Proposal Penelitian
Anna Maria
00000015070
TANGERANG 2019
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..………...…30
2
BAB I
PENDAHULUAN
manusia terus berkarya. Salah satu alasan yang mendorong manusia untuk terus
berkarya adalah agar dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar
nya. Teknologi merupakan salah satu bentuk hasil karya manusia yang terus
Kemajuan pesat dalam bidang teknologi telah menghasilkan berbagai inovasi yang
Komunikasi merupakan salah satu aspek dalam kehidupan masyarakat yang paling
berkomunikasi dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Penggunaan
smartphone sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-
3
hari, tidak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk bekerja serta memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri. Jumlah penggunanya pun terus meningkat dari waktu ke
jumlah penduduk Indonesia di tahun 2019 mencapai 28%. Angka ini telah
meningkat sebesar 2% dari tahun sebelumnya. Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata
generasi setelah Generasi Milenial, yang lahir mulai pada tahun 1997 hingga 2012.
Dari survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
rentang usia yang dapat dikategorikan dalam Generasi Z. Berbeda dari generasi-
mereka gunakan. Sebuah survei yang dilakukan oleh situs media online Tirto.id
5 jam per hari, dengan Instagram sebagai aplikasi media sosial yang paling sering
dikunjungi. Angka tersebut dapat dikatakan cukup memakan sebagian besar waktu.
4
antarpribadi sebagai komunikasi antara dua individu yand di dalamnya terjadi
kontak langsung dalam bentuk percakapan, baik secara tatap muka langsung (face-
Istilah ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat’ menjadi lebih nyata.
yang menghasilkan terciptanya kata baru untuk menjelaskan fenomena sosial yang
penggabungan dari kata phone dan snubbing. Afdal, et al. (2018) mendeskripsikan
menyebabkan kurangnya interaksi manusia atau sebuah sikap melukai orang lain
5
&Webster, 2011), perasaan kurang dekat dengan partner dalam berinteraksi
ditengah penggunaan gawai (Misra, Cheng, Genevie, & Yuan, 2014), pengalaman
cemburu (Krasnova, et al., 2016), serta hilangnya suasana hati yang baik (Roberts
Jakarta”. Topik ini penting untuk diteliti lebih dalam karena perkembangan
digital natives dapat memberikan gambaran dan pemahaman lebih dalam mengenai
fenomena yang terjadi, dampak positif dan negatif yang mengikutinya, serta
antarpribadi Generasi Z?
1.3.1 Apa saja faktor yang menyebabkan perilaku phubbing di kalangan Generasi
Z?
6
1.3.3 Seberapa besar pengaruh perilaku phubbing terhadap kualitas komunikasi
kalangan Generasi Z.
7
phubbing terhadap kualitas komunikasi antarpribadi mahasiswa Ilmu
1.6.1 Perilaku phubbing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku
smartphone.
1.6.2 Kualitas komunikasi antarpribadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keefektifan dan keberhasilan komunikasi tatap muka yang dilakukan dua atau
1.6.3 Generasi Z yang dimaksud dalam penelitian ini adalah generasi setelah
Generasi Milenial yang lahir pada tahun 1995-2012, disebut juga sebagai iGen
Jakarta.
8
BAB II
KERANGKA TEORI
penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini penting agar peneliti dapat menganalisa
Penelitian terdahulu pertama ditulis oleh Nurlaelah Syarif pada tahun 2015
bebas (X), dengan frekuensi dan durasi penggunaan sebagai indikator. Persamaan
9
terdahulu memiliki objek yaitu siswa SMK TI Airlangga Samarinda, sedangkan
Sosial Mahasiswa” yang ditulis oleh Yuna Yusnita dan Hamdani M. Syam pada
tahun 2017. Teori utama yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Teori
deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi dan
10
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
b. Apakah terdapat
pengaruh dari
perilaku phubbing
terhadap kualitas
komunikasi
antarpribadi
mahasiswa Ilmu
Komunikasi di
wilayah Jakarta?
c. Seberapa besar
pengaruh perilaku
phubbing terhadap
kualitas komunikasi
antarpribadi
11
mahasiswa Ilmu
Komunikasi di
wilayah Jakarta?
b. Untuk mengetahui
pengaruh perilaku
phubbing terhadap
kualitas komunikasi
antarpribadi
mahasiswa Ilmu
Komunikasi di
wilayah Jakarta
c. Untuk mengetahui
besar pengaruh
perilaku phubbing
terhadap kualitas
komunikasi
antarpribadi
mahasiswa Ilmu
Komunikasi di
wilayah Jakarta
12
Hasil terdapat pengaruh Terdapat pengaruh
Penelitian signifikan antara sebesar 62,5% dari
perilaku pengguna perilaku phubbing
smartphone yang diakibatkan
terhadap penggunaan
komunikasi smartphone
interpersonal siswa berlebih terhadap
khususnya pada interaksi sosial
siswa kelas 3 di mahasiswa.
SMK TI Airlangga
Samarinda.
dan DeFleur pada tahun 1976. Keduanya menjelaskan perbedaan antara efek media
massa terhadap individu dengan pengaruh media massa terhadap masyarakat. Teori
perspektif dari psikologi dengan bahan dari teori kategori sosial. Kedua, hal tersebut
seseorang terhadap media untuk memenuhi kebutuhan nya, maka semakin penting
masyarakat, dan perilaku audiens. Teori ini menguji baik factor makro dan mikro
13
yang memengaruhi motif, strategi mencari informasi, penggunaan media dan
Windahl, 1982).
media untuk mencapai tujuan dari para ‘active selectors’ akan menghasilkan
orang-orang akan menjadi lebih bergantung pada media yang memenuhi sejumlah
mereka, mereka akan menjadi lebih cenderung untuk terus menggunakan media
prang yang memperseprikan bahwa media yang mereka pilih akan memenuhi
Rokeach (1989) menjadi tiga dimensi yang meliputi sejumlah besar tujuan
individual, di antaranya:
mendapatkan petunjuk tentang cara menangani berita atau situasi yang sulit)
14
3. Social and solitary play (bersantai ketika sedang sendirian, pergi ke
DeFleur dan Ball-Rokeach (1989) juga mengusulkan bahwa lebih dari satu
jenis tujuan dapan diaktifasi (dan dipenuhi) dengan media yang sama.
jumlah sumber media yang tersedia bagi seorang individual. Individu- individu
seharusnya menjadi lebih bergantung pada media yang tersedia jika akses kepada
media alternative terbatas. Semakin banyak alternative yang tersedia untuk seorang
Phubbing adalah gabungan dari kata phone dan snubbing, menurut Haigh
(2015) diartikan sebagai tindakan menyakiti orang lain dalam interaksi sosial
genggamnya saat berbicara dengan orang lain, sibuk dengan smartphonenya dan
Istilah phubbing merupakan dari kata ‘phone’ dan ‘snubbing’. Pathak (2012)
menyebutkan bahwa istilah tersebut pertama kali muncul dalam sebuat campaign
15
terhadap seseorang dalam situasi sosial dengan cara memerhatikan smartphone-
nya, dan istilah “phubbee” untuk merujuk pada orang yang diabaikan lawan
bicaranya dalam situasi sosial karena lawan bicaranya lebih memilih menggunakan
ditemukan di berbagai tempat dan situasi dalam masyarakat modern masa kini.
(Haigh, 2015)
intoleransi, perilaku kompulsif, dan gangguan fungsional (Lin et al., 2014; Mok et
al., 2014; Takao, Takahashi, & Kitamura, 2009). Penggunaan smartphone berlebih
sosial lainnya (Walsh, White, & Young, 2008), dan ketidakpercayaan dalam
Dalam psikologi sosial, konsep reciprocity (timbal balik) memainkan peran untuk
memahami interaksi manusia dan pertukaran sosial (Berg, Dickhaut, & McCabe,
1995; Cialdini, 1993; Falk & Fischbacher, 2006). Reciprocity terjadi ketika
untuk orang lain (Pelaprat & Brown, 2012) atau membalas dengan sebuah tindakan,
yang menghasilkan konsekuensi yang negatif (Keysar, Converse, Wang, & Epley,
16
smartphone dapat menyebabkan perilaku yang demikian untuk dibalas baik secara
Dalam buku nya yang berjudul The Interpersonal Communication Book, Joseph A.
dan penerimaan pesan antara dua individu atau lebih dalam kelompok dengan
beberapa efek dan umpan balik yang bersifat segera (Devito, 1989:4). Sedangkan
sebagai adanya komunikasi secara langsung atau face to face communication pada
komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dan tiap pihak yang terlibat dapat
menjadi pemberi dan pengirim pesan sekaligus pada waktu yang sama. Dalam
secara langsung. Syvia Moss dan Steward L.Tubbs dalam Mulyana (2005:142)
berada dalam jarak yang cukup dekat dan partisipan komunikasi dapat mengirim
serta menerima pesan, baik verbal maupun non-verbal, secara spontan juga
simultan.
17
Menurut Devito dalam Rakhmat (2005:15), terdapat lima tujuan utama dari
terdiri atas:
adalah:
psikologis
sendiri
18
mengambil keputusan setelah mendengar pendapat, saran, pengalaman,
meliputi
a. Sumber/komunikator
b. Encoding
c. Pesan
d. Saluran
e. Penerima/ komunikan
f. Decoding
g. Respon
h. Gangguan (noise)
19
2.2.4 Kualitas Komunikasi Antarpribadi
kebutuhan antarpribadi yaitu inklusi, kontrol, dan afeksi. Schutz memiliki argumen
bahwa setiap manusia pasti membutuhkan orang lain sebagai makhluk sosial, dan
pesan yang diterima mempunyai makna yang sama dengan maksud pesan yang
Padahal, salah satu bentuk indikator suatu komunikasi dikatakan efektif adalah
kesamaan pemahaman antara pengirim dengan penerima pesan (DeVito, 2015: 7).
Jika salah satu individu menggunakan smartphone saat terlibat perbincangan bukan
tidak mungkin bahwa mereka tidak dapat menyerap informasi secara maksimal dan
sebagai akibatnya lawan bicara mereka harus mengulang pernyataan yang sama.
disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adanya distorsi yang mengganggu
akan mengalami short attention span atau gangguan pemusatan perhatian. Selain
20
terisolasi dari lingkungan, disebutkan pula sejumlah efek negatif yang ditimbulkan
kesehatan seperti tidak bisa lepas dari handphone atau yang dikenal dengan
nomophobia (no mobile phone phobia), dan lain sebagainya (Sparks, 2013: 275-
276).
a. Keterbukaan (openness)
b. Empati (emphaty)
e. Kesetaraan (equality)
21
f. Komunikasi satu arah dari komunikator kepada komunikan terus menerus dari
h. Perbedaan bahasa
i. Perbedaan persepsi
2.2.5 Generasi Z
orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi dan juga pengalaman
historis atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama yang memiliki
pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan mereka. Jadi, dapat dikatakan pula
mendefinisikan anggota Generasi Z sebagai mereka yang lahir pada tahun 1997-
22
Tabel 2.2
Pengelompokkan Generasi
Sumber: Bencsik, A., Horváth-Csikós, G., & Juhász, T. (2016). Y and Z Generations at
Workplaces. Journal of Competitiveness, 8(3).
yang lahir pada pertengahan 1990an hingga sekitar tahun 2010 dan disebut juga
dengan iGen atau Net Generation. Hasil penelitian Bencsik & Machova (2016)
23
Tabel 2.3
Generational behavioural characteristics of different age-groups
Baby Boom X Y Z
Generation Generation Generation
24
exaggerated materialistic, no respect for lack of
modesty or fair play, tradition, thinking,
arrogant less respect quest for new happiness,
inflexibility, for forms of pleasure,
passivity, hierarchy, knowledge, divided
cynicism, has a sense inverse attention,
disappointment of relativity, socialization, lack of
need to arrogant, consequential
prove home office thinking, no
themselves and part-time desire to
work, interim make sense
management, of things, the
undervalue boundaries of
soft skills and work and
EQ entertainment
overlap, feel
at home
anywhere
25
Dalam artikel berjudul ‘True Gen’: Generation Z And Its Implications For
Companies yang ditulis oleh Tracy Francis and Fernanda Hoefel pada November
2018 dan diterbitkan oleh McKinsey & Company, Generasi Z disebutkan sebagai
internet, jaringan sosial, dan sistem mobile sejak titik paling awal masa muda
Di Indonesia, teori tersebut didukung oleh riset yang dilakukan oleh Tirto.id
pada tahun 2017 dengan jumlah responden 1.201 orang berusia antara 7 – 21 tahun,
mengakses internet, yaitu sebesar 89,10% dari responden. Sebesar 34,10% bagian
26
Tabel 2.4
Gadget yang digunakan Generasi Z untuk mengakses Internet
Gadget Persen
Handphone/Smartphone 89,10%
Laptop 5,20%
Tablet 3,20%
PC 2,50%
Sumber: https://tirto.id/bagaimana-teknologi-memengaruhi-masa-depan-
generasi-z-cFHP
Tabel 2.5
Durasi penggunaan internet oleh Generasi Z
Waktu Persen
3 – 5 jam 34,10%
6 – 8 jam 19,30%
9 – 11 jam 6,90%
Sumber: https://tirto.id/bagaimana-teknologi-memengaruhi-masa-depan-
generasi-z-cFHP
27
2.3 Hipotesis Teoritis dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian dan kerangka konsep serta teori yang ada,
28
2.4 Alur Penelitian
Gambar 1.1
Kerangka pemikiran
Ketergantungan Sistem
Media
Perilaku Phubbing
Kualitas Komunikasi
Antarpribadi
29
DAFTAR PUSTAKA
Francis T. & Hoefel F. (2016) ‘True Gen’: Generation Z and its implications for
companies. Diakses dari McKinsey.com pada tanggal 6 Oktober 2019.
30