Anda di halaman 1dari 18

A.

Tindakan Sosial

Tindakan adalah perilaku manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya,
namun tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai sebuah tindakan sosial.
Dilihat dari orientasinya , tindakan dibedakan menjadi dua macam
1) Nonsosial , yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang tapi tidak diorientasikan
kepada pihak lain.
2) Sosial , yaitu tindakan yang oleh pelakunya diorientasikan kepada pihak lain.

1.1 Komponen dasar tindakan sosial.


Menurut Talcott Parson , ada tiga komponen yang mendasari adanya tindakan sosial.
yaitu :
a)Tindakan itu diarahkan pada tujuannya atau memiliki suatu tujuan.
b) Tindakan itu terjadi dalam suatu situasi.
c) Secara normatif , tindakan diatur oleh penentuan alat dan tujuan
Berdasarkan ketiga komponen diatas , maka kesimpulan daru tindakan sosial adalah suatu
kenyataan sosial yang paling sering terjadi.

1.2 Teori tindakan sosial


Hal yang mempengaruhi dorongan untuk hidup dalam bermasyarakat adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup , mempertahankan kelangsungan hidup dan dorongan untuk
melanjutkan keturunan..
Max Weber mengungkapkan bahwa struktur sosial adalah hasil dari tindakan, sedangkan
cara hidup adalah produk dari pilihan yang dimotivasi.
Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe.
a) Tindakan bersifat rasional
Yaitu tindakan yang dilakukan dengan pertimbangan dan secara sadar.
b) Tindakan orientasi nilai
Yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan manfaat, sedangkan tujuan
yang ingin dicapai tidak terlalu dipentingkan
c) Tindakan tradisional
Yaitu tindakan yang menggunakan pertimbangan kondisi kebiasaan yang telah
diterapkan pada masyarakat. Oleh karena itu , tindakan ini cenderung dilakukan tanpa
suatu rencana terlebih dahulu
d) Tindakan afektif.
Yaitu tindakan sosial yang sebagian besar tindakannya dikuasai oleh emosi , tanpa
melakukan pertimbangan yang matang.

B. Interaksi Sosial
2.1 Pengertian Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu ,
kelompok dengan individu , dan kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi
dalam aksi dan reaksi. Menurut Basrowi , Interaksi sosial adalah hubungan dinamis
yang mempertemukan orang dengan orang , kelompok dengan kelompok , maupun
orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya kerja sama , tapi juga bisa
berbentuk persaingan , pertikaian , dan sejenisnya.

2.2 Jenis-Jenis Interaksi Sosial


a) Individu dengan individu
Pada saat dua individu bertemu, walaupun tidak melakukan kegiatan apa-apa ,
namun sebenarnya interaksi sosial telah terjadi apabila masing masing pihak sadar
akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam diri masing-masing.
b) Kelompok dengan kelompok
Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan, bukan sebagai
pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Maksudnya kepentingan
individu dalam kelompok merupakan satu-kesatuan yang berhubungan dengan
kepentingan individu dalam kelompok lain.
c) Individu dengan kelompok
Interaksi ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan
kepentingan kelompok , bentuk interaksi ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan.
2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
a. Kontak sosial
Kontak berasal dari bahasa Latin cum atau con yang berarti bersama-sama, dan
tangere yang memiliki arti menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama
menyentuh. Dalam sosiologi,kontak merupakan gejala sosial, dimana orang dapat
mengadakan hubungan dengan pihak lai ntanpa mengadakan sentuhan fisik,
misalnya berbicara dnegan orang lain melalui telepon , surat , chatting , dan
sebagainya.
Kontak sosial ini dibedakan menjadi empat.
1) Berdasarkan cara
a) Kontak langsung , terjadi secara fisik. Misalnya dengan berbicara,
tersenyum atau bahasa gerak.
b) Kontak tidak langsung , terjadi melalui media atau perantara tertentu.
2) Berdasarkan sifat
a) Kontak antarindividu, misalnya seorang anak mempelajari kebiasaan-
kebiasaan dalam keluarganya
b) Kontak antarkelompok, misalnya pertandingan bola voli.
c) Kontak antar individu dengan kelompol, misalnya guru yang sedang
mengajar didepan kelas.
3) Berdasarkan bentuk
a) Kontak positif, mengarah pada suatu kerja sama atau persetujuan dari
kedua pihak.
b) Kontak negatif, mengarah pada suatu pertentangan atau pertidaksetujuan
dari satu pihak.
4) Berdasarkan tingkat hubungan
a) Kontak primer , terjadi apabila orang yang mengadakan hubungan
langsugn bertemu dan bertatap muka.
b) Kontak sekunder memerlukan suatu perantara atau media untuk bisa
berinteraksi.
b. Komunikasi sosial.
Komunikasi berasal dari bahasa latin, communicare yang artinya memberi atau
menanamkan. Menurut Astrid , komunikasi adalah kegiatan peroperan lambang
yang mengandung makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi.
Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Komunikasi terjadi hampir setiap waktu dimana manusia mengadakan
kontak sosial.
Menurut Hewitt, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut.
a) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu.
b) Memengaruhi perilaku seseorang.
c) Mengungkapkan perasaan.
d) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain.
e) Berhubungan dengan orang lain.
f) Mencapai suatu tujuan.
g) Menyelesaikan suatu masalah.
h) Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik.
Komunikasi dapat berlangsung apabila :
1) Ada pengirim , yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2) Ada penerima , yaitu pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
3) Ada pesan, yaitu isi atau maksud yang ingin disampaikan.
4) Ada respon , yaitu tanggapan dari penerima pesan.

Suatu kontak bisa terjadi tanpa komunikasi , jika terjadi kontak tanpa komunikasi
maka tidak akan terjadi interaksi sosial.
Komunikasi dapat berdampak positif jika masing-masing dapat menafsirkan apa
yang dimaksud. Komunikasi juga bisa berdampak tidak baik apabila salah satu
pihak tidak dapat menafsirkan maksud pihak lain.
2.4 Ciri-Ciri Interaksi Sosial.
Menurut Basrowi, interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
b) Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau kode.
c) Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
d) Ada tujuan-tujuan tertentu.
Ciri ciri tersebut merupaka ndasar terbentuknya suatu interaksi sosial. Jika suatu
interaksi diulang-ulang dan bertahan dalam waktu yang lama tercipta suatu
hubungan sosial.
Selain itu, pola interaksi sosial didasarkan pada
1) Kebutuhan yang nyata
2) Efisiensi
3) Efektifitas
4) Penyesuaian dengan norma-nomra yang berlaku
5) Penyesuaian diri pada kebenaran
6) Tidak memaksakan secara mental maupun fisik.

2.5 Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Sosial.


