Anda di halaman 1dari 32

HUKUM WARIS BW & ADAT

Oleh :
Sri Budi Purwaningsih, S.H., M.Kn.
HUKUM WARIS YANG BERLAKU DI
INDONESIA

I. WARIS ADAT  HUKUM ADAT

II. WARIS BW  KUHPERDATA

III. WARIS ISLAM  KOMPILASI HUKUM ISLAM


(KHI)
PENGGOLONGAN PENDUDUK INDONESIA

Berdasar Pasal 131 & 163 IS (Indische Staatregelling) terbagi


dalam 3 golongan penduduk :

1. GOLONGAN EROPAH;

2. GOLONGAN TIMUR ASING :


a. TIMUR ASING keturunan TIONGHOA;
b. TIMUR ASING keturunan (ARAB, INDIA, dll);

3. GOLONGAN BUMI PUTERA (INDONESIA ASLI)


ISTILAH-ISTILAH UMUM YG TERKAIT
HUKUM WARIS BW
1. PEWARIS
2. AHLI WARIS
3. HARTA WARISAN;
4. SAISINE;
5. HERIDITAS PETITIO
6. WASIAT
7. LEGITIME PORTIE
8. BOEDEL
PEWARIS

Orang yang mewariskan hartanya


kepada orang lain. Disebut pewaris jika
orang tsb telah meninggal dunia.
AHLI WARIS

Anggota keluarga pewaris yang


menggantikan kedudukan pewaris dalam
bidang hukum kekayaan
HARTA WARISAN

Seluruh harta kekayaan yang ditinggalkan


oleh pewaris (setelah dikurangi semua
utang)
WASIAT

Akta yang memuat ketentuan tentang harta


peninggalan apabila pemilik harta peninggalan tersebut
meninggal dunia.

Wasiat terdiri atas :


a. Legaat atau hibah wasiat (surat penunjukkan
yang berisi nama orang yang akan menerima
suatu barang tertentu apabila pewaris meninggal
dunia;
b. Legataris yaitu orang yang ditunjuk
SAISINE

“ le mort saisit le vit” artinya orang yang


mati digantikan oleh orang yang hidup.

Ahli waris menerima baik aktiva maupun


passiva dari pewaris
HERIDITAS PETITIO

Hak untuk menuntut


terhadap warisan terhadap
siapapun juga
LEGITIEME PORTIE

Bagian mutlak yaitu bagian dari harta


peninggalan yang tidak dapat dikurangi
dengan wasiat atau hibah lainnya oleh
pewaris
BOEDEL

Adalah kompleks aktiva dan pasiva yang


menjadi milik bersama beberapa orang ahli
waris
HUKUM WARIS BW
Diatur dalam Buku kedua BAB XII Pasal 830 – 1130 BW

Hukum Waris adalah :


adalah hukum yang mengatur peralihan harta
kekayaan yang di tinggalkan seseorang yang
meninggal dunia serta akibat-akibatnya bagi ahli
waris.
UNSUR-UNSUR PEWARISAN

1. ADANYA PEWARIS

2. ADANYA HARTA PENINGGALAN (KEKAYAAN)


PEWARIS

3. ADANYA AHLI WARIS


TERJADINYA PEWARISAN
Kapan terjadinya pewarisan (warisan terbuka)?

Pasal 830 BW
Pewarisan hanya terjadi karena kematian

Jadi syarat utama terjadinya kewarisan adalah


kematian seseorang. Dengan meninggalnya seseorang
tsb maka seluruh harta kekayaannya beralih kepada
ahli waris
Lanjutan…
Pewarisan dapat terjadi karena :

1. Ditunjuk oleh UU  disebut pewarisan ab


intestato, para warisnya disebut ahli waris ab-
intestaat

2. Berdasarkan kehendak si pewaris atau


testamen  disebut pewarisan ad-
testamento, para ahli warisnya disebut ahli
waris testamentair
AHLI WARIS AB INTESTAAT
(Pasal 832 BW)
Ahli waris ab intestaat adalah ahli waris berdasarkan
UU.

Syarat Ahli Waris ab intestaat :


“menurut UU yang berhak untuk menjadi ahli waris
ialah, para keluarga sedarah, baik sah maupun luar
kawin, dan si suami/ istri yang hidup terlama, semua
menurut aturan tertera dibawah ini.”

Jadi asasnya, menurut UU, untuk dapat mewaris, orang


harus mempunyai hubungan darah dengan pewaris.
Lanjutan…
Sah  hubungan darah yg ditimbulkan sbg
akibat dari suatu perkawinan yg sah.

Hubungan darah

Tidak sah  timbul sbg akibat hubungan


antara seorang laki2 & seorang perempuan
& pengakuan anak secara sah.

Konsekwensi dari ketentuan pasal 832 BW adalah bahwa pada


asasnya keluarga semenda (pertalian keluarga karena
perkawinan) tidak mewaris.
Lanjutan…

Hubungan darah luar kawin adalah :

Hubungan yang dianggap muncul sebagai akibat


hubungan biologis antara si ayah biologis dengan ibu
yang melahirkan anak luar kawin tersebut disertai
dengan pengakuan yang sah terhadap si anak luar kawin
yang bersangkutan.
Lanjutan…

Asas yang terkandung dalam pasal 852 a BW :

“suami atau istri yang hidup terlama  suami atau istri


yang hidup lebih lama daripada suami/ istri yang mati.”

Maksudnya adalah duda atau janda, yang masih hidup.


Lanjutan…

Asas pasal 832 ayat 2 BW :


“jika tidak ada ahli waris lagi seperti disebutkan dalam
pasal 832 BW, maka baru negara muncul sebagai
penerima warisan.”

Maksudnya dalam hal tidak ada keluarga sedarah


maupun suami atau istri pewaris maka warisan “menjadi
milik negara”  melalui keputusan hakim
Lanjutan…
Asas “Het naaste in het bloed erft het goed” artinya
keluarga yang lebih dekat dengan pewarislah yang
mewaris.”

Maksudnya keluarga yang lebih dekat menyingkirkan/


menutup keluarga yang lebih jauh.

Untuk mengukur jauh dekatnya hubungan antara pewaris


dengan anggota keluarganya, maka ahli waris dibagi
dalam golongan-golongan.
Lanjutan…

Golongan yang lebih dekat menutup golongan yang lebih


jauh, sedang dalam masing-masing golongan, orang yang
derajat hubungannya dengan si pewaris lebih dekat
menutup mereka yang hubungan persederajatannya
(dengan pewaris) lebih jauh.

Hubungan persederajatan diukur berdasarkan jauh


dekatnya hubungan darah antara anggota-anggota
keluarga dengan leluhurnya .
Lanjutan…

Contoh : Rumus : jumlah orang tersebut


A
dikurangi dengan satu (n-1)

Hubungan kekeluargaan
antara A dan d ada pada
derajat ke (4-1) = 3

d
Lanjutan…

Penggolongan Ahli Waris menurut UU digolongkan/


dikelompokkan dalam beberapa golongan (I, II, III, IV)
berutan menurut hak mereka untuk mewaris (pasal
852, 852 a, 854, 856, 858, 859)

Ketentuan mengenai penggolongan ahli waris dan


prinsip bahwa ahli waris terdekat menutup ahli waris
lain, hanya berlaku dalam pewarisan karena UU.
ORANG YG TIDAK PATUT MENERIMA
WARISAN (ONWAARDIG)
Pasal 838 BW :
a. Mereka yg telah dijatuhi hukuman karena dipersalahkan
telah membunuh atau mencoba membunuh si pewaris;
b. Mereka yang oleh hakim dipersalahkan karena secara
fitnah telah mengadukan si pewaris, yg dg pengaduan
tsb pewaris diancam dengan pidana penjara, selama 5
th atau lebih;
c. Mereka yg dengan kekerasan atau paksaan telah
mencegah si pewaris untuk membuat atau mencabut
surat wasiatnya;
d. Mereka yang telah menggelapkan, merusak atau
memalsukan surat wasiat si pewaris.
Akibat Onwaardighheid
Terhadap Ahli Waris Yang Lain

Asas pasal 1059 BW :


“warisan yang semula seharusnya menjadi hak bagian “
si tidak patut”, sekarang jatuh pada orang-orang
terpanggil untuk mewaris bersama-sama.”

“terpanggil mewaris bersama”  umpamanya saudara-


saudara.
“terpanggil sesudah” si tidak patut  umpamanya
ayahnya.
Lanjutan…
Skema “terpanggil untuk mewaris bersama-sama”

a b c

P adalah pewaris, sedang a, b, c adalah anak-anak dari P.


“a” adalah si tidak patut, “b dan c” adalah terpanggil
mewaris bersama-sama si “a”
Lanjutan…
Skema “terpanggil sesudah” si tidak patut
B

A
P adalah Pewaris. A adalah anak, sedang B adalah ayah/ortu dari si
Pewaris. Kalau A tidak onwaardig, maka A yg mewaris seluruh warisan P,
sedang B tidak mewaris (tertutup). B baru mewaris kalau A tidak ada
ada. Karena A onwaardig maka B sebagai ahli waris sesudah A
SYARAT-SYARAT AHLI WARIS
1. Mempunyai hak atas harta peninggalan si pewaris yang
timbul karena :
a. hubungan darah (Pasal 832 BW);
b. suami/istri yang hidup terlama
c. karena wasiat (Pasal 874 BW)
2. Harus sudah ada dan masih ada ketika si waris meninggal
dunia (Pasal 836 BW), dengan tetap memperhatikan
ketentuan Pasal 2 BW “bahwa anak yg msh dlm
kandungan dianggap telah lahir jk kepentingan si anak
menghendaki, jk lahir mati mk dianggap tidak pernah
ada;
3. Ahli waris bukan orang yg dinyatakan tidak patut
menerima warisan/ orang yg menolak harta warisan
lanjutan…

4. Tidak menolak warisan;


5. Tidak dikecualikan/ disingkirkan oleh pewaris secara
sah, dari haknya untuk mewaris
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai