Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP KH.A.THOHIR


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII / 1 (satu / gasal)
Materi pokok : Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial
Sub Materi pokok : Interaksi Sosial
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


K.I. 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya..
K.I.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
K.I. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
K.I. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
KD 3.2 Menganalisis interaksi sosial dalam 3.2.1 Membedakan interaksi sosial yang
ruang dan pengaruhnya terhadap bersifat asosiatif dan disosiatif.
kehidupan sosial, ekonomi, dan 3.2.2 Memberi contoh bentuk interaksi sosial
budaya dalam nilai asosiatif dan interaksi disosiatif
dan norma, serta kelembagaan social 3.2.3 Memecahkan masalah sosial tentang
budaya interaksi disosiatif
KD 4.2 Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1 Mempresentasikan laporan hasil diskusi
interaksi sosial dalam ruang dan tentang interaksi sosial didepan kelas.
pengaruhnya terhadap kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya dalam
nilai dan norma, serta kelembagaan
sosial budaya

Nilai karakter
1. Religius : Pribadi yang bersyukur
2. Gotong royong : Kerja sama
3. Nasionalis : Cinta tanah air
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
saintifik, peserta didik dapat mengembangkan kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, keterampilan sebagai berikut:

1. Siswa mampu membedakan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif
2. Siswa memberi contoh bentuk interaksi sosial disosiatif
3. Siswa mampu memecahkan masalah sosial tentang interaksi disosiatif di sekolah
4. Siswa mampu dan terampil menyusun laporan hasil diskusi tentang interaksi
sosial
5. Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi tentang Interaksi sosial dengan percaya
diri

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
a. Interaksi Sosial
 Bentuk bentuk interaksi sosial asosiatif dan disosiatif
 Contoh – contoh bentuk interaksi sosial disosiatif
 Prosedur penanganan permasalahan interaksi sosial disosiatif
b. Syarat interaksi sosial
2. Materi Remedial
 Interaksi sosial yang bersifat disosiatif.
 Alternatif prosedur penanganan permasalahan interaksi sosial
3. Materi Pengayaan
 Konflik sosial di lingkungan remaja dan upaya mengatasinya.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model pembelajaran : Saintifik
Metode : Diskusi

F. Media Pembelajaran
1. Media:
● Video interaksi sosial
 Gambar yang berhubungan dengan Bentuk Interaksi Sosial.
 Lembar kerja peserta didik (panduan pengamatan tentang penyimpangan sosial
berupa konflik antar remaja)
2. Bahan :
● Kertas
3. Alat :
● LCD
● Laptop

G. Sumber Pembelajaran
 Kemendikbud. 2016. Buku Siswa : Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas VII .
Jakarta:Kemendikbud, hal. 85-89
 Kemendikbud. 2016. Buku Guru : Ilmu Pengetahuan Sosial. Buku Guru. Kelas VII.
Jakarta: Kemendikbud , hal. 103 s.d. 106 ; 120-128
 Internet
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama guru menyampaikan salam


2. Peserta didik bersama guru membaca basmalah,
dilanjutkan presensi/ pengecekkan kehadiran siswa 10 menit
3. Menyanyikan lagu Nasional
4. Membicarakan kesepakatan kelas untuk
membangun komitmen (kerjasama, kekeluargaan,
dan disiplin) selama kegiatan pembelajaran.
5. mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan berupa apersepsi dan motivasi,
dengan cara menanyakan tentang materi
pembelajaran berkaitan dengan interaksi sosial,
misalnya menanyakan kegiatan sehari-hari yang
berkaitan dengan interaksi sosial.
6. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mengaitkan
nilai kerjasama dan kekeluargaan dalam
bermasyarakat
7. Guru menyampaikan langkah pembelajaran dan
teknik penilaian, dengan mengaitkan nilai
kedisiplinan dalam meraih prestasi
Inti 1. Mengamati : (Stimulasi / pemberian rangsangan) 60 menit
 Secara kekeluargaan Peserta didik membagi diri
beberapa kelompok tiap kelompok beranggotakan
antara 4-5 orang .
 Peserta didik dalam kelompok mengamati gambar
terkait bentuk bentuk Interaksi sosial asosiatif
maupun disosiatif
 Dengan rasa disiplin masing – masing Peserta didik
menuliskan hal-hal yang diketahui dari gambar
yang diamati

2. Menanya : (identifikasi masalah)


 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya
dengan berani serta berpikir kritis tentang gambar
yang diamati, dan Peserta didik dimotivasi dengan
suasana kekeluargaan untuk bertanya tentang:
1. Mengapa terjadi Interaksi sosial?
2. Apa perbedaan interaksi sosial asosiatif dan
disosiatif?
3. Bagaimana prosedur penyelesaian interaksi
sosial disosiatif di sekolah?

3. Mengumpulkan informasi: (pengumpulan data)


Dengan bekerjasama Peserta didik diminta
mengumpulkan informasi/ data yang relevan terkait
dengan pertanyaan yang telah dirumuskan dari berbagai
sumber, seperti: membaca Buku Siswa, mencari
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

informasi dari Lembar Kerja Siswa yang di berikan oleh


guru

4. Menganalisis Data: (Pengolahan Data)


 Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis
penyebab terjadinya Interaksi sosial, perbedaan
interaksi sosial asosiatif dan disosiatif, dan
bagaimana prosedur penyelesaian interaksi sisoal
disosiatif secara kekeluargaan
 Setiap kelompok membuat laporan hasil diskusi
dengan cermat dan disiplin

5. Mengkomunikasikan: (Pembuktian / penarikan


kesimpulan)
 Secara Kekeluargaan Peserta Didik secara
berkelompok mempresentasikan hasil diskusinya
 Kelompok lain diminta untuk menanggapi atau
melengkapi dengan semangat kerjasama dan
kekeluargaan
 Guru mengarahkan dan mengoreksi konsep dan
pemahaman peserta didik terhadap materi atau hasil
kerja yang telah dipresentasikan
 kelompok dan peserta didik terbaik (disiplin,
kompak) mendapatkan penghargaan dari guru serta
ucapan selamat dari temannya
Penutup  Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan 10 menit
hal-hal yang belum dipahami.
 Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan yang
disampaikan oleh peserta didik.
 Guru memutarkan video tentang interaksi sosial
sebagai refleksi terhadap proses pembelajaran
 Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran terkait dengan penguasaan
materi, pendekatan dan model pembelajaran yang
digunakan.
 Peserta didik diberi tugas untuk menyempurnakan
laporan (data dapat diakses melalui majalah, koran,
internet dan laporan hasil diskusi kelompok tentang
jawaban atau pertanyaan yang telah dirumuskan
untuk dikumpulkan kepada guru.
 Peserta didik diminta mengkonstruksikan nilai
karakter dan keteladanan yang dipelajari hari ini dan
yang harus dilakukan dalam kehidupan di sekolah
maupun di Masyarakat
 Peserta didik diingatkan untuk membaca materi
pada sub bab berikutnya yaitu mengenai pengaruh
interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga
sosial dan mengerjakan aktivitas individu pada buku
siswa.
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

1. TEKNIK PENILAIAN DAN BENTUK PENILAIAN


a. Kompetensi Sikap : Observasi menggunakan jurnal (Tidak Langsung)
b. Kompetensi Pengetahuan : Tertulis, Berbentuk Uraian
c. Kompetensi Ketrampilan : Penilaian Kinerja menggunakan rubrik

2. INSTRUMEN PENILAIAN
a. Jurnal Observasi terlampir
b. Instrumen Penilaian terlampir
c. Instrumen penilaian ketrampilan terlampir

3. Pembelajaran Remidial dan pengayaan


a. Pembelajaran remedial
 Membuat kliping mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif dan
disosiatif
b. Pembelajaran pengayaan
 mencari artikel tentang konflik sosial di lingkungan remaja dan memberi
tanggapan mengenai upaya penyelesainnya terkait dengan artikel tersebut

Mengetahui, Malang, 17 Juli 2017


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran IPS

SUNTORO, S.Pd, M.Si, M. Pd YUNDA ELAWATI, S.Pd


NIP. 19690421 199501 1002 NIP. -
Lampiran 1: Instrumen Penilaian

A. Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sosial


1. Teknik penilaian : Observasi (Pembelajaran Tidak Langsung)
2. Alat penilaian : Jurnal
3. Contoh Jurnal penilain Sikap piritual dan Sosial (tidak langsung)
Nama Butir
No Waktu Catatan Perilaku Aspek
Siswa Sikap
1.
2.
3.
4.
5.

