1. Kerja sama
Kerja sama ad/ suatu bentuk proses sosial dimana di dalamnya
terdapataktivitas tertentu yg ditujukan untuk mencapai tujuan bersama, saling
membantu, saling memahami terhadap aktivitas masing-masing.
a. Merup usaha utk mengurangi perbedaan antara orang perorang atau klp dgn
klp man dan usaha mempertingi kesatuan tindak , sikap, dan proses mental
dgn mem-perhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
b. Proses asimilasi bisa timbul apabila:
1) Ada perbedaan kebudayaan (agama, ras).
2) Bergaul sec langsung dan intensif dlm waktu lama.
3) Kebudayaannya berubah dan saling menyesuaikan.
c. Faktor yg mempermudah asimilasi Hal 83 Soekanto.
d. Faktor yg mempersulit asimilasi hal 85 Soekanto
4. Persaingan
Pertikaian ad/ btk interaksi sosial, dimana terjadi usaha-usaha pihak lain
berusahan menjatuhkan pihak lainnya. Pertikanan adalah suatu proses sosial,
dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan cara pertentangan melalui pertikaian, ancaman, dan kekerasan.
Pertikaian itu tidak selamanya melalui kekerasan tetapi berbentuk lunak dan
mudah dikendalikan, Misalnya pertikanain pada saat seminar ilmiah atau
perdebatan dalam mencari kebenaran-kebenaran ilmiah (Soerjono). Bentuk-
bentuk pertentangan dan akibatnya Hal 102-103.
KONSEP MANUSIA
A. PENGERTIAN MANUSIA
Secara bahasa manusia berasal dari kata Manu (Sansekerta), mens
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain).Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang
individu. Definisi manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan
dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang membedakan antara manusia dengan hewan
adalah akal. Maka ada yang berpendapat bahwa manusia itu hewan yang berakal.
Karena dari segi fisik memang tidak ada beda dengan hewan tetapi yang
membedakannya adalah akal.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme
hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu
lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik,
sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu
dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan. Oleh karena
itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
Pengertian manusia menurut beberapa ahli:
1. UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan fisik.
2. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
KONSEP MASYARAKAT
A. Pengertian Masyarakat
Manusia merupakan bagian dari kehidupan mahluk sosial yang ada di muka
bumi. Kumpulan dari manusia inilah yang kemudian dikenal sebagai masyarakat.
Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah kesatuan yang
terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam
jangka waktu tertentu atau Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Kondisi Umum yang menyebabkan munculnya masyarakat sendiri salah
satunya disebabkan adanya naluri alami manusia sebagai mahluk sosial. Sehingga
manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya hubungan dengan manusia yang
lain. Dengan demikian, manusia akan memiliki reflek bawah sadarnya untuk selalu
berusaha mencari manusia lainya dalam upaya menyempurnakan kodratnya sebagai
mahluk hidup yang memiliki akal pikiran. Manusia tidak akan mampu memiliki
kehidupan yang lengkap, jika manusia tidak mampu menyelaraskan diri dengan
lingkungan atau berada di sebuah kawasan dimana tidak terdapat manusia lain.
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan
hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat itu sendiri
berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab
masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan
komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu
merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia
bermaksud sesuatu yang dibuat atau tidak dibuat oleh kumpulan orang itu.
Masyarakat merupakan subyek utama dalam pengkajian sains sosial.
Pengertian masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi:
1. Selo Sumardjan (1974), Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup
bersama dan mampu menciptakan kebudayaan.
2. Karl Marx (Pakar pemikiran Marxisme), masyarakat didefinisikan sebagai sebuah
struktur organisasi yang muncul sebagau akibat adanya perbedaan diantaranya
berbagai kelompok yang terpisah di bidang ekonomi.
3. Emile Durkheim. Menurutnya, pengertian masyarakat adalah sebuah realita yang
apa adanya dari setiap pribadi yang menjadi anggota dari masyarakat itu sendiri.
4. Paul B. Horton dan C. Hunt. Menurut keduanya, pengertian masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang mampu bersikaf mandiri serta secara bersama hidup
pada sebuah kawasan tertentu dan memiliki kebudayaan sama. Selain itu, mereka
akan melakukan sebagian besar aktivitasnya dalam kumpulan tersebut.
D. ASAL-USUL MASYARAKAT
Bermacam-macam penyelidikan dijalankan untuk menjawab asal masyarakat,
tetapi tidak satupun yang menegaskan dengan benar. Semua pendapat hanya
merupakan perkiraan dan pandangan saja. Diantara kesimpulan yang ada bahwa,
Manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua atau di pulau yang
terpencil dan sunyi. Ia selalu tertarik pada hidup bersama dalam masyarakat karena:
1. Hasrat berdasarkan Naluri (Kehendak biologis di luar penguasaan akal) untuk
mencari teman hidup, untuk memenuhi kebutuhan seksual yang bersifat biologis.
Manusia dan hewan diberi naluri atau napsu untuk saling tertarik satu sama
lain. Napsu biologis ini pada manusia timbul sejak masa pubertas (Remaja)
sampai Dewasa, bahkan sampai umur tua pada laki-laki. Pada wanita napsu ini
lebih cepat dipadamkan atau diatur pengendaliannya bila sudah mempunyai 3
sampai 4 anak atau sudah berumur 45-50 tahun (masa menopause).
E. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Soekanto (2003) menyebutkan beberapa unsur masyarakat (Society):
1. Manusia yang hidup bersama.
2. Berampur untuk waktu yang lama.
3. Adanya kesadaran bahwa mereka adalah satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu system hidup bersama.
Abdulsyani (2007:14) juga mengungkapkan beberapa unsur masyarakat:
1. Sejumlah masnusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama; di
dalamnya manusia dapat saling mengerti dan mempunyai harapan-harapan sebagi
akaibat dari hidup bersama itu. Terdapat system komunikasi dan peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakt tersebut.
2. Manusia yang hidup bersama itu merupakan satu kesatuan
3. Manusia yang bersama itu merupakan suatu system hidup bersama, yaitu hidup
bersama yang menimbulkan kebudayaan, oleh karenanya setiap anggota
masyarakat merasa terikat dengan kelompoknya.
KONSEP KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
B. WUJUD KEBUDAYAAN
C. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
D. FUNGSI KEBUDAYAAN
E. KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN
Perubahan Kebudayaan
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh :
Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam
dan fisik tempat mereka hidup.
KESIMPULAN
1. Klasifikasi Durkheim
a. Solidaritas mekanik: Merupakan ciri masyarakat yang masih sederhana dan
belum mengenal pembagian kerja. Yang diutamakan adalah persamaan perilaku
dan sikap.
b. Soladaritas Organik; merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal
pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifa mengikat, sehingga unsur-unsur
dalam masyarakat tersebut saling bergantung.
2. Klasifikasi Ferdinand Tonnies
a. Gemeinschaft; Merupakan kehidupan yang intim, pribadi dan ekslusif.
Contohnya ikatan perkawinan, Gemeinschaft dibagi menjadi 3, yaitu:
Gemeinschaft by blood, Gemeinschaft of place, Gemeinschaft of mind.
2. Peperangan.
Perang dengan negara lain dapat menimbulkan perubahan, karena negara
yang menang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah.
3. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain.
Apabila sebab-sebab bersumber pada masyarakat lain, maka mungkin
kebudayaan lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan secara fisik antara dua
masyarakat mempunyai kecerendungan untuk menimbulkan hubungan timbal-
balik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya,
tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu. Apabila salah satu
kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi maka yang
terjadi adalah proses imitasi yaitu peniruan terhadap budaya lain. Mula-mula
unsur-unsur tersebut ditambahkan kebudaya asli namun lanbat laun kebudayaan
asli diubah dengan kebudayaan asing tersebut.
Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh setiap manusia
untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu
agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi
kehidupannya sehari-hari. Namun, kalau dilihat dari secara kelompok atau
masyarakat, bagaimana kita memahami agama tersebut dalam kehidupan masyarakat?
b. Dinamisme
Menurut Marett, manusia sudah mengenal religi semenjak masyarakat
masih hidup dalam taraf yang sederhana. Dalam tingkat religi yang sederhana
manusia menganggap bahwa pada benda-benda atau gejala-gejala alam yang
luar biasa terdapat kekuatan sakti. Kepercayaan yang dianggap mendahului
kepercayaan animisme ini disebut preanamisme. Istilah lain yang biasa
dipergunakan dalam kepustakaan antropologi adalah dinamisme, yaitu suatu
kepercayaan yang menganggap benda-benda tertentu di alam semesta ini
mengandung kekuatan gaib atau istilah antropologinya mana, sehingga
kepercayaan ini sering juga disebut manaisme. Kekuatan gaib ini dapat
berpengaruh baik atau buruk bagi kehidupan manusia (misalnya kekuatan pada
batu akik, keris, dsb).
c. Totemisme
Menurut Robertson Smith Totemisme, religi tertua umat manusia dalam
tingkat kehidupan yang masih sederhana ialah pemujaan terhadap totem.
Totemisme adalah suatu religi dimana kelompok manusia menganggap bahwa
diri mereka adalah keturunan dari suatu jenis binatang atau tumbuhan tertentu,
sehingga mereka memuja binatang atau tumbuh-tumbuhan totemnya serta
membangun tiang totem sebagai tempat pemujaan. Istilah totem sendiri berasal
dari bahasa suku Indian Ojibwa Ototaman yang berarti persaudaraan.
Binatang totem tabu untuk dibunuh atau dimakan.
Menurut pendapat P.P. Arnadit pada masyarakat Flores terdapat sisa-sisa
totemisme. Hal ini terlihat misalnya dari nama suatu klen di Maumere yaitu
Kuat Era (Kuat artinya klen, sedangkan Era artinya penyu) ada pula klen yang
bernama Kuat Higite (Higite artinya kerbau).