a) Imitasi
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap , tindakan , tingkah laku , atau
penampilan seseorang secara berlebihan. Imitasi dapat bersifat positif, apabila
mendorong seseorang untuk memeatuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku sehingga tercipta keselearasan atau keteraturan sosial. Namun imitasi
juga dapat bersifat negatif, apabila yang dicontoh itu adalah perilaku yang
menyimpang.
b) Sugesti
Sugesti adalah rangsangan , pengaruh , atau stimulus. Rangsangan diberikan
seseorang kepada orang lain. Penerima sugesti akan menuruti kehendak
pemberi sugesti tanpa berpikir kritis dan rasional. Sugesti bersifat sangat
individual. Suatu informasi atau nasihat bisa menjadi suatu sugesti.
Terjadinya sugesti biasanya terjadi karena hambatan berpikir , terpecahnya
pikiran seseorang , dipengaruhi oleh orang yang berkuasa , mengikuti
mayoritas , dan mudah percaya.
c) Identifikasi
Identifikasi adalah kecendrungan dalam diri seeseorang untuk menjadi sama
dengan orang lain.
d) Simpati
Adalah suatu proses dimana sesesorang merasa tertarik dengan orang lain.
Rasa tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginan-keinginan untuk
memahami pihak lain untuk memahami perasaannya ataupun bekerja sama
dengannya.
e) Motivasi
Dorongan , rangsangan , pengaruh , atau stimulasi yang diberikan seorang
individu kepada individu lain disebut motivasi.
f) Empati
Adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang
lain, baik suka maupun duka.
C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.
3.1 Interaksi sosial Asosisatif
Mengarah kepada kerja sama, atau jalan untuk mencari perdamaian.
a) Kerja sama ( cooperation )
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama, Kerja sama dilakukan sejak manusia mulai
berinteraksi dengan sesamanya. Kebiasaan kerja sama dimulai sejak kanak-kanak,
mulai dari dalam kehidupan keluarga kemudian meningkat kekelompok sosial
yang lebih luas.
Kerja sama dapat bersifat konstruktif ( membangun ) contohnya seperti guru dan
siswa memulihkan nama baik sekolah akibat dinodai sejumlah siswa yang
melakukan kriminalitas. Kerja sama juga dapat bersifat destruktif ( merusak ) ,
contohnya seperti tawuran antar pelajar. Selain itu , kerja sama juga bisa bersifat
agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan akibat pengaruh dari luar
kelompok bentuk bentuk kerja sama meliputi antara lain
1) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lebih
2) Cooperation , yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dari
suatu organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan
3) Coalition, yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih , yang mempunyai
tujuan sama
4) Joint venture, yaitu kerja sama dalam proyek proyek tertentu
b) Akomodasi
Akomodasi adalah proses penyesuaian diri dari orang perorang atau kelompok-
kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk
mengatasi ketegangan-ketengangan. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya
keseimbangan dalam interaksi sosial.
Bentuk bentuk akomodasi antara lain
1) Coersion
Yaitu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak
tertentu terhadap pihak lain melalui pemaksaan kehendak.
2) Kompromi
Suatu bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat perselisihan dapat saling
mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
3) Arbitrasi
Suatu bentuk akomodasi apabila pihak yang berselisih tidak dapat mencapai
kompromi sendiri, untuk itu diundang pihak ketiga yang netral untuk
menyelesaikan pertentangan tersebut
4) Mediasi
Suatu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitasi. Namun, pihak
ketiga disini tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan
penyelesaian perselisian kedua belah pihak.
5) Konsilasi
Suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan dari kedua belah
pihak yang berselisih.
6) Toleransi.
Suatu bentuk akomodasi yang biasanya terjadi karena adanya keinginan untuk
sedapat mungkin menghiindari diri dari perseleisihan.
7) Stalemate
Suatu bentuk akomodasi ketika kelompok yang terlibat mempunyai
kemampuan seimbang
8) Ajudikasi
Suatu bentuk akomodasi yang melalui jalur hukum.
c) Asimilasi
Mneurut Soerjono Soekanto, asimilasi adalah proses sosial yang ditandai dengan
adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaaan yang terdapat antara orang
atau kelompok manusia yang meliputi usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindakan , skiap , dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan
kepentingan bersama. Singkatnya asimilasi adalah peleburan dua kebudayaan
menjadi satu kebudayaan.
Faktor faktor yang memudahkan terjadinya asimilasi adalah
1) Toleransi
2) Kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi
3) Menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
5) Persamaan unsur kebudayaan
6) Perkawinan campuran
7) Adanya musuh bersama dari luar

Adapun faktor penghambat adalah


1) Terisolasinya kehidupan suatu golongan
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
3) Perasaan takut terhadap kebudayaan baru
4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan lebih tinggi dari kebudayaan lain
5) Perbedaan ciri-ciri badan
6) Perasaan yang kuat terhadap kelompoknya
7) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan mayoritas.

Proses asimilasi akan terjadi apabila:


1) Ada kelompok yang berbeda kebudayaannya
2) Saling bergaul secara langsung
3) Kebudayaan dari kelompok tersebut masing masing menyesuaikan diri.

d) Akulturasi
Akulturasi adalah perpaduan dua unsur kebudayaan dalam kurun waktu yang
lama. Dalam akulturasi unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur ke dalam
kebudayaan asli, dengan tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur tersebut.
Unsur yang mudah diterima dalam akulturasi yaitu
1) Kebudayaan material
2) Teknologi baru yang mudah digunakan dan banyak manfaat
3) Kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi
4) Kebudayaan yang pengaruhnya kecil

Unsur unsur kebudayaan yang sukar diterima

1) Kebudayaan yang mendasari pola pikir , misalnya unsur keagamaan


2) Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang meluas dalam kehidupan
masyarakat.

