Anda di halaman 1dari 2

ACARA 6

ASPEK KULTURAL DAN STRUKTURAL MASYARAKAT DESA

A. Pendahuluan
Kebudayaan merupakan keseluruhan ide-ide, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Menurut Koentjaroningrat (1985) unsur-unsur kebudayaan secara universal terdiri dari :
1) Bahasa 2) Sistem pengetahuan, 3) Sistem organisasi sosial, 4) Sistem peralatan dan
Teknologi, 5) Sistem mata pencaharian, 6) Religi, 7) Kesenian. Aspek kultural
masyarakat desa terorientasi pada jangkauan mengenai gambaran-gambaraan asli
masyarakat desa, yaitu masyarakat pertanian. Sedangkan konsep kebudayaan tradisional
masyarakat desa mengacu pada gambaran tentang cara hidup (way of life) yang mana
masyarakat desa hidupnya masih tergantung dengan alam. Menurut Paul H. Landis
mengemukakan bahwa besar kecilnya pengaruh alam terhadap pola kebudayaan
masyarakat desa ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1) Tingkat ketergantungan mereka
terhadap pertanian, 2) Tingkat teknologi yang digunakan, 3) Sistem produksi yang
diharapkan.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan
secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok
sosial. Pergaulan hidup seemacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia bekerjasama, saling berbicara dan seterusnya untuk
mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya.
Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang
menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Suatu interaksi sosial tidak akan
mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial (social
contact) dan adanya komunikasi
Bentuk proses sosial terdiri dari dua bentuk, yaitu proses asosiatif dan proses
disosiatif. Proses asosiatif yaitu suatu bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan
hubungan kesolidaritasan sesama manusia. Proses asosiatif terdiri dari kerjasama
(cooperation), akomodasi (accommodation), dan asimilasi (acimilation). Sedangkan
proses disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan
hubungan solodaritas antar individu. Proses sosial dipengaruhi oleh kebudayaan dan
pola kebudayaan masyarakat desa itu sendiri. Konsep kebudayaan tradisional mengacu
kepada gambaran tentang cara hidup (way of life) masyarakat desa yang belum dirasuki
oleh penggunaan teknologi modern serta sistem ekonomi uang.
Stratifikasi sosial, pelapisan sosial atau struktur sosial vertikal adalah
penggambaran kelompok-kelompok sosial dalam susunan yang hierarkhis, berjenjang.
Ditingkat teoritik acap dipertanyakan mengapa dalam masyarakat terjadi pelapisan-
pelapisan? Jawaban yang sederhana adalah karena kehidupan manusia dilekati oleh nilai.
Keberadaan nilai selalu mengandung kelangkaan, tidak mudah didapat dan oleh
karenanya memberi harga pada penyandangnya. Secara umum hal-hal yang mengandung
nilai berkaitan dengan harta/kekayaan, jenis mata pencaharian, pengetahuan/pendidikan,
keturunan, keagamaan, dan dalam masyarakat yang masih bersahaja juga unsur-unsur
biologis (usia,jenis kelamin). Stratifikasi sosial dapat dengan sendirinya terjadi sejalan
dengan proses pertumbuhan masyarakat. Akan tetapi ada pula yang dengan sengaja
disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Terjadinya stratifikasi sosial yaitu karena
adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik sosial dan hak kepemilikan pribadi.
Secara tidak langsung, stratifikasi sosial akan menimbulkan diferensiasi sosial pada suatu
masyarkat Diferensiasi sosial atau struktur sosial horizontal suatu masyarakat adalah
berkaitan dengan banyaknya pengelompokan-pengelompokan sosial yang ada dalam
masyarakat itu tanpa menempatkannya dalam jenjang hierarkhis. Maka dapat disimpulkan
bahwa struktur sosial horizontal suatu masyarakat adalah gambaran dari heterogenitas
sosial masyarakatnya.
Gerak sosial atau social mobility adalah gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-
sifat hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya. Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu sebagai
berikut:
1. Horizontal, yaitu bila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari satu kelompok
sosial yang satu ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
2. Vertical, yaitu bila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka
terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal, yaitu yang naik (social climbing) dan
yang turun (social sinking).

B. Tujuan Praktikum
Praktikan mampu menganalisis mengenai aspek kultural dan struktural masyarakat
desa serta memahami perbedaan aspek kultural dan struktural.

C. Metode Praktikum
Diskusi
1. Penyampaian materi mengenai Aspek Kultural dan Struktural Masyarakat Desa
2. Praktikan menganalisis mengenai aspek kultural dan struktural masyarakat desa, serta
memahami perbedaan aspek kultural dan struktural melalui penanyangan video
tentang aspek kultural dan struktural masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai