Anda di halaman 1dari 20

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Beserta

Contoh dan Penjelasannya [Lengkap]


https://www.zonareferensi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/

31 Oktober 2019 Oleh Zakky

Bentuk-bentuk interaksi sosial – Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau
kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain. Secara umum jenis dan bentuk-bentuk
interaksi sosial dibedakan menjadi dua yakni asosiatif dan disosiatif.

Secara umum pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu
dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial bisa
terjadi dimana saja, termasuk di lingkungan sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri interaksi sosial adalah dilakukan minimal oleh 2 orang atau lebih. Selain itu dalam
sebuah interaksi sosial juga terdapat dimensi waktu terjadinya interaksi dan terdapat
komunikasi antar pelakunya. Setelah itu akan timbul reaksi yang saling mempengaruhi satu
sama lain.

Berdasarkan sifatnya, terdapat 2 jenis-jenis interaksi sosial yakni interaksi sosial asosiatif dan
interaksi sosial disosiatif. Tiap bentuk interaksi sosial juga memiliki jenisnya masing-masing.
Di bawah ini akan dibagikan penjelasan macam-macam interaksi sosial asosiatif dan
disosiatif.

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif


Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan
dan kerjasama. Yang termasuk jenis interaksi sosial asosiatif adalah kerjasama, akomodasi,
akulturasi, dan asimilasi.
1. Kerjasama

Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok
bekerja bersama-sama, saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Ada beberapa jenis-jenis kerjasama antara lain adalah gotong royong, bargaining, kooptasi,
koalisi, dan joint-venture yang dijelaskan beserta pengertiannya sebagai berikut.

 Kerukuran atau gotong royong, yakni bentuk kerja sama yang dilakukan secara
sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung
dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
 Bargaining, yakni bentuk kerja sama berupa kegiatan perjanjian pertukaran barang
ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih
 Kooptasi, yakni bentuk kerja sama berupa prosedur penerimaan unsur-unsur baru di
kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi guna menghindari adanya
konflik.
 Koalisi, yakni bentuk kerja sama berupa kombinasi dua organisasi atau lebih yang
memiliki tujuan yang sama.
 Joint-venture, yakni bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti
pengeboran minyak dan perhotelan.

2. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia dengan
semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan. Tujuannya untuk mengurangi
perbedaan pandangan dan pertentangan politik serta untuk mencegah terjadinya konflik.

Akomodasi memiliki jenis-jenis tertentu seperti koersi, mediasi, konsiliasi, atau kompromi.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk akomodasi beserta pengertian dan penjelasannya.

 Koersi, yakni bentuk akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak suatu


pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas
kelompok lain.
 Kompromi, yakni bentuk akomodasi dimana pihak-pihak terlibat perselisihan saling
meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian bersama dengan cara
kompromi.
 Arbitrase, yakni bentuk akomodasi yang terjadi jika terdapat pihak-pihak yang
berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri, sehingga diundanglah
kelompok ketiga yang tidak berat sebelah untuk mengusahakan penyelesaian.
 Mediasi, yakni bentuk akomidasi dengan melibatkan pihak ketiga untuk penengah
atau juru damai.
 Konsiliasi, yakni bentuk akomodasi berupa upaya mempertemukan keinginan pihak-
pihak yang berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama.
 Toleransi, yakni bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa
disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari
perselisihan yang saling merugikan.
 Stalemate, yakni bentuk akomodasi yang terjadi saat kelompok yang terlibat
pertentangan memiliki kekuatan seimbang, sehingga konflik akan berhenti dengan
sendirinya.

3. Akulturasi

Akulturasi adalah penerimaan unsur-unsur baru menjadi suatu kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur-unsur yang lama. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua
kebudayaan dalam waktu lama.

Contoh akulturasi misalnya musik Melayu bertemu dengan musik Portugis dibawa oleh para
penjajah sehingga menghasilkan jenis musik keroncong.

4. Asimilasi

Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antar individu atau antar kelompok
guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. 

Contoh asimilasi misalnya seni kaligrafi yang berasal dari Arab yang berkembang dalam
kebudayaan Islam di Indonesia.

Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif


Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik
dan perpecahan, baik individu maupun kelompok. Yang termasuk jenis interaksi sosial
disosiatif adalah kompetisi, kontravensi, dan konflik sosial.
1. Kompetisi

Kompetisi atau persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif dimana orang-orang atau
kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Persaingan dilakukan secara sportif
sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik antar pesertanya.

