NIM : 041036471
TUGAS II
HUKUM PERDATA
Sistem pewarisan di Indonesia di atur dalam KUHPerdata dan dalam kompilasi Hukum Islam
serta kewarisan diatur di dalam hukum adat. Ada dua cara memperoleh warisan yaitu yang
pertama berdasarkan ketentuan undang-undang dan yang kedua memperoleh warisan
berdasarkan wasiat.
Pertanyaan:
Jawab :
Masalah waris malwaris dikalangan ummat Islam di Indonesia, secara jelas diatur dalam
pasal 49 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989.
2. Apakah anak di luar nikah yang mendapatkan warisan adalah anak zina ?
Jawab :
Anak luar kawin menurut pengaturan KUHPer adalah anak yang dilahirkan di luar
perkawinan kedua orang tua. Dalam hal ini, kedua orang tuanya tidak ada yang terikat dengan
pernikahan dengan orang lain.
Maka jika didasarkan pada ketentuan dalam KUHPer, anak zina tidak mendapat warisan dari
orang tuanya. Akan tetapi, berdasarkan Pasal 867 KUHPer, anak zina mendapatkan nafkah
seperlunya dari orang tuanya.
Di lain pihak, jika merujuk pada ketentuan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (“UU Perkawinan”), tidak dibedakan mengenai anak zina dan anak luar kawin.
Yang diatur dalam UU Perkawinan hanyalah anak yang dilahirkan di luar perkawinan. Anak
yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya (Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan). Oleh karena adanya hubungan perdata
dengan ibunya, maka anak zina yang lahir setelah berlakunya UU Perkawinan, bisa
mendapatkan warisan dari ibunya.
3. Menurut analisis Anda apakah semua ahli waris yang memiliki hubungan darah berhak
mendapatkan warisan?
Jawab :