalan yang tak
terurus.
Pluralisme Hk Waris
Bagi orang Ind. Asli pd pokoknya berlaku Hukum Adat.
Bagi orang-orang Ind. yang beragama Islam diberbagai
daerah ada pegaruh yg nyata dari Peraturan Pewarisan
Islam.
Bagi orang-orang Arab pada umumnya berlaku seluruh
Hukum Waris Islam.
Bagi orang Cina dan Eropa (keturunan) berlaku Hukum Waris
dalam KUH. Perdata.
Dua Macam Pewarisan
Pewarisan karena kematian = pewarisan undang-undang =
pewarisan ab-intestato. Ahliwarisnya dinamakan ahliwaris
undang-undang = ahliwaris ab-intestaat (a.i).
Pada gol.III terjadi kloving → ½ harta untuk keluarga ibu dan ½ untuk
keluarga ayah, keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas →
pasal 850 dan 853 KUHPerdata
P A
B C D E F G H
P F
A B C D E G H I
Ahliwaris A adalah : A, B, C, D, E, F, G, H dan I, masing-masing 1/9
bagian.
Hak waris anak : biar beda jenis kelamin, tingkat kelahiran, atau
dilahirkan dari lain2 perkawinan, hak nya sama (Ps. 852), mewaris
kepala demi kepala.
Hak waris isteri/suami : dipersamakan dengan hak waris anak sah
(Ps. 852 a).
Contoh lain :
P A
Ahliwaris P adalah A atas seluruh warisan.
P
A B C D
Ahliwaris P adalah A, B, C dan D, masing2 1/4
bagian.
Contoh lain : (mewaris pancang demi pancang)
A B C
D E F G H I
A B A B
P C P C D dst.
A
B 1/2 A B 1/3
P C P C D
A B¼
P C D E F
Kesimpulan :
1) Orang tua dlm hal mewaris dengan saudara sll diberi
bagian warisan terlebih dahulu.
2) Saudara mendapat bagian selebihnya, sisa dari bagian
orang tua.
3) Orang tua minimal mendapat 1/4 bgn.
4) Ps. 854 dan 855 sedang mengatur mengenai bagian
warisan orang tua dlm hal mewaris dg saudara pewaris.
Ps. 856 : saudara mewaris seluruh warisan kalau tidak ada
orang tua yang hidup.
Ps. 859 : orang tua mewaris seluruh warisan kalau tidak ada
saudara yang hidup.
Ps. 857 :
a) Semua sdr adl saudara kandung berbagi sama;
b) Ada saudara kandung dan saudara tiri, warisan dibelah
menjadi dua, 1/2 bg utk grs ayah dan 1/2 bg yg lain untuk grs
ibu, dg dmkn sdr kandung mendapat bgn dari dua garis.
Contoh :
A B
F G C D E H I J K
Pembagian warisan :
A = 1/4, dan B = 1/4, sisa warisan = 1/2,
Bagian saudara dibelah menjadi 2, = 1/4 dan 1/4
Saudara garis ayah : F, G, D, E = @ 1/16
Saudara garis ibu : D, E, H, I, J, K = @ 1/24
➢ D dan E saudara kandung : 1/16 + 1/24.
Contoh lagi :
A B
C D E P F G H I J
P C
A B
P A
A 50 W
B C D B (30 H + 20 W)
30 20 C (20 H + 30 W)
HW : 150 D 50 W
Inbreng : 150 + 30 + 20 = 200
A, B, C, D = @ 50
Tujuan Inbreng
Tercapai perhitungan warisan yang adil.
Besarnya hibah mengurangi hak aw atas warisan.
Dalam rangka pembagian warisan pewaris.
Aw menolak warisan tdk perlu inbreng (1087).
Untuk keuntungan ahliwaris UU (1091).
Tidak untuk mengurangi hibah (1088), jo. 924.
❖ Ahliwaris testamenter tidak menikmati inbreng.
P A