Oleh:
MARLONSIUS SIMBOLON
NO. BP. 2233080
Dosen Pengampu:
10. Ahli Waris Yang Tidak Patut Menerima Harta Warisan ……………………………11
Daftar Bacaan
2
HUKUM WARIS PERDATA BARAT
Menurut pakar hukum Indonesia, Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro (1976), hukum
waris diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang kedudukan harta kekayaan seseorang
setelah pewaris meninggal dunia, dan cara-cara berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang
Hukum Perdata KUH Perdata, namun tata cara pengaturan hukum waris tersebut diatur oleh
KUH Perdata. Sedangkan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991, hukum waris
adalah hukum yang mengatur pemindahan hak pemilikan atas harta peninggalan pewaris, lalu
menentukan siapa saja yang berhak menjadi ahli waris dan berapa besar bagian masing-
masing
Sementara itu, dasar hukum waris di Indonesia terdiri dari tiga macam yang didasarkan
Pertama adalah hukum waris adat—berupa norma atau adat di kawasan tertentu.
Biasanya, tidak tertulis dan hanya diberlakukan untuk wilayah khusus. Secara umum,
hukum waris adat menganut empat sistem, yaitu keturunan, kolektif, mayorat, dan
3
individual.Penetapan sistem tersebut dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan atau pola
Kedua, hukum waris Islam yang diterapkan oleh muslim di Indonesia. Hukum tersebut
tercantum dalam Pasal 171-214 tentang Kompilasi Hukum Indonesia.Di aturan ini, ada
229 pasal yang menulis seputar pewarisan harta menurut Islam.Intinya, Islam
mengimplementasikan sistem waris individual bilateral— berasal dari pihak ibu atau
ayah.
Ketiga—hukum waris perdata yang mengacu pada negara barat.Aturan ini berlaku untuk
Sementara itu, dasar hukum waris di Indonesia terdiri dari tiga macam yang didasarkan
Pertama adalah hukum waris adat—berupa norma atau adat di kawasan tertentu.
Biasanya, tidak tertulis dan hanya diberlakukan untuk wilayah khusus. Secara umum,
hukum waris adat menganut empat sistem, yaitu keturunan, kolektif, mayorat, dan
Kedua, hukum waris Islam yang diterapkan oleh muslim di Indonesia. Hukum tersebut
tercantum dalam Pasal 171-214 tentang Kompilasi Hukum Indonesia.Di aturan ini, ada
229 pasal yang menulis seputar pewarisan harta menurut Islam.Intinya, Islam
4
mengimplementasikan sistem waris individual bilateral— berasal dari pihak ibu atau
ayah.
Ketiga—hukum waris perdata yang mengacu pada negara barat.Aturan ini berlaku untuk
1. Harta Waris baru terbuka (dapat diwariskan kepada pihak lain) apabila terjadinya suatu
2. Adanya hubungan darah di antara pewaris dan ahli waris, kecuali untuk suami atau isteri
dari pewaris. (Pasal 832 KUHPerdata), dengan ketentuan mereka masih terikat dalam
perkawinan ketika pewaris meninggal dunia. Artinya, kalau mereka sudah bercerai pada
saat pewaris meninggal dunia, maka suami/isteri tersebut bukan merupakan ahli waris
dari pewaris.
Subjek dari hukum waris adalah Pewaris dan Ahliwaris,Pewaris adalah seseorang yang
meninggal dunia, baik laki-laki maupun perempuan yang meninggalkan sejumlah harta
dilaksanakan selama hidupnya, baik dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat
5
sedangkan ahli waris adalah anggota keluarga yang meninggal dunia yang menggantikan
Menurut Pasal 832 KUHPerdata/BW yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga
sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan
suami atau isteri yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila
keluarga sedarah dan suami atau isteri yang hidup terlama tidak ada, maka semua harta
peninggalan menjadi milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang
1)Golongan I
Golongan ini terdiri suami/istri yang hidup terlama (Duda/Janda) beserta Anak
2)Golongan II
Golongan ini terdiri dari Orang tua (Ayah dan/atau Ibu) dari pewaris beserta saudara dan
3)Golongan III
Golongan ini terdiri dari keluarga sedarah menurut garis lurus ke atas, yaitu Kakek dan
4) Golongan IV
6
Golongan ini terdiri dari keluarga sedarah dalam garis kesamping yang lebih jauh, yaitu
Paman dan Bibinya baik dari garis Ayah dan garis Ibu, beserta keturunannya yang dibatasi
Pada prinsipnya, Golongan yang terdekat menutup golongan yang lebih jauh dan derajat yang
lebih dekat akan menutup derajat yang lebih jauh. Selama masih ada Golongan I, maka
Contoh: selama masih ada istri dan anak dari pewaris, maka dengan sendirinya Ayah Ibu atau
ASAS KEUTAMAAN
•Dalam surat wasiat menurut hukum waris perdata harus sesuai dengan asas keutamaan. Jadi
yang paling diutamakan adalah golongan I (istri/suami, anak- anak dan keturunan)
dibandingkan golongan II (orang tua dan saudara). Golongan II tidak akan mewarisi selama
ASAS PENGGANTI
•Menurut hukum waris perdata, seseorang dalam garis lurus (masih golongan I)
diperbolehkan menggantikan hak untuk menerima waris. Misal seorang kakek memiliki 3
orang anak. Salah satu anaknya meninggal dunia, sebelum si kakek meninggal. Kakek
7
7. Asas Hereditatis Petitio Dan Legitmate Portie
Hereditatis Petitio adalah hak untuk mengajukan gugatan, guna mempertahankan hak
warisnya. Seseorang yang mengajukan hereditatis petitio harus membuktikan dirinya adalah
ahli waris.
Menurut hukum waris perdata, ahli waris garis lurus ke atas dan ke bawah memiliki bagian
mutlak atau legitimate portie. Dengan adanya bagian mutlak, maka orang tua (orang yang
memberikan waris), tidak dapat mewariskan 100% hartanya ke orang lain. Berikut ini aturan
bagian mutlak:
Jika satu anak, maka bagian mutlaknya adalah ½ dari harta peninggalan.
Jika dua anak, maka bagian mutlaknya adalah 2/3 dari bagian sebagai ahli waris.
Jika lebih dari dua anak, maka bagian mutlaknya adalah masing-masing ¾ dari bagiannya
•Yang menjadi objek dari hukurn waris adalah harta warisan .Harta warisan adalah kekayaan
berupa keseluruhan aktiva dan passiva yang ditinggalkan Pewaris dan berpindah kepada para
8
ahli waris. Keseluruhan kekayaaan yang berupa aktiva dan passiva yang rnenjadi milik
bersarna ahli waris disebut boedel Harta warisan (boedel waris) diberikan oleh pewaris
kepada ahli warisnya ketika syarat yang disebut dalam Pasal 830 KUHPerdata terjadi yakni
Adapun Yang dimaksud dengan warisan atau harta peninggalan adalah sejumlah harta benda
kekayaan pewaris dalam keadaan bersih. Artinya, setelah dikurangi dengan pembayaran
pewaris. Warisan dalam sistem hukum perdata barat yang bersumber pada BW itu meliputi
seluruh harta benda beserta hak-hak dan kewajiban-kewajiban pewaris dalam lapangan hukum
harta kekayaan yang dapat dinilai dengan uang. Akan tetapi terhadap ketentuan tersebut ada
harta kekayaan ada juga yang tidak dapat beralih kepada ahli waris, antara lain:
•Perjanjian perkongsian dagang, baik yang berbentuk maatschap menurut BW maupun firma
menurut WvK, sebab perkongsian ini berakhir dengan meninggalnya salah seorang
anggota/persero.
Sistem waris BW tidak mengenal istilah “harta asal maupun harta gono-gini” atau harta yang
diperoleh bersama dalam perkawinan, sebab harta warisan dalam BW dari siapa pun juga,
merupakan “kesatuan” yang secara bulat dan utuh dalam keseluruhan akan beralih dari tangan
pengaturan atas dasar macam atau asal barang-barang yang ditinggalkan pewaris. Seperti
yang ditegaskan dalam pasal 849 BW yaitu “Undang-undang tidak memandang akan sifat
9
atau asal dari pada barang-barang dalam suatu peninggalan untuk mengatur pewarisan
terhadapnya”.
Berdasarkan Pasal 837 KUHPerdata/BW ditentukan bahwa Bila suatu warisan yang terdiri
atas barang-barang, yang sebagian ada di Indonesia, dan sebagian ada di luar negeri, harus
dibagi antara orang-orang asing yang bukan penduduk maupun warga negara Indonesia di
satu pihak dan beberapa warga negara Indonesia di pihak lain, maka yang tersebut terakhir
mengambil lebih dahulu suatu jumlah yang sebanding menurut ukuran hak warisan mereka,
dengan harga barang-barang yang karena undangundang dan kebiasaan di luar negeri, mereka
tak dapat memperoleh hak milik atasnya. Jumlah harga itu diambil terlebih dahulu dan
barang harta peninggalan yang tidak mendapat halangan seperti yang dimaksud di atas.
•Pasal 831 BW menjelaskan bahwa jika terdapat kondisi Pewaris dan Ahli Warisnya atau
yang keduanya saling mewaris, meninggal secara bersamaan yang berarti tidak diketahui
siapa yang lebih dahulu meninggal diantara keduanya, maka hubungan waris diantara
keduanya tersebut akan menjadi putus dan menjadi tidak saling mewaris.
•Contoh: Seorang Ayah (A) yang kaya raya pergi bersama salah satu anaknya (C) dengan
A dan C meninggal secara bersamaan atau tidak dapat diketahui siapa yang lebih dahulu
meninggal dalam kecelakaan tersebut. Kebetulan si C telah mempunyai seorang anak juga,
yaitu si G. Karena tidak diketahui siapa yang lebih dahulu meninggal antara A dan C, maka
hubungan waris antara A dan C akan putus, atau dapat dikatakan A dan C menjadi tidak
Saling Mewaris, dimana C tidak bisa menjadi Ahli Waris dari A, dan A pun tidak bisa
10
menjadi ahli waris dari C. Dengan demikian, si G yang sebenarnya dapat menjadi Ahli Waris
dari A, karena menggantikan posisinya C, tidak akan dapat menjadi ahli waris, karena
UUndang-undang menyebutkan ada empat hal, seseorang ahli waris tidak patut
mewaris, yaitu :
1. Seorang ahli waris yang dengan putusan hakim telah dihukum karena
2. Seorang ahli waris yang dengan putusan hakim telah dihukum, karena
3. Ahli waris yang dengan kekerasan telah nyata-nyata menghalangi atau mencegah
surat wasiat Apabila ternyata ahli waris yang tidak patut ini menguasai sebagian
dinikmatinya
11
WASIAT (TESTAMEN)
1. Pengertian Wasiat
Wasiat adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari
seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Dengan kata
2. Syarat-Syarat Wasiat
Mengenai kecakapan orang yang membuat surat wasiat atau testament adalah bahwa
orang tersebut mampu berpikir secara normal atau berakal sehat. Sesuai dengan pasal 895
KUHPerdata yang menyebutkan untuk dapat membuat atau mencabut suatu surat wasiat
seseorang harus mempunyai akal budinya. Sehingga seseorang yang kurang memiliki akal
sehat ketika membuat surat wasiat, maka wasiatnya tersebut tidak dapat diberikan akibat
hukum atau dinyatakan batal. Pasal 895 KUH Perdata tersebut tidak memberikan
wewenang kepada orang yang tidak memiliki akal sehat untuk melakukan perbuatan
Ketidaksehatan dari suatu akal pikiran dapat bersifat tetap seperti sakit gila, dan juga
dapat bersifat hanya sementara seperti dalam keadaan mabuk, sakit panas atau demam
yang sangat tinggi dan dibawah hipnose. Hal ini berarti jika seseorang dalam kondisi yang
demikian membuat surat wasiat, maka keabsahan wasiatnya dapat ditentang oleh para ahli
12
warisnya. Apabila seseorang yang sedang dalam keadaan tidak berakal sehat telah
membuat suratwasiat kemudian setelah itu menjadi normal kembali dan masih hidup lama,
maka jika tidak mengubah wasiatnya (ketika dalam keadaan normal tersebut) tetap tidak
sah sebagaimana orang tersebut masih dalam keadaan tidak berakal sehat.
Pada pasal 897 KUHPerdata disebutkan bahwa para belum dewasa yang belum
mencapai umur genap delapan belas tahun tidak diperbolehka membuat surat wasiat. Hal
ini berarti seseorang dapat dikatakan dewasa dan dapat membuat surat wasiat apabila
sudah mencapai umur delapan belas tahun, akan tetapi orang yang sudah menikah
walaupun belum berumur delapan belas tahun diperbolehkan membuat surat wasiat.
Pasal 893 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu wasiat dianggap batal jika dibuat
dibawah ancaman atau penipuan. Suatu wasiat juga tidak boleh dibuat oleh dua orang
bersama-sama untuk menguntungkan satu sama lain dan untuk kepentingan pihak ketiga,
Orang yang menerima suatu wasiat harus ada sewaktu orang yang berwasiat
meninggal dunia (tertuang dalam pasal 899 KUHPerdata). Ketentuan ini bermaksud untuk
menghindari ketidakpastian dari orang yang diberi wasiat dan menetapkan bahwa suatu
wasiat gugur dalam hal pihak yang mendapatkan keuntungan (wasiat) meninggal terlebih
dahulu.
13
Pasal 912 KUHPerdata menyebutkan bahwa mereka yang telah dihukum karena
dan memalsu surat wasiatnya dan akhirnyapun mereka yang dengan paksaan atau
kekerasan telah mencegah si yang mewariskan tadi, akan mencabut atau mengubah surat
wasiatnya. Tiap-tiap mereka itu sepertipun tiaptiap istri atau suami dan anak-anak mereka
Hal ini berarti suatu wasiat tidak berisi penetapan untuk menguntungkan orang-orang
wasiat.
3. Seseorang yang secara paksaan atau dengan cara kekerasan mencabut atau
Apabila seseorang dianggap tidak pantas menjadi ahli waris, maka anak-anak dari
suami dan istri yang dianggap tidak pantas menerima wasiat tersebut juga tidak
Seorang anak yang belum dewasa meskipun sudah berumur delapan belas tahun
karena dikhawatirkan adanya pengaruh yang kurang baik dari para wali anak yang belum
dewasa tersebut. Orang yang sudah dewasa pun baru dapat membuat testament secara sah
14
yang ditujukan kepada mantan walinya hanya setelah perhitungan perwalian diserahkan
dan ditutup.
Seorang Notaris dan saksi-saksi dalam pembuatan surat wasiat juga tidak
diperbolehkan mengambil keuntungan dari surat wasiat atau testament tersebut. Hal ini
dinyatakan dalam pasal 907 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa Notaris, yang mana
dengan perantaranya telah dibuat akta umum dari suatu wasiat, dan segala saksi yang telah
menyaksikan pembuatan akta itu, segala mereka tak diperbolehkan menikmati sedikitpun
dari apa yang pada mereka dengan wasiat itu kiranya telah dihibahkannya.
Menurut pasal tersebut, seorang Notaris dalam pembuatan surat wasiat maupun
saksi-saksi yang hadir pada waktu itu tidak dapat menarik suatu keuntungan dari wasiat.
Saksi-saksi yangdimaksud dalam pasal ini adalah para saksi yang benar-benar diperlukan
dalam pembuatan surat wasiat, dan bukan orang-orang yang secara kebetulan hadir pada
3. Batasan Wasiat
pembatasan yaitu:
a. Tidak boleh pengangkatan waris atau hibah wasiat lompat tangan (fidei-commis);
b. Tidak boleh memberikan wasiat kepada suami/istri yang menikah tanpa izin;
c. Tidak boleh memberikan wasiat kepada istri kedua melebihi bagian yang terbesar yang
boleh diterima istri kedua sebagaimana diatur dalam Pasal 852a KUHPerdata;
15
d. Tidak boleh membuat suatu ketetapan hibah wasiat yang jumlahnya melebihi hak
e. Tidak boleh menghibahwasiatkan untuk keuntungan walinya; para guru dan imam;
dokter, ahli penyembuhan, ahli obat-obatan dan orang-orang lain yang menjalankan ilmu
f. Tidak boleh memberikan wasiat kepada anak luar kawin melebihi bagiannya dalam
h. Larangan pemberian kepada orang yang dijatuhi hukuman karena telah membunuh
pewaris, orang yang telah menggelapkan, memusnahkan atau memalsukan surat wasiat
pewaris, atau orang yang dengan paksaan atau kekerasan telah menghalangi pewaris untuk
mencabut atau mengubah surat wasiatnya, serta isteri atau suaminya dan anak-anaknya.
4. Batalnya Wasiat
Batalnya testament tergantung pada suatu peristiwa yang tidak tentu, yaitu apabila
orang yang menerima wasiat meninggal lebih dahulu sebelum orang yang mewasiatkan
meninggal dunia maka wasiatatau testamentnya menjadi batal. Hal ini tertuang dalam pasal
997 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa tiap-tiap ketetapan dengan surat wasiat, sekedar
diambil dengan syarat yang bergantung pada suatu peristiwa yang tak tentu akan terjadi, dan
16
pelaksanaan ketetapan yang demikianpun gugurlah, apabila si yang diangkat menjadi waris
atau yang harus menerima hibah meninggal dunia sebelum syarat itu terpenuhi.
Sehingga berdasarkan pasal tersebut di atas apabila orang yang menerima wasiat
meninggal lebih dahulu sebelum orang yang berwasiat meninggal dunia maka testamentnya
menjadi batal. Orang yang menerima wasiat atau testament menolak atau ternyata ia tidak
Pada uraian terdahulu sudah dijelaskan, bahwa wasiat bisa dicabut kembali, oleh
karena itu jika terjadi pencabutan kembali oleh pewasiat maka wasiat yang telah dibuat
b. akta notaris khusus Arti kata “khusus” di dalam hal ini adalah bahwa isi dari
wasiat itu dari simpanan notaris (karena tertulis sendiri). Meskipun begitu tentang
penyerahan kembali ini harus dibuat akta ontentik, ini perlu untuk tanggung
jawabnya notaris. Pasal 993 KUHPerdata suatu wasiat yang berisi penarikan
kembali wasiat yang terdahulu dan yang tidak dapat berlaku sebagai wasiat,
17
berlaku juga sebagai akta notaris biasa; jika selain berisi penarikan kembali juga
mengulangi hal-hal didalam wasiat terdahulu, maka hal-hal yang yang diulang itu
berlaku juga. Dengan demikian arti dari kata “khusus” dalam pasal 992
KUHPerdata itu tidak hanya mengenai hal yang ditarik kembali saja, tetapi juga
boleh memuat hal-hal yang mengulangi apa yang disebut didalam wasiat yang
dahulu.
Pencabutan surat wasiat secara diam-diam bisa diketahui dari tindakan pewasiat
yang dilakukan sesudah surat wasiat dibuat. Hal ini berarti adanya keinginan dari
pewasiat untuk menarik kembali sebagian atau seluruh wasiat yang telah
sekaligus, dimana isinya antara satu sama lain tidak sama (pasal 994 KUH
Perdata).
2. Dikatakan dalam pasal 996 KUH Perdata, jika suatu barang yang telah disebutkan
dalam suatu wasiat telah diberikan kepada orang lain, atau barang tersebut dijual
3. Pada pasal 934 KUH Perdata dikatakan bahwa suatu testament olographis dicabut
18
5. Macam – Macam surat wasiat
Berdasarkan Pasal 931 KUHPerdata, surat wasiat dapat dibedakan menjadi 3, yakni
surat wasiat olografis, surat wasiat umum, dan surat wasiat khusus. Secara umum, perbedaan
di antara ketiganya terletak pada prosedur pembuatannya. Selain daripada ketiga surat wasiat
tersebut, terdapat 2 jenis surat wasiat lainnya, yakni surat wasiat kodisil dan darurat. Untuk
Surat wasiat bentuk ini dilakukan dengan cara dibuat dan ditandatangani sendiri oleh
pewaris. Setelah dibuat, surat wasiat ini dapat disampaikan secara tertutup ataupun
terbuka yang kemudian disimpan di kantor notaris dengan bukti akta penyimpanan
dengan dihadiri oleh 2 orang saksi. Jika disampaikan secara tertutup, maka penjelasan
mengenai surat wasiat dituliskan dalam sebuah kertas tersendiri. Akan tetapi jika
dilakukan secara terbuka, maka keterangan akta penitipan akan dijelaskan di bagian
bawah surat tersebut. Surat ini juga dapat dimintakan kembali dari notaris menggunakan
Berbeda dengan olografis, surat wasiat ini dapat ditulis sendiri ataupun dengan bantuan
orang lain yang kemudian diserahkan secara tertutup ke notaris. Dalam penyerahannya,
notaris akan membuat akta penyerahan dengan dihadiri oleh 4 orang saksi. Dalam
penyerahannya, pewaris harus memberikan keterangan bahwa surat tersebut ditulis oleh
19
dirinya atau orang lain dan dirinya telah menandatangani surat tersebut. Surat ini tidak
Surat ini dibuat dengan cara mendatangi notaris untuk mengutarakan kehendaknya
dengan dihadiri oleh 2 orang saksi. Setelah akta dibuat, notaris dan saksi wajib
menandatanganinya. Pada praktiknya, surat ini lebih sering digunakan karena isi dari
surat tersebut dapat diawasi oleh notaris dan karenanya dapat diberikan nasihat-nasihat
dalam pembuatannya.
Surat wasiat merupakan surat testamen yang hanya dapat digunakan untuk melakukan
wasiat yang terbatas pada pakaian, perhiasan, perabot rumah tangga khusus. Dalam
pembuatannya, surat kodisil harus ditulis, diberi tanggal dan ditandatangani oleh pewaris.
Surat ini tidak diwajibkan untuk diserahkan kepada notaris dan tidak menyebabkan
Surat ini merupakan surat wasiat yang hanya dapat dibuat dalam keadaan-keadaan
tertentu seperti:
20
1. anggota angkatan bersenjata yang ditugaskan pada ketentaraan di medan perang
dapat membuat surat ini di hadapan perwira berpangkat letnan atau jabatan yang
lebih tinggi;
2. Orang yang berlayar di laut dapat membuat surat ini dihadapan nakhoda dengan 2
orang saksi;
3. Orang yang berada di tempat yang hubungannya dengan dunia luar dilarang,
karena penyakit pes atau penyakit menular lainnya dapat membuat surat ini
4. Orang yang jiwanya terancam karena penyakit yang datang secara tiba-tiba,
gempa bumi, pemberontakan, atau bencana alam dahsyat lainnya dapat membuat
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya mengenai definisi surat wasiat,
bahwa dokumen tersebut dapat dicabut. Berdasarkan Pasal 992 KUHPerdata, pencabutan
wasiat dapat dilakukan dengan cara membuat wasiat baru atau dengan akta notaris yang
menyatakan bahwa wasiat dicabut untuk sebagian atau seluruhnya. Untuk itu, apabila
seseorang membuat wasiat baru yang isinya berbeda dengan wasiat sebelumnya, secara
implisit dapat diartikan bahwa dokumen yang lama telah dicabut dan digantikan dengan yang
baru. Kedua tindakan tersebut dikategorikan sebagai pencabutan surat wasiat secara tegas.
Sementara itu, pencabutan surat wasiat secara diam-diam dimungkinkan untuk dilakukan.
Beberapa cara untuk melakukannya secara diam-diam dapat dilihat dari berbagai tindakan di
bawah ini:
21
1. Seseorang yang membuat dua surat warisan secara bersamaan, namun kedua surat
tersebut isinya saling bertentangan satu sama lain (Pasal 994 KUHPerdata).
2. Dalam hal barang yang telah dituliskan dalam surat wasiat tersebut dijual atau ditukar
3. Dalam hal surat wasiat olografis tersebut dimintakan kembali dari notaris yang
22
DAFTAR BACAAN
Apeldorn, L.J. van, 1980, Pengantar ilmu Hukum Cet. XVI, Pradnya Paramita, Jakarta
Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung
Djaj S. Meliala, 2015, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda Dan hukum
Perikatan,Nuansa Aulia, Bandung
Hilman Hadikusuma, 1991, Hukum Waris Indonesia Menurut perundangan, hukum Adat,
Hukum Agama Hindu-Islam, PT. Citra Aditya, Bandung
Mariam Darus Badrulzaman, 1983, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung
23