Contoh kompetisi misalnya adalah lomba tarik tambang antar warga di lingkungan desa.

2. Kontravensi

Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif berupa sikap menentang dengan
tersembunyi agar tidak adanya perselisihan atau konflik terbuka. Kontravensi merupakan
proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang
tidak diungkapkan secara terbuka.

Terdapat 5 macam-macam kontravensi yang ada, berikut merupakan penjelasannya secara


lengkap.

 Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan, gangguan,


dan mengancam pihak lawan.
 Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum.
 Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
 Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
 Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan
intimidasi.

3. Konflik Sosial

Konflik sosial atau pertikaian atau pertentangan, yakni bentuk interaksi sosial disosiatif yang
terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antar individu atau kelompok. Konflik
ditandai dengan adanya ancaman, kekerasan dan konflik fisik antar pihak-pihak yang
bertentangan.

Contoh konflik sosial misalnya antara Israel dan Palestina dimana Israel terus menerus
menyerang Palestina untuk merebut daerahnya.

Nah demikian referensi bentuk-bentuk interaksi sosial beserta pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis,
dan contohnya lengkap. Semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan dan referensi.

https://www.youtube.com/watch?v=1uyvu-Sau-I

BAGUS BAHANNYA INTERAKSI SOSIAL


Sosiologi – Bentuk Interaksi Sosial
https://pahamify.com/artikel/sosiologi-
bentuk-interaksi-sosial/

Manusia itu adalah makhluk yang tidak akan lepas dengan interaksi sosial. Kemanapun kita
pergi dan bertemu makhluk sosial lainnya, interaksi menjadi hal yang biasa terjadi. Tanpa
interaksi mungkin manusia akan menjalani hidup yang lempeng. Semua bentuk-bentuk
interaksi yang berlangsung pastinya dapat memengaruhi keberlangsungan hidup.

Dalam ilmu sosiologi, terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang interaksi sosial.
Interaksionisme Simbolik, Definisi Situasi dan Dramaturgi.

Interaksionisme simbolik

Teori ini dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurutnya interaksi yang dilakukan
manusia adalah dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda yang memiliki makna.
Ada 3 pokok pikiran dalam interaksionisme simbolik

1. Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning).
Contohnya ketika upacara, kita berdiri tegak menghormati (act) sang saka merah putih
(thing) atas dasar rasa nasionalisme (meaning).
2. Makna yang dimiliki berasal dari interaksi sosial antar individu.
3. Makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran yang digunakan
orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya

Teori Definisi Situasi

Menurut William I. Thomas, manusia tidak langsung bereaksi ketika mendapatkan


rangsangan dari luar. Tindakan individu selalu didahului dengan tahap penilaian dan
pertimbangan. Jadi rangsangan yang didapatkan, diseleksi terlebih dahulu melalui proses
penafsiran situasi atau pembuatan definisi yang kemudian menghasilkan sebuah makna.

Teori ini terbagi menjadi 2, ada yang dihasilkan secara spontan dan ada yang dibuat oleh
masyarakat, keluarga, teman dan komunitas.

Teori Dramaturgi
Teori ini yang dikemukakan oleh Erving Goffman ini melihat bahwa kehidupan sosial itu
seperti pertunjukan dalam pentas seni. Menurut teori ini interaksi sosial berlangsung secara
belakang panggung (backstage) dan depan panggung (front stage). Interaksi yang terjadi akan
berbeda ketika manusia berada di belakang panggung dan depan panggung.

Seperti contohnya pesepakbola yang terlihat tegas dan galak dalam menghadapi lawan di
lapangan, ketika pulang ke rumah dia menjadi orang yang lembut dan periang sesaat bertemu
dengan anak dan istri yang selalu menunggu kehadirannya di tempat tinggal. 

Dramaturgi adalah teori yang menjelaskan bahwa adanya perbedaan interaksi ketika
seseorang berada di depan dan di belakang panggung.
Source: https://pixabay.com/illustrations/actor-mask-theater-performance-666499/

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial


Bentuk-bentuk interaksi sosial ini dibagi menjadi dua, ada yang asosiatif dan ada pula yang
disosiatif.