B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk : Uraian

Kisi-kisi Soal
1. Teknik : Tertulis
2. Bentuk : Uraian

Nama Sekolah : SMP KH.A. THOHIR


Kelas/Semester : VII/Satu
Mata pelajaran : IPS Terpadu
Tahun Pelajaran : 2017/2018

NO Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk soal Jumlah soal


1. 3.2 Menganalisis Pengertian 1. Mendeskripsikan Uraian 1
interaksi sosial dan interaksi sosial
dalam ruang dan Pemecahan disosiatif
pengaruhnya Masalah
terhadap kehidupan Disosiatif 2. Mengidentifikasi Uraian
sosial, ekonomi, dan perbedaan 1
budaya dalam nilai interaksi sosial
dan norma, serta asosiatif dan
kelembagaan social disosiatif
budaya

3. Memberikan Uraian 1
cara penyelesaian
masalah interaksi
disosiatif yang
terjadi di sekolah
a. BUTIR SOAL

NO INDIKATOR SOAL SOAL SKOR

1 Mendeskripsikan interaksi sosial Jelakan apa yang 2


disosiatif dimaksud dengan
interaksi sosial
disosiatif

2 Mengidentifikasi perbedaan Identifikasi 4


interaksi sosial asosiatif dan perbedaan antara
disosiatif interaksi sosial
asosiatif dan
disosiatif

3 Memberikan cara penyelesaian Analisislah 6


masalah interaksi disosiatif yang bagaimanakah
terjadi di sekolah penyelesaian
masalah interaksi
sosial disosiatif di
sekolah

b. Kunci Jawaban dan Pedoman penskoran

NO KUNCI JAWABAN SKOR

1 Interaksi disosiatif adalah proses interaksi sosial yang 2


mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas
kelompok
2 Asosiatif : proses sosial yang mengarah terhadap persatuan 4
Disosiatif :proses sosial yang mengarah terhadap konflik atau
merenggangkan solidaritas kelompok
3 Kompetisi meraih juara kelas: dilakukan dengan jujur, belajar 6
dengan giat
Konflik antar teman :saling menghargai antar teman, bersikap
toleransi
Keterangan : Kata tercetak miring adalah kata kunci jawaban

Pedoman penskoran:

b. Menjawab 1 kata kunci benar mendapat skor 2


c. Menjawan 1 kata kunci salah mendapat skor 1
d. Tidak menjawan mendapat skor 0
Skor Perolehan

Nilai = -------------------- x100

Keterangan predikat:
Sangat Baik (A) : 86-100
Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55

C. Kompetensi Keterampilan
1. Teknik Penilaian : Penilaian Kinerja
2. Instrumen Penilaian dan Pedoman Pensekoran

1. Kisi-kisi Penilaian Kinerja

Nama Sekolah : SMP KH. A. THOHIR

Kelas/Semester : VII/Satu

Mata pelajaran : IPS

Tahun Pelajaran : 2016/2017

NO KD MATERI INDIKATOR TEKNIK


PENILAIAN
1. 4.2. Menyajikan hasil telaah Interaksi Sosial Siswa mampu KINERJA
konsep ruang (lokasi, mempresentasikan
distribusi, potensi, iklim, hasil kerja
kelompok tentang
bentuk muka bumi, geologis,
interaksi sosial
flora dan fauna) dan
interaksi antarruang di
indonesia serta pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia
dalam aspek ekonomi,
sosial, budaya, dan
pendidikan.

e. Rubrik Penilaian Kinerja

NO INDIKATOR RUBRIK
1. Presentasi Kriteria presentasi:
1. performen/penampilan
2. Isi presentasi
3. Media yang digunakan
4. Penggunaan bahasa yang baik dan benar

Pedoman Penskoran:
4 = Memenuhi 4 kriteria
3 = Memenuhi 3 kriteria
2 = Memenuhi 2 kriteria
1 = Memenuhi 1 kriteria

Penggunaa S
Media
Performance/ Isi n bahasa K NIL
yang
No Nama penampilan presentasi yang baik O AI
digunakan
dan benar R

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

6 Dst

Skor Perolehan

Keterangan predikat: Nilai = -------------------- x100

Sangat Baik (A) : 86-100


Baik (B) : 71-85
Cukup (C) : 56-70
Kurang (D) : ≤ 55
LEMBAR KERJA SISWA

(a) (b)

