SKL 1
e.
Bentuk-bentuk kerjasama yang lain :
- Kerjasama Sspontan (spontaneous cooperation),
- Kerjasama kontrak (contractual cooperation),
- Kerjasama perintah (direct cooperation),
- Kerjasama tradisional (traditional cooperation).
2. Akomodasi (acomodation)
4. Persaingan (competition)
Persaingan adalah usaha untuk melakukan sesuatu secara lebih
baik dibandingkan orang atau kelompok lain dalam mencapai
tujuan.
Persaingan akan terjadi jika sesuatu yang jumlahnya terbatas
dibutuhkan atau diinginkan oleh dua atau lebih pihak.
5. Pertentangan/pertikaian (conflict)
Konflik adalah upaya-upaya mendapatkan sesuatu dengan cara
melemahkan atau bahkan menghancurkan pihak lain.
Fungsi konflik: (a) menyelesaikan persoalan, (b) meningkatkan
kesatuan, solidaritas, dan kehendak untuk berkorban masingmasing kelompok, (c) mempercepat perubahan sosial.
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Interaksi Sosial
A. Faktor dari Dalam Diri Individu
(1) Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
(2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup
(3) Dorongan untuk mengembangkan diri dan memengaruhi orang
lain.
a. Imitasi yaitu tindakan seseorang untuk meniru sikap,
penampilan, gaya hidup orang lain.
b. Identifikasi yaitu usaha seseorang untuk menjadi sama
dengan orang lain.
(4) Kepedulian terhadap orang lain.
a. Sugesti yaitu pandangan atau pengaruh yang diberikan
kepada orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti
pandangan atau pengaruh tersebut dengan tanpa berpikir
panjang lagi.
b. Simpati yaitu perasaan tertarik kepada pihak lain yang
mendorong keinginan untuk memahami dan bekerja sama.
c. Empati yaitu perasaan terlibat dengan orang lain.
d. Motivasi yaitu pandangan atau pengaruh yang diberikan
kepada orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti
pandangan atau pengaruh tersebut secara kritis dan
bertanggungjawab.
B. Faktor dari Luar Individu
Tindakan orang lain, kejadian-kejadian yang berlangsung di
sekitar orang lain, merupakan hal-hal yang dapat merangsang
timbulnya interaksi sosial.
Prestise/kebanggaan
orang-orang
yang
menggunakan nilai tersebut.
Nilai yang mendarah daging (internalized value), adalah nilai
yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan seseorang.
Biasanya nilai ini sudah tersosialisasi sejak kecil. Bilamana
seseorang gagal melaksankannya ia akan merasa malu atau
bahkan merasa bersalah.
Beberapa ahli juga membedakan nilai menjadi nilai material dan
nilai immaterial.
Nilai immaterial (ajaran/ideologi, gagasan, religi, sistem
politik, dll), membentuk kepribadian, tingkah laku, martabat,
dan intelektual.
Nilai material (kegunaan, kenikmatan), menghasilkan sesuatu
yang dinikmati dan digunakan oleh panca indera (memenuhi
kebutuhan jasmaniah).
Ciri-ciri Nilai.
Dapat
menyumbangkan
seperangkat
alat
untuk
menetapkan harga sosial suatu kelompok suatu kelompok atau
suatu perbuatan.
Dapat mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan
bertingkah laku.
Sebagai penentu akhir manusia dalam memenuhi
peranan-peranan sosialnya.
Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok
atau masyarakat.
Sebagai alat pengawas perilaku manusia.
Pengertian Norma.
1. Macionis
Norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat
yang memandu perilaku anggota-anggotanya.
2. Richard T Schaefer dan Robert P Lamm
Norma adalah standar perilaku yang mapan, yang dipelihara oleh
masyarakat.
3. Craig Calhoun
Norma adalah aturan atau pedoman yang menyatakan tentang
bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi
tertentu.
Macam-macam Norma Dalam Masyarakat
@ Norma sosial yang mengatur masyarakat ada yang bersifat formal
dan bersifat non formal.
Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat (institusi)
yang formal atau resmi. Norma ini biasanya tertulis, misalnya
konstitusi, surat keputusan, peraturan daerah, dsb.
Norma non formal biasanya tidak tertulis, misalnya pantanganpantangan (tabu), aturan dalam keluarga, adat-istiadat, dsb.
@ Norma yang berlaku dalam masyarakat juga dapat dikelompokkan
ke dalam lima jenis, yaitu norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, norma kebiasaan, dan norma hukum.
1) Norma Agama, yaitu suatu norma yang berdasarkan ajaran
atau kaidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak.
2) Norma Kesusilaan, didasarkan pada hati nurani atau akhlak
manusia. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan ini
misalnya
pembunuhan,
pemerkosaan,
pelecehan,
pengkhianatan, dsb.
3) Norma Kesopanan, adalah norma yang berpangkal dari
kepantasan dalam berperilaku masyarakat, misalnya cara
berpakaian, cara bersikap, cara berbicara, dsb.
4) Norma Kebiasaan, merupakan hasil dari perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang sebagai tanda masyarakat
menyetujuinya. Orang yang tidak melaksakannya akan
Halaman 7 dari 66 halaman.
5)
Folkways (kebiasaan)
Yaitu kebiasaan suatu kelompok dalam melakukan suatu hal.
Seperti makan dengan menggunakan sendok dan garpu,
berjabat tangan, mengenakan baju batik dalam acara-acara
resmi, mengendarai kendaraan di jalur sebelah kiri, dan lain
sebagainya.
3)
4)
Fungsi Norma
Norma memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan bersama warga
masyarakat. Beberapa fungsi tersebut antara lain:
Halaman 8 dari 66 halaman.
SKL 2
2.
Play Stage
Dalam tahap ini seorang anak mulai belajar mengambil peran
orang-orang yang berada di sekitarnya, terutama orang-orang
yang sering berinteraksi dengannya (significant others).
3.
Game Stage
Pada tahap ini seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang
harus dijalankannya, tetapi telah memahami pula yang harus
dijalankan oleh orang lain.
4.
Generalized Others
Dalam tahap ini individu sudah mampu mengambil peran-peran
orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak hanya
peran-peran orang terdekatnya. Misalnya sebagai anak ia
mampu memahami peran-peran orang tuanya, sebagai siswa ia
mampu memahami peran sekolahnya, ia juga sudah mampu
berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Pada tahap ini seseorang
dikatakan sudah mempunyai diri (self).??????
Tujuan sosialisasi:
(1) Menumbuhkan disiplin dasar.
(2) Menanamkan aspirasi atau cita-cita.
(3) Mengajarkan peran-peran sosial dan sikap-sikap penunjangnya.
(4) Mengajarkan keterampilan sebagai persiapan dasar untuk
berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa.
Bentuk-bentuk Sosialisasi.
Dilihat dari prosesnya sosialisasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sosisialisasi primer
Yaitu sosialisasi pertama (awal) yang dijalani seseorang semasa
kanak-kanak, dan yang berfungsi mengantar mereka memasuki
kehidupan sebagai anggota masyarakat. Sosialisasi primer
berlangsung dalam keluarga,
b. Sosialisasi sekunder
Yaitu sosialisasi lanjutan dimana seseorang menjalani sosialisasi
di sektor-sektor kehidupan nyata di masyarakat.
Dilihat dari caranya, sosialisasi yang berlangsung di dalam keluarga
dibedakan menjadi:
a) Sosialisasi represif
Yaitu proses sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan
hukuman, komunikasi satu arah, dan kepatuhan penuh anak-anak
kepada orang tua. Peran orang tua sangat dominan.
b) Sosialisasi partisipatif
Yaitu sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi,
persuasi, komunikasi timbal balik, dan penghargaan terhadap
otonomi anak. Orang tua merupakan partner sharing tanggung
jawab dalam proses tersebut.
Dilihat dari sifat agennya, sosialisasi dapat dibedakan menjadi:
(1) Sosialisasi formal, yaitu proses sosialisasi yang berlangsung
melalui lembaga-lembaga yang berwenang, seperti sekolah,
akademi militer, dsb.
(2) Sosialisasi informal, yaitu proses sosialisasi yang berlangsung di
dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti dalam keluarga, antara teman, dsb.
(3)
Media Sosialisasi
1. Keluarga
Keluarga adalah lembaga yang paling terkait erat dengan proses
sosialisasi seseorang. Keluarga menjalankan fungsi-fungsi sebagai
berikut:
(a) Menjaga dan memelihara anak (fungsi pengasuhan)
(b) Tempat awal persemaian nilai dan norma (fungsi edukasi)
(c) Tempat persemaian cinta dan kasih sayang (fungsi afeksi)
(d) Tempat perlindungan bagi anak (fungsi proteksi)
(e) Tempat relaksasi dan mendapatkan penghiburan (fungsi
rekreasi)
(f) Sumber pemenuhan kebutuhan anak-anak (fungsi ekonomi)
2. Sekolah
Sekolah memperoleh mandat tegas untuk mensosialisasikan nilai
dan norma kebudayaan bangsa dan negara, dan tentu saja juga ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu di sekolah berlangsung proses
pendidikan dan pengajaran. Sekolah mengemban fungsi-fungsi
sebagai berikut:
(a) Memelihara kebudayaan dengan mewariskannya kepada
generasi muda.
(b) Mengembangkan kemampuan partisipasi siswa dalam kehidupan demokrasi, dengan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berpikir rasional serta mandiri.
(c) Memperkaya
kehidupan dengan memperluas wawasan
pengetahuan dan seni siswa.
(d) Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa.
(e) Meningkatkan kesehatan siswa dengan latihan fisik dan
pelajaran tentang kesehatan.
(f) Membentuk warga negara yang patriotik dengan pelajaran
tentang kejayaan negara, persatuan bangsa, dan sebagainya.
4. Media Massa
Melalui radio, film, musik, televisi, surat kabar, majalah, dan
internet masyarakat memperoleh berita, wawasan, pengetahuan,
dan sebagainya yang tentu akan banyak manfaatnya.
5. Tempat kerja.
Tempat kerja merupakan tempat dimana seseorang dituntut untuk
mengaktualisasikan kemampuan dan tanggungjawabnya, sambil
sekaligus belajar tentang berbagai hal yang baru.
6. Negara
Dengan membuat berbagai peraturan perundang-undangan,
sebenarnya negara juga mensosialisasikan nilai dan norma yang
dianut oleh masyarakat, bangsa, dan negara kepada warga masyarakat.
Sosialisasi Sebagai Proses Pengenalan Nilai dan Norma Sosial
Budaya dalam Pembentukan Kepribadian.
Pengertian Kepribadian.
1. Horton
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan
temperamen seseorang.
2. 2. Schaefer dan Lamm
Kepribadian adalah keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri
khas, dan perilaku seseorang
3. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri
khas, dan perilaku seseorang.Keseluruhan perilaku seorang
individu dengan kecenderungan tertentu yang berinteraksi
dengan serangkaian situasi.
Halaman 13 dari 66 halaman.
yaitu membuat pilihan, menyatakan kehendaknya, serta membentuk dan mengejar keinginannya. Jika anak dihalang-halangi
Erikson percaya bahwa anak akan merasa takut-takut dan ragu
pada dirinya sendiri dan merasa malu dalam berhubungan
dengan orang lain.
(3) Tahap Bermain
Kesadaran moral anak mulai berkembang.
(4) Tahap Sekolah
Dunia anak semakin luas, banyak keterampilan tekhnis yang ia
pelajari dan perasaan bahwa kompeten atau mampu melakukan
sesuatu diperbesar.
(5) Tahap Remaja
Remaja mulai mengembangkan kesadaran akan
pribadinya melalui interaksinya dengan orang lain.
identitas
Tahapan
Krisis Identitas
Yang Harus
dilampaui
Nilai Keutamaan
Dasar Yang
Harus
Dikembangkan
Bayi
Harapan
Kemandirian VS Pemalu
dan Peragu
Kehendak/Kemauan
Tahap Bermain
Inisiatif dan Rasa Bersalah
(4-5 th)
Tahap Sekolah Pekerja Keras VS Rendah
(6-11 th)
Diri
Tujuan/Cita-cita
Kompetensi
Remaja
(12-18 th)
Identitas VS Kebingungan
Peran
Loyalitas/Kesetiaan
Dewasa Awal
(19-35 th)
Keakraban VS
Keterasingan
Cinta
Dewasa
Menengah
(36-50 th)
Produktifitas VS
Kemandegan
Kepedulian
Tua
Integritas VS Tak
(51 th ke atas) Berpengharapan
Kebijaksanaan
SKL 3
Perilaku menyimpang adalah penyimpangan terhadap kaidahkaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat.
2. John J Macionis
Perilaku menyimpang adalah pelanggaran terhadap norma
masyarakat.
3. James Van Derr Zanden
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah besar
orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas
toleransi.
Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang.
Terjadinya Perilaku Menyimpang Sebagai Akibat Sosialisasi
Yang Tidak Sempurna.
Proses sosialisai yang tidak sempurna adalah proses sosialisasi yang
tidak berlangsung secara tuntas. Beberapa hal yang menyebabkan
proses sosialisasi (dalam keluarga) menjadi tidak sempurna
misalnya:
a) Orang tua yang terlalu sibuk, sehingga menyebabkan peran-peran
sebagai ibu atau ayah bagi anak-anaknya menjadi tidak
maksimal.
b) Hubungan antara suami isteri yang tidak harmonis sehingga
mengakibatkan anak-anak terabaikan.
c) Suami-isteri yang bercerai sehingga menyebabkan anak-anak
kehilangan figur orang tua.
d) Apa yang diajarkan dalam keluarga dan di sekolah berbeda
dengan apa yang dilihat dan dialami dalam kehidupan nyata di
masyarakat.
Terjadinya Perilaku Menyimpang Sebagai Akibat Sosialisasi
Subkebudayaan Yang Menyimpang.
Subkebudayaan menyimpang adalah komunitas tertentu dalam
masyarakat yang secara sadar menganut nilai-nilai kebudayaan
menyimpang. Misalnya kelompok preman, sekelompok penjahat
yang membentuk sindikat, lingkungan prostitusi, kalangan tertentu
yang menganut gaya hidup nyleneh dsb. Anak-anak/seseorang
kadang-kadang secara tanpa disadari mempelajari (baca:
tersosialisasi) dengan nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang
tersebut. Umpamanya seorang anak yang dibesarkan di lingkungan
preman, sejak dini sudah terseosialisasi dengan nilai-nilai
premanisme, sehingga potensial menjadi seorang preman juga.
Jenis-jenis Perilaku Menyimpang
(a) Berdasarkan Jenisnya
Perilaku menyimpang primer (primery deviation), merupakan
perilaku menyimpang yang pertama kali dilakukan, bersifat
sementara dan tidak berulang. Si pelaku pada umumnya tetap
diterima secara sosial.
Dll.
(d) Berdasarkan jumlah pelakunya
Perilaku
menyimpang
yang
kejahatanindividual.
Perilaku
menyimpang
yang
(crime)kelompok.
bukan
merupakan
merupakan
kejahatan
PENGENDALIAN SOSIAL
Pengertian Pengendalian Sosial
1. Joseph S Roucek
Pengendalian sosial adalah segala proses, baik direncanakan
maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan
Halaman 21 dari 66 halaman.
SKL 4
STRATIFIKASI SOSIAL
Pengertian Stratifikasi Sosial
1. Max Weber
Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkhi menurut
dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.
2. Giddens
Halaman 24 dari 66 halaman.
DIFERENSIASI SOSIAL
Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan sosial atas
dasar perbedaan ciri-ciri fisik, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya.
Dalam masyarakat plural, perbedaan ini didasarkan pada perbedaan
ras, etnisitas, klan, agama, gender (jenis kelamin), dan profesi.
Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
1. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik
bawaan yang sama.
Menurut Ralph Linton, manusia di dunia dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok ras besar, yaitu:
Ras Mongoloid (berkulit kuning sampai sawo matang, rambut
lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit)
Halaman 27 dari 66 halaman.
4. Perubahan Sosial
Perubahan sosial, terutama perubahan sosial yang berlangsung
secara cepat, memunculkan berbagai dampak negatif. Misalnya
munculnya perilaku-perilaku yang dianggap aneh, berlawanan, dan
bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat. Situasi seperti ini
sering memunculkan ketegangan antara generasi muda dengan para
generasi yang lebih tua.
Perbedaan-perbedaan di atas memuncak menjadi konflik ketika
sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan
perbedaan tersebut. Hal itu mendorong maing-masing individu atau
kelompok untuk saling menghancurkan. Dalam hal ini Soerjono
Soekanto mengatakan bahwa perasaan memegang peranan
penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut.
Perasaan seperti amarah dan benci mendorong masing-maing
pihak untuk menekan atau menghancurkan pihak lain.
Sementara itu menurut De Moor, sistem sosial dapat dikatakan
mengandung konflik hanya apabila para penghuni sistem tersebut
membiarkan dirinya dibimbing oelh tujuan-tujuan dan nilai-nilai
yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.
Lewis A Coser menyatakan bahwa konflik terbuka lebih umum
terjadi pada hubungan-hubungan yang parsial dari pada hubunganhubungan yag personal dan intim. Hubungan parsial misalnya
hubungan antara partner bisnis, hubungan personal dan intim
misalnya hubungan antara anggota keluarga.
Bentuk-bentuk Konflik Sosial
Lewis A Coser, membedakan dua bentuk konflik, yaitu:
Konflik Realistis, yang berasal dari kekecewaan individu atau
kelompok terhadap suatu sistem dan tuntutan-tuntutan yang
terdapat dalam hubungan-hubungan sosial. Misalnya para
karyawan yang mengadakan pemogokan melawan menejemen
perusahaan.
Konflik Non Realistis, yaitu konflik yang bukan berasal dari
tujuan-tujuan persaingan yang bersifat antagonis, melainkan dari
kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ke-tegangan.
Dalam masyarakat tradisional pembalasan dendam lewat ilmu
gaib merupakan contoh dari konflik non realistis.ide gagasan,
dll..
Lewis A Coser juga membedakan antara konflik in group (konflik
antar anggota dalam satu kelompok) dan konflik out group (konflik
antara suatu kelompok dengan kelompok lain).
Ralph Dahrendorf, membedakan konflik atas empat macam, yaitu:
o Konflik diantara peranan-peranan sosial.
o Konflik diantara kelompok-kelompok sosial.
Halaman 32 dari 66 halaman.
Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentukbentuk konflik sebagai berikut: (a) Konflik dengan orang tua sendiri,
(b) Konflik dengan anak-anak sendiri, (c) Konflik dengan keluarga,
(d) Konflik dengan orang lain, (e) Konflik dengan suami atau isteri,
(f) Konflik di sekolah, (g) Konflik dalam pemilihan pekerjaan, (h)
Konflik agama, (i) Konflik pribadi.
Dampak Sebuah Konflik
Menurut Lewis A Coser, konflik merupakan peristiwa normal yang
dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial. Tidak
adanya sebuah konfik dalam masyarakat tidak dapat dianggap
sebagai sebuah petunjuk kekuatan dan stabilitas hubungan sosial
masyarakatnya.
Segi positif suatu konflik adalah sebagai berikut:
a) Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum
jelas.
b) Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali normanorma, nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam
masyarakat.
c) Konflik meningkatkan solidaritas in group
d) Konflik dapat meredakan atau menghilangkan ketegangan antar
kelompok.
e) Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma
lama dan menciptakan norma-norma baru.
Halaman 33 dari 66 halaman.
f)
g)
b.
Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua
pihak yang bertikai sepakat untuk menunjuk pihak ke tiga sebagai
mediator. Pihak ke tiga ini akan memberikan pemikiran tentang
cara-cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan diantara
mereka. Cara ini cukup efektif untuk mengurangi irrasionalitas yang
timbul di dalam suatu konflik.
c.
Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila pihak-pihak
yang bertikai sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima
hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu
untuk menyelesaikan konflik.
Selain itu menurut George Simmel, terdapat beberapa bentuk
terselesaikannya sebuah konflik, yaitu:
Homogenitas kelompok.
Semakin homogen suatu kelompok, semakin mudah kelompok
tersebut terintegrasi.
Mobilitas geografis.
Semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi, akan
semakin sulit pula proses integrasi tercapai.
Efektifitas komunikasi.
Semakin efektif komunikasi berlangsung, semakin cepat integrasi
masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk Integrasi Sosial
Integrasi sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk sebagai berikut:
1)
Integrasi Normatif.
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai sebuah bentuk
integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
di masyarakat. Dalam hal ini norma merupakan hal yang mampu
mengintegrasikan (mempersatukan) masyarakat. Sebagai contoh
prinsip Bhineka Tunggal Ika menjadi sebuah nilai dan norma yang
mengintegrasikan masyarakat Indonesia.
2)
Integrasi Fungsional.
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi-fungsi
tertentu dalam masyarakat. Sub kelompok - sub kelompok yang
ada dalam masyarakat tentu mempunyai fungsi masing-masing.
Fungsi-fungsi itu secara makro saling terintegrasi sehingga
mampu menopang kinerja masyarakat secara keseluruhan.
3)
Integrasi Koersif.
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki
oleh penguasa. Menurut Ralf Dahrendorf, masyarakat terdiri atas
organisasi-organisasi yang didasarkan pada kekuasaan dan
wewenang. Ia menamakan kondisi ini sebagai imperative
coordinated associations asosiasi yang dikoordinasikan secara
Halaman 36 dari 66 halaman.
MOBILITAS SOSIAL
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial (Social mobility) sering didefiniskan sebagai Suatu
bentuk perubahan kedudukan seseorang atau kelompok dari dari
suatu kedudukan tertentu ke kedudukan yang lain, baik dalam satu
lapisan sosial yang sama maupun antar lapisan sosial.
Pengertian mobilitas sosial (gerak sosial) berbeda dengan pengertian
gerakan sosial (social movement). Gerakan sosial merupakan suatu
Halaman 38 dari 66 halaman.
Perbedaan bakat/kemampuan
SKL 5
Klasifikasi WG Sumner
Menurut Sumner kelompok sosial dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu in group dan out group.
In Group (kelompok dalam, kelompok kami) adalah suatu
kelompok sosial dimana seseorang menjadi anggotanya. Di
kalangan kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerjasama,
dan kedamaian, dan solidaritas kelompok (in group feeling).
Out Group (kelompok luar, kelompok mereka) adalah suatu
kelompok dimana seseorang tidak menjadi anggotanya. Dilihat
dari sudut kelompok kami, kelompok mereka biasanya
diposisikan sebagai partner, pesaing, rival, atau bahkan musuh.
Keterlibatan seseorang dengan kelompok mereka sangatlah
dangkal, atau tidak ada sama sekali.
F.
Dimensi Sikap
Dalam hubungan antar kelompok sosial sering muncul
prasangka (prejudice) dan stereotip (stereotype).
Prasangka merupakan sikap bermusuhan yang ditujukan pada
suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok
tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan.
Stereotip adalah citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras
atau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra
tersebut. Stereotip memilki sifat negatif maupun positif.
Misalnya perempuan memiliki sifat keibuan, penyayang, dan
lembut, (stereotip positif). Orang msikin memiliki sifat bodoh,
kotor, dan tidak berbudaya, (stereotip negatif)
(3)
Dimensi Institusi
Dimensi institusi dalam hubungan antar kelompok dapat
berupa institusi politik maupun ekonomi. Maksudnya hubungan
antar kelompok dapat bersifat birokratis saja tanpa hubungan
yang lebih personal. Contoh seorang petugas administrasi
tidak perlu mengenal dengan baik orang-orang yang dilayani,
Halaman 44 dari 66 halaman.
Dominasi
Dominasi terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok
ras yang lain. Dalam kaitannya dengan dominasi, Kornblum
menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan yang
terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu:
- Genosida, yaitu pembunuhan secara sengaja dan sistematis
terhadap kelompok tertentu.
- Pengusiran
- Perbudakan
- Segregasi, yaitu pemisahan antara kelompok ras tertentu
dengan ras yang lain.
- Asimilasi.
c)
Paternalisme
Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras
pendatang ata skelompok ras pribumi.
d)
Pluralisme
Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya
persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat. Pola
hubungan ini lebih mencerminkan pola hubungan antar
kelompok dari pada integrasi.
e)
Integrasi
Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberi
perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
SKL 6
SKL 74
b) Enacted institution
c.
d.
e.
4.
5.
6.
7.
8.
Fungsi-fungsi Keluarga
(a) fungsi reproduksi
(b) fungsi sosialisasi
(c) fungsi afeksi
(d) fungsi ekonomi
(e) fungsi proteksi
(f) fungsi pemberian status
Susunan Keluarga.
Susunan keluarga yang dimaksud di sini adalah sistim kekerabatan, yaitu cara yang digunakan oleh suatu kebudayaan tertentu
dalam menentukan keanggotaan kerabat seseorang.
b.
Lembaga Hukum
Lembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum
kepada warga masyarakat yang melakukan pelanggaran
terhadap norma-norma hukum.
SKL 84
Berpikir analitis
Artinya peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan
atau persoalan yang dihadapi.
(c)
Berpikir kritis
Artinya peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan
pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara
obyektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
(d) Jujur
Artinya seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri
ke dalam data.
(e) Terbuka
Artinya seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian
dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil
penelitiannya.
Sikap seorang peneliti
1) Obyektif, artinya seorang peneliti harus bisa memisahkan
antara perasaan pribadi dengan fakta.
2) Kompeten, artinya seorang peneliti harus memiliki kemampuan
untuk menyelenggarakan penelitian dengan metode dan tekhnik
penelitian tertentu.
3) Faktual, artinya harus bekerja berdasarkan fakta yang
diperoleh.
Macam-macam Penelitian.
Berdasarkan tujuannya:
5)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Bukan duplikasi
Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dimaksudkan untuk mencari informasi
tentang yang diperlukan agar masalahnya menjadi jelas, dan
menjajaki kemungkinan diteruskan atau tidaknya penelitian.
Merumuskan masalah penelitian
Rumusan masalah penelitian merupakan pokok persoalan apa
yang akan diteliti. Berupa kalimat tanya.
Merumuskan anggapan dasar
Anggapan dasar (asumsi) adalah sesuatu yang diytakini
kebenarannya oleh peneliti, berfungsi sebagai pijakan
penelitian.
Memilih pendekatan.
Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian, yaitu:
a. Pendekatan kuantitatif, digunakan bila data yang hendak
dikumpulkan adalah data yang bersifat kuantitatif
(berbentuk angka).
b. Pendekatan kualitatif, digunakan bila data yang hendak
dikumpulkan adalah data kualitatif (data yang berbentuk
kata atau kalimat).
Menentukan variabel dan sumber data.
Langkah ini menjawab pertanyaan apa yang akan diteliti dan
dari mana data diperoleh.
b. Pelaksanaan Penelitian
(7) Menentukan dan menyusun instrumen
Yang dimaksud dengan instrumen adalah alat untuk mengambil
data, misalnya kuesioner, daftar pertanyaan wawancara, dsb.
(8) Mengumpulkan data
Data yang terjaring melalui instrumen penelitian kemudian di
kumpulkan untuk selanjutnya diolah.
(9) Menganalisis data
Menganalisis data adalah meliputi kegiatan mengolah dan
menafsirkan suatu data.
(10) Menarik Kesimpulan
Penulisan Laporan Penelitian
Laporan penelitian terdiri atas tiga bagian, yaitu:
A. Bagian pendahuluan
ditulis tanpa bab dan nomor halaman, misalnya halaman
judul, halaman persembahan, motto, daftar isi, daftar
tabel/gambar, kata pengantar
B. Bagian isi (menggunakan judul bab):
Bab I Pendahuluan, berisi:
(c) Wawancara
Berhasil atau tidaknya pengambilan data melalui wawancara
sangat dipengaruhi oleh kondisi pewawancara, kondisi
informan, menarik atau tidaknya topik penelitian, dan situasi
saat wawancara.
Seorang pewawancara harus mempunyai sikap netral, ramah,
adil, dan mampu menghindari ketegangan.
(d) Observasi
Obersvasi diartikan sebagai kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh panca
indera.
Kriteria observasi:
- Pengamatan telah dirancang secara sistematis.
- Pengamatan harus berkaitan dengan penelitian.
- Pengamatan harus tercatat.
- Pengamatan harus dapat dicek dan dikontrol kebenarannya.
Perlengkapan observasi: