Anda di halaman 1dari 2

Digital culture

“Pendewasaan diri”
Oleh: Mody afandi 1

Pengertian budaya dalam sudut pandang pertama, adalah kependekan dari budi dan daya. Budi artinya
hasil cipta buah pikiran dan daya adalah hasil karya buah tenaga, sepasang kata diatas memberikan
gambaran mengenai pengertian budaya dan kebudayaan yang berkembang di Indonesia saat ini.

Budaya dalam sudut pandang kedua adalah “keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”
Koentjaraningrat. Lebih lagi, Koentjaraningrat meramu budaya dalam sudut pandangnya menjadi tujuh
unsur kebudayaan yaitu: Bahasa, Sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan (organisasi sosial),
sistem peralatan hidup atau teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian.

Pengalaman pertama manusia dengan dunia baru tersebut diawali dengan sebuah ide “the ghost in the
machine”. keberadaan sesuatu yang imaterial dalam sesuatu material. Bekerja dalam pemahamannya
sendiri, yang sebelumnya mengurai dan menjelaskan pengalamannya sendiri.

Keberadaan manusia “cyborg” dipahami sebagai sebuah pemahaman bahwa ‘sebuah organisme “yang
ditambahkan dari luar dirinya, untuk tujuan beradaptasi kepada lingkungan yang baru”’. Pemahaman ini
ditarik dari konsep pengarungan luar angkasa di tahun 60an, dimana manusia harus menggunakan
beragam alat untuk beradaptasi dengan lingkungan luar angkasa.

Pemahaman antropologi klasik, menganggap bahwa ada sebuah kebudayaan yang menarik, saat
manusia dan kelompoknya berinteraksi dengan lingkungannya yang baru melalui peralatannya.
Keberadaan dari budaya baru tersebut, menghadirkan kajian baru yang menarik dalam hubungannya
dengan digital.

kita akan mengungkap spesies baru yang memiliki ritus baru, ritusnya berpusat pada penekanan pada
tombol dan penatapan terhadap layar, ritus ini mengungkap keberadaan dunia yang lain, yang bisa
diakses dengan jalan menempuh ritus-ritus yang baru.

1
Seorang pengkaji budaya, bekerja keseharian dalam dunia grafis, peneliti kebudayaan pencak silat, saat ini
tercatat sebagai peneliti kajian budaya dalam sinkretisme agama islam di Indonesia, program bersama antara CASE
(Centre Asie du Sud-East) Paris dengan IFI pusat kebudayaan Perancis, sekaligus, sedang membangun sebuah
portal berita populer bernama JEROO.ID.
Dalam konsep barat diri tidak dipisahkan secara parsial, akan tetapi pemahaman diri dalam konsep
budaya digital, dipisahkan dalam dua diri yang terpisah, diri yang analog dan diri yang digital, keduanya
memiliki budaya pembentuknya, dalam pemahamannya paling sederhana, sifat dari budaya analog dan
budaya digital berbeda.

Apakah pembeda antara kedua budaya tersebut?

Pada dasarnya keduanya tidak banyak berbeda, pembeda hadir saat dihadapkan pada kenyataan bahwa
budaya analog sudah terlebih dahulu hadir dan memiliki norma yang kaku, justru disisi lain keberadaan
budaya digital baru saja lahir dan memiliki norma yang cair.

Keduanya memiliki pembiasaan, yang dihadirkan dalam bentuk ritus inisiasi, pembiasaan manusia muda
(remaja) untuk mengerti tentang dunia lewat ritusnya yang disimplifikasi (disederhanakan). Lewat
beragam inisiasi ini manusia perlahan mulai mampu memetakan posisinya secara sosial maupun
kultural.

Keberadaan dunia digital memetakan norma, diri, kelompok dan budaya yang baru, yang didasarkan
atas sejarah digital dan proses pendewasaan digital yang serba canggung. Persis seperti remaja yang
sedang mengalami pubertas dengan segala gejolak hormonal yang meluap-luap.

Diri yang digital mulai menampilkan diri sebagai bagian dari masyarakat digital, menampilkan diri yang
berinteraksi dengan diri yang lain. Kebutuhan perawatan terhadap diri digital juga dirasa bagian penting.
Keberadaan diri digital harus disesuaikan dengan kelompok masyarakat digital yang berbeda.
Keberadaan ruang sosial yang berbeda, tentu menghadirkan norma-norma yang berbeda.

Dalam dunia digital terdapat pemahaman soal kesejarahan digital, siapapun yang baru terhadap dunia
digital memiliki sejarah digital yang cenderung pendek. dan dianggap baru mengalami proses
pendewasaan digital. Pendewasaan digital tidak hanya terjadi pada individu tapi juga terjadi terhadap
lembaga atau kelompok sosial.

Anda mungkin juga menyukai