Langkah-langkah :
1. Amati gambar diatas !
2. Berdasarkan gambar diatas identifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial? beri penjelasan!
3. Diskusikan bersama kelompokmu bagaimana prosedur penyelesaian interaksi sosial
disosiatif ?
LEMBAR KERJA SISWA

(a) (b)

Langkah-langkah :
1. Amati gambar diatas !
2. Berdasarkan gambar diatas identifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial? beri penjelasan!
3. Diskusikan bersama kelompokmu bagaimana prosedur penyelesaian interaksi sosial
disosiatif ?
LEMBAR KERJA SISWA

(a) (b)

Langkah-langkah :
1. Amati gambar diatas
2. Berdasarkan gambar diatas identifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial? beri penjelasan!
3. Diskusikan bersama kelompokmu bagaimana prosedur penyelesaian interaksi sosial
disosiatif ?
LEMBAR KERJA SISWA

(a) (b)

Langkah-langkah :
1. Amati gambar diatas
2. Berdasarkan gambar diatas identifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial? beri penjelasan!
3. Diskusikan bersama kelompokmu bagaimana prosedur penyelesaian interaksi sosial
disosiatif ?
LEMBAR KERJA SISWA

(a) (b)

Langkah-langkah :
1. Amati gambar diatas
2. Berdasarkan gambar diatas identifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial? beri penjelasan!
3. Diskusikan bersama kelompokmu bagaimana prosedur penyelesaian interaksi sosial
disosiatif ?
Lampiran 3:
RINGKASAN MATERI
A. MATERI REGULER DAN REMIDI
INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing
orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari
sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling
mempengaruhi.
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli :

 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan
interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu
tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh
Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan
individu lain yang menjadi pasangannya.
 Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
 Pengertian Interaksi Sosial Menurut John Lewis Gillin [1]
"Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut
hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antar kelompok."

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika
memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :

a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi
sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus
bersentuhan secara fisik.

b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut ini.

a. Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu,
sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti
biasanya dilakukan oleh orang yang berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau terkenal dalam
masyarakat. Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal yang merupakan
produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan penyakit. Anggapan tersebut merupakan
sugesti yang muncul akibat harga obat yang mahal dan embel-embel produk luar negeri.

b. Imitasi
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya.
Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan
terjadi dalam sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan
orang tuanya seperti cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat seseorang
sudah menginjak usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah dan bersosialisasi dengan
temannya dengan berbagai macam kebiasaan.

c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti
dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara sadar.

Contoh identifikasi: seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya
menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan
menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.

d. Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati itu
bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu lembaga formal pada
saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau
pada saat mencapai suatu prestasi.

e. Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan seseorang
atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir
mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara
emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat
Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.

f. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut
menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung
jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya
siswanya semakin giat belajar.

Tidak selamanya interaksi berjalan sesuai dengan rencana. Kontak sosial yang berlangsung
kadang-kadang dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, namun sebaliknya suatu
interaksi akan mengalami gangguan dan bahkan terhenti seandainya terjadi hal-hal berikut:
Subjek-subjek yang terlibat dalam interaksi tidak mempunyai harapan lagi untuk mencapai
tujuan. Interaksi yang terjadi tidak lagi bermanfaat atau tidak mendatangkan keuntungan. Tidak
adanya adaptasi atau penyesuaian antara pihak-pihak yang saling berinteraksi. Salah satu pihak
atau keduanya tidak bersedia lagi mengadakan interaksi.

5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu
yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan
berbagai bentuk interaksi sosial.
Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang
saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama,
menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi
dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan
demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada
bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).

1. Proses asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut.

a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting
dalam kerja sama yang berguna.

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:

Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa antara
dua organisasi atau lebih.
Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan.
Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk
sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang
berbeda satu sama lain.
Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk menghasilkan
keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join venture jika diterjemahkan akan
menjadi ‘usaha patungan’.

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan.

Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:

Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat
mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant.
Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak
mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar
tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.
Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan
paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain dalam
posisi lemah.
Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga
dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak
ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat
mengikat.Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan kedua
belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration, keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak
mengikat.
Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar tercapai
persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan.
Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada umumnya cara ini
ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik.
Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik keseimbangan)
sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu
sama dengan zero option (titik nol) yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin.
Dua belah pihak yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.
Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak
yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu
tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara
pihak-pihak yang bertikai.

C. Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan
kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti
komputer, handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima
adalah unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut
ideologi, keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham
komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.
d. Asimilasi (assimilation)

Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau
kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan
bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan
etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah:

 Toleransi
 Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
 Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
 Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
 Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
 Perkawinan campuran (amalgamation)
 Adanya musuh bersama dari luar

Selain beberapa faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi, ada pula faktor-faktor yang
menghambat asimilasi. Antara lain sebagai berikut:

 Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok


 Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan
kelompok lain
 Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain
 Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu
 Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah
 Adanya perasaan in-group yang kuat
 Adanya diskriminasi
 Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok

2. Proses Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah
perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut:

a. Persaingan (competition)

Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antar
individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu
nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat.

Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama atau pada
saat berlangsungnya suatu pertandingan.

b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik.
Bentuk kontravensi ada 5 yaitu:

Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keenganan, gangguan terhadap pihak lain,
pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan. Kontravensi yang bersifat sederhana.
Seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat
selebaran. Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan
mengecewakan pihak lain. Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti menumumkan rahasia
pihak lain dan berkhianat. Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi,
mengejutkan pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.

c. Konflik

Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha
untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau
kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah:

Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan


Berprasangka buruk kepada pihak lain
Individu kurang bisa mengendalikan emosi
Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi

6. Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial

a. Kedudukan (Status)
Status (kedudukan) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan
kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain sekaligus merupakan tempat bagi seseorang
untuk menanamkan harapan-harapan.

b. PerananPeranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan adalah perilaku
yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hal dan kewajiban sesuai dengan status
yang dimilikinya.
7. Jenis - jenis interaksi sosial

Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23)
:

1. Interaksi antara individu dan individu


Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika
hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

2. Interaksi antara individu dan kelompok


Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial
individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.

3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok


Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi.
Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

8. Aturan - aturan dalam interaksi sosial

Dalam kajian sosiologis, ada beberapa aturan mengenai interaksi sosial yang berbeda dengan
kelima faktor yang telah disebutkan di atas. Karl dan Yoels (1979) menyebutkan 3 jenis aturan
dalam interaksi sosial, yaitu sebagai berikut :
1. Aturan Mengenai Ruang. Karl & Yoels mendasarkan teorinya pada karya Edward T. Hall
(1982) mengenai konsep jarak sosial. Menurut Hall, dalam situasi sosial orang cendrung
menggunakan empat macam jarak, yaitu jarak intim (intimate distance), jarak pribadi (personal
distance), jarak sosial (social distance), dan jarak publik (public distance).
Pada jarak intim (sekitar 0-45 cm), terjadi keterlibatan intensif panca indera dengan tubuh orang
lain. contoh, dua orang yang melakukan olah raga jarak dekat seperti sumo dan gulat. Apabila
seseorang terpaksa berada pada jarak intim, seperti di dalam bus atau kereta yang penuh sesak, ia
akan berusaha sebisa mungkin menghindari kontak tubuh dan kontak pandangan mata dengan
orang di sekitarnya. Jarak pribadi (sekitar 45 cm – 1,22 m) cendrung dijumpai dalam interaksi
antara orang yang berhubungan dekat, seperti suami-istri atau ibu dan anak. Pada jarak sosial
(sekitar 1,22 m – 3,66 m), orang yang berinteraksi dapat berbicara secara wajar dan tidak saling
menyentuh. Contoh, interaksi dalam pertemuan santai (dengan teman, guru, dan sebagainya).
Interaksi di dalam rapat pekerjaan formal juga masuk ke dalam jarak ini. Sementara jarak publik
(di atas 3,66 m) umumnya dipelihara oleh orang yang harus tampil di depan umum, seperti
politisi dan aktor. Semakin besar jarak, semakin keras pula suara yang harus dikeluarkan. Kata
dan kalimat semakin dipilih secara sek sama.

2. Aturan Mengenai Waktu. Waktu juga dapat mengatur interaksi, misalnya, di masyarakat yang
kurang disiplin sering dijumpai ketiadaan orientasi waktu atau dikenal denga istilah “jam karet”.
Keterlambatan kedatangan bus, pesawat, kereta menjadi hal biasa. Tapi jika kondisi ini terjadi di
negara maju, banyak aktivitas orang menjadi terganggu. Contoh lain, di masyarakat kita,
keterlambatan seorang pembicara datang ke sebuah seminar bukanlah hal yang perlu dibesar-
besarkan. Sementara itu di masyarakat eropa seperti inggris misalnya, pembicara ini akan
dianggap sebagai orang yang tidak bertanggunjawab dan menghina majelis seminar.

3. Aturan Mengenai Gerak Tubuh. Komunikasi non verbal merupakan bentuk komunikasi
pertama bagi manusia. Komunikasi non verbal ini terkadang, disadari atau tidak, digunakan
seseorang untuk menyampaikan pesan dalam interaksinya dengan orang lain. contoh,
memicingkan mata, menjulurkan lidah, mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengerutkan
dahi, mengangkat ibu jari, atau membungkukkan badan. Namun demikian, makna komunikasi
ini bisa berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, komunikasi
non verbal hanya efektif dilakukan dalam interaksi antar anggota masyarakat yang memiliki
pemaknaan yang sama terhadapnya.
PROSEDUR PENANGANAN PERMASALAHAN INTERAKSI SOSIAL DISOSIATIF

Pengertian Akomodasi adalah usaha untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian ataupun
konflik (baca pengertian konflik) oleh pihak pihak yang bertikan dan mengarah pada kondisi
ataupun keadaan selesainnya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Apabila akomodasi diawali
dengan upaya upaya oleh pihak pihak yang bertikai untuk saling mengurangi sumber
pertentangan antara dua belah pihak, sehingga intensitas konflik mereda.

Macam Macam Bentuk Akomodasi

Terdapat beberapa macam macam bentuk akomodasi seperti

Koersi/Coercion

Koersi atau pemaksaan adalah bentuk akomodasi yang menggunakan kekuatan atau ancaman
kekerasan untuk mengakhiri konflik. Koersi biasanya melibatkan kekuatan dua pihak yang
timpang, dimana pihak yang kalah harus memilih untuk memenuhi hal tertentu sebagai bentuk
perdamaian atau pihak kalah tersebut akan dihilangkan.

Contoh dari bentuk koersi adalah genjatan senjata atau perjanjian perang. Genjatan senjata
biasanya akan diambil untuk menghindari meningkatnya angka kematian warga sipil karena
perang. Contoh lain dari bentuk koersi adalah perbudakan yang juga memiliki ciri perbedaan
level derajat antara budak dan majikannya.

Kompromi/Compromise

Kompromi bisa digambarkan oleh para pejuang yang memiliki kekuatan yang sama namun
mereka meyakini tidak akan menang atas kelompok lain. Inilah yang membuat mereka
membentuk akomodasi dengan menyetujui kompromi. Dalam kompromi tersebut biasanya
masing-masing pihak akan membuat beberapa konsesi dan menghitung kembali tuntutan masing-
masing.

Kompromi adalah bentuk akomodasi yang bisa menjadi penghibur bagi kekecewaan dengan
setiap kelompok dapat mengidentifikasi bagiannya masing-masing. Kompromi juga terjadi
karena setiap satu pihak merasakan dan memahami keadaan pihak lain.

Arbitrasi/Arbitration

Arbitrasi adalah akomodasi yang terjadi melibatkan pihak ketiga yang memiliki kewenangan
secara hukum untuk menyelesaikan konflik antar kedua belah pihak. Arbitrasi merupakan
metode penyelesian konflik yang diakui secara internasional.

Pihak ketiga biasanya dipilih oleh kedua pihak dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi
dibandingkan kedua belah pihak. Masih ingat pertikaian antara Valentino Rossi dan Marc
Marquez? itu adalah contoh konflik yang menggunakan arbitrasi.
Konsiliasi/Conciliation

Konsiliasi sebenarnya hampir mirip dengan arbitrasi, dimana pihak-pihak yang bertikai
menggunakan pihak ketiga. Bedanya konsiliasi biasanya menggunakan pihak ketiga yang secara
sukarela membentu menyelesaikan permasalahan.

Konsiliator akan diminta oleh kedua pihak untuk menyediakan konflik dengan proposal
penyelesaian non-mengikat. Konsiliator tersebut akan bersifat netral dan memang tidak boleh
memihak pada salah satu pihak.

Mediasi/Mediation

Mirip dengan konsiliasi yang menggunakan pihak ketiga yang netral dalam menyelesaikan
konflik. Perbedaannya pihak ketiga tidak berkewenangan memberi penyelesaian secara formal
karena pihak ketiga hanya berlaku sebagai penasihat saja.
Mediator sebagai pihak ketiga biasanya tidak menggunakan proposal penyelesaian karena
mereka hanya berperan sebagai penasihat.

Toleransi/Toleration

Toleransi adalah bentuk akomodasi dimana tidak ada bentuk penyelesaian konflik dengan
perjanjian tapi hanya ada penghindaran konflik terbuka. Dalam toleransi tidak ada konsesi yang
dibuat oleh salah satu pihak dan tidak ada perubahan dalam kebijakan dasar.

Toleransi melibatkan penerimaan pihak satu terhadap pihak lainnya dengan keadaan tertentu.
Setiap pihak menyadari bahwa bahwa setiap kelompok memiliki tanggung jawab masing-
masing. Saat ini toleransi merupakan bentuk akomodasi yang sangat dibutuhkan di Indonesia
karena banyak kepentingan bisa merusak kebhinneka-an.

Konversi/Conversion

Konversi adalah bentuk akomodasi dimana satu pihak menyadari bahwa pihaknya salah dan
pihak lebih benar saat terjadi konflik. Konversi dilakukan dengan melihat sesuatu dari sudut
pandang yang lain dan mulai mengindentifikasi diri dengan sudut pandang yang baru.

Proses konversi biasanya akan mengadopsi cara yang dilakukan pihak lain dalam melakukan hal
tertentu. Konversi bisa terjadi dalam politik, ekonomi dan bidang lainnya yang berkaitan dengan
konflik.

Rasionalisasi/Rationalisation

Akomodasi yang menggunakan rasionalisasi biasanya melibatkan alasan/penjelasan yang masuk


akal terhadap masalah yang menyebabkan konflik, bukan menghakimi kekurangan/kesalahan
pihak lain.

Ajudikasi/Adjudication

Ajudikasi adalah bentuk akomodasi yang melibatkan pihak pengadilan untuk menyelesaikan
konflik. Kedua pihak biasanya lebih memilih pengadilan sebagai pihak ketiga karena akan ada
sidang yang akan memberikan jawaban tentang konflik yang terjadi.

Segregasi/Segregation

Bentuk akomodasi yang dilakukan kedua pihak dengan saling menghindari konflik antara kedua
belah pihak. Sikap saling menghindari konflik ini bertujuan agar antara kedua pihak tidak terjadi
konflik yang berkelanjutan. Segregasi ini dulu dilakukan warga kulit putih dengan warga kulit
hitam semasa masih ada politik apartheid.
B. Materi Remidial
Cara-cara pemacahan masalah interaksi sosial disosiatif.
a. Koersi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan kekerasan dan paksaan.
Contohnya: perbudakan
b. Kompromi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan cara masing-
masing kelompok yang berselisih bersedia mengurangi tuntutannya sehingga
terjadi kesepakatan damai.
Contohnya: perjanjian antar dua pihak yang bersengketa berkahir dengan damai.
c. Arbitrasiadalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan cara menghadirkan
pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak di mana memiliki kedudukan
lebih tinggi daripada pihak yang bertikai. Keputusan yang diambil oleh pihak
ketiga bersifat mengikat.
Contohnya: Adanya Komisi Tiga Negara pada saat perselisihan Indonesia
dengan Belanda.
d. Mediasiadalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan cara menghadirkan
pihak ketiga sebagai penasihat.
Contohnya: peran guru BK dalam mendamaikan pertengkaran antar peserta didik
di sebuah sekolah.
e. Konsiliasiadalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan cara
mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai
persetujuan atau kesepakatan bersama. Contohnya perundingan antara peserta
didik kelas 7A dengan peserta didik kelas 7B yang berselisih di suatu SMP untuk
mencapai kata mufakat.
f. Toleransi adalah bentuk akomodasi dimana satu pihak menerima pihak lain tanpa
adanya persetujuan formal. Contohnya: perselisihan antara dua kelompok
masyarakat yang berakhir karena masing-masing pihak memahami keadaannya.
g. Stalemate adalah bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak menghentikan
pertikaian karena memiliki kekuatan yang seimbang. Contohnya: antara
Indonesia dengan Malaysia mengenai perbatasan wilayah.
h. Ajudikasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan melalui pengadilan.
Contohnya: persengketaan antara dua pihak mengenai tanah yang diselesaikan
melalui jalur pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai