Anda di halaman 1dari 17

ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA

Vol. 1, No. 1, Juni 2021

Musyawarah Rencana Pembangunan Desa Formalistik


di Desa Guwosari dan Sendangsari Kecamatan Pajangan
Kabupaten Bantul
Triyanto Purnomo Raharjo, Sri Suminar, Safitri Endah Winarti, dan Hari Saptaningtyas
Prodi Pembangunan Masyarakat Desa STPMD “APMD” Yogyakarta
Email: tri_pr@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji penyelenggaraan Musrenbangdes yang dalam banyak praktik
hanya bersifat formalistik dan faktor penyebabnya. Secara konseptual, proses
demokrasi dapat dilihat dari 2 hal yaitu demokrasi prosedural dan demokrasi
substansial. Demokrasi prosedural lebih bersifat formalistik. Sedangkan demokrasi
subtansial menunjukkan dinamika dan kualitas forum sehingga tidak sekadar
formalistik. Musyawarah desa sebagai forum demokrasi di desa tidak terlepas dari
proses penyusunan rencana pembangunan di desa sehingga harus melibatkan
masyarakat dalam penyusunannya agar tidak bersifat formalistik. Penelitian ini bertitik
tolak pada pertanyaan penelitian bagaimana pelaksanaan Musrenbangdes di desa
Guwosari dan Sendangsari, formalistik atau tidak formalistik serta faktor penyebabnya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan teknik analisisnya secara
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Musrenbangdes di Desa Guwosari dan
Sendangsari prosesnya diawali dari dusun dan kelompok-kelompok yang ada di desa
(petani, PKK, difabel dan sebagainya). Oleh karena itu, secara prosedural tidak
formalistik. Namun, secara substantif Musrenbangdes di dua desa tersebut berjalan
secara formalistik karena ketika berlangsungnya Musrenbangdes terdapat beberapa
warga masyarakat sebagai peserta tidak memahami materi yang sedang dibahas dan
kurang aktif ikut berdiskusi pada saat Murenbangdes.

Kata kunci: Musyawarah, Perencanaan Pembangunan, Formalistik

ABSTRACT
This research examines the implementation of the Musrenbangdes, which in many
practices is only formalistic and its contributing factors. The village deliberations
should not have been separated from the process of preparing a development plan in
the village, so that it must involve the community in its preparation so that it is not
formalistic. This type of research is descriptive. This research has its starting point on
the research question of how the implementation of Musrenbangdes in Guwosari and
Sendangsari villages, formalistic or not formalistic and what are the factors causing it?
Qualitative analysis technique. The results showed that procedurally the
Musrenbangdes in Guwosari and Sendangsari villages began with the hamlet and
groups in the village (farmers, PKK, diffable and so on). Therefore, it is procedurally
not formalistic. However, substantively the Musrenbangdes in the two villages run
formally, because when the Musrenbangdes was held there were several community
members who did not understand the material being discussed and were less active in
participating in the discussion at the Murenbangdes.

Keywords: Deliberation, Development Planning, Formalisti

51
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

PENDAHULUAN mewujudkan pembangunan di segala


bidang (Haricha Dwi Randa, 2015: 2).
Pada tingkat desa, terdapat
permasalahan dalam Musrenbangdes Musrenbangdes menetapkan
berdasarkan beberapa hasil penelitian, prioritas, program, kegiatan, dan
yaitu fokus perencanaan belum kebutuhan pembangunan desa yang
berdasarkan aspirasi, masalah dan didanai oleh APBDes, swadaya
kebutuhan masyarakat sehingga belum masyarakat desa, dan/atau Anggaran
memenuhi sikap saling percaya dan Pendapatan dan Belanja Daerah
terbuka (Purnamasari, 2008). (APBD) kabupaten/kota berdasarkan
Rendahnya rasa memiliki, kesadaran, penilaian terhadap kebutuhan
dan sikap mental stakeholder untuk masyarakat desa (Rizki Ayuning EP
bekerja sama secara sukarela dalam dkk, 2015: 2). Pelaksanaan musyawarah
memberikan data, informasi, dan bagi kehidupan manusia lebih dari
kesediaan waktu untuk mengikuti sekadar kepentingan politik suatu
kegiatan Musrenbang (Susanti, 2009: kelompok maupun negara, karena ia
293‒305). Pemahaman masyarakat atas merupakan karakter mendasar bagi
pelaksanaan Musrenbang belum kelompok masyarakat secara
komprehensif dan masih bersifat keseluruhan (Muhammad Hanafi,
formalitas kegiatan rutin tahunan 2013). Muh. Riya Pratama (2018)
(Satries, 2011). menyampaikan ciri-ciri musyawarah
dan mufakat antara lain: Masalah yang
Pelaksanaan Musrenbang dilaku-
dibicarakan merupakan kepentingan
kan berjenjang mulai dari tingkat desa/
bersama; Pembicaraan harus dapat
kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota
diterima dengan akal sehat dan sesuai
hingga dibawa ke tingkat nasional
hati nurani yang luhur; Memper-
merupakan kesempatan emas bagi
timbangkan moral; Usul atau pendapat
masyarakat untuk dapat terlibat dalam
mudah dipahami dan masuk akal; hasil
perencanaan pembangunan. Rangkaian
keputusan tidak memberatkan warga
proses tersebut diharapkan mampu
atau rakyat. Namun, dalam praktiknya
menyerap berbagai aspirasi dari
Musrenbang hanya sebagai “alat”
masyarakat yang dilandaskan semangat
seremonial atau hanya formalitas dalam
proses perencanaan. Hal tersebut

52
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

diibaratkan Musrenbang telah menjadi dusun/lingkungan menjadi usulan


“alat atau mesin” tanpa ruh partisipasi program pembangunan di tingkat
bagi sebagian besar masyarakat. desa/kelurahan (Adhi Iman Sulaiman,
Sedangkan bagi pemerintah selaku dkk, 2015).
penyelenggara Musrenbang, sering kali
Salah satu budaya di masyarakat
hanya dijadikan acara rutinitas tahunan
Indonesia adalah budaya musyawarah
sekadar memenuhi kewajiban sehingga
mufakat yang merupakan kegiatan
dalam praktiknya telah kehilangan
berembuk dan berunding untuk
semangat musyawarah dan partisipasi.
memecahkan masalah yang
Kondisi ini menimbulkan kejenuhan
menghasilkan kesepakatan bersama
bagi masyarakat (Nandang Suherman,
(win win solution). Musyawarah
2008).
mufakat merupakan proses membahas
Demokrasi Deliberatif persoalan secara bersama demi
Demokrasi deliberatif, bahasa sederha- mencapai kesepakatan bersama.
nanya demokrasi sehari-hari, demokrasi Musyawarah mufakat dilakukan
yang diamalkan dalam tiap kesempatan. sebagai cara untuk menghindari
Inti demokrasi deliberatif adalah penga- pemungutan suara yang menghasilkan
kuan terhadap kedaulatan rakyat yang kelompok minoritas dan mayoritas
diwujudkan di dalam hak rakyat yang (Yesi Eka Pratiwi, Sunarso, 2018).
terus-menerus memiliki ruang
Kepemimpinan Kepala Desa
intervensi ke dalam proses-proses
Mohamad Zain Mustaqin (2015)
pengambilan kebijakan (Muzaqqi,
membagi tipe kepemimpinan kepala
2013).
desa menjadi tiga, yaitu regresif,
Musyawarah perencanaan pemba- konservatif-involutif dan inovatif-
ngunan (Musrenbang) di tingkat progresif yang pro perubahan. Di
desa/kelurahan sebagai forum beberapa desa yang didominasi Kades
komunikasi stakeholder yang atau elite lainnya, berdampak
mewakili masyarakat di tingkat bawah miskinnya inisiatif warga. Oleh sebab
yaitu untuk membahas, menyusun itu, sebagai penyeimbang kekuatan atau
dan menyepakati hasil musyawarah dominasi elite desa, diperlukan
tingkat Rukun Warga (RW) dan kekuatan masyarakat sipil atau warga

53
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

aktif yang berpartisipasi aktif dalam maupun demokrasi. Komunitas sebagai


pengelolaan sumber daya alam dan asset basis “masyarakat yang baik”, menurut
desa, serta dalam pengelolaan desa Etzioni mengandung dua hal penting:
secara keseluruhan (Dina Mariana dkk, (a) jaring hubungan kelompok individu
2017: 130). yang saling melengkapi dan
memperkuat satu sama lain; dan (b)
Lembaga Representasi
dalam komunitas terbangun komitmen
Musrenbangdes akan berjalan dengan
bersama untuk berbagi sejarah,
baik apabila lembaga representasi di
identitas, nilai, norma, makna dan
desa yang akan mengawal pelaksanaan
tujuan bersama, tentu dalam konteks
Musrenbangdes tersebut. Namun,
budaya yang partikular (Sutoro Eko
sering ditemui tidak berfungsinya
dkk, 2017).
lembaga representasi tersebut, misalnya
Badan Permusyawaratan Desa yang Penelitian ini membatasi fokus
tidak dapat melaksanakan salah satu analisisnya untuk melihat tiga aspek: (1)
fungsinya, yaitu menampung aspirasi kepemimpinan kepala desa (mensyarat-
masyarakat. Agar musyawarah desa kan daya tanggap (responsivitas),
berjalan dengan baik, bukan hanya BPD kebertanggungjawaban, dan transpa-
harus berfungsi dengan baik, melainkan ransi dari kepala desa; (2) kinerja
juga harus ditopang warga yang kuat, lembaga-lembaga representasi (perwa-
yaitu warga masyarakat yang kilan) desa; dan (3) inisiatif warga desa.
terorganisir ke dalam kelompok-
METODE PENELITIAN
kelompok yang padu. Dengan
Metode yang kami gunakan adalah
berkelompok jauh lebih mungkin
metode penelitian deskriptif kualitatif.
menuntut dan menerima pertanggung-
Metode deskriptif kualitatif umumnya
jawaban ketimbang masyarakat yang
dilakukan pada penelitian dalam bentuk
terdiri atas individu-individu yang tidak
studi kasus. Pada ciri yang lain
terorganisir (Sutoro Eko dkk, 2014).
deskriptif kualitatif studi kasus
Demokrasi Komunitarian merupakan penelitian eksplorasi dan
Komunitarianisme selalu hadir sebagai memainkan peranan yang amat penting
antitesis dan kritik terhadap liberalisme, dalam menciptakan hipotesis atau
baik dalam ranah pembangunan pemahaman orang tentang berbagai

