ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji penyelenggaraan Musrenbangdes yang dalam banyak praktik
hanya bersifat formalistik dan faktor penyebabnya. Secara konseptual, proses
demokrasi dapat dilihat dari 2 hal yaitu demokrasi prosedural dan demokrasi
substansial. Demokrasi prosedural lebih bersifat formalistik. Sedangkan demokrasi
subtansial menunjukkan dinamika dan kualitas forum sehingga tidak sekadar
formalistik. Musyawarah desa sebagai forum demokrasi di desa tidak terlepas dari
proses penyusunan rencana pembangunan di desa sehingga harus melibatkan
masyarakat dalam penyusunannya agar tidak bersifat formalistik. Penelitian ini bertitik
tolak pada pertanyaan penelitian bagaimana pelaksanaan Musrenbangdes di desa
Guwosari dan Sendangsari, formalistik atau tidak formalistik serta faktor penyebabnya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan teknik analisisnya secara
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Musrenbangdes di Desa Guwosari dan
Sendangsari prosesnya diawali dari dusun dan kelompok-kelompok yang ada di desa
(petani, PKK, difabel dan sebagainya). Oleh karena itu, secara prosedural tidak
formalistik. Namun, secara substantif Musrenbangdes di dua desa tersebut berjalan
secara formalistik karena ketika berlangsungnya Musrenbangdes terdapat beberapa
warga masyarakat sebagai peserta tidak memahami materi yang sedang dibahas dan
kurang aktif ikut berdiskusi pada saat Murenbangdes.
ABSTRACT
This research examines the implementation of the Musrenbangdes, which in many
practices is only formalistic and its contributing factors. The village deliberations
should not have been separated from the process of preparing a development plan in
the village, so that it must involve the community in its preparation so that it is not
formalistic. This type of research is descriptive. This research has its starting point on
the research question of how the implementation of Musrenbangdes in Guwosari and
Sendangsari villages, formalistic or not formalistic and what are the factors causing it?
Qualitative analysis technique. The results showed that procedurally the
Musrenbangdes in Guwosari and Sendangsari villages began with the hamlet and
groups in the village (farmers, PKK, diffable and so on). Therefore, it is procedurally
not formalistic. However, substantively the Musrenbangdes in the two villages run
formally, because when the Musrenbangdes was held there were several community
members who did not understand the material being discussed and were less active in
participating in the discussion at the Murenbangdes.
51
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
52
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
53
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
54
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
55
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
56
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
57
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
58
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
59
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
60
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
meresponsnya. Dalam hal ini Kepala Dukuh dan sebagainya sehingga bila
Desa mudah dihubungi. (Wawancara ada informasi apa pun dari Kepala Desa
dengan salah satu Ketua RT, 11 Agustus akan dengan cepat diketahui warga
2020). Sedangkan Sekretaris Desa masyarakat. (Hasil wawancara dengan
memberi penjelasan bahwa kelompok- Ketua Karang Taruna, 11 Agustus
kelompok yang ada di Sendangsari 2020). Bentuk transparansi lainnya
diberi kesempatan untuk adalah penggunaan anggaran. Kepala
menyelenggarakan musyawarah ma- Desa dalam hal ini Pemerintah Desa
sing-masing kelompok di tingkat desa juga melaporkan melalui media sosial
yang difasilitasi pemerintah desa, agar dan melalui baliho yang dipasang di
para anggota kelompok tersebut secara pinggir jalan bagi masyarakat yang
bebas dapat mengutarakan pendapat- kurang “melek” media sosial. Selain itu,
nya. (FGD tanggal 11 Agustus 2020). juga memanfaatkan pertemuan-
Ternyata ketika Musrenbangdes pertemuan yang ada di desa, seperti
berlangsung masyarakat tidak berani Pengajian, pertemuan di Dusun-dusun,
mengutarakan pendapatnya secara pertemuan kelompok-kelompok yang
bebas. Meskipun demikian, menurut ada seperti difabel, petani, peternak dan
seorang tokoh masyarakat, pelaksanaan sebagainya juga dimanfaatkan oleh
Musrenbangdes tahun 2019 lebih baik Kepala Desa untuk menyampaikan
dibanding tahun sebelumnya. (Wawan- penggunaan anggaran sesuai APBDes.
cara tanggal 11 Agustus 2020). (Wawancara dengan tokoh masyarakat,
11 Agustus 2020).
Kedua, dalam hal transparansi
cukup baik pula, Kepala Desa Ketiga, akuntabilitas Kepala Desa,
Sendangsari yang telah habis masa sejak terjadi Pandemi Covid-19 saat ini
jabatannya bulan Januari 2020 selalu pelaporan kepada BPD agak lambat
menyampaikan kebijakan-kebijakan karena anggaran yang direalisasi sudah
yang dibuatnya kepada masyarakat. tidak sesuai APBDes, banyak anggaran
Kepala Desa selalu menyampaikan yang harus dikeluarkan Desa untuk
kebijakan-kebijakan dan apa saja yang menanggulangi Pandemi tersebut.
ia lakukan baik melalui WA maupun (FGD tanggal 11 Agustus 2020).
FB, dan di desa telah ada beberapa grup
WA, seperti grup RT, grup PKK, grup
61
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
62
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
63
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
desa Guwosari dan Sendangsari secara dalam memberi kesempatan yang luas
prosedural memang telah berjalan kepada masyarakat untuk ikut serta
64
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
Facebook. Sementara dari unsur BPD, BPD harus mampu membuka forum-
telah terjadi kerja sama yang baik antara forum informal untuk lebih
Pemerintah desa dengan BPD terutama memperluas upaya menampung dan
ketika mendiskusikan LKPPD. Anggota menyalurkan aspirasi masyarakat.
BPD sudah berusaha memperjuangkan 3. Meningkatkan inovasi pemerintah
aspirasi masyarakat hasil Musdus ke desa, sehingga menyediakan situasi
Musrenbangdes, walaupun belum yang baik bagi berseminya inisiatif
optimal. Sedangkan dari unsur warga. Inisiatif warga akan
masyarakat, adanya peningkatan berkembang ketika Pemerintah
partisipasi masyarakat dalam kegiatan Desa/Kepala Desanya responsif.
di desa melalui informasi yang
disampaikan secara online dan media DAFTAR PUSTAKA
sosial lainnya. Selain itu, didukung Bungin, Burhan. 2017. Penelitian
dengan terbentuknya kelompok- Kualitatif (Edisi Kedua). Jakarta:
kelompok dalam masyarakat untuk Kencana.
dijadikan ajang dalam berkegiatan dan
Hanafi, Muhammad. 2013.
menyampaikan aspirasi masyarakat.
“Kedudukan Musyawarah dan
SARAN Demokrasi di Indonesia”. Jurnal
1. Perluasan ruang public/bentuk Cita Hukum, Volume I, Nomor 2,
responsivitas, transparansi dan Desember 2013.
akuntabilitas dapat diwujudkan
Mariana, Dina dkk. 2017. Desa: Situs
dengan perluasan ruang publik yang
Baru Demokrasi Lokal.
dapat dikembangkan melalui forum-
Yogyakarta: IRE.
forum warga (forum selapanan,
pengajian, slametan dan sebagainya) Mustaqin, Muhamad Zain. 2015.
yang memungkinkan interaksi antar Kepemimpinan Desa, Kementrian
warga terjadi. Desa, Pembangunan Desa Terting-
2. Peningkatan kapasitas BPD menjadi gal dan Transmigrasi RI.
suatu keharusan, karena harus dapat
Muzaqqi, Fahrul. “Diskursus
mengimbangi Pemerintah Desa
Demokrasi Deliberatif di
/Kepala Desa. Jangan sampai BPD
inferior di hadapan Pemerintah Desa.
65
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
66
ISSN: 2798-1339 JURNAL MASYARAKAT dan DESA
Vol. 1, No. 1, Juni 2021
Sumber lain
serambinews.com, Musyawarah Desa;
Arah dan Kuasa, https://aceh.
tribunnews.com/2019/07/20/
musyawarah-desa-arah-dan-kuasa,
diunduh 27 Maret 2020
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/
mimbar/article/view/1467/pdf
67