ABSTRAK
Hukum waris adalah kaidah-kaidah yang mengatur pembagian harta
seseorang setelah meninggal dunia dan menentukan siapa saja yang
berhak menjadi ahli warisnya. Permasalahan yang sering terjadi di
masyarakat adalah adanya pembagian harta warisan yang tidak sesuai
dengan Undang-Undang. Begitupun yang yang terjadi dalam Putusan
Pengadilan Negeri Medan Nomor: 370/Pdt.G/2015/PN Mdn yang pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pembagian
harta warisan Almarhumah Asnah kepada ahli warisnya menurut KUH
Perdata. (2) Apakah isi Amar Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor:
370/Pdt.G/2015/PN.Mdn Tentang Pembagian Harta Warisan
Almarhumah Asnah Kepada Ahli Warisnya Sudah Sesuai Atau Tidak
Dengan KUH Perdata. Untuk menjawab permasalahan tersebut, tipe
penelitian ini adalah normatif. Data yang digunakan adalah data
sekunder, pengumpulan data studi kepustakaan dan analisis data kualitatif
serta penarikan kesimpulan metode deduktif. Kesimpulan dari studi
putusan ini adalah (1) Pembagian harta warisan Almarhumah Asnah
kepada ahli warisnya menurut KUH Perdata adalah Hasan, Husin,
Syofian Ramli, Lie Hoa/Lily, Lie Yen masing-masing mendapatkan 3/20
bagian sebagai ahli waris menurut undang-undang, sedangkan Jonny
mendapatkan 5/20 bagian karena ia sebagai ahli waris menurut wasiat.
(2) Amar Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor:
370/Pdt.G/2015/PN.Mdn tentang pembagian harta warisan Almarhumah
Asnah tidak sesuai dengan KUH Perdata karena pembagian dalam Amar
adalah 1/5 bagian untuk ahli waris menurut undang-undang, sedangkan
menurut KUH Perdata pembagiannya yang benar adalah untuk ahli waris
menurut undang-undang masing-masing mendapatkan 3/20 bagian,
sedangkan untuk ahli waris menurut wasiat mendapatkan 5/20 bagian.
Kata Kunci: Hukum Waris, Hukum Waris Perdata Barat
2
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hukum waris merupakan salah satu bagian dari hukum perdata secara
keseluruhan dan merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan.
Hukum waris sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan
manusia. Sebab semua manusia akan mengalami peristiwa hukum yang
dinamakan kematian. Akibat hukum yang selanjutnya timbul, dengan
terjadinya peristiwa hukum seseorang diantaranya ialah masalah bagaimana
pengurusan dan kelanjutan hak-hak dan kewajiban-kewajiban seseorang
yang meninggal dunia tersebut.1
Penyelesaian dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban pada saat meninggal
dunia dapat di selesaikan dengan aturan-aturan dari hukum waris. Hukum
waris yang saat ini berlaku di Indonesia masih belum terunifikasi
hukumnya, yang berarti hukum waris yang terdapat di Indonesia masih
bersifat pluralisme. Negara Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam
adat, suku, ras, agama dan budaya. Karena banyaknya keanekaragaman di
Indonesia, maka di kenal tiga macam bentuk hukum waris di Indonesia,
yaitu Hukum Waris Adat, Hukum Waris Perdata Barat dan Hukum Waris
Islam.
Sistem hukum waris adat merupakan bagian dari hukum atau norma yang
berasal dari adat istiadat yang berlaku dan ditaati oleh masyarakat
Indonesia. Hukum adat memiliki kaitan yang sangat erat dengan
kebudayaan masyarakat dimana hukum tersebut lahir, sehingga dapat
dikatakan hukum adat merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang terdapat
dalam masyarakat.2 Hukum adat berlaku untuk mereka yang masih
menganut ajaran adat yang sangat kental atau yang menganggap bahwa
pengaturan dalam hukum adatnya lebih dirasa adil dan tepat dibanding
dengan hukum lainnya yang berlaku di Indonesia.
1
Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2007) hlm. 27.
