Anda di halaman 1dari 6

Tugas makalah

HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PERKEMBANGAN


ADMINISTRASI NEGARA DI INDONESIA

Disusun

Oleh

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

JURUSAN ILMU ADAMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Di manapun,
bilamanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, manusia senantiasa memerlukan kerjasama
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak mengenal batas karena fitrahnya sebagai
makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi.
Untuk mempertahankan hidupnya sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya, manusia harus
mampu memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar (basic needs) maupun kebutuhan hidup
sampingan (derived needs) yang justru lebih banyak dan lebih beragam. Selain kebutuhan
biologis, manusia menghadapi kebutuhan sosial dan integritas yang tidak mudah dipenuhi tanpa
kerjasama dengan sesamanya. Oleh karena itulah manusia senantiasa mengembangkan
persekutuan sosial (social group) dan pengendaliannya (social organization) demi ketertiban
bermasyarakat. Tanpa disadari, persekutuan sosial dengan perangkat kelembagaannya
menciptakan lingkungan (hidup) sosial yang menuntut para anggotanya untuk menyesuaikan
diri, sebagaimana mereka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup alamnya.
Kemampuan akal manusia untuk mempersatukan (to assimilate) khasanah alam ke dalam
ranah kebudayaan dan melihat diri dan orang lain sebagai bagian dari lingkungannya itulah
pangkal perwujudan lingkungan sosial. Manusia hidup dalam lingkungan yang mereka
manfaatkan, bukan untuk disalah gunakan, bersama orang lain yang membentuk suatu
lingkungan (humam ecology) yang merupakan bagian dari lingkungan hidup yang lebih luas
(natural ecology) sebagai kenyataan.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam penulisan Makalah ini dapat penulis rumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana Perkembangan Administrasi Negara ?
2. Lingkungan Sosial Budaya Administrasi Negara dilihat dari Aspek Urbanisasi !
3. Apa Revitalisasi Administrasi Negara ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi,
sekaligus menambah pengetahuan tentang Administrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan Lingkungan Sosial Budaya dengan Perkembangan
Administrasi Negara

Banyak sekali definisi mengenai administrasi negara, yang secara umum dapat dibagi
dalam dua kategori. Pertama, definisi yang melihat administrasi negara hanya dalam lingkungan
lembaga eksekutif saja. Dan kedua, definisi yang melihat cakupan administrasi negara meliputi
semua cabang pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan dengan publik. Terdapat hubungan
interaktif antara administrasi negara dengan lingkungan sosialnya. Di antara berbagai unsur
lingkungan sosial, unsur budaya merupakan unsur yang paling banyak mempengaruhi
penampilan (performance) administrasi negara.

A. Perkembangan Administrasi Negara


Administrasi negara merupakan ilmu sosial yang dinamis, setiap saat senantiasa mengalami
perubahan sejalan dengan perubahan zaman, peradaban dan teknologi. Berbagai aspek
administrasi sebenarnya telah ada dan dijalankan semenjak peradaban manusia mulai terstruktur.
Kekaisaran Romawi kuno, berbagai dinasti di China, bahkan kerajaan-kerajaan di Nusantara pun,
misalnya, sebenarnya telah mempraktekan adminstrasi.
Pemikiran dalam administrasi yang berkembang selanjutnya sangat dipengaruhi oleh paham-
paham demokrasi, seperti administrasi yang partisipatif, yang menempatkan administrasi di
tengah-tengah masyarakatnya dan tidak di atas atau terisolasi darinya. Pada dasarnya
administrasi negara ingin mengetengahkan bahwa administrasi tidak boleh bebas nilai dan harus
menghayati, memperhatikan, serta mengatasi masalah-masalah sosial yang mencerminkan nilai-
nilai yang berkembang dalam masyarakat.
Administrasi publik harus memasukkan aspek pemerataan dan keadilan sosial (social equity)
ke dalam konsep administrasi. Bahwa administrasi tidak dapat netral. Dengan begitu,
administrasi publik haru mengubah pola pikir yang selama ini menghambat terciptanya keadilan
sosial.

B. Lingkungan Sosial Budaya Administrasi Negara dari Aspek Urbanisasi


Tentu saja banyak variabel yang menyebabkan tingginya arus urbanisasi. Bahwa orang
berurbanisasi merupakan refleksi dari gejala kemandekan ekonomi di desa yang dicirikan oleh
sulitnya mencari lowongan pekerjaan dan fragmentasi lahan, serta daya tarik kota dengan
penghasilan tinggi. Dengan demikian, faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull
factors) sama-sama menjadi determinan penting dalam proses urbanisasi tersebut.
Oleh karena itu, urbanisasi sesungguhnya merupakan pilihan yang rasional bagi penduduk
desa dalam upaya mendapatkan pendapatan yang lebih baik dibandingkan sewaktu mereka tetap
bertahan di desa. Dengan kata lain, urbanisasi muncul karena adanya kesenjangan
atau gap dalam penyediaan fasilitas umum (public utilities) antara desa dan kota, seperti fasilitas
pendidikan, kesehatan, hiburan, komunikasi dan informasi, hingga lapangan pekerjaan di
berbagai bidang.
Ditinjau dari segi dampak, urbanisasi sebenarnya bersifat netral, dalam arti dapat
menimbulkan efek positif maupun negatif, tergantung dari intensitas urbanisasi tersebut. Dalam
beberapa hal, urbanisasi dapat memberi keuntungan baik bagi penduduk pedesaan maupun
perkotaan.
Bagi penduduk desa, urbanisasi dapat mengurangi terjadinya informasi yang keliru
(asymmetric information) tentang suatu hal, sekaligus meningkatkan hak masyarakat desa untuk
ikut mengakses berbagai layanan umum. Sedangkan bagi masyarakat perkotaan, arus urbanisasi
bermanfaat sebagai penyedia tenaga kerja yang mendukung proses industrialisasi dan
perdagangan di perkotaan.

C. Revitalisasi Administrasi Negara


Pembangunan yang berkelanjutan menuntut administrasi publik yang tanggap terhadap
masalah-masalah yang dihadapi lingkungan masyarakat, baik itu lingkungan fisik, alam, maupun
hingkungan sosial. Dalam hal lingkungan alam, administrasi publik dituntut untuk mampu
mengatur tata ruang dan menjaga pelaksanaannya (enforcement), disamping mengatasi masalah-
masalah yang sudah ada sekarang seperti pengendalian emisi CO2 dan pengelolaan limbah.
Meningkatnya berbagai permasalahan baik sosial, ekonomi, maupun fisik berkaitan dengan
pertumbuhan yang pesat dari wilayah metropolitan, bersamaan dengan kondisi kemiskinan di
pedesaan. Hal itu mendorong konsep pembangunan dengan pendekatan baru, yaitu dengan
penataan ruang, seperti mengarahkan industri berlokasi di kawasan yang diperuntukkan bagi
industri, mengamankan kawasan-kawasan sawah produktif dan atau beririgasi teknis,
mengamankan kawasan-kawasan berfungsi lindung, sehingga terwujud struktur ruang yang
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sesuai dan berkelanjutan.
Internalisasi nilai-nilai merupakan kunci terhadap peningkatan kinerja birokrasi. Terutama
yang perlu menjadi perhatian adalah memperbaiki sikap birokrasi dalam hubungan dengan
masyarakatnya.
Di dalamnya terkandung berbagai unsur, antara lain sebagai berikut:
 Birokrasi harus mengembangkan keterbukaan (transparency).
 Berkaitan dengan keterbukaan adalah pertanggung gugatan (accountability).
 Birokrasi harus membangun partisipasi.
 Peran birokrasi harus bergeser dari mengendalikan menjadi mengarahkan, dan
 Dari memberi menjadi memberdayakan (empowering).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam menghadapi kecenderungan dan masa depan perkembangan administrasi negara,
terutama pengeruh perubahan lingkungan masyarakat terutama perubahan lingkungan sosial
budaya, harus ada antisipasi disertai upaya dan langkah yang tepat dalam studi dan praktek
administrasi negara. Tanpa upaya-upaya tersebut niscaya administrasi negara di Indonesia akan
ketinggalan dan tidak akan dapat memecahkan masalah-masalah administrasi, dan pada
gilirannya Bangsa Indonesia tidak akan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Pengalaman empiris di berbagai negara menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan
membutuhkan komitmen yang kuat dari penyelenggara pemerintahan dalam merumuskan,
menjalankan dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan pembangunan. Selain itu, diperlukan
administrasi negara yang efektif dan efesien yang mempertimbangkan aspek lingkungan dalam
segenap kebijakan serta dalam kerangka pembangunan demokrasi. Partisipasi masyarakat juga
merupakan kunci penting agar semua kebijakan yang menyangkut pembangunan yang
berkelanjutan dapat dilaksanakan bukan hanya dengan hasil yang baik tetapi juga mendapat
dukungan yang luas dari masyarakat..
Urbanisasi yang tidak terkontrol mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan,
pengangguran, konflik antar suku dan rendahnya kualitas pendidikan merupakan masalah yang
amat kompleks dan dapat menjadi hambatan bagi pembangunan berkelanjutan. Masalah ini
merupakan hasil buruk dari upaya pembangunan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan
dan masyarakat dunia.

DAFTAR PUSTAKA

http://jum4idilrusadi.blogspot.com/2012/11/hubungan-lingkungan-sosial-budaya.html

Anda mungkin juga menyukai