54
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

variabel sosial. Dengan demikian diteliti. Teknik ini merupakan


metode deskriptif kualitatif lebih tepat komunikasi langsung antara peneliti
apabila digunakan untuk meneliti dengan subjek penelitian untuk
masalah-masalah studi mendalam, memperoleh data yang lebih banyak.
seperti permasalahan tingkah laku Dengan teknik wawancara, peneliti
konsumen suatu produk (Burngin, akan memperoleh informasi yang
2017). memang hanya dapat diperoleh dengan
jalan bertanya langsung kepada
Pendekatan yang digunakan adalah
informan. Wawancara mendalam akan
kualitatif dengan analisis data kualitatif.
ditujukan kepada sekretaris desa, ketua
Menurut Sugiyono (2013), data
dan anggota BPD, ketua Karang
kualitatif adalah data yang dinyatakan
Taruna, anggota PKK, dan tokoh
dalam bentuk kata, kalimat, dan
masyarakat.
gambar. Adapun teknik penentuan
informan dalam penelitian ini Teknik pengamatan dilakukan
menggunakan teknik purposive, yakni dengan mengadakan pengamatan secara
menentukan informan dengan pertim- langsung (tanpa alat) terhadap gejala-
bangan tertentu, mereka yang gejala subjek yang diselidiki. Teknik
dipandang memiliki kapabilitas dan observasi memungkinkan peneliti
kompeten untuk memberikan data mengamati dari dekat gejala
secara maksimal. Informan dalam penyelidikan. Peneliti hanya mencatat
penelitian ini adalah sekretaris desa, apa yang sesungguhnya tampak sebagai
ketua dan anggota BPD, ketua Karang gejala dan menghindari pendapat
Taruna, anggota PKK, dan tokoh pribadi terhadap peristiwa atau gejala
masyarakat. terkait dengan pelaksanaan Musren-
bangdes. Sedangkan teknik
Teknik pengumpulan data yang
dokumentasi dalam penelitian ini lebih
akan digunakan adalah observasi,
diutamakan untuk memperoleh data
wawancara dan dokumentasi.
sekunder yang dibutuhkan untuk
Wawancara dipergunakan untuk
mendukung data primer. Langkah
memperoleh data, keterangan ataupun
dalam analisis data meliputi
penjelasan dari orang yang
mengorganisasikan data, mendeskripsi-
berkompeten dengan masalah yang
kan, mengklasifikasikan, menafsirkan

55
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

data, menyajikan dan memvisualisasi- responsivitas, transparansi dan


kan data. akuntabilitas, data yang diperoleh
adalah sebagai berikut.
Penelitian ini dilakukan di Desa
Guwosari dan Sendangsari, Kecamatan Pertama, responsivitas Kepala
Pajangan, Kabupaten Bantul. Penelitian Desa sudah cukup baik, warga
ini bertujuan untuk membandingkan masyarakat mempunyai no. HP Kepala
pelaksanaan Musrenbangdes di dua Desa sehingga kalau ada keluhan, kritik
desa tersebut. dan masukan serta aspirasi bisa
langsung disampaikan kepada Kepala
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa atau melalui call center yang telah
Desa Guwosari
dibuat pihak aparat desa. (Hasil
Keadaan alam desa Guwosari mayoritas
wawancara dengan salah satu Kepala
berbukit-bukit sebesar 70% dan tanah
Dukuh, 5 Agustus 2020). Selain itu,
keringnya sebesar 89,8%, serta hanya
Kepala Desa juga hadir pada acara
7,7% tanah sawah. Padahal mayoritas
pengajian untuk memberi sambutan
penduduknya bermata pencaharian
sekalian menyampaikan rencana
petani dan buruh tani sehingga dapat
program desa secara garis besar yang
diprediksi pendapatan penduduk tidak
kemudian juga membuka kesempatan
tinggi. Kepala Desanya masih muda
kepada peserta pengajian untuk
berusia 28 tahun sehingga relatif
menyampaikan aspirasinya yang
mempunyai pengetahuan tentang
kadang ditanggapi langsung atau
teknologi informasi dan baru menjabat
ditampung untuk dikoordinasikan
sejak November 2018. Di Desa
dengan pihak terkait (hasil wawancara
Guwosari dilakukan wawancara kepada
dengan seorang tokoh masyarakat, 5
Sekretaris Desa, Anggota BPD, Dukuh,
Agustus 2020).
PKK, Karang Taruna, tokoh masyarakat
dan pengelola kelompok difabel. Ruang publik juga dikembangkan
dengan memberi kesempatan kepada
1) Kepemimpinan Kepala Desa
kelompok-kelompok yang ada di desa
Guwosari
untuk menyelenggarakan musyawarah
Terkait dengan kepemimpinan Kepala di tingkat desa dan difasilitasi oleh
Desa, dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu Pemerintah Desa. Forum-forum

56
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

informal juga ia gunakan untuk anggaran yang selama ini telah


menyampaikan rencana programnya dilakukan. (Hasil wawancara dengan
maupun untuk menampung aspirasi tokoh masyarakat dan seorang Dukuh, 5
masyarakat. Kepala Desa juga Agustus 2020). Data tersebut
membantu kelompok masyarakat untuk menunjukkan bahwa Kepala Desa
mencarikan jaringan di luar desa. Guwosari telah transparan dengan
Bantuan Langsung Tunai yang berupa menginformasikan kepada warganya
uang oleh Pemerintah Desa Guwosari melalui WA, Facebook dan baliho
diganti dengan Kartu ATM yang tentang penggunaan anggaran yang
bertujuan agar warga masyarakat tercantum dalam APBDes. Di samping
miskin di desa benar-benar itu, pertemuan-pertemuan, seperti
memanfaatkan BLT tersebut untuk pengajian, pertemuan di pedukuhan
kebutuhan mereka sehingga tidak juga dimanfaatkan untuk
konsumtif. menyampaikan penggunaan anggaran
tersebut.
Kedua, berdasarkan wawancara
dengan seorang Ketua Karang Taruna Ketiga, berdasarkan beberapa
(wawancara 5 Agustus 2020), bahwa wawancara menunjukkan bahwa dalam
Kepala Desa selalu menyampaikan hal akuntabilitas Kepala Desa, telah
kepada masyarakat kebijakan-kebijakan memenuhi aturan yang ada dan
yang dibuatnya. Selain itu, setiap tahun memanfaatkan forum-forum formal
Kepala Desa selalu menyampaikan maupun informal serta disampaikan
penggunaan anggaran yang telah secara tertulis maupun lisan. Seperti
ditetapkan di APBDes melalui publikasi hasil wawancara dengan Sekretaris
di baliho, WhatsApp (WA) maupun Desa dan seorang Dukuh, yang
Facebook (FB). Bagi yang belum menyatakan bahwa akuntabilitas
terbiasa dengan media sosial, Kepala Desa yang disampaikan ke BPD
masyarakat dapat membaca di baliho biasanya sebelum laporan pertanggung-
yang terpasang di pinggir jalan. Bahkan jawaban dicetak dikonsultasikan ke
kadang memanfaatkan pertemuan- BPD terlebih dulu. Selain melalui
pertemuan warga masyarakat, misalnya forum-forum formal, Kepala Desa juga
pengajian dan pertemuan di pedukuhan menyampaikan program-program apa
untuk menyampaikan penggunaan saja yang telah dilaksanakan melalui

57
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

forum informal, misal pengajian, dapat segera sampai ke anggota BPD.


selapanan, slametan dan sebagainya (Hasil wawancara dengan seorang
secara lisan. (Hasil wawancara dengan anggota BPD, 5 Agustus 2020)
Sekretaris Desa dan seorang Dukuh, 5
BPD di Guwosari masih belum
Agustus 2020).
dapat menjalankan fungsinya dengan
2) Representasi baik sebagai representasi warga
Anggota BPD cukup aktif, selalu hadir masyarakat. Terutama hak inisiatif
dalam musyawarah di tingkat dusun untuk mengajukan Raperdes untuk
sesuai wilayah pemilihannya. Mereka dibahas bersama Pemerintah Desa.
menampung aspirasi masyarakat dan Mereka juga masih kurang aktif datang
sekaligus ikut menyusun rencana ke kantor, walaupun untuk menjaring
program dusun yang akan dibawa ke aspirasi masyarakat telah dilakukannya
Murenbangdes (Wawancara dengan dengan datang ke pertemuan di
seorang tokoh masyarakat, 5 Agustus pedukuhan dan telah ikut memper-
2020). Di samping hadir dalam rapat- juangkan agar aspirasi masyarakat
rapat di pedukuhan sesuai wilayah dusun dapat terakomodasi pada saat
pemilihannya, para anggota BPD ketika Musrenbangdes. Namun, kurang aktif
Murenbangdes berlangsung juga akan hadir di pertemuan-pertemuan informal,
ikut memperjuangkan agar rencana seperti pengajian, selapanan, rapat RT
program yang sudah disusun pada saat dan sebagainya.
musyawarah dusun dapat disetujui di
3) Inisiatif Warga
Musrenbangdes. (Wawancara dengan
Inisiatif warga di desa Guwosari
Dukuh Kembang Putihan, 5 Agustus
ditampung melalui kelompok-
2020).
kelompok masyarakat yang di desa
Para anggota BPD relatif jarang
tersebut. Kelompok yang ada di
hadir ke kantor BPD, hanya Ketua BPD
antaranya Karang Taruna, kelompok
dan Sekretaris BPD yang sering hadir,
tani, kelompok difabel, kelompok
sehingga komunikasi dengan
peternak dan sebagainya. Selain itu,
Pemerintah kurang intens. Demikian
seperti desa pada umumnya juga
juga informasi-informasi dari
terdapat PKK. Kelompok-kelompok
Pemerintah Desa yang seharusnya
tersebut difasilitasi Pemerintah Desa
disampaikan ke anggota BPD tidak

58
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

untuk menyelenggarakan musyawarah nomornya. Dikarenakan banyak


di tingkat desa. Dalam musyawarah anggota di group WA desa sampai
tersebut, menurut Sekretaris Desa para kadang adminnya kewalahan. Yang
anggota kelompok mengutarakan ditulis di WA, pasti masukan atau
aspirasinya masing-masing. Anggota masalah, tidak sekadar say hello
kelompok biasanya lebih berani (Wawancara, 5 Agustus 2020).
mengutarakan pendapat dan aspirasinya
Di desa Guwosari terdapat
pada saat musyawarah kelompoknya,
kelompok difabel dengan nama
dibanding ketika dalam
Mekarjaya. Saat ini kegiatan kelompok
Musrenbangdes. (Wawancara tanggal 5
difabel benar-benar difasilitasi oleh
Agustus 2020). Hal ini menunjukkan
Pemerintah Desa, bahkan tercantum di
bahwa masyarakat masih kurang aktif
APBDes. Seperti dikatakan oleh
ketika Musrenbangdes berlangsung.
seorang aktivis perempuan yang
Menurut Sekretaris desa mulai kebetulan juga seorang mahasiswa
tahun 2019 aspirasi masyarakat sudah bahwa Kelompok difabel ini secara
variatif tidak monoton, seperti rutin mengadakan pertemuan, tetapi ada
dikatakannya bahwa pada tahun 2019 kendala terutama keaktifan kaum
usul masyarakat lebih variatif, tidak difabel itu sendiri yang kadang-kadang
hanya monoton. Tidak hanya mengecor justru tidak diizinkan oleh orang tuanya,
jalan, membuat tugu, dsb. Sekarang karena merasa malu punya anggota
lebih banyak program untuk sumber keluarga yang cacat. Bahkan ada yang
daya manusia. Lebih lanjut berusaha menyembunyikannya.
dikatakannya bahwa inisiatif warga Akibatnya kadang kami harus
juga dapat disampaikan melalui menjemput mereka untuk hadir di Balai
WhatsApp (WA). Lebih antusias Desa yang sedang mengadakan
menyampaikan lewat WA daripada kegiatan bagi kaum difabel.
datang ke musyawarah dusun dan (Wawancara tanggal 5 Agustus 2020)
musyawarah desa. Mereka tidak
Inisiatif warga dapat terjadi melalui
meluangkan waktu, dan lebih bebas,
cara-cara formal yang disampaikan
secara mental, dan tinggal mengetik
pada forum formal, seperti dalam
berani mengutarakan, tidak harus
musyawarah dusun, musyawarah
ngomong. Seluruh warga bisa di-share

59
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

kelompok maupun rapat-rapat RT. Di Kepala Desa tidak diwawancarai, tetapi


samping itu, warga juga menyampaikan Sekretaris Desa. Di Sendangsari selain
kritik, masukan dan usulan secara wawancara juga dilakukan Forum
informal dengan memanfaatkan media Group Discussion (FGD) yang dihadiri
sosial, seperti WA, facebook, dan oleh Sekretaris Desa, Ketua BPD, Ketua
pertemuan-pertemuan di pengajian, LPMD dan beberapa perangkat desa
arisan, slametan dan sebagainya. lainnya. Di samping melalui FGD yang
Dengan adanya berbagai kelompok dilakukan Tim Peneliti, mahasiswa
masyarakat (petani, peternak, difabel sebagai Asisten Peneliti juga
dan sebagainya) sebenarnya juga sudah melakukan wawancara. Wawancara
menunjukkan bahwa Pemerintah Desa dilakukan terhadap Wakil Ketua BPD,
telah memberi kesempatan kepada Dukuh, Ketua Karang Taruna dan tokoh
warga untuk berinisiatif tentang masyarakat.
berbagai hal sesuai kelompok-
kelompok yang ada di desa. Saat ini 1) Kepemimpinan Kepala Desa
yang paling menonjol adalah Sendangsari
penanganan kelompok difabel. Di Terkait dengan kepemimpinan Kepala
tingkat desa kelompok ini difasilitasi Desa, dilihat dari 3 aspek yaitu
untuk mengadakan pertemuan secara responsivitas, transparansi dan akunta-
rutin. Bahkan dari pengamatan Tim bilitas, data yang diperoleh sebagai
Peneliti di Balai Desa sarana untuk berikut:
kaum difabel juga disediakan, misalnya
Pertama, tingkat responsivitas
jalan yang khusus bagi kaum difabel, di
Kepala Desa cukup baik. Ketika warga
kamar mandi juga ada sarana bagi kaum
ingin menyampaikan “uneg-unegnya”
difabel (pegangan dari besi yang
dapat melalui WA maupun facebook
menempel di tembok).
dan bila dapat direspons langsung oleh
Desa Sendangsari Kepala Desa, maka akan langsung
Desa Sendangsari, Kepala Desanya direspons, tetapi kalau masih harus
telah habis masa jabatannya pada konfirmasi ke pihak lain, misal ke
Januari 2020 sehingga saat ini dijabat Sekretaris Desa, Kepala Seksi atau
oleh PJs dari Aparatur Sipil Negara Kepala Urusan, maka Kepala Desa
yang ada di Kecamatan. Oleh sebab itu, biasanya minta waktu untuk

60
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

meresponsnya. Dalam hal ini Kepala Dukuh dan sebagainya sehingga bila
Desa mudah dihubungi. (Wawancara ada informasi apa pun dari Kepala Desa
dengan salah satu Ketua RT, 11 Agustus akan dengan cepat diketahui warga
2020). Sedangkan Sekretaris Desa masyarakat. (Hasil wawancara dengan
memberi penjelasan bahwa kelompok- Ketua Karang Taruna, 11 Agustus
kelompok yang ada di Sendangsari 2020). Bentuk transparansi lainnya
diberi kesempatan untuk adalah penggunaan anggaran. Kepala
menyelenggarakan musyawarah ma- Desa dalam hal ini Pemerintah Desa
sing-masing kelompok di tingkat desa juga melaporkan melalui media sosial
yang difasilitasi pemerintah desa, agar dan melalui baliho yang dipasang di
para anggota kelompok tersebut secara pinggir jalan bagi masyarakat yang
bebas dapat mengutarakan pendapat- kurang “melek” media sosial. Selain itu,
nya. (FGD tanggal 11 Agustus 2020). juga memanfaatkan pertemuan-
Ternyata ketika Musrenbangdes pertemuan yang ada di desa, seperti
berlangsung masyarakat tidak berani Pengajian, pertemuan di Dusun-dusun,
mengutarakan pendapatnya secara pertemuan kelompok-kelompok yang
bebas. Meskipun demikian, menurut ada seperti difabel, petani, peternak dan
seorang tokoh masyarakat, pelaksanaan sebagainya juga dimanfaatkan oleh
Musrenbangdes tahun 2019 lebih baik Kepala Desa untuk menyampaikan
dibanding tahun sebelumnya. (Wawan- penggunaan anggaran sesuai APBDes.
cara tanggal 11 Agustus 2020). (Wawancara dengan tokoh masyarakat,
11 Agustus 2020).
Kedua, dalam hal transparansi
cukup baik pula, Kepala Desa Ketiga, akuntabilitas Kepala Desa,
Sendangsari yang telah habis masa sejak terjadi Pandemi Covid-19 saat ini
jabatannya bulan Januari 2020 selalu pelaporan kepada BPD agak lambat
menyampaikan kebijakan-kebijakan karena anggaran yang direalisasi sudah
yang dibuatnya kepada masyarakat. tidak sesuai APBDes, banyak anggaran
Kepala Desa selalu menyampaikan yang harus dikeluarkan Desa untuk
kebijakan-kebijakan dan apa saja yang menanggulangi Pandemi tersebut.
ia lakukan baik melalui WA maupun (FGD tanggal 11 Agustus 2020).
FB, dan di desa telah ada beberapa grup
WA, seperti grup RT, grup PKK, grup

61
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

2) Representasi menyampaikan inisiatif mereka, ada


Kapasitas anggota BPD masih perlu yang melalui WA, ada yang melalui
ditingkatkan agar mampu melaksa- facebook. Penyampaian inisiatif warga
nakan fungsi-fungsinya, terutama melalui media sosial memang lebih
dalam menampung dan menyalurkan efektif karena jangkauannya yang luas
aspirasi warga masyarakat, karena sehingga banyak orang mengetahuinya.
keberadaan BPD ternyata masih belum Di samping melalui media sosial,
sesuai harapan masyarakat. Di satu sisi inisiatif warga juga disampaikan
memang BPD telah hadir ketika ada melalui forum-forum musyawarah
Musyawarah Dusun, tetapi ketika hasil Dusun, pertemuan RT, pengajian dan
musyawarah di dusun tersebut dibawa sebagainya. Namun bagaimanapun,
ke Murenbangdes, anggota BPD inisiatif warga akan mubazir ketika
dianggap belum mampu memperjuang- Kepala Desa atau Pemerintah Desanya
kan kepentingan masyarakat secara tidak responsif menanggapi inisiatif
nyata. (FGD tanggal 11 Agustus 2020). warga tersebut. Inisiatif warga akan
Dalam hal pemahaman Musren- semakin berkembang ketika ruang-
bangdes, menurut Ketua BPD agar ruang publik benar-benar dibiarkan
partisipasi masyarakat meningkat perlu berkembang tanpa ada intervensi dari
dilakukan sosialisasi pentingnya elite desa.
Musrenbangdes yang dilakukan oleh
Dari analisis di atas, pelaksanaan
para anggota BPD di daerah
Musrenbangdes di desa Guwosari dan
pemilihannya masing-masing yang
Desa Sendangsari bersifat formalistik
dapat dilakukan saat Musdus atau
jika dilihat dari aspek substansi, tetapi
pertemuan RT. (FGD tanggal 11
bersifat tidak formalistik jika dilihat
Agustus 2020).
dari aspek prosedural. Sifat formalistik
atau tidak formalistik dilihat dari 3 hal
3) Inisiatif Warga
yaitu Kepemimpinan Kepala desa,
Inisiatif warga di desa Sendangsari
Representasi BPD dan Inisiatif warga.
sudah cukup baik karena adanya
Kepemimpinan di desa Guwosari dan
fasilitas wifi di 8 (delapan) pedukuhan
Sendangsari sudah menunjukkan
dari 18 pedukuhan sehingga warga
responsivitas, transparansi dan
dapat memanfaatkan media sosial untuk
akuntabilitas. Di satu sisi, fungsi

62
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

representtasi BPD kurang dapat babkan Musrenbangdes berjalan secara


berjalan dengan baik karena belum formalistik. Namun, di satu sisi,
menunjukkan relasi “mitra” yang pemerintah desa juga mempunyai
seimbang dengan Pemerintah Desa. goodwill dan upaya inovasi serta
pemanfaatan Teknologi Informasi
Sedangkan dari sisi inisiatif warga
menjadikan pelaksanaan Musrenbang-
di desa Sendangsari lebih dinamis
des tidak formalistik.
karena di 8 Dusun, oleh Kepala
Desa/Pemerintah Desa telah diberi Dari pihak BPD, faktor
akses wifi. Inisiatif warga muncul dalam keterbatasan BPD dalam pemahaman
Musyawarah Kelompok yang dapat akan tugas dan fungsinya, dan kurang
menjaring banyak aspirasi dari masing- aktifnya berkantor di sekretariat BPD,
masing anggota kelompok, tidak hanya koordinasi yang kurang antar anggota
pembangunan fisik tetapi juga serta kurang aktif dalam forum warga
pemberdayaan masyarakat, Di Desa yang sifatnya informal, membuat
Guwosari justru warganya yang masih pelaksanaan Musrenbangdes cenderung
kurang menginisiasi berbagai kegiatan formalistik. Di satu sisi adanya kerja
dalam rangka membuka ruang-ruang sama yang baik dengan Pemerintah
publik, bahkan ketika Pemerintah Desa desa, dan adanya upaya anggota BPD
membuka pendaftaran online untuk ikut dalam penjaringan aspirasi, dapat
Musrenbangdes, ternyata dari target 100 dikatakan bahwa Musrenbangdes tidak
orang yang mendaftar hanya 80-an formalistik. Dari sisi inisiatif warga,
orang. Musrenbangdes bersifat formalistik
karena faktor ketidakaktifan warga
Ada beberapa faktor yang
masyarakat dan pemahaman yang
mempengaruhi pelaksanaan Musren-
kurang baik akan materi yang dibahas
bangdes formalistik maupun tidak
dalam Musrenbangdes. Meskipun
formalistik. Dari pihak Pemerintah
demikian, Musrenbangdes berjalan
Desa, faktor dominasi Pemerintah desa
tidak formalistik manakala ada faktor
terhadap BPD dan sikap Pemerintah
partisipasi masyarakat yang cukup
desa yang lebih mengutamakan
tinggi, dan sebagian masyarakat sudah
prosedur formal sesuai dengan
“melek” IT serta terbentuknya
peraturan perundang-undangan menye-
kelompok-kelompok masyarakat yang

63
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

dalam kelompok tersebut dapat kepada peserta Musrenbangdes tentang


memunculkan aspirasi kelompok yang materi yang sedang dibahas, akibatnya
akan diperjuangkan dalam forum para peserta lebih banyak pasif sehingga
Musrenbangdes. masih bersifat formalistik.

SIMPULAN Terdapat beberapa faktor yang


Kepemimpinan Kepala Desa Guwosari menyebabkan Musrenbangdes bersifat
dan Sendangsari sudah responsif, dan formalistik, atau bersifat tidak
sudah cukup transparan serta akuntabel. formalistik, yaitu peran Pemerintah
Adapun BPD di desa Guwosari dan Desa (Kepala Desa), BPD dan inisiatif
Sendangsari masih perlu ditingkatkan warga. Musrebangdes bersifat
kapasitasnya, walaupun sudah hadir formalistik ditandai dengan adanya
dalam musyawarah di dusun untuk dominasi Pemerintah Desa terhadap
mengetahui dan ikut menyusun rencana BPD. Pemerintah desa lebih
program dusun sebagai daerah mementingkan prosedur formal. Dari
pemilihannya. unsur BPD, masih kurangnya
pemahaman tugas dan fungsi BPD,
Dari Aspek inisiatif warga, ada
kurang koordinasi antar anggota,
perbedaan yang terjadi di dua desa
kurang aktif dalam forum warga yang
tersebut, di desa Guwosari inisiatif
bersifat informal. Dari unsur
warga kurang terlihat, lebih banyak
masyarakat masih kurang aktif dan
pasif. Namun, di desa Sendangsari,
kritis pada saat musyawarah
inisiatif warga disampaikan secara aktif,
berlangsung, karena kurang memahami
melalui berbagai media komunikasi,
materi yang dibahas dalam
baik tatap muka maupun melalui media
Musrenbangdes. Sedangkan musyawa-
sosial.
rah bersifat tidak formalistik ditandai
Pelaksanaan Musrenbangdes di adanya goodwill Pemerintah Desa

desa Guwosari dan Sendangsari secara dalam memberi kesempatan yang luas
prosedural memang telah berjalan kepada masyarakat untuk ikut serta

secara bottom up, artinya tidak dalam Musrenbangdes dengan


formalistik, tetapi secara substantif mendaftar secara online, dan disiarkan

Pemerintah Desa/Kepala Desa masih secara langsung melalui live streaming,


belum mampu memberi pemahaman dan di-upload di YouTube dan

64
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

Facebook. Sementara dari unsur BPD, BPD harus mampu membuka forum-
telah terjadi kerja sama yang baik antara forum informal untuk lebih
Pemerintah desa dengan BPD terutama memperluas upaya menampung dan
ketika mendiskusikan LKPPD. Anggota menyalurkan aspirasi masyarakat.
BPD sudah berusaha memperjuangkan 3. Meningkatkan inovasi pemerintah
aspirasi masyarakat hasil Musdus ke desa, sehingga menyediakan situasi
Musrenbangdes, walaupun belum yang baik bagi berseminya inisiatif
optimal. Sedangkan dari unsur warga. Inisiatif warga akan
masyarakat, adanya peningkatan berkembang ketika Pemerintah
partisipasi masyarakat dalam kegiatan Desa/Kepala Desanya responsif.
di desa melalui informasi yang
disampaikan secara online dan media DAFTAR PUSTAKA
sosial lainnya. Selain itu, didukung Bungin, Burhan. 2017. Penelitian
dengan terbentuknya kelompok- Kualitatif (Edisi Kedua). Jakarta:
kelompok dalam masyarakat untuk Kencana.
dijadikan ajang dalam berkegiatan dan
Hanafi, Muhammad. 2013.
menyampaikan aspirasi masyarakat.
“Kedudukan Musyawarah dan
SARAN Demokrasi di Indonesia”. Jurnal
1. Perluasan ruang public/bentuk Cita Hukum, Volume I, Nomor 2,
responsivitas, transparansi dan Desember 2013.
akuntabilitas dapat diwujudkan
Mariana, Dina dkk. 2017. Desa: Situs
dengan perluasan ruang publik yang
Baru Demokrasi Lokal.
dapat dikembangkan melalui forum-
Yogyakarta: IRE.
forum warga (forum selapanan,
pengajian, slametan dan sebagainya) Mustaqin, Muhamad Zain. 2015.
yang memungkinkan interaksi antar Kepemimpinan Desa, Kementrian
warga terjadi. Desa, Pembangunan Desa Terting-
2. Peningkatan kapasitas BPD menjadi gal dan Transmigrasi RI.
suatu keharusan, karena harus dapat
Muzaqqi, Fahrul. “Diskursus
mengimbangi Pemerintah Desa
Demokrasi Deliberatif di
/Kepala Desa. Jangan sampai BPD
inferior di hadapan Pemerintah Desa.

65
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

Indonesia”. Jurnal Review Politik. Musrenbang, Kyberman”. Jurnal


Volume 03, Nomor 01, Juni 2013. Ilmiah Ilmu Pemerintahan.

Pratama, Muh. Riya. 2018. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


“Pelaksanaan Musrenbangdes di Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Desa Mattaping, Kecamatan Bandung: ALFABETA CV.
Mappedeceng, Kabupaten Luwu
Suherman, Nandang dan Saeful Muluk.
Utara”. Jurnal Administrasi Publik,
2008. Panduan Penyelenggaraan
Volume 4, Nomor 1, April 2018.
Musyawarah Perencanaan
Purnamasari, Irma.2008. Studi Pembangunan Kabupaten/Kota,
PArtisipasi Masyarakat dalam FPPM.
Perencanaan Pembangunan di
Sulaiman, Adhi Iman. 2015.
Kecamatan Cilandak Kabupaten
“Komunikasi Stakeholder dalam
Sukabumi. Program Pascasarjana.
Musyawarah Perencanaan
UNDIP.
Pembangunan (Musrenbang)”.
Randa, Haricha Dwi. 2015. Jurnal Mimbar, Volume 31,
“Pelaksanaan Musrenbangdesa di Nomor 2, Desember 2015.
Desa Pekan Heran, Kecamatan
Susanti. 2009. “Pengaruh Partisipasi
Rengat Barat, Kabupaten Indragiri
Masyarakat terhadap Proses
Hulu Tahun 2014”. Jurnal Jom
Musyawarah Perencanaan Pemba-
FISIP, Volume 2, Nomor 1,
ngunan di Kecamatan Kapuas
Februari 2015.
Kabupaten Sanggau”. Jurnal Ilmu
Rizki, Ayuning EP dkk. 2015. “Studi Administrasi. Vol. VI. No.3
Tentang Evaluasi Pelaksanaan
Sutoro, Eko.2014. Desa Membangun
Musrenbangdes di Kabupaten Sigi
Indonesia, Forum Pengembangan
Tahun 2014-2015”. E-Jurnal
Pembaharuan Desa, Yogyakarta.
Katalogis, Volume 3, Nomor 11,
November 2015. Yesi, Eka Pratiwi, dan Sunarso. 2018.
“Peranan Musyawarah Mufakat
Satries. 2011. “Mengukur Tingkat
(Bubalah) dalam Membentuk Iklim
Partisipasi Masyarakat Kota Bekasi
Akademik Positif di Prodi PPKN
dalam Penyusunan APBD Melalui

66
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021

FKIP Unila” Jurnal Ilmu-Ilmu


Sosial dan Humaniora, Volume 20,
Nomor 3, November 2018.

Sumber lain
serambinews.com, Musyawarah Desa;
Arah dan Kuasa, https://aceh.
tribunnews.com/2019/07/20/
musyawarah-desa-arah-dan-kuasa,
diunduh 27 Maret 2020

https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/
mimbar/article/view/1467/pdf

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia, nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa

67

Anda mungkin juga menyukai