3.2 Interaksi Sosial Disosiatif


Mengarah pada bentuk pertentangan atau konflik.
a) Persaingan ( Competition )
Persaingan dapat terjadi secara sehat , tapi persaingan yang banyak terjadi di
bidang bisnis dan politik ,sering menggunakan cara tidak sehat.
Hal yang menyebabkan terjadinya persaingan adalah
1. Perbedaan pendapat mengenai prinsip
2. Perselisihan paham yang mengusik harga diri masing masing pihak
3. Persamaan kepentingan dalam hal sama
4. Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat
5. Perbedaan kepentingan politik kenegaraan.

Hal yang dapat terjadi akibat persaingan adalah

1. Timbulnya solidaritas kelompok


2. Timbulnya perubahan sikap
3. Kerusakan atau hilangnya harta benda atau bahkan nyawa jika terjadi
benturan fisik
4. Terjadi negosiasi.
b) Kontravensi
Kontravensi adalah sikap tidak suka yang disembunyikan, tetapi tidak
menimbulkan konflik sosial.
Leopolod von Weise dan Howard Becker membedakan kontravensi menjadi
beberapa bentuk:
1) Kontravensi umum, meliputi perbuatan seperti penolakam , keengganan ,
perlawanan , protes , dan lain lain.
2) Kontravensi sederhana, misalnya menyangkal pernyataan orang lain di
muka umum , memaki , memfitnah , dan lain lain.
3) Kontravensi intensif, misalnya terjadi penghasutan.
4) Kontravensi rahasia , misalnya berkhianat.
5) Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan lawan , membingungkan pihak
lain dan lain lain.

Dan terbagi lagi menjadi tiga tipe

1) Kontravnesi yang menyangkut generasi masyarakat


2) Kontravensi yang menyangkut jenis kelamin.
3) Kontravensi tentang parlemen Misalnya mayoritas dan minoritas.
c) Pertikaian
Pertikaian adalah tindak lanjut dari kontravensi . Dalam pertikaian ,
perselisihan bersifat terbuka.
d) Konflik
Konflik adalah suatu proses dimana dua orang kelompok saling berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya
tidak berdaya.
Hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik adalah.
1) Adanya perbedaan kepribadian pihak yang terlibat konflik
2) Adanya perbedaan pendirian atau perasaan pihak yang terlibat konflik
3) Adanya perbedaan kepentingan individu atau kelompok
4) Adanya perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat.

Hal yang terjadi akibat konflik biasanya

1) Bertambahnya solidaritas.
2) Hancur atau retaknya kesatuan kelompok
3) Adaanya perubahan kepribadian individu
4) Hancurnya harta benda atau jatuhnya korban manusia.

Dalam masyarakat konflik memiliki berapa bentuk seperti

1) Konflik politik
2) Konfik pribadi
3) Konflik rasial
4) Konflik antar kelas
5) Konflik internasional

Dan cara cara untuk menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut

1) Elimination, berarti pengunduran diri dari satu pihak yang terlibat dalam
konflik.
2) Subjugation atau domination , berarti pihak yang memppunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa pihak lain untuk menaatinya.
3) Majoritiy rule , melalui voting
4) Minority consent, sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5) Integration , pendapat pendapat yang bertentangan di diskusikan kembali
untuk mencapai suatu keputusan yang memuaskan kedua belah pihak.

D. Aturan-Aturan dalam Interaksi Sosial


4.1 Aturan Mengenai Ruang.
a. Jarak intim (0-45cm)
Terjadi keterlibatan pancaindera dengan tubuh orang lain
b. Jarak pribadi (45cm-1,22m)
Interaksi orang yang berhubungan dekat.
c. Jarak Sosial ( 1,22m-3,66m)
Interaksi yang tidak saling menyentuh
d. Jarak publik (diatas 3,66m)
Umumnya digunakan untuk oranag yang akan tampil didepan umum
4.2 Aturan Mengenai Waktu
Setiap masyarakat memilik makna tersendiri tentang waktu. Misalnya dalam masyarakat
tertentu mengenal isitlah jam karet untuk orang yang terlambat.

4.3 Aturan Mengenai Gerak Tubuh


Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi pertama bagi manusia.
Komunikasi ini terkadang disadari atau tidak. Contohnya menjulurkan lidah untuk
meledek , mengangkat ibu jari untuk suatu ide yang bagus , dan menganggukkan kepala
tanda setuju. Namun makna komunikasi biasanya berbeda diantara masyarakat.

E. Hubungan Interaksi Sosial dengan Status dan Peran Sosial.


5.1 Status Sosial
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat.Pada
dasarnya status sosial merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban
seseorang dalam masyarakat. Setiap orang memiliki berbagai status sosial
, status sosial yang ada didalam masyarakat dibagi menjadi enam, yaitu:
1) Status yang digariskan , adalah status yang diperoleh secara alami atau
otomatis , contohnya anak bangsawan
2) Status yang diusahakan , status yang diperoleh melalui perjuangan ,
contohnya gelar keserjanaan
3) Status simbol , dapat dikenali dari kebiasaan hidup sehari-hari,
contohnya dia berpakaian sederhana , itu artinya hidupnya sederhana
4) Status yang diberikan , yaitu status yang diberikan oleh masyarakat ,
contohnya gelar pahlawan
5) Status aktif , yaitu status yang pada saat tertentu aktif , tapi lain waktu
tidak aktif. Hal ini disebabkan karena orang tersebut memiliki banyak
status , misalnya seorang guru yang juga kepala RT.
6) Status Laten , yaitu status yang diam pada saat aktif bekerja , misalnya
seorang pengacara yang merangkap jadi dosen.
Konflik yang terjadi akibat status di masyarakat antara lain

1) Konflik status individual , contoh Siswa SMA bingung harus memilih


keinginan bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah.
2) Konflik antarkelompok , contohnya Peraturan yang dikeluarkan pemda
bertentangan dengan peraturan yang ada di pusat.
3) Konflik antarindividu , contohnya seorang polisi harus menangkap
pencuri , padahal pencuri tersebut anaknya sendiri.

5.2 Peran Sosial ( Role )


Peran sosial adalah pelaksaanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai
dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat
dipisahkan lagi. Dalam masyarakat peran dianggap sangat penting karena
dapat mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma norma yang
berlaku dimasyarakat.
Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam
1) Peran Ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-
status tertentu
2) Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri.
3) Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai
dengan kenyataannya

Karena seseorang dapat memiliki bermacam-macam peranan, maka sering


terjadi akibat sebagai berikut

1) Konflik
Kasus ini akan muncul jika seseorang merasa tidak puas atau tertekan
degnan kedudukan yang diberikan masyarakat kepadanya
2) Ketegangan
Terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan menjalani peran.
3) Kegagalan peran.
Terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan berbagai peran
karena tuntutan yang saling bertentangan
4) Kesenjangan peran
Terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan berbagai peran
yagn tidak menjadi prioritas hidupnya sehinggam erasa tidak cocok
menjalankan peran tersebut, sehingga akan menyebabkan tertekan.

Fungsi peran adalah

1) Peran yang dimainkan dapat mempertahankan struktur masyarakat


2) Peran yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk mereka
yang tidak mampu dalam masyarakat
3) Peran yang dimainkan seseorang juga merupakan sasaran aktualisasi
diri

F. Hubungan antara tindakan sosial dan interaksi sosial


Dalam melakukan tindakan sosial , manusia tidak bisa melepaskan peran dirinya sebagai
makhluk individu dan sosial , hal itu disebabkan manusia selalu melakukan hubungan
sosial atau disebut interaksi sosial.

G. Hubungan antara interaksi dan dinamika sosial ( perubahan sosial )


Pada dasarnya manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu , manusia
membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Interaksi ini juga yang menciptakan kelompok-kelompok sosial sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan.
Dinamika sosial yang terjadi pada masyarakat dapat berupa perubahan perubahan nilai
sosial, norma norma yang berlaku , pola pola perilaku individiu dalam organisasi ,
kekuasaan , dan wewenang. Dengan akta lain perubahan sosial meliputi perubahan
organisasi sosial, status , lembaga , dan struktur sosial masyarakat.
Menurut Mac Iver , perubahan sosial adalah perubaha-perubahan dalam hubungan sosial
atau perubahan terhadap keseimbangan sosial.
Untuk mengetahui proses perubahan dan dinamika sosial yang terjadi , Soerjono
Soekanto menunjukkan ciri ciri perubahan yang berlangsung , antara lain sebagai berikut.

1) Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang


2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tentu akan diikuti dengan
perubahan interdependen , maka perubahan yang terjadi pada lembaga lembaga sosial
itu sukar diisolir.
3) Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi selama
beberapa saat. Disorganisasi tersebut akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang
mencakup pemantapan kaidah-kaidah nilai baru.
4) Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja.

Perubahan perubahan sosial dapat bersifat progress dan regress. Progress merupakan
perubahan sosial yang membawa kemajuan terhadap masyarakat. Perubahan yang
bersifat progress dapat berupa planned progress serta unplanned progress. Planned
progress berarti kemajuan secara disengaja yang telah direncanakan dan dilakukan oleh
masyarakat , misalnya program KB. Sedangkan Unplanned progress menunjuk pada
adanya kemajuan yang tidak direncanakan sebelumnya oleh masyarakat , misalnya
meningkatnya kesuburan lahan pertanian karena lava yang dimuntahkan gunung berapi
saat meletus.

7.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain
sebagai berikut.

1) Penemuan penemuan baru ( discovery) dan pembaruan penemuan yang telah ada
(invention)
2) Konflik antar kelompok dan masyarakat
3) Perubahan aspek demografik ( berkurang dan bertambahnya penduduk )
7.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat , antara lain

1) Pengaruh kebudayaan luar


2) Perang dengan masyarakat lain
3) Pengaruh perubahan lingkungan alam

Beberapa teori menyatakan penyebab terjadinya perubahan sosial antara lain


sebagai berikut.

A. Teori Evolusi
Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi memengaruhi cara
pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja.
B. Teori Konflik
Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua
perubahan merupakan hasil adri konflik kelas di masyaraka. Teori ini
berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik
kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam
semua perubahan sosial. Secara lebih rinci , pandangan teori konflik menitik
beratkan pada hal berikut ini
a) Setiap masyarakat terus berubah
b) Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat
c) Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik
d) Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang
satu oleh golongan yang lainnya
C. Teori Fungsional
Secara singkat , teori fungsionalis adalah sebagai berikut
a) Setiap masyarakat relatif bersifat stabil
b) Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat
c) Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi
d) Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepekatan bersama
D. Teori Siklis
Teori Siklis mempunyai prespektif bahwa perubahan sosial tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang orang ahli sekalipun.
Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikuti. Menurut teori ini ,
kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak
selamanya perubahan sosial membawa kebaikan.

H. Hubungan antara keteraturan sosial dan interaksi sosial


Keteraturan sosial ialah sistem kemasyarakatan , hubungan dan kebiasaan yang berjalan
secara lancar sehingga dapat mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
Unsur unsur yang menciptakan keteraturan sosial adalah tertib sosial , order (sistem
norma ) , keajegan , dan pola hidup

I. Mensyukuri Keberadaan Diri dan Keberagamaan dalam interaksi sosial sebagai


anugerah Tuhan YME
Tuhan YME telah menciptakan bumi beserta seisinya untuk saling menjaga ,
menghargaim dan menghormati satu sama lain. Oleh karena itu haruslah kita menghargai
dan tidak membeda bedakan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai