Anda di halaman 1dari 10

MODEL PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PERIZINAN DI KOTA PEKANBARU

Adianto, Mayarni dan Dadang Mashur

JALAN BERLIKU MENUJU PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TEPAT WAKTU
(Study Proses Penyusunan dan Penetapan APBD Kabupaten Blitar)
Fia Laksono

EVALUASI KEBIJAKAN PEMEKARAN DAERAHKABUPATEN LAMPUNG BARAT


Dewi Ayu Hidayati

DAMPAK EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN PENENGGELAMAN KAPAL DI INDONESIA


Tiara Novita dan Noverman Duadji

TRANSFORMASI ORGANISASI PENYEDIA JASA LAYANAN JAMINAN KESEHATAN (STUDI TENTANG TRANSFORMASI
PT. ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN)
Bayu Kurniawan dan Syamsul Maarif

PARTISIPASI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK LAMBAN INDOMAN PUTRI
(P2TP2A-LIP) DALAM PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK DI PROVINSI LAMPUNG
Rahma Diani Sormin dan Izzul Fatchu Reza

EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN REKLAMASI PANTAI DI TELUK LAMPUNG (STUDI DAMPAK SOSIAL-EKONOMI
NELAYAN KELURAHAN SUKARAJA PADA KASUS REKLAMASI PANTAI DI KELURAHAN BUMI WARAS, KECAMATAN
BUMI WARAS, KOTA BANDAR LAMPUNG)
(Fitri Wahyuni dan Meiliyana)

IMPLEMENTASI PROGRAM JARING (JANGKAU, SINERGI, DAN GUIDELINE) DALAM MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2016
(Serli Ani dan Eko Budi Sulistio)

SOCIAL WELFARE POLICY AND SOCIO ECONOMIC DEVELOPMENT IN INDONESIA


Diandini Rahmawati Irawan dan Ita Prihantika

Volume Nomor Halaman Bandar Lampung ISSN


ADMINISTRATIO
8 1 1-114 Januari-Juni 2017 2087-0825
99
Serli Ani dan Eko Budi Sulistio, Implementasi Program Jaring...
IMPLEMENTASI PROGRAM JARING (JANGKAU, SINERGI, DAN GUIDELINE) DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN
2016

Serli Ani
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisip Unila
Email: serli.ani@fisip.unila.ac.id

Eko Budi Sulistio


Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisip Unila
Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id

ABSTRAK. Penelitian ini mencoba untuk menggambarkan bagaimana program bersih


program di Lampung. Penelitian ini didukung oleh lingkungan alam yang tidak menentu,
tingkat pendidikan nelayan rendah, pola hidup nelayan, pemasaran tertangkap. Penelitian
ini menggunakan pendekatan model van Meter dan Van Horn yang terdiri dari Standard and
Policy Goals, Resources, Relationship Among the Organization, Karakteristik Agen
Pelaksana, Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik dan Disposisi Pelaksana. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya untuk melihat
pemanfaatan peraturan tersebut, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Hasilnya
adalah bahwa program bersih sudah cukup efektif meski ada sedikit kendala dan masalah
dalam praktik. Dengan menggunakan pendekatan van meter dan van horn, dapat dianalisis
bahwa pelaksanaan program bersih telah berjalan sebagaimana mestinya, walaupun masih
ada beberapa indikator yang tidak didasarkan pada situasi di lapangan.Dibutuhkan standar
kebijakannya yang lebih jelas dan terperinci, perlu adanya peningkatan sumber daya
manusia dan keuangan, perlu adanya perluasan, semestinya dilakukan komunikasi dan
dialog antara pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat nelayan atau masyarakat agar
tidak memberatkan negatif tentang program bersih.

Kata kunci: implementasi, program bersih, kesejahteraan, komunitas nelayan

ABSTRACT. This study attempts to describe how have program net program in the
Lampung. This research supported by the natural environment erratic, the level of
education fishermen low, the life patterns of the fishermen, marketing are caught. This
research is used Van Meter and Van Horn’s approach of implementation model which
consist of Standard and Policy Goals, Resources, Relationship Among The Organizations,
Characteristics of Implementer Agent, Condition of Social, Economic and Politic and
Disposition of Implementer. The method used in this research is descriptive qualitative.
Furthermore, to see the utilization of the regulation, the research applies triangulation
technique. The result is that the net program has been quite effective though there were
a little obstacles and problem in practice. Using approach van meters and van horn, it can
be analyzed that the implementation of net program has been running as determined,
although there are still some indicator not based on the situation on the ground. It took
his policy standard clearer and detailed, it needs the increase in human resources and
financial, it needs the expansion, should be made the communication and dialogue
between stakeholders and fishermen or community representatives community leaders to
deprive isue negative about net program.

Keywords: implementation, net programs, welfare, fishing community

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


100
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol. 8 No. 1, Januari-Juni 2017
LATAR BELAKANG Para Bank (BNI, BRI, Mandiri, Danamon,
BTPN, Permata, Bukopin, SulSelBar)
Provinsi Lampung merupakan salah
mencakup monitoring realisasi kredit baru
satu provinsi yang ada di Indonesia dan
Bank Partner Ke sektor Kelautan dan
memiliki sumber daya alam salah satunya
Perikanan, pertukaran informasi antara
di bidang kelautan. Potensi di bidang
OJK, KKP, dan bank Partner, pelaksanaan
kelautan yang cukup tinggi terlihat dari
Focus Group discussion (FGD) di Jakarta
hasil perikanan itu sendiri, untuk Ibu Kota
pada awal November 2015 mengenai
Provinsi sendiri yaitu Kota Bandar
strategi mitiasi resiko bisnis sektor
Lampung dengan hasil perikanan mampu
kelautan dan perikanan dalam
mencapai 23.665,84 ton/tahun setelah
memetakan permasalahan dan solusi
Kabupaten Lampung Selatan sebesar
untuk memajukan sektor kelautan dan
35.476,26 ton/tahun dan Lampung Timur
perikanan, serta penyusunan Grand
sebesar 37.520,67 ton/tahun (Badan
Design Program Jaring.
Pusat Statistik, 2012).
Akan tetapi pada kenyataan
Pertumbuhan ekonomi yang cukup
Program Jaring ini masih banyak
tinggi ini belum mampu dirasakan oleh
kekurangan diantaranya masih ada
masyarakat Provinsi Lampung.
nelayan yang tidak bisa mengakses
Dikarenakan kondisi kehidupan nelayan
Program Jaring, minimnya sosialisasi yang
dalam memenuhi kebutuhan
dilakukan oleh pihak OJK (Otoritas Jasa
perekonomian masih sangat sulit.
Keuangan) dan KKP (Kementerian
Masyarakat nelayan berada di garis
Kelautan dan Perikanan) sehingga
kemiskinan dikarenakan beberapa
masyarakat masih merasakan sulit dalam
permasalahan yaitu:
hal prosedur dan syarat yang harus
1. Kondisi alam yang tidak menentu. dipenuhi.
2. Tingkat pendidikan nelayan.
Program Jaring (Jangkau, Sinergi,
3. Pola kehidupan nelayan.
Guideline) juga terlihat dari pencapaian
4. Pemasaran hasil tangkapan.
target pelaksanaan Program Jaring
(Jangkau, Sinergi, Guideline) belum
Berdasarkan permasalahan tersebut
berjalan secara optimal. Hal tersebut
maka pemerintah mengambil langkah
terlihat dari data Bank mitra pemerintah
untuk mengetaskan kemiskinan
yang memberikan pinjaman serta yang
masyarakat nelayan dengan
dijadikan mitrra oleh pemerintah (BRI,
mengeluarkan dan menerapkan Program
BNI, Danamon, Mandiri, Permatya,
Jaring. Program Jaring (Jangkau, Sinergi,
Bukopin, PT Bank Tabungan Pensiunan
Guideline) adalah inisiatif jangka pendek
Nasional, Tbk (BTPN), dan PT BPD
OJK dan KKP untuk menjangkau sektor
Sulselbar, yang memberikan pinjaman
kelautan dan perikanan, yang bersinergi
pada nelayan. Berikut adalah tabel
dengan Pelaku Jasa Keuangan (PJK) untuk
terkait perkembangan pelaksanaan
mendorong pertumbuhan pembiayaan di
Program Jaring oleh 8 bank partner dan
sektor kelautan dan perikanan. Dalam
IKNB (Industri Keuangan Non-Bank)
program ini terdapat pihak yang terlibat
sampai dengan September 2015 adalah
yaitu pihak OJK yang merupakan pihak
sebagai berikut.
yang membentuk program jaring
tersebut, pihak Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Lampung yang
memiliki tugas mancari nasabah dalam
program jaring, serta pihak perbankan
yang memiliki tugas di lapangan dalam
program tersebut.

Kegiatan dalam Program Jaring


(Jangkau, Sinergi, Guideline) ini untuk

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


101
Serli Ani dan Eko Budi Sulistio, Implementasi Program Jaring...
Tabel 1.8 Bank Partner dan IKNB sampai sasaran program. Hal ini mengingat
dengan September 2015 Program Jaring (Jangkau, Sinergi,
Guideline), merupakan salah satu
Share
Growth Penyalur
Penyaluran
program yang diperuntukan bagi
Komitmen an Kredit masyarakat nelayan. Penelitian ini
Nominal Kredit Kp Thd
Nama Bank 2015 (%) Kp
No
Partner
Komitne
Dibanding Sampai
Total dilakukan karena peneliti sadar bahwa
n 2015 Komitmen
Outstanding Septeber
Tahun 2015 setiap kebijakan yang menyangkut
Des 2014 2015
(%) masyarakat yang terkait dengan masalah
prosedur, maupun dana yang menjadi hak
1 2 3 4 5 =
(4/2)*100% masyarakat bawah dengan tujuan
menyesejahterakan masyarakat nelayan.
1. BRI 2,500 52,00% 2,919.0 116,76%
9 Peneliti juga memfokuskan
2. BNI 1,000 94,88% 393.95 39.39% Implementasi kebijakan dari dimensi
variabel-variabel yang terdapat dalam
3. MANDIRI 1,250 81.70% 624.00 49.92% Model Donald S. Van Meter dan Carl E.
4. DANAMON 300 94.64% 107.31 35.77%
Van Horn diantaranya tolak ukur tingkat
keberhasilan dari Program Jaring
5. BTPN 50 50.66% 221.99 443.98% (Jangkau, Sinergi, Guideline), sumber
daya dan dumber daya kebijakan
6. PERMATA 180 56.25% 50.00 27.78%
(komunikasi), Hubungan antar organisasi,
7. BUKOPIN 81 91.01% 62.37 77.00% Karakteristik agen pelaksana (Komunikasi
organisasi formal dan informal, Cakupan
8. SULSELBAR 13 19.52% 32.59 250.67%
atau wilayah), Struktur birokrasi, Kondisi
TOTAL 5,374 67.83% 4,411.2 82.09% lingungan sosial, politik dan ekonomi,
9 Disposisi implementor.
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan Tahun Berdasarkan permasalahan diatas
Mei–September 2015 penulis tertarik meneliti bagaimana
Implementasi Program Jaring (Jangkau,
Berdasarkan tabel 1 menjelaskan Sinergi, Dan Guideline) Dalam
bahwa realisasi penyaluran kredit baru Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
(gross) ke sektor KP oleh Bank partner Nelayan Di Provinsi Lampung Tahun 2016.
sampai dengan akhir September 2015
telah mencapai Rp 4,41 triliun atau b. Rumusan Masalah
82,09% dari target agregat 8 bank Partner Berdasarkan latar belakang masalah
sebesar Rp 5,37 triliun. Beberapa bank tersebut di atas, maka penulis
yang telah mencapai dan melebih target merumuskan rumusan masalah, yaitu
penyaluran kredit gross adalah PT Bank Bagaimana implementasi Program Jaring
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BRI), PT (Jangkau, Sinergi, Guideline) di Provinsi
Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Lampung ditinjau dari Model Donald S.
(BTPN), dan PT BPD Sulselbar. Dan masih Van Meter dan Carl E. Van Horn?
banyak bank yang belum menjalankan
tugasnya untuk mencapai target, c. Tujuan Penelitian
diantaranya yaitu Bank BNI, Danamon, Berdasarkan rumusan masalah di
Mandiri, BTPN, Permata, Bukopin. atas, maka tujuan dari dilakukannya
penelitian ini ialah untuk mengetahui dan
Melalui program dari OJK (Otoritas Jasa menganalisis pelaksanaan Program Jaring
Keuangan). Dalam penelitian ini peneliti (Jangkau, Sinergi, Guideline) sebagai
fokus tentang bagaimana pengimplemen- salah satu upaya atau strategi pemerintah
tasian Program Jaring (Jangkau, Sinergi, untuk mensejahterakan kehidupan para
Guideline). peneliti tertarik membahas nelayan.
Program Jaring (Jangkau, Sinergi,
Guideline), pada aspek implementasi
kebijakan publik. khususnya di lihat dari

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


102
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol. 8 No. 1, Januari-Juni 2017
KAJIAN TEORI keputusan politik, pelaksana dan
kinerja kebijakan publik. Menurut Van
a. Teori Kebijakan Publik Meter dan Van Horn dalam Suharno
Pengertian Kebijakan Publik (2013:176-177) model ini menjelaskan
bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi
Menurut Chief J.O Udoji dalam Wahab oleh beberapa variabel yang saling
(2004:5) kebijakan publik adalah suatu
berkaitan, variable-variabel tersebut
tindakan bersanksi yang mengarah pada yaitu :
tujuan tertentu yang diarahkan pada
suatu masalah tertentu yang saling 1) Standar dan Sasaran Kebijakan
berkaitan yang memengaruhi sebagian 2) Sumber daya
besar warga masyarakat. 3) Hubungan antar organisasi
4) Karakteristik agen pelaksana
b. Tahap-Tahap Kebijakan Publik 5) Kondisi lingungan sosial, politik
Menurut William Dunn (2003:25) dan ekonomi
tahap-tahap kebijakan publik
6) Disposisi implementor
meliputi:
1. Penyusunan Agenda b. Menurut Edwards dalam Winarno
2. Formulasi Kebijakan
(2012:177), studi implementasi adalah
3. Adopsi/ Rekomendasi Kebijakan kusial bagi public administration dan
4. Implementasi/ Pelaksanaan public policy. Implementasi kebijakan
Kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan
5. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
publik, antara pembentukan
kebijakan dan konsekuensi-
c. Implementasi Kebijakan Publik konsekuensi kebijakan bagi
1. Pengertian Implementasi Kebijakan
masyarakat yang dipengaruhinya.
Publik Untuk menjawab dua pertanyaan
Menurut Van Meter dan Van Horn
pokok tersebut, maka Edward dalam
dalam Winarno (2012:149-150) Winarno (2012:177) mengusulkan
membatasi implementasi kebijakan
empat variabel yang menjadi faktor
sebagai tindakan-tindakan yang utama keberhasilan implementasi
dilakukan oleh individu-individu atau kebijakan. Empat variabel tersebut
kelompok-kelompok, pemerintah yaitu:
maupun swasta yang diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah 1) Komunikasi.
ditetapkan dalam keputusan- 2) Sumber daya
keputusan kebijakan sebelumnya. 3) Disposisi
Tindakan-tindakan ini mencangkup 4) Struktur Birokrasi
usaha-usaha untuk mengubah
keputusan-keputusan menjadi c. Model Weimer dan Vinin
tindakan-tindakan operasional dalam Weimer dan Vining dalam Suharno
kurun waktu tertentu maupun dalam (2013:178) memiliki pandangan lain
rangka melanjutkan usaha-usaha terhadap sebuah proses implementasi
untuk mencapai perubahan-perubahan kebijakan. Menurut mereka ada tiga
besar dan kecil yang ditetapkan oleh kelompok besar variabel yang dapat
keputusan-keputusan kebijakan. mempengaruhi keberhasilan
implementasi kebijakan, yaitu :
2. Model-Model Implementasi
Kebijakan Publik 1) Logika kebijakan.
a. Model Van Meter dan Van Horn 2) Lingkungan tempat kebijakan
Model implementasi kebijakan yang dioperasikan.
dirumuskan Van Meter dan Van Horn 3) Kemampuan implementor
disebut dengan A Model of the Policy kebijakan
Implementation. bahwa implementasi
kebijakan berjalan secara linear dari

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


103
Serli Ani dan Eko Budi Sulistio, Implementasi Program Jaring...
sektor kelautan dan perikanan,
dengan cara bersinergi dengan
e. Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Jasa Keuangan (PJK)
termasuk asosiasi, dengan sasaran
1. Kesejahteraan untuk semua akselerasi pertumbuhan di sektor
Menurut Chamber dalam Mardikanto, kelautan dan perikanan melalui
dkk (2015:25) Masalah kemiskinan, pembuatan Guideline kepada
nampaknya sudah menjadi gejala sektor jasa keuangan dari hulu
umum di seluruh dunia. Oleh karena sampai hilir (value chain) serta
itu Indonesia saat ini hidup di bawah peran serta pihak-pihak yang
garis kemiskinan, mengacu pada terlibat di dalamnya. JARING
paradigma baru pembangunan, yakni merupakan akronim dari Jangkau,
yang bersifat “people-contered, Sinergi dan Guideline.
participatory, empowering, and b. Program JARING 2015 bertujuan
sustainable” maka upaya menjawab kebutuhan stakeholders
pemberdayaan masyarakat semakin terhadap informasi tentang
menjadi kebutuhan dalam setiap database Kelautan dan Perikanan,
upaya pembangunan. skim pembiayaan, pemetaan risiko
Istilah pemberdayaan, juga dapat bisnis dan dukungan regulasi dari
diartikan sebagai upaya memenuhi otoritas terkait.
kebutuhan yang diinginkan oleh
individu, kelompok dan masyarakat 2. Target Program
luas agar mereka memiliki Target utama program JARING adalah
kemampuan untuk melakukan pilihan peningkatan pembiayaan di sektor
dan mengontrol lingkkungannya agar Kelautan dan Perikanan yang terus
dapat memenuhi keinginan- bertumbuh serta mendorong perluasan
keinginannya, termasuk akses masyarakat terhadap sektor jasa
aksesibilitasnya terhadap sumberdaya keuangan.
yang terkait dengan pekerjaannya,
aktiivitas sosialnya, dll. METODE PENELITIAN

Karena itu, World Bank dalam a. Jenis Penelitian


Mardikanto, dkk (2015:25) Penelitian ini menggunakan
mengartikan pemberdayaan sebagai pendekatan kualitatif dengan metode
upaya untuk memberikan kesempatan Deskriptif.
dan kemampuan kepada kelompok b. Lokasi Penelitian
masyarakat (miskin) untuk mampu Penelitian ini dilaksanakan di Otoritas
dan berani bersuara (voice) atau Jasa Keuangan Provinsi Lampung,
meyuarakan pendapat, ide, atau Dinas Kelautan dan Perikanan
gagasan-gagasannya, serta Provinsi Lampung, Perbankan (BRI)
kemampuan dan keberanian untuk Provinsi Lampung
memilih (choice) sesuatu (konsep, c. Sumber Data Penelitian
metode, produk, dan tindakan, dll) Sumber data dalam rangka penelitian
yang terbaik bagi pribadi, keluarga, ini meliputi: a) sumber data primer.
dan masyarakatnya. Dengan kata lain, b) sumber data sekunder
pemberdayaan masyarakat merupakan d. Fokus Masalah Penelitian
proses meningkatkan kemampuan dan Fokus masalah penelitian Menurut
sikap kemandirian msyarakat. Model Donald S. Van Meter dan Carl
E. Van Horn Suharno (2013:179) yang
d. Pengertian Program Jaring meliputi :
1. Definisi & Tujuan Program
a. Program JARING 2015 merupakan a. Standard dan sasaran kebjakan
program inisiatif jangka pendek b. Sumberdaya
OJK (Regulator) dan KKP 1) Sumber Daya Manusia
(Pemerintah) untuk menjangkau 2) Sumber Daya Finansial

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


104
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol. 8 No. 1, Januari-Juni 2017
c. Hubungan antar organisasi b. Sumber daya
d. Karakteristik agen pelaksana Menurut Van Meter dan Van Horn
1) Struktur birokrasi dalam Winarno (2012:161) selain ukuran-
2) Norma-norma ukuran dasar dan tujuan-tujuan
e. Kondisi lingungan sosial, politik kebijakan, yang perlu mendapatkan
dan ekonomi perhatian dalam proses implementasi
f. Disposisi implementor kebijakan adalah sumber-sumber yang
1) Respons implementor tersedia. Sumber-sumber layak
terhadap kebijakan mendapatkan perhatian karena
2) Kondisi, dan menunjang keberhasilan implementasi
3) Intens disposisi implementor, kebijakan yaitu sumber daya manusia
dan sumber daya finansial. Jika diliat dari
HASIL DAN PEMBAHASAN indikator sumber daya Van Meter dan Van
Horn, maka dapat dikatakan bahwa
Penelitian Implementasi Program Jaring mengenai hal sumber daya dalam
(Jangkau, Sinergi, dan Guideline) dalam Program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan
Meningkatkan Kesejahteraan Guideline) di Provinsi Lampung masih
Masyarakat Nelayan Di Provinsi sangat kurang dan harus lebih
Lampung mendapatkan perhatian dari pemerintah
dan Otoritas Jasa Keuangan, Dinas
a. Standar dan Sasaran Program
Kelautan dan Perikanan dan Perbankan
Menurut Van Meter dan Van Horn
(BRI).
dalam Suharno (2013:176) standar dan c. Hubungan Antar Organisasi
sasaran kebijakan harus jelas dan terukur
Menurut Van Meter dan Van Horn
karena ketidakjelasan standar dan dalam Suharno (2013:177) jalinan
sasaran kebijakan berpotensi untuk hubungan kerja sama sinergis diperlukan
menimbulkan multi interprestasi yang agar instansi terkait untuk mendukung
akhirnya akan berimplikasi pada sulitnya
keberhasilan implementasi kebijakan.
implementasi kebijakan. Berdasarkan Sebagai realitas dari program kebijakan
temuan di lapangan, dalam melaksanakan
maka diperlukan adanya hubungan yang
Program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan baik antar instansi yang terkait, yaitu
Guideline) tidak adanya standar yang
dukungan komunikasi dan koordinasi.
menjadi acuan atau payung hukum.
Dikarenakan Program ini merupakan Jika dilihat dari indikator menurut
program himbuan saja. Seharusnya untuk Van Meter dan Van Horn tentunya sudah
melaksanakan Program Jaring (Jangkau, sangat sesuai, karena dalam
Sinergi, dan Guideline) ini pemerintah melaksanakan program perlu adanya
segera membuat pedoman tersendiri dan komunikasi dan koordinasi yang baik
tidak lagi hanya berpatokan kepada tersebut, maka akan dihasilkan sebuah
Undang-Undang atau peraturan menteri pencapaian tujuan secara efektif dan
saja. Dengan demikian, terkait sasaran efesien, serta sedikitnya kemungkinan
dalam kebijakan ini belum seperti apa untuk terjadinya konflik dan persaingan
yang dikatakan oleh Van Meter dan Van yang negatif dalam pelaksanaan program
Horn yang menyebutkan bahwa dalam ini dan para stakeholders akan mengalami
sebuah kebijakan harus ada standar yang kemudahan dalam mengambil keputusan.
jelas, karena standar yang ada dalam Selain itu, adanya komunikasi dan
kebijakan ini belum benar-benar jelas. koordinasi yang baik antar agen pelaksana
Belum lagi selama ini kebijakan ini juga dapat mengembangkan dan
pembangunan yang dilakukan oleh memelihara keharmonisan di antara
pemerintah belum menyentuh stakeholders selama kegiatan ini
masyarakat, karna masyarakat yang lain berlangsung.
tetap dalam keadaan miskin. Apalagi
sasaran dalam Program Jaring (Jangkau, 1. Karakteristik Agen Pelaksana
Sinergi, dan Guideline) ini adalah Menurut Van Meter dan Van Horn
masyarakat nelayan. dalam Suharno (2013:177) di dalam suatu

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


105
Serli Ani dan Eko Budi Sulistio, Implementasi Program Jaring...
impelementasi kebijakan untuk mencapai 3. Disposisi Implementor
suatu keberhasilan yang maksimal harus Menurut Van Meter dan Van Horn dalam
diidentifikasikan dan diketahui agen Suharno (2013:177) dalam implementasi
pelaksana yang mencakup struktur kebijakan, sikap atau disposisi
birokrasi, norma-norma, dan pola-pola implementor.
hubungan yang terjadi dalam birokrasi.
Terkait dengan pemahaman
Pelaksanaan Program Jaring impelementor terhadap Program Jaring
(Jangkau, Sinergi, dan Guideline) di (Jangkau, Sinergi, dan Guideline), dapat
Provinsi Lampung jika dilihat dari dikatakan sudah baik karena implementor
indikator menurut Van Meter dan Van sudah melaksanakan tugas mereka sesuai
Horn terkait karakteristik agen pelaksana dengan prosedur, itu artinya mereka
dapat dikatakan sudah baik, karena telah paham apa yang berkaitan dengan
petugas yang ada sudah mematuhi Nota program tersebut dan apa yang menjadi
Kesepakatan yang telah dibuat serta tugas pokok implementor. Namun, dari
adanya ketepatan waktu yang diberikan beberapa implementor yang telah paham
petugas, sehingga dengan adanya terhadap program ini, pastinya ada juga
kepatuhan implementor tersebut dapat dari beberapa dari mereka yang masih
berakibat pada kelancaran pelaksanaan kurang patuh terhadap apa yang harusnya
Program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan mereka lakukan dan bisa menimbulkan
Guideline) di Provinsi Lampung. permasalahan dalam pelaksanaan
program ini. Selanjutnya, para
2. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik implementor pun menganggap bahwa
Menurut Van Meter dan Van Horn progrm ini memang penting untuk
dalam Suharno (2013:177) kondisi sosial, dilaksanakan, karena dengan adanya
ekonomi, dan politik mencakup sumber program ini diharapkan dapat membantu
daya ekonomi lingkungan yang dapat pemerintah untuk mengurangi angka
mendukung keberhasilan implementasi kemiskinan pada masyarakat nelayan, dan
kebijakan. Sejauh mana kelompok- Otoritas Jasa Keuangan disini membantu
kelompok kepentingan memberikan dalam hal mengurangi ketergantungan
dukungan bagi implementasi kebijakan, masyarakat nelayan pada rentenir.
karakteristik partisipasipan yaitu
mendukung atau menolak, serta sifat KESIMPULAN DAN SARAN
opini publik yang ada di lingkungan, serta a. Kesimpulan
apakah elite politik mendukung 1. Program Jaring (Jangkau, Sinergi,
implementasi kebijakan. dan Guideline) telah dilaksanakan
Keadaan sosial, ekonomi, dan politik sesuai dengan prosedur dan
merupakan salah satu indikator yang akan sasarannya pun sudah tepat yaitu
mempengaruhi jalannya sebuah masyarakat nelayan Namun, terkait
kebijakan. Apabila ketiganya standar, dalam pelaksanaan program
mempengaruhi untuk diterapkan sebuah ini belum adanya standar yang benar-
program atau kebijakan maka dengan benar jelas yang menjadi tolak ukur
mudah program ini dilaksankan. keberhasilan program. Hal ini
implementasi Program Jaring (Jangkau, dikarenakan Program Jaring
Sinergi, dan Guideline) di lihat dari (Jangkau, Sinergi, dan Guideline)
indikator van Meter dan van horn ini merupakan Program himbauan
belum sepenuhnya terimplementasi sehingga tidak ada Standar Operating
dengan baik. maka Program Jaring Prosedure dan payung hukum.
(Jangkau, Sinergi, dan Guideline) sebagai 2. Melihat ketersediaan sumber daya
tetapi upaya pemerintah dalam yaitu sumber daya manusia dan
memberdayakan masyarakatnya sudah sumberdaya finansial, dimana sumber
tepat, walaupun terdapat tantangan dari daya manusia masih harus mengalami
berbagai pihak yang tidak perbaikan dari segi kuantitasnya.
menginginkannya. Terkait sumber daya finansial juga

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


106
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol. 8 No. 1, Januari-Juni 2017
masih perlu mendapatkan perhatian b. Saran
lebih, karena ketersediaan anggaran 1. Perlu dibuatnya standar yang lebih
yang ada sangat minim. rinci dan jelas lagi terkait
3. Terkait hubungan organisasi antara pelaksanaan Program (Jangkau,
otoritas jasa keuangan, Dinas Sinergi, dan Guideline) yang dapat
Kelautan dan Perikanan, Perbankan menjadi pedoman pelaksanaannya
(BRI) yang bergabung untuk agar tidak terjadi multiinterpretasi
melaksanakan program ini menjalin pada program ini.
hubungan yang sangat baik dan selalu 2. Perlu adanya peningkatan kerjasama
ada koordinasi antara pembuat (team work) antara Petugas bagian
program, pelaksana dan penyaluran pencairan dana peminjaman modal
kreditnya sehingga mengakibatkan usaha Program Jaring (Jangkau,
tidak adanya miss komunikasi yang Sinergi, dan Guideline) untuk saling
dapat menimbulkan permasalahan membantu hasil Program Jaring
besar. (Jangkau, Sinergi, dan Guideline)
4. Masalah karakteristik agen pelaksana, dengan melihat berbagai aspek
Dinas kelautan dan Perikanan tidak kehidupan dan kepentingan bersama.
memiliki SOP, namun hanya saja 3. Perlu adanya peningkatan sumber
implementor sebagai Pegawai Negeri daya finansial yang dapat menunjang
Sipil harus mentaati aturan-atura keberhasilan program serta
yang dibuat oleh pemerintah. tercapainya sarana prasarana yang
Implementor yang ada selama ini memadai dengan cara meningkatkan
sudah cukup mematuhi aturan yang anggaran untuk melaksanakan
ada,namun kepatuhan itu harusnya program ini.
lebih ditingkatkan lagi agar tingkat 4. Dalam pelaksanaan Program Jaring
kedisiplinan implementor lebih baik (Jangkau, Sinergi, dan Guideline)
yang terdapat didalam Nota masih mengalami kekurangan staff
Kesepakatan. atau sumber daya manusia untuk
5. Kondisi ekonomi, sosial dan politik mensosialisasikan program ini lebih
juga turut menjadi variabel yang luas lagi, maka dari itu sebaiknya
mempengaruhi keberhasilan Otoritas Jasa Keuangan dan Dinas
implementasi kebijakan. Kondisi Kelautan dan Perikanan menambah
sosial ekonomi memiliki pengaruh lagi sumber daya manusia yang
dalam pelaksanaan program ini, bertugas di lapangan dengan cara
karena sebagian besar masyarakat merekrut pegawai baru, serta perlu
yang hadir dalam program Jaring diadakannya peningkatan kualitas
(Jangkau, Sinergi, dan Guideline) atau mutu dari setiap implementor
adalah masyarakat nelayan yang dengan memberikan pelatihan-
memang menginginkan program ini pelatihan.
namun terkendala pada biaya dan 5. Membuka ruang komunikasi publik
prosedur persyaratan untuk yang luas agar Program Jaring
mengajukan pengkredittan Di dalam (Jangkau, Sinergi, dan Guideline) ini
kondisi sosial ekonomi politik juga dapat tersosialisasi dengan baik,
sangat berpengaruh untuk serta kejelasan program ditiap
berjalannya program ini. metode hingga pada efek samping
6. Sejauh ini program Jaring (Jangkau, dapat diketahui oleh para nelayan.
Sinergi, dan Guideline) telah Hal tersebut dapat dilakukan melalui
dipahami oleh implementor dengan pengadaan sosialisasi antara Otoritas
baik, dimana implementor telah Jasa Keuangan, Dinas Kelautan dan
memahami apa yang menjadi tugas Perikanan dan Perbankan (BRI).
dan tanggung jawab mereka dalam 6. Membuat forum komunikasi dan
melaksanakan program Jaring dialog antara masyarakat, Otoritas
(Jangkau, Sinergi, dan Guideline) di Jasa Keuangan, Dinas Kelautan dan
Provinsi Lampung. Perikanan dan Perbankan (BRI).

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825


107
Serli Ani dan Eko Budi Sulistio, Implementasi Program Jaring...
beserta perwakilan ulama dan tokoh Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan
masyarakat yang ada, yang bertujuan Publik Panduan Praktis Mengkaji
untuk memberikan pemahaman Masalah dan Kebijakan Sosial,
tentang pentingnya mengikuti Bandung: Alfabeta
Program Jaring (Jangkau, Sinergi,
Sulistio, Eko Budi. 2013. Buku Ajar
dan Guideline) supaya tidak
Kebijakan Publik (Public Policy):
menimbulkan miss komunikasi yang
Kerangka Dasar Studi Kebijakan
dapat menghilangkan isu-isu negatif
Publik.
tentang Program Jaring (Jangkau,
Sinergi, dan Guideline). Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004.
Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta: Gova
DAFTAR PUSTAKA Media.
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Wahab, Solichin Abdul. 2004. Analisis
Publik, Jakarta : Salemba Humanika. Kebijakan Dari Formulasi Kebijakan
Implementasi Kebijakan Negara,
----------, 2004. Kebijakan Publik, Jakarta Jakarta: Bumi Aksara.
: Yayasan Pancur Siwah.
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik:
Agustino. 2008. Memahami ilmu politik. Teori, Proses dan Studi Kasus,
Bandung: AIPI. Yogyakarta:C A P S.
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
Kebijakan Publik, Yogyakarta: UGM Tentang Perlindungan dan
Press. Pemberdayaan Nelayan
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Tentang Perikanan
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Undang – undang Nomor 21 Tahun 2011
Mardianto, Prof. Dr. Ir. Totok, M.S,dkk. Tentang Otoritas Jasa Keuangan
2013. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Perspektif Kebijakan Publik. DkpLampung.hol.es/sejaraj/dinas-
Bandung: Alfabeta Kelautan-dan-Perikanan-provinsi-
Lampung.diaksestanggal22Oktober20
Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. 16)
Qualitative Data Analysis. London:
sage Publication http://dhizzztie.wordpress.com/2011/05
/09/kehidupan-masyarakat-pesisir-
Moloeng, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Lampung.diakses12Oktober2016)
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. http://seputarLampung.co.id/program-
jaring-untuk-pengembangan-
Nugroho, D. Riant. 2008. Public Policy, kelautan-dan-
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. perikanan/diakses5/10/2015:16.00)
Kelompok Gramedia.
www.ojk.go.id/kanal/perbankan/tentang
Subarsono, AG. 2010. Analisis Kebijakan perbankan/pages/tugas.aspx.diaksest
Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). anggal12Oktober2016)
Cetakan V Desember 2010,
Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian PesisirLampung.blogspot.co.id/2011/05/p
Kuantitatif Kualitatif, Bandung: otensi-sumber-daya-alam-
Alfabeta. pesisir.html?m=1. diakses tanggal 12
Oktober 2016
Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan
Publik: Kajian Proses dan Analisa
Kebijakan, Yogyakarta: Penerbit
Ombak.

ADMINISTRATIO ISSN: 2087-0825

Anda mungkin juga menyukai