Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DAHLIA

NIM : 041036471

TUGAS II

HUKUM PERDATA

Sistem pewarisan di Indonesia di atur dalam KUHPerdata dan dalam kompilasi Hukum Islam
serta kewarisan diatur di dalam hukum adat. Ada dua cara memperoleh warisan yaitu yang
pertama berdasarkan ketentuan undang-undang dan yang kedua memperoleh warisan
berdasarkan wasiat.

 Pertanyaan:

1. Bagaimana mekanisme pembagian warisan terhadap ahli waris dalam Hukum


Indonesia maupun Hukum Islam? Jelaskan!

Jawab :

Mekanisme Pembagian Warisan terhadap ahli waris menurut Hukum Islam

 Para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat


mengajukan permintaan kepada ahli waris yang tidak menyetujui permintaan
itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan
Agama untuk dilakukan pembagian harta warisan (pasal 188 KHI).
 Bila pewaris tidak meninggalkan ahli waris sama sekali, atau ahli warisnya
tidak diketahui ada atau tidaknya, maka harta tersebut atas putusan Pengadilan
Agama diserahkan penguasaannya kepada Baitul Maal untuk kepentingan
agama Islam dan kesejahteraan umum (Pasal 191 KHI).
 Bagi pewaris yang beristeri dari seorang, maka masing-masing isteri berhak
mendapat bagian dagi gono-gini dari rumah tangga dengan suaminya
sedangkan keseluruhan bagian pewaris adalah menjadi hak milik para ahli
warisnya (Pasal 190 KHI).
 Duda mendapat separuh bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan
bila pewaris meninggalkan anak, maka duda mendapat seperempat bagian
(Pasal 179 KHI).
 Janda mendapat seperempat bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak,
dan apabila pewaris meninggalkan anak, maka janda mendapat seperempat
bagian (Pasal 180 KHI).

Masalah waris malwaris dikalangan ummat Islam di Indonesia, secara jelas diatur dalam
pasal 49 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989.

Menurut Hukum Indonesia


Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata ada dua cara untuk mendapatkan warisan,
yaitu:
1. Sebagai ahli waris menurut Undang-undang.
2. Karena ditunjuk dalam surat wasiat (testament).
Cara yang pertama dinamakan mewarisi menurut Undang-undang atau “ab intestato” dan
cara yang kedua dinamakan mewarisi secara “testamentair”.
Dalam hukum waris berlaku suatu asas, bahwa hanyalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban
dalam lapangan hukum kekayaan harta benda saja yang dapat diwariskan. Dengan kata lain
hanyalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dinilai dengan uang saja (Subekti,
1993: 95).
Bila orang yang meninggal dunia tidak membuat testamen, maka dalam Undang-undang
Hukum Perdata ditetapkan pembagian warisan sebagai berikut:
1. Yang pertama berhak mendapat warisan yaitu suami atau isteri dan anak-anak, masing –
masing berhak mendapat bagian yang sama jumlahnya (pasal 852 BW).
2. Apabila tidak ada orang sebagaimana tersebut di atas, maka yang kemudian berhak
mendapat warisan adalah orang tua dan saudara dari orang tua yang meninggal dunia,
dengan ketentuan bahwa orang tua masing-masing sekurang-kurangnya mendapat
seperempat dari warisan (pasal 854 BW).
3. Apabila tidak ada orang sebagaimana tersebut di atas, maka warisan dibagi dua, separuh
untuk keluarga pihak ibu dan separuh lagi untuk pihak keluarga ayah dari yang
meninggal dunia, keluarga yang paling dekat berhak mendapat warisan. Jika anak-anak
atau saudara-saudara dari pewaris meninggal dunia sebelum pewaris, maka tempat
mereka diganti oleh keturunan yang sah (pasal 853 BW).

2. Apakah anak di luar nikah yang mendapatkan warisan adalah anak zina ?

Jawab :
Anak luar kawin menurut pengaturan KUHPer adalah anak yang dilahirkan di luar
perkawinan kedua orang tua. Dalam hal ini, kedua orang tuanya tidak ada yang terikat dengan
pernikahan dengan orang lain.

Berdasarkan Pasal 283 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”), anak yang


dilahirkan karena perzinaan atau penodaan darah (incest, sumbang), tidak boleh diakui tanpa
mengurangi ketentuan Pasal 273 KUHPer mengenai anak penodaan darah.

Maka jika didasarkan pada ketentuan dalam KUHPer, anak zina tidak mendapat warisan dari
orang tuanya. Akan tetapi, berdasarkan Pasal 867 KUHPer, anak zina mendapatkan nafkah
seperlunya dari orang tuanya.

Di lain pihak, jika merujuk pada ketentuan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (“UU Perkawinan”), tidak dibedakan mengenai anak zina dan anak luar kawin.
Yang diatur dalam UU Perkawinan hanyalah anak yang dilahirkan di luar perkawinan. Anak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya (Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan). Oleh karena adanya hubungan perdata
dengan ibunya, maka anak zina yang lahir setelah berlakunya UU Perkawinan, bisa
mendapatkan warisan dari ibunya.

3. Menurut analisis Anda apakah semua ahli waris yang memiliki hubungan darah berhak
mendapatkan warisan?

Jawab :

Menurut KUHPerdata, prinsip dari pewarisan adalah:


1.    Harta Waris baru terbuka (dapat diwariskan kepada pihak lain) apabila
terjadinya suatu kematian. (Pasal 830 KUHPerdata);
2.    Adanya hubungan darah di antara pewaris dan ahli waris, kecuali
untuk suami atau isteri dari pewaris. (Pasal 832 KUHPerdata), dengan
ketentuan mereka masih terikat dalam perkawinan ketika pewaris
meninggal dunia. Artinya, kalau mereka sudah bercerai pada saat pewaris
meninggal dunia, maka suami/isteri tersebut bukan merupakan ahli waris
dari pewaris.
 
Berdasarkan prinsip tersebut, maka yang berhak mewaris hanyalah orang-
orang yang mempunyai hubungan darah dengan pewaris. Baik itu berupa
keturunan langsung maupun orang tua, saudara, nenek/kakek atau
keturunannya dari saudara-saudaranya. Sehingga, apabila dimasukkan dalam
kategori, maka yang berhak mewaris ada empat golongan besar, yaitu:
 Golongan I: suami/isteri yang hidup terlama dan anak/keturunannya (Pasal 852
KUHPerdata).
 Golongan II: orang tua dan saudara kandung Pewaris
 Golongan III: Keluarga dalam garis lurus ke atas sesudah bapak dan ibu pewaris
 Golongan IV: Paman dan bibi pewaris baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu,
keturunan paman dan bibi sampai derajat keenam dihitung dari pewaris, saudara dari
kakek dan nenek beserta keturunannya, sampai derajat keenam dihitung dari pewaris.

Anda mungkin juga menyukai