Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)

MATERI INTERAKSI SOSIAL

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Kelas/Semester : VII …. /Ganjil
Subtema : Interaksi Sosial
Alokasi Waktu : 80 menit / 2 x pertemua

Nama Kelompok/Individu : ……………………………..


Nama Anggota Kelompok :
1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………………………..
4. ……………………………..
5. ……………………………..
A. Petunjuk Belajar
1. Cermati materi dalam buku paket, rangkuman materi, atau pada sumber informasi pendukung
lainnya
2. Kerjakan soal secara berkelompok

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


KI. 3. : Memahami pengetahuan( fatual, konseptual, dan prosedural ) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata

KD. 3.2. : Mengidentifikasi Interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma serta kelembagaan
sosial budaya.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian interaksi sosial


2. Peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis interaksi sosial
3. Peserta didik dapat menjelaskan syarat terjadinya interaksi sosial
4. Peserta didik dapat menjelaskan faktor yang mendasari Interaksi Sosial

D. URAIAN MATERI

A. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi
sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah
pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon Jika satu bertanya maka dia
menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain ia ikut bermain.
Dengan demikian interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan
manusia lain, baik secara individu maupun dengan kelompok.
B. Tujuan Manusia melakukan Interaksi Sosial
Manusia melakukan interaksi sosial dalam kehidupannya untuk memenuhi berbagai
kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan), kebutuhn dan ketertiban, kebutuhan
akan pendidikan dan kesehatan, kebutuhan-kebutuhan akan kasih sayang.
C. Proses Interaksi Sosial
Interaksi sosial terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial
dan komunikasi sosial. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat
terjadinya interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan
terjadi. Melalui kontak sosial dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
D. Syarat terjadinya interaksi sosial
a. Kontak Sosial
Kontak sosial merupakan hubungan masing-masing pihak dan tidak hanya
langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara fisik.
Misalnya : kontak dapat dilakukan melalui surat – menyurat, telepon, sms, dan lain-
lain. Dengan demikian, hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi
sosial.
b. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang
lain memberi tanggapan atai memberi respons.

1. Faktor yang mendasari berlangsungnya Interaksi Sosial


a. Faktor imitasi
Merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Contohnya:
seorang anak perepmpuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya pada
saat masak di dapur.
b. Faktor sugesti
Merupakan pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Contohnya: seorang
pasien yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami
penyembuhan salah satunya disebabkan adanya rasa sugesti pada dokter tersebut
c. Faktor identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan orang lain. Contohnya: seorang anak yang
mengidolakan pemain bola, sehingga semua tingkah laku idolanya akan dilakukan.
d. Faktor simpati
Merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang
lain dan ikut merasakan apa yang akan dilakukan, dialami, atau diderita orang lain.
Contohnya, pada saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita ikut
merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
2. Ciri-ciri Interaksi Sosial
a. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih
b. Berlangsung timbal balik
c. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati
d. Adanya suatu tujuan tertentu
3. Aturan yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi
a. Ruang
Merupakan dimana terjadinya interaksi sosial tersebut.
Misalnya: interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak
dengan anak. Interaksi di sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala
sekolah, guru, dan karyawan. Interaksi di masyarakat antara teman sebaya dan
dengan orang yang lebih tua.
b. Waktu
Yaitu aturan tentang kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial
dulu dan sekarang.
c. Gerak dan Sikap tubuh
Dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku kita, selain kata-kata kita,
karena dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang lain
tetapi juga apa yang dilakukannya. Dengan menggunakan gerak dan sikap tuhuh
seperti, mengangkat bahu, menganggukan kepala, mengacungkan ibu jari,
mengangkat bahu, dan sebagainya.
A. Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial
1. Proses-proses
yang Asosiatif
Yaitu terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melkukan interaksi
sosial yang mengarah pada satu kesatuan pandagan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk
yaitu:
a. Kerjasama
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan
atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk kerja sama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah
gotong royong. Gotong royong mencerminkan suatu interaksi sosial di
masyarakat Indonesia dalam wujud kerjasama.
Dalam pelaksanaan kerja sama, ada 5 bentuk kerja sama yaitu:
1) Kerukunan
Yaitu mencakup gotong-royong dan tolong-menolong
2) Bargaining
Yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa
antara dua organisasi atau lebih
3) Kooptasi
Yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara
untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi
yang bersangkutan
4) Koalisi
Yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-
tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkankeadaan yang tidak stabil
untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan
lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
5) Joint venture
Yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya
pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan, dsb.
b. Akomodasi
Menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan,
yaitu usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara
untuk menyelesaikan pertentangan pihak lawan sehingga lawan tidak hilang
kepribdiannya. Tidak selamanya suatu akomodasi sebagai proses akan berhasil
sepenuhnya. Di samping terciptanya stabilitas dalam beberapa bidang, mungkin
sekali benih-benih pertentangan dalam bidang-
bidang lainnya masih tertinggal, yang luput
diperhitungkan oleh usaha-usaha akomodasi terdahulu. Akomodasi bagi pihak
tertentu dirasakan menguntungkan, dipihak lain agak menekan.

Akomodasi memiliki beberapa bentuk, yaitu:


Bentuk-bentuk Akomodasi
No
Nama Pengertian Contoh
1. Koersi  Prosesnya dilakukan karena Perbudakan, dimana interaksi
adanya paksaan. sosialnya didasarkan pada
 Salah satu pihak berada dalam penguasaan majikan atas budak-
keadaan yang lemah bila budaknya.
dibandingkan dengan pihak lain
2. Kompromi  Pihak-pihak yang terlibat saling Akomodasi antara beberapa
mengurangi tuntutannya agar tercapai partai politik karena sadar bahwa
suatu penyelesaian terhadap masing-masing
perselisihan yang ada. memiliki kekuatan sama dalam
 Satu pihak bersedia merasakan dan suatu pemilihan umum
memahami keadaan pihak
lainnya
3. Arbitrasi  Cara untuk mencapai kompromi Pemerintah menjadi pihak ketiga
apabila pihak-pihak yang berhadapan menyelesaikan
tidak sanggup mencapainya sendiri permasalahan PHK antara serikat
 Diselesaikan oleh pihak ketiga yang buruh dan perusahaan
dipilih oleh kedua belah pihak/ suatu
badan yang memiliki kedudukan
tinggi dari pihak-
pihak yang bertentangam

4. Mediasi  Hampir menyerupai arbitrasi namun Konferensi Meja Bundar


pihak ketiga (KMB)
mengusahakn penyelesaian
secara damai
 Kedudukan pihak ketiga netral dan
sebagai penasihat belaka
 Pihak ketiga tidak mempunyai
wewenang untuk memberi keputusan
penyelesaian
perselisihan

5. Konsiliasi  Usaha untuk mempertemukan Panitia-panitia tetap di Indonesia


keinginan-keingian dari pihak- pihak yang bertugas untuk
yang berselisih semi tercapainya menyelesaikan
tujuan bersama persoalan perburuhan dimana
 Membuka kesempatan bagi pihak- duduk wakil-wakil
pihak yang bersangkutan untuk perusahaan, wakil buruh, wakil
mengadakan asimilasi departemen yang khusus
mengatur persoalan- persoalan
jam kerja, hari
libur, dll
6. Toleransi  Bentuk akomodasi tanpa persetujuan Toleransi saling menghormati
yang formal antar suku, etnis, dan antar umat
 Kadang-kadang timbul secara tidak beragama
sadar dan tanpa direncanakan karena
watak orang-perorangan atau
kelompok manusia untuk sedapat
mungkin menghindarkan diri
dari
perselisihan

7. Stalemate  Pihak-pihak yang bertentangan Amerika Serikat dan Rusia di


memiliki kekuatan seimbang bidang nuklir
berhenti pada titik tertentu
melakukan pertentangan
8. Ajudikasi  Penyelesaian perkara atau Sengketa lahan/ tanah
(Pengadilan) sengketa di pengadilan diselesaikan melalui
pengadilan

a. Asimilasi
Merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi
perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses
asimilasi dengan mudah terjadi dilakukan dengan beberapa cara :
1) Sikap toleransi
2) Saling menghormati dan menghargai orang lain dan kebudayaannya
3) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
4) Perkawinan campuran (amalgamasi)
Contoh: Orang Tiongkok yang tinggal di Indonesia. Orang Tiongkok yang
tinggal di Indonesia akhirnya bisa berbahasa Indonesia dengan fasih. Namun
dialek yang biasa dipakai untuk berkomunikasi sudah tidak asli lagi karena
sudah tercampur dengan bahasa Indonesia.
2. Proses-proses yang Disosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekolompok orang melakukan interaksi
sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok. Proses
ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Kompetisi (Persaingan)
Adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Contohnya : gelar juata,
kesuksesan, sebuah piala, dan hadiah. Untuk mendapatkannya, seseorang harus
bersaing satu dengan yang lainnya. Dua jenis persaingan yaitu:
1) Kompetisi pribadi
Melibatkan satu individu dengan individu lain yang secara langsung
bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti persaingan antara dua calon
ketua OSIS, persaingan tunggal putra/i kejuaran bulu tangkis, dll.
2) Kompetisi kelompok
Merupakan persaingan yang melibatkan berbagai pihak secara kelompok,
seperti pertandingan sepak bola, basket, pertandingan voli, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaanya, persaingan ini memiliki beberapa bidang, yaitu
persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan,
persaingan kekuasaan, dan lain sebagainya.
b. Kontravensi
Adalah sikap yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-
unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-
gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka
yang disembunyikan, kebencian, atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Contohnya :
1) OSIS di sekolah kalian akan mengadakan suatu acara, tetapi kelas kamu
tidak suka atau benci namun masih disembunyikan.
2) Di mata masyarakat para politikus tampak akrab. Namun, sikap-sikap lain
yang tersembunti di antara mereka. Sikap tersebut dapat berubah menjadi
kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan dan pertikaian.

c. Pertentangan (Konflik)
Adalah suatu proses dimana individu atau kelompok berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman dan kekerasan. Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling
mengagalkan tujuan masing-masing. Pertentangan (konflik) disebabkan oleh
antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan,
perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
Bentuk-bentuk konflik yang terjadi di masyarakat seperti konflik pribadi,
konflik sosial, konflik antar-kelas sosial, konflik politik, dan konflik
internasional. Akibat dari konflik maka harta benda hancur, kebahagiaan
keluarga terampas, dan banyak nyawa yang terenggut secara paksa.
B. Perbedaan antara Proses Asosiatif dan Proses Disosiatif
Baik proses asosiatif maupun proses disosiatif merupakan bentuk-bentuk kerjasama.
Proses asosiatif merupakan bentuk hubungan yang kerjasama sedangkan proses
disosiatif mengarah pada hal yang pertentangan.

E. Langkah-langkah kerja / Tugas


Petunjuk

1. Amati gambar dari faktor-faktor interaksi yang ada di bawah ini !


2. Lakukan analisis terhadap gambar tersebut !
3. Berikan deskripsi singkat dari gambar tersebut !
4. Dan buat contoh lain yang ada dikehidupan sehari-harimu !
1. Gambar 1

Gambar disamping adalah faktor pendorong


interaksi sosial dalam bentuk (beri tanda ceklis) :

o Imitasi
o Sugesti
o Identifikasi
o Simpati
o Motivasi
o Empati
Deskripsi:
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................
Contoh Lain :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

2. Gambar 2

Gambar disamping adalah faktor pendorong


interaksi sosial dalam bentuk (beri tanda ceklis) :

o Imitasi
o Sugesti
o Identifikasi
Deskripsi:
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Contoh Lain :
...............................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

3. Gambar 3

Gambar disamping adalah faktor pendorong


interaksi sosial dalam bentuk (beri tanda ceklis) :

o Imitasi
o Sugesti
o Identifikasi
o Simpati
o Motivasi
o Empati

Deskripsi:
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Contoh Lain :
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
G. Penilaian

1. Teknik Penilaian
a. Sikap : Observasi/Jurnal
b. Pengetahuan : Tes Tulis, Penugasan
c. Keterampilan : Non Tes yaitu menggunakan observasi pada kegiatan diskusi dan presentasi.
2. Instrumen penilaian
a. Sikap

1) Sikap Spiritual
Aspek sikap yang diamati pada pembahasan materi Dinamika Kependudukan Indonesia ini adalah pada
sikap spiritual mengamati aspek ketaqwaan sedangkan pada sikap sosial mengamati aspek disiplin,
tanggung jawab, dan percaya diri.

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang Peserta Didik
3. Bubuhkan tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan sikap yang ditunjukkan peserta didik

Rubrik Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial


Indikator aspek ketaqwaan.
 Sangat baik dalam sikap berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, bersyukur ketika
berhasil mengerjakan tugas kelompok, dan bersyukur kepada TYME sebagai bangsa Indonesia.
 Baik dalam sikap berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, bersyukur ketika berhasil
mengerjakan tugas kelompok, dan bersyukur kepada TYME sebagai bangsa Indonesia.
 Kurang baik dalam sikap berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, bersyukur ketika
berhasil mengerjakan tugas kelompok, dan bersyukur kepada TYME sebagai bangsa Indonesia.
Indikator aspek disiplin
 Sangat baik dalam sikap patuh pada tata tertib atau aturan dan mengerjakan/mengumpulkan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
 Baik dalam sikap patuh pada tata tertib atau aturan dan mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
dengan waktu yang ditentukan, mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
 Kurang baik dalam sikap patuh pada tata tertib atau aturan dan mengerjakan/mengumpulkan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
Indikator aspek tanggung jawab
 Sangat baik dalam sikap melaksanakan tugas kelompok dengan baik serta melaksanakan apa yang
pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
 Baik dalam sikap melaksanakan tugas kelompok dengan baik serta melaksanakan apa yang pernah
dikatakan tanpa disuruh/diminta.
 Kurang baik dalam sikap melaksanakan tugas kelompok dengan baik serta melaksanakan apa yang
pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
Indikator aspek percaya diri
 Sangat baikdalam sikap berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa raguragu dan berani
berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
 Baikdalam sikap berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa raguragu dan berani berpendapat,
bertanya, atau menjawab pertanyaan.
 Kurangt baikdalam sikap berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa raguragu dan berani
berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

Keterangan Skor : Skor perolehan Kriteria Nilai


Nilai = ---------------------------- A : > 87.5 – 100 : Sanagt Baik
2 = Sangat baik X 100 B : = 75– 87.5 : Baik
1 = Baik Skor maksimal C : > 62,5 – 74 : Cukup
0 = Kurang baik D : ≤ 62,5 : Kurang
Lembar Observasi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

Kelas/Semester : VII …/Ganjil


Materi : Kondisi Alam Indonesia
Aspek Penilaian
Jumlah
Sikap Spiritual Sikap Sosial Nilai
No. Nama Peserta Didik Skor
Ketaqwaan Disiplin Tanggung Jawab Percaya Diri
2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 a N= (a/6)*100
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
b. Pengetahuan

No Jawaban Skor Bobot


1. 6 30
2. 6 30
3. 8 40
Jumlah 20 100

Nilai = Skor perolehan


------------------- x bobot soal
Skor maksimal

c. Keterampilan
Penilaian Kinerja Diskusi
Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran menganalisis kondisi Alam Indonesi

Indikator aspek keaktifan dalam pembelajaran:


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus
menerus dan ajeg/konsisten

Keterangan Skor : Skor perolehan


Nilai = ---------------------------- X 100
Baik sekali = 4 Skor maksimal
Baik = 3
Cukup = 2 Kriteria Nilai
Kurang = 1 A = 86 – 100 : Baik Sekali
B = 71– 85 : Baik
C = 56 – 70 : Cukup
D = ≤ 55 : Kurang

Anda mungkin juga menyukai