DAFTAR PUSTAKA
http://menarailmuku.blogspot.com/2013/04/contoh-makalah-agama-bag2.html
Hasbullah, 2010. Islam dan Tamadun Melayu. Pekanbaru : LPM Fak Ushuludin UIN
SUSKA & YPR
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
A. PENGERTIAN STRATIFIKASI
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk /
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification
mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap
dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-
lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan
pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan
anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa
memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam
sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai
kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut
dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang
dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta
kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab
orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan
atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
B. KEBUDAYAAN
Dalam pengertian yang terbatas banyak orang yang memberikan defisinisi
kebudayana sebagai bangunan indah, candi, tari-tarian, seni suara, dan seni rupa.
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian. Ada pula yang memberikan definisi
kebudayaan sebagai hasil dan cipta, karsa dan rasa. Sebenarnya kata budaya berasal
dari bahasa Sansekerta budhaya, bentuk jamak dari budhi, yang berarti budi atau akal.
Dengan demikian, kebudayaan diartikan sebagai hal yang bersangkutan dengan akal.
Menurut Koentjaraningrat (1990), terdapat sekitar 160 definisi kebudayaan
yang telah berhasil dikumpulkan oleh A. L. Kroeber dan C. Kluckhohn. Sebanyak
160 definisi kebudayaan tersebut kemudian dianalisis, dicari latar belakangnya,
prinsip dan intinya, kemudian di klasifikasikan ke dalam berbagai tipe definisi. Hasil
pengertian kebudayaan tersebut kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku yang
diberi judul Culture, A Critical Review of Concepts and Definition.
Berbagai unsure universal yang pasti didapatkan di semua kebudayan di dunia
adalah system religi, system dan organisasi masyarakat, system pengetahuan, bahasa,
kesenian, mata pencaharian, teknologi, dan peralatan.
Sehat sering diartikan sebagai efisiensi sosial untuk dapat melakukan peran dan
fungsi dalam masyarakat. Ketika seorang individu sehat secara otomatis indivdu
tersebut akan mampu beremansipasi dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di
masyarakat. Sebaliknya, ketika individu terganggu status kesehatannya, emansipasi
dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di masyarakat juga akan terganggu.
Kondisi ini dapat merugikan masyarakt sehingga dengan status kesehatannya tersebut
individu diharapkan dapat mencapai kepuasaan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Ada beberapa aspek sosial yang memengaruhi status kesehatan, di
antaranya:
1. Umur. Semakin bertambah umur seorang individu, pola penyakit yang dialami
juga akan mengalami pergeseran. Jika dilihat dari golongan umur, maka ada
perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur. Misalnya, di kalangan
balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkan pada golongan usia
lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung
koroner, kanker dan lainnya.
2. Jenis kelamin. Kecenderungan penyakit terkadang dipengaruhi oleh jenis kelamin
individu. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat beberapa jenis penyakit yang hanya
diderita oleh jenis kelamin tertentu. Misalnya, di kalangan wanita lebih banyak
menderita penyakit kanker payudara, sedangkan pada laki-laki banyak yang
menderita kanker prostat.
3. Pekerjaan. Terdapat hubungan antar jenis pekerjaan dengan pola penyakit
tertentu. Misalnya, petani mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan pola
penyakit pekerja di industri. Di kalangan petani banyak yang menderita penyakit
cacing akibat kerja yang dilakukan di sawah dengan lingkungan yang banyak
cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja di industri, misalnya di pabrik tekstil,
banyak yang menderita penyakti saluran pernapasan karena banyak terpapar
dengan debu.
4. Sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi juga dipengaruh pada pola penyakit dan
berpengaruh pada kematian. Misalnya, angka kematian akan lebih tinggi
dikalangan golongan yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan
mereka dari golongan status ekonomi tinggi. Demikian pula obesitas, lebih
banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi,
tetapi malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang status
ekonominya rendah.
Menurut Foster (1978), identifikasi individu kepada kelompok berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan.
1. Pengaruh konsep diri (self concept) terhadap eprilaku kesehatan, konsep diri pada
diri kita ditentukan oleh tingkatan kepuasaan atau ketidakpuasaan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan
diri kita kepada orang lain. Konsep diri merupakan factor yang penting dalam
kesehatan karena hal ini memengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku
petugas kesehatan.
2. Pengaruh image kelompok terhadap perilaku kesehatan. Tampilan (image)
seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Misalnya, anak
A. PENGERTIAN
Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai
kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya (Jenssen,
1992).[1] Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakatsebagai
sesuatu kondisi yang tidak diharapkan.
B. KARAKTERISTIK
C. UPAYA PENGENDALIAN
1. Sosialisi
Fromm (1994) menyatakan bahwa jika suatu masyarakat ingin berfungsi
secara efisien, maka anggotanya harus memiliki sifat yang membuat mereka ingin
berbuat sesuai dengan apa yang harus mereka lakukan sebagai anggota