Anda di halaman 1dari 5

Phubbing, Budaya Negatif Masa Kini?

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang semakin cepat, membuat
cara berkomunikasi antar individu pun mengalami perubahan. Dari cara berkomunikasi harus
bertatap muka dan secara lisan, maka pada era modern ini, jika kita ingin berkomunikasi
dengan individu lain kita tidak harus bertatap muka dahulu dan secara lisan, kita bisa
menggunakan smartphone kita masing-masing sebagai alat penyampaian pesan kepada teman
kita atau lawan bicara kita. Kini, trend bagi masyarakat adalah berinteraksi lewat media
sosial. Gadget mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, mungkin kalimat itu yang
sering terdengar belakangan ini. Jika diibaratkan sebagai dunia, media sosial bisa lebih berisik
dari pada dunia nyata. Kelebihan media sosial yang mampu menjangkau orang yang sangat
jauh sekalipun memang menjadi daya tarik utama masyarakat kekinian berbondong-bondong
meramaikan dunia maya.

Namun, selalu ada konsekuensi dari setiap perubahan. Mengikisnya kesadaran tentang
pentingnya berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata adalah salah satu konsuekuensi
yang terjadi akibat masifnya penggunaan media sosial. Fenomena sosial yang buruk pun
tercipta, salah satunya Phubbing. Bagaimana budaya Phubbing dapat menggangu interaksi
sosial seseorang?. Jika dikaitkan dengan teori interaksi sosial, tentunya budaya Phubbing ini
akan sangat berkaitan dan mempengaruhi interaksi sosial tersebut.

Apa itu Phubbing?

Phubbing dapat diartikan sebagai kebiasaan sibuk berkomunikasi dengan orang lain di gadget
padahal ada lawan bicara di depan mata. Istilah phubbing berasal dari kata “phone” dan
“snubbing” yang artinya “telepon” dan “pengabaian” yang secara istilah menggambarkan
tindakan mengabaikan seseorang dalam lingkungan sosial dengan memperhatikan gadget,
bukan berbicara dengan orang tersebut secara langsung. Penggunaan handphone tanpa
meminta izin terlebih dahulu terhadap pasangan lawan bicara dapat dikategorikan pula sebagai
bentuk perilaku phubbing. Istilah ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru di era digitalisasi
informasi. Sejak transformasi telepon genggam menjadi telepon pintar atau smartphone,
kebiasaan sibuk sendiri dan tidak menghiraukan lawan bicara mulai berjangkit di masyarakat.

Phubbing saat ini telah menjadi fenomena yang mendunia, adapun orang-orang yang tidak suka
terhadap fenomena ini dan lebih peduli terhadap keberlangsungan interaksi, mereka bersama-
sama mengkampanyekan gerakan stop Phubbing dijalan-jalan hingga membuat website khusus
yang membahas keburukan Phubbing di laman www.stopphubbing.com supaya semua orang
saling menghargai komunikasi, menghargai satu sama lain dengan tidak melulu berfokus pada
gawai yang mereka miliki. Kampanye untuk menghentikan budaya Phubbing ini mulai
digencarkan oleh agensi periklanan McCann pada tahun 2012 dan kemudian diikuti oleh
media-media terkemuka di dunia. Setelah itu, istilah Phubbing resmi didaftarkan dalam kamus
Macquarie.

Kata phubbing kembali mengemuka ke permukaan setelah munculnya studi yang dilakukan
oleh Dr James Roberts dan Dr Meredith David dari Baylor University di Texas, seperti dikutip
dari Dailymail. Studi ini menunjukkan fenomena Phubbing yang terjadi sekarang ternyata
cukup memprihatinkan karena dilakukan ketika momen kebersamaan terjadi, baik ketika
berkumpul dengan pasangan atau ketika berkumpul dengan sahabat maupu kerabat.
Berdasarkan uji coba yang dilakukan kepada 143 individu, sebanyak 70% individu tidak bisa
lepas dari telepon genggamnya dan melakukan phubbing.

Interaksi Sosial

Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan
individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga
terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu
lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok
dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, dimana simbol diartikan sebagai
sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

Interaksi sosial dapat terjadi jika dua syarat utama nya terpenuhi yaitu adanya kontak sosial
dan adanya komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial sedangkan Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi pemberian tafsiran
dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
Bahaya Phubbing Terhadap Interaksi Sosial

Fenomena Phubbing kebanyakan dipicu oleh maraknya media sosial dan keinginan besar
seseorang untuk menunjukkan dirinya di dunia maya. Interaksi melalui media sosial yang
menyenangkan juga mudah membuat banyak orang yang keranjingan bermain media sosial.
Keinginan yang besar untuk membagikan kegiatan sehari-hari agar diperhatikan orang banyak
adalah salah satu aktifitas yang dominan dalam media sosial. Kecanduan atas keinginan ini
membuat pengguna medsos terasing dari dunia yang sebenarnya.

Fenomena Phubbing sebenarnya tidak menjadi masalah jika hanya dilakukan sekali dua kali.
Namun, fenomena ini berubah menjadi berbahaya jika dilakukan berkali-kali terutama saat
berkumpul bersama keluarga, teman, dan bahkan pasangan. Dalam situasi seperti itu, phubbing
akan dapat merusak hubungan dan interaksi sosial.

Perilaku phubbing dapat tampil dalam bentuk menatap layar ponsel terus-menerus sehingga
menghiraukan orang yang berada di sekitarnya. Individu hanya sibuk berselancar dan asik di
dunia maya. Individu ini tidak dapat lepas dari penggunaan handphone miliknya untuk waktu
sedetikpun. Perilaku phubbing membuat lawan bicara merasa seakan diabaikan. Phubbing
menjadikan hubungan komunikasi dan interaksi sosial antar individu menjadi tidak baik atau
rusak.

Efek jangka panjang yang ditimbulkan phubbing adalah pembiaran yang berbahaya bagi
interaksi sosial. Pembiaran maksudnya orang-orang akan menganggap tindakan phubbing
adalah hal yang biasa sehingga menjadi hal yang wajar-wajar saja dilakukan. Selanjutnya,
pembiaran atas phubbing akan menyebabkan komunikasi langsung antar manusia dianggap
tidak penting untuk dilakukan. Ini tentu akan menggangu interaksi sosial di lingkungan
masyarakat dimana kontak sosial dan komunikasi sudah tidak menjadi hal yang utama. Hal ini
juga akan menggerus kemampuan berempati dan bersimpati terhadap keadaan di sekitar.

Budaya Phubbing dapat dicegah dengan berbagai macam cara, salah satu nya ialah dengan
menyimpan atau tidak membuka smartphone kita dengan sengaja saat berkumpul dengan
teman, keluarga, ataupun pasangan. Bukalah smartphone saat ada panggilan penting atau saat
smartphone kita berdering dan izinlah terlebih dahulu kepada lawan bicara kita untuk
mengecek ponsel kita atau mengangkat telepon. Membuat aturan tidak menggunakan
smartphone saat di meja makan bersama keluarga juga dapat mengurangi budaya phubbing dan
dapat meningkatkan interaksi antara anggota keluarga.

Kesimpulan

Kesimpulannya, fenomena Phubbing belakangan ini sangat marak terjadi khususnya di


kalangan anak muda sejalan dengan perkembangan pesat ponsel pintar dan media sosial.
Phubbing merupakan perilaku yang dapat merusak hubungan antar individu karena pengabaian
salah satu individu pelaku phubbing terhadap individu lain saat sedang melakukan interaksi
sosial. Pelaku phubbing lebih memerhatikan gadgetnya dibandingkan lawan bicaranya.
Phubbing dapat merusak proses interaksi sosial karena dengan seseorang melakukan phubbing
dengan memandangi layar smartphone terus menerus saat sedang ada lawan bicara, komunikasi
tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan terciptanya hubungan timbal balik antar
individu. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi budaya phubbing salah satunya ialah
dengan tidak memainkan smartphone saat sedang berkumpul dengan teman atau keluarga atau
dengan membuat aturan tanpa smartphone di meja makan.

Alghy Putra Nugraha (1805685)


Psikologi 3B 2018
Mata Kuliah Psikologi Sosial
Referensi
Ridho, Muhammad Ali (2019) Interaksi sosial pelaku Phubbing. Undergraduate thesis, UIN
Sunan Ampel Surabaya. Retrieved from http://digilib.uinsby.ac.id/30690/
Dunne, Daisy (2017, 13 Juni). Is 'phubbing' destroying your relationship?. Retrieved from
https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-4598938/Phubbing-ruining-relationship-study-
finds.html
Noor, Isa Multazam (2018, 15 Agustus). Kecanduan Smartphone & Phubbing: Ketika Interaksi Sosial
Terasa Begitu Mahal. Retrieved from https://www.selasar.com/jurnal/43594/Kecanduan-Smartphone-
amp-Phubbing-Ketika-Interaksi-Sosial-Terasa-Begitu-Mahal

Anda mungkin juga menyukai