Bentuk interaksi sosial yang tergolong asosiatif adalah yang dapat mendukung seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Macam-macam interaksinya adalah sebagai
berikut:

Interaksi Sosial yang bersifat Asosiatif


Sumber: https://flickr.com/photos/141737619@N07/24197343887/in/photostream/

1. Kerjasama (cooperation)

Usaha antar individu atau antar kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

2. Akomodasi (accommodation)

Proses penyesuaian diri individu/kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai
upaya mengatasi ketegangan.

3. Asimilasi (assimilation)
Perubahan yang dilakukan (umumnya) secara sukarela dan ditandai oleh upaya untuk
mengurangi perbedaan dalam masyarakat dengan mempercepat kesatuan untuk mencapai
tujuan bersama.

4. Akulturasi (acculturation)

Proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari
kebudayaan suatu kelompok.

Sedangkan bentuk interaksi sosial yang selanjutnya adalah disosiatif. Bentuk interaksi ini
lebih mengarah ke hal yang bertentangan dan memicu ke arah berlomba untuk mencapai
tujuan tertentu. Macam-macam interaksinya adalah sebagai berikut:

Interaksi Sosial bersifat Disosiatif


Sumber: https://pixabay.com/illustrations/edward-lear-sketch-vintage-1823550/

1. Persaingan

Proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk
mencapai kemenangan tertentu.

2. Kontraversi

Suatu pertentangan atau perbedaan pendapat terhadap suatu masalah yang bertentangan dan
memiliki pandangan yang bersebrangan

3. Pertikaian

Proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Disini perselisihan semakin terbuka,
pertikaian makin tajam, jadi muncul amarah, benci, dan berbagai emosi negatif.

Materi mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial dibahas lebih lengkap lagi di aplikasi belajar
online Pahamify. Di situ kamu bisa belajar lebih lengkap lagi bagaimana contoh-contoh dari
berbagai bentuk interaksi sosial, dan apa saja yang perlu dipelajari dalam materi terkait. 

Download dan langganan aplikasi belajar Pahamify supaya kamu bisa belajar lebih jauh lagi
mengenai interaksi sosial antar individu dan antar kelompok di mata pelajaran Sosiologi yang
disampaikan secara lengkap dan seru. Jajal juga pemahaman kamu mengenai materi yang
sudah dipelajari lewat Tryout UTBK Online Pahamify yang secara rutin dilaksanakan tiap
bulannya.
Waduh, smartphone telah
mengganggu interaksi sosial
manusia!
https://www.techno.id/science/waduh-smartphone-telah-mengganggu-interaksi-sosial-
manusia-150326x.html

Pasalnya, beberapa orang lebih memilih untuk memperhatikan smartphone


daripada rekan bicara di depannya.

© Techno.id

Techno.id - Saat ini, membangun obrolan yang intim dengan lawan bicara di satu
meja dirasa semakin sulit. Penyebabnya hanya satu, orang-orang cenderung untuk
memeriksa smartphone miliknya ketika pembicaraan sedang berlangsung.
Fenomena ini pun cukup mengganggu Shalini Misra dan timnya, sehingga
memancing mereka untuk mencari tahu sejauh apa smartphone telah
mengintervensi interaksi kehidupan umat manusia.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Misra dan sekelompok peneliti memutuskan


untuk mengobservasi bagaimana pengunjung di sebuah coffee shop berinteraksi
satu sama lain. Total, ada 100 pasang partisipan saat itu yang diobservasi. Setelah
duduk dalam satu meja, mereka pun diperintahkan untuk membahas banyak topik,
mulai dari yang sederhana sampai menceritakan pengalaman pribadi.

Ternyata, ponsel pintar terbukti merusak momen kedekatan para responden.


Buktinya, dalam kurun waktu 10 menit saja, percakapan milik 29 dari 100 pasang
responden tadi terganggu. Pasalnya, salah satu dari 29 pasangan yang duduk di
satu meja itu mengeluarkan smartphone-nya dari kantong atau meletakkannya di
atas meja.

Tak puas sampai di sana, tim peneliti pimpinan Misra itu mencari tahu penyebab
responden ingin berinteraksi dengan ponsel pintarnya, meski ada lawan bicara di
hadapannya. Nyatanya, gestur seperti itu menunjukkan bahwa orang tersebut tidak
puas dan tak berempati pada lawan bicaranya. Hal ini, menurut peneliti, dapat
memberikan dampak negatif pada hubungan yang sudah dekat, seperti keluarga
atau sahabat. Sedangkan bagi orang-orang yang tidak memiliki hubungan yang
terlalu erat, dampaknya diperkirakan tak terlalu besar.

Misra, yang juga seorang profesor psikologi dari Virginia Tech, Amerika Serikat,
juga menyimpulkan bahwa alasan smartphone dapat mengganggu interaksi di
dunia nyata ialah menurunnya gairah untuk mengobrol. Pasalnya, ketika seseorang
memandangi layar ponselnya, ia tidak bisa memberikan kontak mata, menunjukkan
mimik muka, dan memainkan nada bicara pada orang di hadapannya. Tanpa
bahasa tubuh tersebut, keintiman yang seharusnya bisa muncul dari mengobrol tak
bisa dirasakan oleh kedua belah pihak.

Namun, ponsel pintar tak semata-mata bisa disalahkan atas hal ini, mengingat
perannya dalam kehidupan manusia juga sangat vital. Sebaliknya, khalayaklah
yang seharusnya lebih cerdas dalam menggunakannya.

"Smartphone memiliki arti simbolis dalam perkembangan masyarakat modern.


Berkat adanya smartphone, orang-orang terdorong untuk mencari informasi,
berkomunikasi, serta menyampaikan pemikiran mereka pada orang lain dan dunia
secara berkala," ungkap para peneliti seperti dikutip dari LiveScience (18/7/14).
Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Environment and Behavior pada
bulan Juli 2014.

Pengertian Interaksi Sosial


Oleh Dosen Pendidikan 3Diposting pada 06/08/2021

Interaksi sosial adalah suatu basis dari hubungan yang berupa tindakan
yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan
dalam dalam masyarakat. Dengan hadirnya nilai dan norma yang berlaku,
interaksi sosial tersebut sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-
aturan dan nilai-nilai yang ada meraih dilakukan dengan baik. Andai tidak
adanya kesadaran arah pribadi masing-masing, maka proses sosial
tersebut sendiri tidak dapat berlangsung sesuai dengan yang
kindertageseinrichtung harapkan.
Di dalam kehidupan sehari-hari sudah tentu manusia tidak dapat lari dari
hubungan antara 1 dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu utk mencari
individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar
pikiran.
Berdasarkan Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi,
interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan
tidak adanya kontak ataupun interaksi antar 1 sama lain maka bukan
mungkin ada kehidupan dengan. Jika hanya fisik yang saling berhadapan
antara 1 sama lain, tidak meraih menghasilkan suatu bentuk kelompok
sosial yang dapat saling berinteraksi.
Maka dari tersebut dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari
salahsatu bentuk proses sosial sebab tanpa adanya interaksi sosial, maka
kegiatan-kegiatan antar 1 individu dengan yang lain tidak dapat disebut
interaksi.

Syarat Interaksi Sosial


Berdasarkan Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi
sama sekali tanpa adanya dua syarat, diantaranya:

1. Kontak Sosial

Kata “kontak” (Inggris: “contact”) berasal untuk bahasa Latin con ataupun
cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang maksudnya
menyentuh. Jadi, kontak bertanda bersama-sama menyentuh.
Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial bukan selalu terjadi melalui
interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial
dengan pihak yang lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui
telepon, radio, / surat elektronik. Oleh sebab itu, hubungan fisik bukan
menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial punya sifat-sifat
berikut.
Kontak sosial dapat bersifat positif ataupun negatif. Kontak sosial positif
mengarah pada suatu aksi sama, sedangkan kontak sosial negatif
mengarah pada sebuah pertentangan atau konflik.
Kontak sosial dapat bersifat 1er atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi
apabila em virtude de peserta interaksi bertemu muka secara langsung.
Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan
pembeli di suceder tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja
makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi
berlangsung melalui suatu makelar.
Misalnya, percakapan melalui selular. Kontak sekunder dapat dilakuin
secara langsung dan gak langsung. Kontak sekunder segera misalnya
terjadi saat amir RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya
melangkaui telepon.
Sementara jika RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada
ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder
tidak langsung.

2. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal paling
penting dalam komunikasi yaitu hadirnya kegiatan saling menafsirkan ulah
(pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, / sikap) dan perasaan-perasaan yang
disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi adalah sebagai
berikut :

 Komunikator, diantaranya orang yang menyampaikan pesan,


perasaan, atau pikiran pada pihak lain.
 Komunikan, diantaranya orang atau sekelompok jamaah yang
dikirimi pesan, nalar, atau perasaan.
 Pesan, diantaranya sesuatu yang disampaikan akibat komunikator.
Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
 Media, yaitu alat bagi menyampaikan pesan. Media kontak dapat
berupa lisan, catatan, gambar, dan film.
 Efek, yaitu perubahan yang diminta terjadi pada komunikan, sesudah
mendapatkan pesan dari komunikator.

Muncul tiga tahap penting di dalam proses komunikasi. Ketiga tahap


tersebut adalah sebagai beserta :

1. Encoding
Pada tahap sekarang, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan pada kalimat atau gambar. Di dalam tahap ini, komunikator
wajib memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mulus dipahami oleh
komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.

2. Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan,
catatan, dan gabungan dari keduanya.

3. Decoding
Pada tahap indonesia dilakukan proses mencerna lalu memahami kalimat
serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
Faktor Interaksi Sosial
Cara interaksi sosial yang berlangsung dalam masyarakat bersumber dar:

 Imitasi
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan
juga aksi seperti yang dilakuin oleh model dengan melibatkan alat indera
sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk
mengolah kabar dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan
propaganda motorik.

Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap gede karena tidak hanya
melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang
yang lain. Imitasi sekarang dipelajari dri berbagai sudut pandang ilmu
seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan
(animal study), antropologi, redovisning, sosiologi dan filsafat.

Sesuatu ini berkaitan dengan guna imitasi pada pembelajaran terutama


pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi selakuala,
menurut, sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi
berikutnya.

 Identifikasi
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang
atau sesuatu. Hal indonesia perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah
membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya,
sehingga tidak mendatangkan kebingungan.
Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu diketahui dan diketahui
masuk di dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada
komponen, barang atau bahan beragam-ragam antara lain dengan
menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik
kapal terbang, tasnya tetao diberi tanpa pengenal pemilik agar nanti
mengenalinya mulus.

 Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang disuruh seorang
individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti /
melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

 Motivasi
Semangat yaitu rangsangan pengaruh, government yang diberikan antar
penduduk, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau
mengoperasikan apa yang dimotivasikan alamenurut, kritis, rasional dan
full rasa tanggung jawab. Semangat biasanya diberikan oleh jamaah yang
status yang berlimpah tinggi dan berwibawa, umpama dari seorang ayah
pada anak, seorang guru pada siswa.

 Simpati
Simpati ialah ketertarikan seseorang kepada jamaah lain hingga mampu
merasa perasaan orang lain ini. Contoh: membantu orang yang lain yang
terkena musibah sehingga memunculkan emosional yang bisa merasakan
orang yang terkena musibah tersebut.

 Empati
Empati yaitu mirip dengan simpati, tapi tidak semata-mata perasaan
kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang
sangat intens/dalam. Hubungan antara suatu individu penduduk dengan
relasi – relasi sosial lainnya, menentukan sistem dari masyarakatnya yang
dimana hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan arah
suatu komunikasi yang meraih terjadi di antara keduanya.

Hubungan antar manusia ataupun relasi-relasi sosial, suatu individu


dengan sekumpulan kelompok masyrakat, baik di dalam bentuk individu
atau perorangan maupun dengan kelompok. kelompok dan antar kelompok
masyarakat itu sendiri, menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan
perkembangan penduduk.

Sebelum terbentuk sebagai salahsatu bentuk konkrit, komunikasi /


hubungan yang sesuai dengan nilai-nilai sosial di dalam suatu penduduk,
telah mengalami suatu rédigée terlebih dahulu yang dimana proses-proses
di sini. merupakan suatu bentuk dri proses sosial itu sendiri.

Bentuk Interaksi Sosial


Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial
asosiatif dan disosiatif.

1. Proses/interaksi Sosial Asosiatif


Adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama.
Proses ini disebut juga sebagai proses yang positif. Beberapa proses
sosial yang bersifat asosiatif adalah :

 Akulturasi (acculturation)

Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan


asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan sendiri.
 Asimilasi

Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan


kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan,
ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.

 Kerja sama (cooperation)

Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena
interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan
untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.

 Akomodasi

Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan


atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

2. Proses/interaksi sosial disosiatif


Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu :

1. Konflik Sosial/pertentangan

Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun
kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

2. Persaingan (competition)

Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan


melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat
perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
3. Kontrovensi

Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan


dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak senang, baik secara
terbuka/sembunyi-sembunyi.

Contoh Interaksi Sosial


Berikut ini terdapat beberapa contoh interaksi sosial, terdiri atas:

 Komunitas
Contoh konkret yang mencerminkan interaksi sosial di masyarakat,
misalnya melalui gotong royong. Adanya gotong royong atau kerja sama
dalam komunitas sebagai bukti sederhana dari pembentukan interaksi. Di
Indonesia, kerja sama ini juga paling kuat di desa dan kota, tetapi biasanya
dilakukan seminggu sekali.

 Antar kelompok
Contoh dalam bentuk ini antara kelompok, misalnya polisi dan TNI, yang
bergabung untuk meringankan penjahat. Seperti dalam kasus terorisme di
Sidoarjao dan Surabaya, di mana polisi dan militer telah membantu dan
bekerja sama dalam kasus ini, bahkan ada gangguan dari kelompok
masyarakat. Baca juga: Memahami kelompok sosial, karakteristik, bentuk /
jenis dan kondisi.

 Kegiatan sosial
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti menjadi sukarelawan saat
terjadi bencana alam, seperti sukarelawan yang pergi ke lokasi gempa
Lombok untuk membantu para korban.
 Di dunia politik
Segera atau tahun depan, Indonesia akan kembali ke peristiwa terburuk
dari semua edisi terbaru, pemilihan umum. Pasangan calon dalam kegiatan
pemilihan akan melakukan kampanye sebagai manifestasi untuk menarik
massa dan memberi mereka pilihan.

 Budaya
Masuknya budaya musik Korea Selatan di Indonesia, yaitu K-Pop. Ini bisa
dilihat dari maraknya boy and girl band Indonesia. Tarian, gaya rambut,
pakaian, dll. Memang bisa dilihat langsung atau menyerupai budaya Korea
Selatan. Namun, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.

 Di dunia bisnis atau pekerjaan


Dalam suasana ini, instruksi atau perintah dari atasan ke bawahan,
termasuk karyawan atau manajer, yang menerima perubahan manajemen
atau karyawan di perusahaan. Untuk menyelesaikan proyek jalan tol, dua
perusahaan harus mengerjakannya dan menyelesaikan proyek.

 Kegiatan jual beli


Ini adalah contoh interaksi sosial individu dengan individu. Interaksi sosial
yang terjadi di pasar juga untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu
mendapatkan barang yang Anda butuhkan dan menjual berbagai jenis
barang untuk mendapatkan penghasilan harian Anda.

 Keluarga
Ayah adalah kepala keluarga dan ibu adalah ibu rumah tangga, dan anak
dalam keluarga berperan dalam menciptakan interaksi sosial dengan
menyapa, berbicara, bercerita, atau bahasa isyarat.
 Berdebat atau berdiskusi
Berdebat adalah contoh interaksi sosial yang berkelanjutan. Jika
seseorang berdebat, itu menunjukkan bahwa ada pendapat yang berbeda
dan tidak dapat disatukan. Itulah sebabnya mereka berdebat dengan
tujuan mencapai kesepakatan bersama. Contohnya seperti konsultasi atau
kompetisi seperti kontes debat.

 Melalui media sosial atau perantara


Selain itu, komunikasi media sosial biasanya merujuk pada interaksi sosial
tidak langsung atau keberadaan perantara. Bentuk ini begitu intim saat ini
sehingga orang melakukannya, sehingga pepatah “mereka yang merasa
jauh, mereka yang merasa dekat” muncul. Misalnya dengan ponsel dengan
panggilan video atau media obrolan.

 Saling memeluk
Saling memeluk, atau memeluk dengan kata lain, adalah pola interaksi
sosial yang dilakukan seseorang dengan individu lain. Biasanya terjadi
ketika seseorang dihibur yang sedang sedih atau bertemu dengan
saudara.

 Bersalaman
Berjabat tangan bukan hanya tentang berpelukan, tetapi juga tentang
interaksi sosial, misalnya. Jadi ketika ada jabat tangan, ada kontak antara
dua orang. Jadi Anda dapat mengatakan bahwa interaksi sosial telah
terjadi. Misalnya, dalam perjanjian bisnis antara kolega atau mitra bisnis
antara perusahaan.
Demikian penjelasan artikel diatas tentang 12 Contoh Interaksi Sosial –
Pengertian, Syarat, Faktor dan Bentuk semoga bermanfaat bagi
pambaca setia kami.

Anda mungkin juga menyukai