2
Sri Untari Indah, Ferry Edwar, Atik Indriyani, dkk, Pengantar Hukum Indonesia, (Ed. Rev;
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Trisakti, 2005), hlm. 31.
3
3
Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 81.
4
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan di Indonesia, (Jakarta: Sumur Bandung, 1976), hlm. 8.
4
juga kewajiban beralih kepada para ahli warisnya. Dalam sistem hukum
waris perdata barat, harta peninggalan pewaris harus sesegera mungkin
dibagi kepada para ahli waris yang berhak atas harta tersebut.
Kalaupun harta peninggalan pewaris hendak dibiarkan dalam keadaan
tidak terbagi, maka harus melalui persetujuan oleh seluruh ahli waris,
adapun perbedaan antara harta warisan dan harta peninggalan adalah harta
warisan belum dikurangi hutang dan biaya-biaya lainnya, sedangkan harta
peninggalan sudah dikurangi hutang dan siap untuk dibagi.5
Pembagian harta waris sering kali menyalahkan aturan yang ada,
sehingga sering terjadi perselisihan dalam menentukan bagian pembagian
warisan terhadap ahli waris yang berhak. Maka dari itu di dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata sudah diatur besar bagian-bagian untuk
para ahli waris yang berhak menerimanya.
Salah satu kasus yang terjadi adalah di dalam Putusan Pengadilan Negeri
Medan Nomor:370/Pdt.G/2015/PN Mdn yang kasusnya adalah,
Almarhumah Asnah atau yang dahulu bernama Oei Gwek Lan semasa
hidupnya menikah dengan seorang laki-laki bernama Almarhum Hng Weno
Tjoen. Selama masa perkawinannya mereka dikaruniai 5 (lima) orang anak
kandung, yaitu:
1. Hasan (Tergugat I)
2. Husin (Tergugat II)
3. Syofian Ramli (Tergugat III)
4. Lie Hoa/Lily (Tergugat IV)
5. Lie Yen (Tergugat V)
Almarhum Hng Weno Tjoen selaku suami dari Almarhumah Asnah telah
meninggal dunia terlebih dahulu namun tidak di jelaskan pada tanggal
berapa Almarhum Hng Weno Tjoen meninggal dunia. Sedangkan
Almarhumah Asnah meninggal dunia di Medan pada tanggal 32 Desember
2013 sesuai dengan Surat Keterangan No.472.12/01 tertanggal 2 Januari
2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kelurahan Sunggal.
5
Afandi Ali, 2000, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian, (Jakarta: Rineka Cipta),
hlm. 7.
7
A B
C D E F G
Keterangan:
A : Almarhumah Asnah (Pewaris)
B : Almarhum Hng Weno Tjoen (Suami Almarhumah Asnah yang sudah
meninggal terlebih dahulu namun tidak di jelaskan pada tanggal berapa
meninggal dunianya)
C : Hasan (Anak kandung)
D : Husin (Anak kandung)
E : Syofian Ramli (Anak kandung)
F : Lie Hoa/Lily (Anak kandung)
G : Lie Yen (Anak kandung)
D1 : Jonny (Cucu dari Almarhumah Asnah atau anak dari Husin/Ahli waris
satu-satunya dalam wasiat)
10
6
Maman Suparman, Hukum Waris Perdata, , (Sinar Grafika, Jakarta, 2015), hlm. 106
12
ahli waris lainnya. Sehingga agar wasiat tetap bisa dijalankan, maka
pembagian harta warisan kepada Ahli Waris dari Almarhumah Asnah
menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalah sebagai berikut:
1. Almarhum Hng Weno Tjoen, suami dari Almarhumah Asnah tidak
mendapatkan harta warisan, karena Almarhum Hng Weno Tjoen telah
meninggal terlebih dahulu dari pada Almarhumah Asnah.
2. Hasan, Husin, Syofian Ramli, Lie Hoa/Lily dan Lie Yen adalah anak
kandung dari Almarhumah Asnah yang masing-masing mendapatkan bagian
sebesar 3/20 bagian sama rata atas harta warisan Almarhumah Asnah.
3. Jonny, cucu dari Almarhumah Asnah selaku ahli waris yang ditunjuk
dalam Wasiat mendapatkan besaran bagian 5/20 bagian atas harta warisan
Almarhumah Asnah.
2. Isi Amar Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor:
370/Pdt.G/2015/PN.Mdn Tentang Pembagian Harta Warisan
Almarhumah Asnah Kepada Ahli Warisnya Sudah Sesuai Atau Belum
Dengan KItab Undang-Undang Hukum Perdata
Di dalam isi amar Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor:
370/Pdt.G/2015/PN Mdn. Majelis Hakim mengeluarkan amar putusannya
sebagai berikut:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Akta Wasiat No. 05 tanggal 08 Desember 2007 yang dibuat
dihadapan Turut Tergugat I batal demi hukum.
Jika dikaitkan dengan kasus, maka pembagian warisan dari Almarhumah
Asnah berdasarkan amar Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor:
370/Pdt.G/2015/PN Mdn. adalah sebagai berikut:
HPP = 1 untuk CDEFG
CDEFG = 1/5 x 1 = 1/5
Jadi Pembagian HPP:
C = 1/5
D = 1/5
E = 1/5
14
F = 1/5
G = 1/5
TOTAL = 5/5 = 1
Bagian yang dibagikan menurut amar Putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor: 370/Pdt.G/2015/PN Mdn. tersebut adalah untuk para ahli waris
sahnya saja, yaitu kelima anak dari Almarhumah Asnah. Suami dari
Almarhumah Asnah bukan sebagain ahli waris karena telah meninggal
terlebih dahulu dari Almarhumah Asnah.
Berdasarkan isi dari amar tersebut, penulis penulis tidak setuju dengan
amar putusan yang dikeluarkan oleh Majelis Hakim di Putusan Pengadilan
Negeri Medan Nomor: 370/Pdt.G/2015/PN Mdn. Karena pembagian dari
harta peninggalan Almarhumah Asnah tidak sesuai dengan ketentuan yang
ada di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Sehingga apabila pembagian dalam kasus tersebut dikaitkan dengan KItab
Undang-Undang Hukum Perdata, maka pembagian yang benar adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Pasal 832 ayat (1) KUH Perdata
Menurut penulis, Amar Putusan yang Majelis Hakim keluarkan sudah
sesuai dengan pasal diatas, karena Amar Putusan Pengadilan Negeri
Medan Nomor: 370/Pdt.G/2015/PN Mdn memutus bahwa yang menjadi
ahli waris dari Almarhumah Asnah adalah kelima anak kandungnya
tersebut yaitu:
1. Hasan.
2. Husin.
3. Syofian Ramli.
4. Lie Hoa/Lily.
5. Lie Yen.
Sedangkan suaminya yang bernama Almarhum Hng Weno Tjoen bukan
sebagai ahli waris karena telah meninggal terlebih dahulu.
2. Berdasarkan Pasal 875 KUH Perdata
15
membagi harta warisan dari Almarhumah Asnah kepada ahli waris menurut
undang-undang saja yang mana masing-masing mendapatkan 1/5 bagian,
sedangkan di dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
pembagian yang benar adalah terdapat bagian untuk ahli waris dalam wasiat,
sehingga pembagiannya menjadi, Jonny hanya dapat 5/20 bagian sebagai ahli
waris menurut wasiat, sedangkan para ahli waris menurut undang-undang
masing-masing mendapatkan 3/20 bagian sesuai dengan aturan menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ali, Afandi. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Jakarta: Rineka
Cipta. 2000.
Ali, Zainuddin. Pelaksanaan Hukum Waris Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
2010.
Indah, Sri Untari. Edwar, Ferry. Indriyani, Atik. dkk. Pengantar Hukum
Indonesia. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Trisakti. 2005.
Prodjodikoro, Wirjono. Hukum Warisan di Indonesia. Jakarta: Sumur Bandung.
1976.
Suparman, Eman. Hukum Waris Indonesia. Bandung: Refika Aditama. 2007.
Suparman, Maman. Hukum Waris Perdata. Jakarta: Sinar Grafika. 2015.
UNDANG-UNDANG
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata