Endang Suparsetyani
(Dosen Fakultas Hukum Trisakti)
(Email: endang.s@trisakti.ac.id)
ABSTRAK
Di Indonesia, pengaturan mengenai hukum waris masih bersifat pluralisme, karena
belum dilakukannya unifikasi hukum. Salah satu permasalahan yang sering terjadi
ialah adanya pembagian yang tidak sesuai dengan Undang-Undang. Begitu pula
yang terjadi di dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 yang
pokok permasalahan penelitiannya adalah (1) Bagaimana pembagian harta
warisan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani kepada ahli warisnya menurut
ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. (2) Apakah amar Putusan
Mahkamah Agung Nomor: 2083K/Pdt/2017 dalam Pokok Perkara bagian 4
tentang pembagian harta warisan Almarhumah Song Tjin Mei alias Mariani
terhadap ahli warisnya sudah sesuai atau tidak dengan ketentuan Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Untuk menjawab permasalah tersebut, tipe penelitian ini
ialah yuridis normatif. Data yang digunakan data sekunder, pengumpulan data
studi kepustakaan dan analisis data kualitatif serta penarikan kesimpulan metode
deduktif. Kesimpulan dari studi putusan ini menyebutkan bahwa (1) Yang menjadi
ahli waris terhadap harta warisan Alm. Song Tjin Mei alias Mariani adalah
Yuanta, Christine, Winstone masing-masing mendapatkan 1/12 bagian, Sriwati
Djohanli 3/12 bagian, Davina 3/12 bagian, Adiwan Djohanli 3/12 bagian,
sedangkan Tanty dan Susan Lie tidak mendapatkan bagian harta warisan karena
bukan merupakan keturunan garis lurus ke bawah. (2) Amar Putusan Mahkamah
Agung Nomor:2083K/Pdt/2017 dalam Pokok Perkara bagian 4 tentang pembagian
harta warisan Alm. Song Tjin Mei alias Mariani terhadap ahli warisnya tidak
sesuai dengan Pasal 832, Pasal 842, dan Pasal 852 KUHPerdata.
Kata kunci: Hukum, Waris Perdata, Penggantian
A. PENDAHULUAN yang baru menurut Undang-Undang
1. Latar Belakang dasar ini”.
Saat ini pengaturan hukum atau Di Indonesia, ada tiga pengaturan
sistem hukum waris di Indonesia hukum atau sistem hukum waris yang
belum terunifikasi, yang artinya berlaku, yaitu hukum waris adat,
hukum waris yang berlaku di hukum waris perdata barat, dan
Indonesia masih bersifat beragam hukum waris islam. Sistem hukum
(keragaman hukum) atau bersifat waris adat merupakan bagian dari
pluralisme. Ada dua hal yang dapat hukum atau norma yang berasal dari
dijadikan alasan, pertama karena adat istiadat yang berlaku dan ditaati
Indonesia memiliki berbagai macam oleh masyarakat Indonesia. Hukum
suku, budaya, agama, serta adat adat memiliki kaitan yang sangat erat
istiadat sehingga sampai detik ini dengan kebudayaan masyarakat
belum ada hukum waris yang berlaku dimana hukum tersebut lahir,
secara nasional. Alasan kedua, karena sehingga dapat dikatakan hukum adat
Indonesia pernah dijajah oleh negara merupakan kristalisasi dari nilai-nilai
Belanda yang menganut sistem yang terdapat dalam masyarakat. 1
hukum Eropa. Dan sampai detik ini Hukum Waris Islam yang
sistem hukum Eropa atau yang pengaturannya bersumber pada Al-
dikenal sebagai Hukum Perdata Barat Qur’an, Al-Hadist atau Sunnah Rasul,
masih digunakan oleh masyarakat dan Ijtihad. Hukum waris islam
Indonesia. Hal ini didasarkan pada berlaku bagi mereka yang beragama
Pasal I Aturan Peralihan Undang- Islam, dan segala pengaturan
Undang Dasar Negara Republik mengenai waris harus dilaksanakan
Indonesia Tahun 1945, yang dan sifatnya memaksa sesuai dengan
berbunyi: “Segala Peraturan apa yang telah ditetapkan dalam Al-
Perundang-undangan yang ada masih Qur’an (disebut dengan Ijbari).
tetap berlaku selama belum diadakan Hukum Waris Perdata Barat diatur
dalam Buku II Bab XII sampai
1Sri Untari Indah, Ferry Edwar, Atik Indonesia, (Ed. Rev; Jakarta: Fakultas
Indriyani, dkk, Pengantar Hukum Hukum Universitas Trisakti, 2005), h.31.
dengan Bab XVIII Pasal 830 sampai pewaris) beserta dengan
dengan Pasal 1130 KUHPerdata. suami/istri yang hidup terlama,
Berdasarkan Pasal 131 IS jo hal ini tercantum dalam Pasal 852
Staatsblad 1917 nomor 129 jo. KUHPerdata.
Staatsblad 1924 jo. Staatsblad 1917 b. Golongan kedua : Orang tua dan
nomor 12 tentang Penundukan diri saudara dari pewaris, hal ini
terhadap BW (Burgerlijk Wetbeok) tercantum dalam Pasal 853–Pasal
yang berhak tunduk dan patuh antara 854 KUHPerdata.
lain: Orang-orang Eropa dan mereka c. Golongan ketiga : Leluhur
yang dipersamakan dengan orang pewaris baik dari pihak bapak
Eropa, orang Timur Asing Tionghoa, maupun dari pihak ibu, hal ini
dan orang Timur Asing lainnya. tercantum dalam Pasal 855–Pasal
Pewarisan menurut Hukum Waris 856 KUHPerdata.
Perdata Barat dapat dilakukan apabila d. Golongan keempat :
antara pewaris dan ahli waris Paman, bibi, dan keturunannya
memiliki hubungan darah atau adanya (garis ke samping sampai derajat
hubungan suami / istri dalam suatu ke enam) hal ini tercantum dalam
perkawinan yang sah, hal ini Pasal 858–Pasal 861
tercantum dalam Pasal 832 KUHPerdata.
KUHPerdata, yang berbunyi, Dengan adanya pembagian
“menurut undang-undang yang golongan ahli waris akan
berhak untuk menjadi ahli waris ialah, menunjukkan siapa ahli waris yang
para keluarga sedarah, baik sah didahulukan berdasarkan urutannya.
maupun luar kawin dan si suami atau Apabila golongan pertama masih
istri yang hidup terlama, semua hidup maka golongan kedua, ketiga,
menurut peraturan tertera dibawah dan keempat tidak bisa mewarisi
ini.” Sehingga hukum waris perdata harta waris pewaris karena tertutup
barat memiliki empat golongan ahli oleh golongan pertama. Jika pewaris
waris antara lain: tidak memiliki keturunan maupun
a. Golongan pertama : Keturunan pasangan hidup maka golongan kedua
pewaris (anak-anak serta cucu berhak menjadi ahli waris dan
seterusnya akan terlaksana seperti itu maupun saudara tiri) meninggal
untuk golongan-golongannya yang dunia terlebih dahulu, maka dapat
lain. Inilah yang dinamakan dengan digantikan oleh anak-anaknya.
sistem kewarisan tertutup yang Hal ini diatur dalam Pasal 844
artinya, golongan pertama atau KUHPerdata.
golongan terdekat dengan pewaris c. Penggantian dalam garis
akan menutup golongan yang lainnya. kesamping bagi anggota keluarga
KUHPerdata juga mengatur yang lebih jauh dari saudara
mengenai penggantian, pewarisan sampai derajat ke enam, hal ini
karena penggantian terjadi apabila diatur dalam Pasal 845 dan Pasal
ahli waris meninggal terlebih dahulu 861 KUHPerdata.
daripada pewaris, sehingga hak dari Dan ahli waris juga memiliki hak
ahli waris tersebut dapat digantikan untuk mengajukan gugatan ke
oleh ahli warisnya sendiri. Menurut Pengadilan yang berwenang, apabila
KUHPerdata ada tiga macam ahli waris tersebut merasa dirugikan
penggantian antara lain: dalam pembagian harta warisan
a. Penggantian dalam garis lurus ke terhadap ahli waris yang lainnya,
bawah, terjadi apabila ahli waris maka ahli waris yang merasa
meninggal terlebih dahulu dirugikan tersebut berhak untuk
daripada pewaris, sehingga dapat memperjuangkan hak warisnya, hal
digantikan oleh semua anak- ini tercantum dalam Pasal 834
anaknya, apabila pengganti KUHPerdata, yang berbunyi:
meninggal dunia, maka dapat “Tiap-tiap waris berhak
memajukan gugatan guna
digantikan oleh keturunannya,
memperjuangkan hak warisnya,
dan begitu seterusnya hingga terhadap, segala mereka, yang baik
atas dasar hak yang sama, baik
keturunan garis lurus paling
tanpa dasar sesuatu hak pun
bawah, hal ini diatur dalam Pasal menguasai seluruh atau sebagian
harta peninggalan, seperti pun
842 KUHPerdata.
terhadap mereka, yang secara licik
b. Penggantian dalam garis ke telah menghentikan
penguasaannya.”
samping, terjadi apabila saudara
pewaris (baik saudara kandung
Sesuai dengan kenyataanya, anak yang bernama : Yuanta,
kehidupan sekarang ini sudah Christine Djohanli dan Winstone
semakin banyak kasus atau Djohanli;
permasalahan mengenai harta 2) Sriwati Djohanli alias Lie Kwo
warisan khususnya mengenai harta Ing;
warisan perdata barat yang diajukan 3) Almarhumah Raniwati yang
kepada Pengadilan yang berwenang. sudah meninggal dunia dan
Salah satu permasalahan yang paling meninggalkan seorang anak
umum terjadi yaitu mengenai adanya perempuan yang bernama
pembagian harta warisan yang tidak Davina;
sesuai dengan ketentuan 4) Kuang En Lie alias Hadiwan
KUHPerdata. Djohanli
Salah satu kasus yang terjadi yaitu Dalam kasus ini Almarhumah
dalam Putusan Mahkamah Agung Mariani alias Song Tjin Mei
Nomor: 2083 K/Pdt/2017 pada meninggalkan harta peninggalan baik
tingkat kasasi, yang kasusnya seperti berupa harta bergerak maupun harta
berikut, Pewaris bernama tidak bergerak yang seharusnya harta
Almarhumah Song Tjin Mei alias peninggalan tersebut dibagi secara
Mariani yang meninggal dunia rata kepada seluruh ahli waris yang
tertanggal 20 April 2014 menikah sah dengan ahli waris pengganti.
dengan Almarhum Lie Tek Kien alias Namun terjadi perselisihan diantara
Djohanli yang meninggal terlebih ahli waris yang sah dengan ahli waris
dahulu tertanggal 28 Januari 1974. pengganti, dalam amar putusan
Dari hasil perkawinan mereka Mahkamah Agung menetapkan,
lahirlah 4(empat) orang anak yang bahwa menantu dari pewaris (istri
bernama : dari ahli waris yang bernama
1) Almarhum Lie Tjin En alias Darmawan Djohanli) mendapatkan
Darmawan Djohanli yang telah bagian harta warisan, seharusnya ahli
meninggal dunia serta waris pengganti hanya bisa terlaksana
meninggalkan satu orang istri bila ada hubungan sedarah dengan
bernama Tanty dan tiga orang pewaris, hal ini diatur di dalam Pasal
832 KUHPerdata yang menyatakan
bahwa, “menurut undang-undang B. METODE PENELITIAN
yang berhak untuk menjadi ahli waris 1. Objek Penelitian
ialah, para keluarga sedarah, baik sah Objek penelitian ini ialah
maupun luar kawin dan si suami atau mengenai Pembagian harta warisan
istri yang hidup terlama, semua Almarhumah Song Tjin Mei alias
menurut peraturan tertera dibawah Mariani terhadap ahli warisnya (Studi
ini.” Putusan Mahkamah Agung Nomor :
2. Permasalahan 2083 K/Pdt/2017) yang mengacu
Berdasarkan uraian-uraian diatas, pada hukum waris perdata barat.
maka dapat dikemukakan 2. Tipe Penelitian
permasalahan masalah sebagai Tipe penelitian yang digunakan
berikut: adalah tipe penelitian yuridis
1. Bagaimana pembagian harta normatif. Penelitian yuridis normatif
waris Almarhumah Song Tjin merupakan penelitian yang
Mei alias Mariani kepada ahli pengkajiannya didasarkan dan
warisnya menurut Kitab difokuskan kepada kaidah-kaidah dan
Undang-Undang Hukum norma-norma hukum positif. 2
Perdata? 3. Sifat Penelitian
2. Apakah putusan Mahkamah Sifat penelitian ini adalah
Agung Nomor : 2083 K/Pdt/2017 deskriptif analitis. Penelitian
dalam Pokok Perkara bagian 4 deskriptif ialah: “suatu penelitian
tentang pembagian harta warisan yang menggambarkan suatu fakta,
Almarhumah Song Tjin Mei alias keadaan atau gejala-gejala lainnya
Mariani kepada ahli warisnya yang berdasarkan kenyataan.” 3
sudah sesuai atau tidak dengan 4. Data dan Sumber Data
ketentuan Kitab Undang-Undang a) Data
Hukum Perdata?