Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Interaksi Sosial Asosiatif|Dalam pengertian interaksi sosial asosiatif, macam-

macam atau jenis-jenis, dan bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif. Pengertian interaksi
sosial asosiatifmenurut definisi para ahli mengatakan bahwa pengertian interaksi sosial
asosiatif adalah proses interaksi pranata sosial yang arahnya, terbentuknya persatuan. sebelum
membahas tentang jenis-jenis interaksi sosial asosiatif atau macam-macam interaksi sosial
asosiatif, tahukah apa itu interaksi sosial ?. pengertian interaksi sosial menurut definisi para ahli
telah dijelaskan dan dibahas dalam sebuah teman yaitu pengertian interaksi sosial dan tujuan
interaksi sosial,dimaksudkan untuk mengingat kembali pelajaran yang sudah terlewatkan,
sekarang kita ke pembahasan selanjutnya yakni jenis-jenis interaksi sosial asosiatif atau macam-
macam interaksi sosial asosiatif dan kali ini kita akan membahas tentang bentuk-bentuk interaksi
sosial asosiatif seperti yang ada dibawah ini.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Asosiatif


Interaksi sosial asosiatif terdiri atas kerja sama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi,
penjelasannya seperti dibawah ini.

a. Kerja Sama ( Cooperation). Kerja sama adalah usaha bersama atau kelompok yang
dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.

b. Akomodasi. akomodasi adalah cara dalam menyelesaikan masalah atau pertentangan


dengan tidak mematikan lawan yang membuat lawan kehilangan kepribadiannya.

c. Asimilasi. asimilasi adalah proses sosial dengan usaha-usaha dalam mengurangi perbedaan
antara orang perorangan dan kelompok

Itulah jenis-jenis interaksi sosial asosiatif, ada baiknya untuk meningkatkan pemahaman kita
tentang interaksi sosial asosiatif kita dapat melihat contoh-contoh interaksi sosial
asosiatifdengan melihat contoh kerja sama, contoh akomodasi, contoh asimilasi, karna ketiga
bentuk tersebut merupakan jenis-jenis interaksi sosial asosiatif.

(Contoh interaksi sosial asosiatif : Cooperation


atau kerja sama )

Sekian artikel tentang Pengertian Interaksi Sosial Asosiatif dan Jenis-jenis interaksi sosial
asosiatif semoga bermanfaat
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif| Pembahasan sebelumnya, kita
dapat simpulkan bahwa terdapat berbagai wujud dari interaksi sosial. Berdasarkan pendapat
gillin menyebutkan dua macam dari proses sosial dengan timbul dari akibat adanya interaksi
sosial, yaitu proses asosiatif/bersekutu (processes of association) dan proses
disosiatif/memisahkan (processes of dissociation). Proses interaksi sosial asosiatif adalah proses
menuju terbentuknya persatuan atau interaksi sosial. Proses interaksi sosial disosiatif
adalah proses oposisi (oppositional process) yang berarti tip berjuang melawan seorang ataupun
sekelompok orang untuk meraih tujuan tertentu. Dari kedua macam interaksi sosial tersebut,
diantaranya memiliki beragam bentuk antara lain sebagai berikut...

A. Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya mendukung seseorang atau
kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain
sebagai berikut...

1. Kerja Sama (Cooperation)


Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai
kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang
lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap
kelompok lainnya (out group). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat berlangsung jika
seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain. Selain dari itu,
pada saat yang sama memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap dirinya sendiri dalam
memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran dari kepentingan yang sama dan juga
pengorganisasian diri merupakan sesuatu yang penting dalam kerja sama.

Kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-tindak
luar yang menyinggung kesetiaan yang telah tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang,
atau segolongan orang-orang. Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam satu kesatuan
terjalin ketika menghadapi musuh dalam sebuah medan pertempuran. Proses sosial erat
kaitannya dengan kerja sama ialah konsensus. Konsensus terjadi kalau dua pihak atau lebih
ingin memelihara adanya hubungan dan masing-masing memandang sebagai kepentingan
sendiri. Dalam mengadakan konsensul dapat muncul jika anggota kelompok mempunyai
perbedaan pendapat. Dalam konsensus, pertentangan kepentingan terlihat nyata, tetapi tidak
sebesar di konflik.

Bentuk-Bentuk Kerja Sama - Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-bentuk


antara lain lain sebagai berikut...

 Kerukuran atau gotong royong ialah bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela
demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung dengan orang-
orang yang terlibat dalam gotong royong.
 Bargaining, yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi
ataupun lebih
 Kooptasi, yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan
pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk menghindari
adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi
 Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih yang memiliki
tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan keadaan dengan tidak stabil karena ke-2
organisasi memiliki struktur tersendiri.
 Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti
pengeboran minyak dan juga perhotelan.

Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama dibagi dalam beberapa macam antara lain sebagai
berikut...

 Kerja sama spontan adalah kerja sama serta-merta


 Kerja sama langsung adalah kerja sama yang dilakukan dari hasil perintah atasan atau
penguasa.
 Kerja sama kontak adalah kerja sama atas dasar perintah tertentu.
 Kerja sama tradisional adalah kerja sama sebagai bagian antaraunsur dalam sistem
sosial

2. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia dengan
semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan. Akomodasi berarti adanya
keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi
seringkali merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai
kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan).
Bentuk-Bentuk Akomodasi - Akomodasi sebagai proes mempunyai beberap bentuk antara lain
sebagai berikut...

 Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak suatu
pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok
lain. Contohnya sistem rezim (pemerintahan) totaliter.
 Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat perselisihan saling
meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar kompromi
adalah semua pihak bersedia merasakan dan memahami keadaan pihak lain.
Contohnya: perjanjian gencatan senajata antara kedua negara yang sedang terlibat
perang.
 Arbitrase adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang
berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Maka dari itu diundanglah
kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk mengusahakan penyelesaian.
Pihak ketiga tersebut berasal dari badan yang berwenang. Contohnya: penyelesaian
pertentangan antara pengusaha dan serikat buruh diselesaikan melalui arbitrase (pihak
ketiga yang netral).
 Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Keputusan berdamai
tergantung pihak-pihak yang betikai. Contohnya: mediasi pemerintah Republik Indonesia
untuk mendamaikan faksi-faksi yang bersilih di kamboja.
 Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk
tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka
kesempatan mengadakan asimilasi. Contohnya, panitia tetap penyelesaian masalah
ketenagakerjaan mengundang perusaan dan wakil karyawan untuk menyelesaikan
masalah.
 Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa
disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan
yang saling merugikan.
 Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika kelompok terlibat
pertentangan dengan kekuatan seimbang. Dengan kesadaran ke-2 belah pihak maka
tidak ada yang maju ataupun mundur sehingga pertentangan akan berhenti dengan
sendirinya.

3. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok
guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut
Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai
perbedaan kebudayaan. Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi
secara langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan
masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.
Dalam asimilasi|penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan kepentingan-kepentingan dan
tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas
antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.

Faktor-Faktor Mempermudah/Mendorong Asimilasi - Faktor-faktor yang mempermudah


terjadinya asimilasi ialah

 Sikap toleransi
 Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi (tiap-tiap individu mendapat kesempatan
yang serupa untuk mencapai kedudukan khusus atas dasar kemampuan & jasanya)
 Sikap menghargai orang-orang asing dan kebudayaannya
 Tingkahlaku yang terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
 Adanya Persamaan pada unsur kebudaaan
 Perkawinan campuran (amalgamasi)
 Adanya musuh bersama dari luar.

Faktor-Faktor Penghalang/Penghambat Asimilasi - Sebaliknya, faktor-faktor yang menjadi


penghalang terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut...

 Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Misalnya, orang


indian di Amerika Serikat yang diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah khusus
(reservation).
 Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
 Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
 Terdapat perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih
tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lain.
 Terdapat perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniah.
 Terdapat in group feeling yang kuat. Artinya, adanya suatu perasaan yang kuat bahwa
individu terikat di dalam kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan
 Terdapat gangguan golongan minoritas terhadap golongan yang berkuasa. Contoh,
perlakuan kasar terhadap orang-orang jepang yang tinggal di Amerika Serika sesudah
pangkalan Armada Laut Amerika Serikat Pearl Harbor diserang secara mendadak oleh
tentara Jepang pada tahun 1941.
 Memiliki perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.

4. Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi
bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi
merupakan hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan
asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi, selanjutnya diolah tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli sebagai penerima.
Contoh Akulturasi:

 Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian menciptakan


kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
 Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah menghasilkan
musik keroncong

5. Paternalisme
Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap kelompok anak negeri.
Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi oleh kelompok pendatang, bukan oleh
penduduk anak negeri (pribumi). Kaum pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa atau
pemilik modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau pekerja. Kondisi ini sudah
berakar jauh pada masa penjajahan dimana bangsa Belanda (sebagai kelompok pendatang)
menguasai bangsa Indonesia (sebagai penduduk pribumi). Penguasaan ini tidak pada bidang
ekonomi ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang pertanahan, permodalan, pendidikan,
kesehatan, dan sebagainya. Masalah sosial seperti ini hendaknya cepat diatasi agar tidak
muncul kebencian dan konflik antara kaum pendatang dan warga pribumi (asli).
1. Interaksi Sosial Asosiatif

Pola hubungan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat tercipta karena adanya
kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

a. Kerja Sama
Satu tim sepak bola harus bekerja sama untuk dapat menciptakan gol ke gawang
lawan. Sangat jarang terjadi seorang pemain sepak bola mencetak gol tanpa bantuan
temannya. Kekompakkan tim sepak bola merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama.
Dari contoh ini dapat dilihat bahwa kerja sama dapat timbul karena adanya orientasi
perorangan terhadap kelompoknya sendiri (ingin timnya menang) atau kelompok orang
lain (ingin tim lawan kalah). Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama.
Tanpa adanya kerja sama, mustahil manusia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kerja sama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antarindividu, antara individu
dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan
kebutuhan bersama.
Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai
orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
(1) orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama,
(2) masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi
kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.

b. Akomodasi
Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan.
Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa
mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit diatasi
sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya, perkelahian antara
dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua
siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian.
Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
(1) Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham.
(2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer.
(3) Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang
hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
(4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya lewat perkawinan campuran.

c. Asimilasi
Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usahausaha
mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.
Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih
mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua
kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok
masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,
orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat
sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu
dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat.
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
(1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
(2) Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu lama.
(3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masingmasing
berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut.
(1) Toleransi
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
(3) Sikap menghargai kehadiran orang asing dan kebudayaannya
(4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
(5) Memiliki persamaan historis dalam unsur-unsur kebudayaan
(6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda
(7) Adanya musuh bersama dari luar

Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah


seperti berikut.
(1) Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
(2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
(3) Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
(4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
(5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
(6) Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok
dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling).
(7) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa.
(8) Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.

d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua
kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi,
sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu,
sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah
dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan
kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini
misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai