Anda di halaman 1dari 32

Kajian Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kecamatan Semparuk Kabupaten

Sambas
RENCANA PENELITIAN 

I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Kecamatan


(PNPM-PPK)/Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) merupakan bagian upaya pemerintah
Indonesia memberdayakan masyarakat perdesaan menanggulangi kemiskinan secara
terpadu dan berkelanjutan. Di Kabupaten Sambas, pelaksanaan program sangat terasa dan
benar-benar dapat dinikmati langsung oleh masyarakat, dan terbukti dapat
menumbuhkembangkan sumber daya yang ada. Program ini telah memberi sumbangsih
besar bagi kemajuan pembangunan di daerah maupun menggerakkan partisipasi
pemerintah daerah dan pemberdayaan masyarakat (Fasilitator Kabupaten Sambas, 2009).
Program ini telah berjalan delapan tahun, dari Tahun 2003 hingga 2010, yakni PPK II
(2003-2005), PPK III (2006-2007), PNPM-PPK/MPd (2008), dan PNPM-MPd (2009-
2010). Sampai tahun 2011, program ini tetap masih dilanjutkan.

Antusiasme masyarakat dalam berpartisipasi pada PPK II terlihat pada kegiatan-


kegiatan yang dilaksanakan. Keaktifan masyarakat pada fase ini tertinggi di penggalian
gagasan mencapai 23,77%, dan 36,1% di Fase III. Keterlibatan kaum perempuan di Fase II
cenderung naik dari 38,01% menjadi 38,47%, dan di Fase III naik dari 38,47% menjadi
45,32%. Pada PNPM-PPK yang luncurannya dimulai pada tahun 2007, tingkat partisipasi
masyarakat terbilang aktif. Partisipasi masyarakat tertinggi terjadi pada tahap penggalian
gagasan mencapai 27,12% dengan keterlibatan kaum perempuan 43,66%. Partisipasi
perempuan tertinggi terjadi pada tahap penggalian gagasan, mencapai 24,23%. Tingkat
partisipasi orang miskin tertinggi pada tahap penggalian gagasan yaitu mencapai 58,86%.
Untuk partisipasi masyarakat dalam bentuk swadaya dan tenaga, PPK Fase II dan III
swadaya tertinggi ditunjukkan warga di Kecamatan Paloh yakni Rp 28.276.000 atau
10,58% dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)  yang digunakan untuk membangun
jalan rabat beton tahun 2005 dan Rp 25.386.500 atau 10% dari BLM yang digunakan untuk
membangun jalan rabat beton tahun 2006. Pada PNPM-PPK/MPd, swadaya tertinggi
ditunjukkan warga di Kecamatan Sajingan Besar, sebesar Rp 22.377.500 (TK PNPM-MPd
Kab. Sambas, 2008). 
Kelompok simpan pinjam khusus perempuan beranggotakan ibu-ibu rumah tangga
yang bergerak di usaha mikro. Usaha mikro seperti ini banyak terdapat di Indonesia yang
mampu menopang perekonomian rumah tangga miskin dan bisa menjadi penyangga
ekonomi nasional. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi
memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini
ditunjukkan oleh keberadaan UMKM dan koperasi yang telah mencerminkan wujud nyata
kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2007 tumbuh sebesar 6,3%
terhadap tahun 2006. Bila dirinci menurut skala usaha, pertumbuhan PDB Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) mencapai 6,4% dan Usaha Besar (UB) tumbuh 6,2%. Dibandingkan tahun
2006 pertumbuhan PDB UKM hanya 5,7%, dan PDB UB hanya 5,2%. Pada tahun 2007 total
nilai PDB Indonesia mencapai Rp 3.957,4 triliun, dimana UKM memberikan kontribusi
sebesar Rp 2.121,3 triliun atau 53,6% dari total PDB Indonesia. Pertumbuhan PDB UKM
tahun 2007 terjadi di semua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor
bangunan sebesar 9,3%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,5%, dan sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 7,8%. Jumlah populasi UKM pada tahun 2007
mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total unit usaha di Indonesia,
sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh
tenaga kerja Indonesia (BPS dan Kemenegkop UKM, 2008).

Besarnya peran UKM harus diikuti dengan adanya pembinaan kepada berbagai
kelemahan dan permasalahan yang dihadapinya. Salah satu permasalahan yang UKM
hadapi adalah terbatasnya akses UKM kepada sumber daya produktif. Akses kepada
sumber daya produktif terutama terhadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar.
Dalam hal pendanaan, produk jasa lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit
modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Bagi UKM keadaan ini sulit
untuk meningkatkan kapasitas usaha ataupun mengembangkan produk-produk yang
bersaing. Di samping persyaratan pinjamannya juga tidak mudah dipenuhi, seperti jumlah
jaminan meskipun usahanya layak, maka dunia perbankan yang merupakan sumber
pendanaan terbesar masih memandang UKM sebagai kegiatan yang beresiko tinggi. Pada
tahun 2003, untuk skala jumlah pinjaman dari perbankan sampai dengan Rp 50 juta,
terserap hanya sekitar 24% ke sektor produktif, selebihnya terserap ke sektor konsumtif
(Bappenas, 2008).

Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) PNPM-MPd merupakan salah


satu alternatif pemecahan permasalahan permodalan, bahkan sampai pada bantuan teknis,
informasi, teknologi, manajemen, dan pasar. Kegiatan SPP mendapatkan alokasi dana
maksimal 25% dari total dana BLM dalam PNPM-MPd. Jika alokasi untuk kegiatan SPP
masih tidak terserap habis, maka dana akan ditambahkan untuk dijadikan dana kegiatan
”open menu” untuk campuran dan khusus perempuan. Pada tahun 2008 yang merupakan
tahun pertama dilaksanakannya program PNPM-MPd di Kecamatan Semparuk, dana SPP
teralokasi sebesar Rp 625 juta dan tidak terserap habis. Dana yang terserap hanya Rp 484
juta (setelah ditambah 5% untuk UPK dan TPK menjadi Rp 509.473.680) dengan
konsekuensi sisanya (Rp 115.526.320) dijadikan dana untuk kegiatan sarana prasarana
fisik yang habis terpakai. Untuk alokasi dana tahun 2009, SPP mendapatkan alokasi Rp 500
juta (25% dari BLM Rp 2Milyar) terserap habis Rp 475 juta untuk kelompok reguler (UPK
Kecamatan Semparuk, 2010). Begitu juga dengan alokasi dana tahun 2010, alokasi dana
SPP sebesar Rp 562,5 juta terserap habis Rp 534,4 juta.

Jika dilihat dari dana yang mengendap setelah cicilan berjalan, maka dana tersebut
banyak yang mengendap, bahkan dari bulan pertama cicilan pengembalian simpanan oleh
kelompok SPP. Hal ini terjadi setiap tahun meskipun jumlah dana pinjaman dan peminjam
bertambah untuk kelompok reguler maupun kelompok perguliran. Dana mengendap di
bulan kedua dan seterusnya sampai setahun lamanya. Hal itu karena tidak adanya daftar
tunggu kelompok SPP sehingga dana lebih lama mengendap di rekening UPK. Jumlah
kelompok reguler tahun anggaran 2010 sebanyak 17 kelompok dengan jumlah pinjaman
sebesar Rp 534,4 juta dan pinjaman untuk 27 kelompok perguliran sebesar Rp
1.547.462.000 tanpa daftar tunggu (UPK Kecamatan Semparuk, 2011a).

Dana yang tidak terserap habis secara kontinyu untuk kegiatan SPP menjadi hal
yang disayangkan karena tidak bisa digulirkan di masyarakat sehingga secara manfaat
akan berkurang. Dilihat dari laporan bulan Mei 2011, kas yang mengendap di rekening
bank dan kas UPK Semparuk sebesar Rp.637.971.455,85 sedangkan tunggakan sebesar Rp
5.884.500 untuk bulan Mei 2011. Surplus ditahan sebesar Rp 265.588.489,95 dan surplus
berjalan sebesar Rp 107.379.472,46 dan saldo pinjaman beredar Rp 1.304.293.000 (UPK
Kecamatan Semparuk, 2011b). Untuk itu perlu ada usaha memaksimalkan pemanfaatan
dana SPP ini bagi kelompok masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
miskin. Selain itu, perlu juga diketahui apakah dengan tidak terlalu pesatnya pertumbuhan
pinjaman dari kelompok masyarakat juga disebabkan belum terlalu dirasakannya manfaat
langsung dari peminjaman dana SPP tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Selain itu, perlu juga dilihat apakah pembinaan terhadap kelompok SPP sudah berjalan
dengan baik atau belum. Pembinaan tidak hanya terhadap penyusunan laporan keuangan
kelompok, tetapi lebih diarahkan untuk bisa meningkatkan omset, aset, ataupun laba usaha
dari setiap anggota serta bagaimana sebaiknya mengelola keuangan keluarga anggota
kelompok.

Agar tujuan pelaksanaan program PNPM-MPd bisa tercapai, maka perlu dirancang
strategi yang tepat berdasarkan kenyataan yang ada pada lembaga UPK, kelompok SPP,
dan lingkungan yang berpengaruh bagi kegiatan SPP tersebut, sehingga peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin benar-benar bisa terwujud. Berdasarkan pemikiran di
atas, maka perlu dilakukan kajian tentang kegiatan SPP di UPK Kecamatan Semparuk
Kabupaten Sambas.

B.  Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari diadakannya kajian ini antara lain.

1.   Bisa dijadikan acuan dalam peningkatan keberhasilan program PNPM-MPd khususnya


kegiatan SPP, baik yang dilaksanakan di Kecamatan Semparuk maupun untuk kecamatan-
kecamatan lain di Kabupaten Sambas.

2.     Bagi peneliti dapat dijadikan pembelajaran “problem solving” dan perumusan strategi
untuk meningkat- kan kinerja lembaga alternatif dalam pemberdayaan usaha mikro pada
khususnya dan UKM pada umumnya.

3.      Bisa dijadikan rujukan untuk kajian selanjutnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.    Lokasi dan Waktu Kajian

1.      Lokasi Kajian

Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan


Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah di Unit Pelaksana Kegiatan (UPK)
Kecamatan Semparuk yang merupakan organisasi pelaksana kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd). Responden kelompok simpan
pinjam perempuan berasal dari 5 desa yaitu Desa Semparuk, Singaraya, Sepadu, Sepinggan,
dan Seburing sesuai dengan kelompok yang menjadi pemanfaat dana program untuk
Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP).

2.      Waktu Kajian
Pengumpulan dan analisis data dilaksanakan selama lima bulan, yaitu bulan Maret 2011 –
Juli 2011. 

B.    Populasi, Sampel, dan Penentuan Jumlah Sampel


Menurut Suharyadi dan Purwanto (2008), populasi adalah sebuah kumpulan dari
semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain dari obyek yang menjadi
perhatian; sedangkan sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi
perhatian. Dalam kajian ini, populasinya adalah semua anggota kelompok simpan pinjam
khusus perempuan yang menjadi pemanfaat dana bergulir SPP dari PNPM-MPd di
Kecamatan Semparuk yang memanfaatkan dana tersebut dari tahun 2008, 2009, dan 2010
tanpa putus-putus (telah beraktivitas dalam kelompok SPP selama tiga tahun).

Jumlah populasi anggota kelompok SPP di Kecamatan Semparuk yang memanfaatkan dana
SPP selama tiga tahun berturut-turut sebanyak 50 orang. Jika mengikuti rumus Slovin,
maka ditetapkan jumlah sampel sejumlah 34 orang, akan tetapi penulis mengambil semua
populasi menjadi sampel kajian (metode sensus).

B.     Pengumpulan Data

Dalam menganalisis dan membahas masalah pada kajian ini membutuhkan data
yang terdiri dari dua sumber data, yaitu:

1.      Data sekunder, merupakan data pendukung yang diperoleh melalui studi kepustakaan
dan data organisasi, antara lain jurnal penelitian, buletin, tesis, buku, Petunjuk Teknis
Operasional (PTO) PNPM-MPd, laporan-laporan hasil kegiatan program, data kegiatan SPP
reguler dan perguliran dana SPP.

2.      Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari lapangan. Untuk
mendapatkan data tersebut menggunakan kuisioner, dengan teknik pengumpulan data
wawancara dan observasi

a.       Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur ini dilakukan untuk mendapatkan data primer langsung


dari pelaku usaha mikro (anggota kelompok SPP), yakni kepada 50 responden terpilih dan
4 (empat) orang pelaku program yang terdiri dari satu orang fasilitator kecamatan, satu
orang pendamping lokal, dan dua orang pengurus UPK.

b.      Observasi
Teknik ini digunakan untuk melakukan pencatatan secara teliti dan sistematis
terhadap obyek kajian yang langsung diamati di lapangan guna melengkapi teknik
wawancara.

C.    Pengolahan dan Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data
berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Tanpa kategori data akan
terjadi chaos. Interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola
atau kategori, mencari hubungan antar berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan
perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian masih
harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain. Hasil interpretasi juga bukan
generalisasi dalam arti kuantitatif, karena gejala sosial terlampau banyak variabelnya dan
terlampau terikat oleh konteks dimana penelitian dilakukan sehingga sukar digeneralisasi.
Generalisasi di sini lebih bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus lagi diuji
kebenarannya dalam situasi lain. Sesungguhnya analisis dapat dibagi menjadi dua macam:
kualitatif dan kuantitatif. Apabila data yang dikumpulkan oleh si peneliti hanya sedikit,
bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun ke dalam
suatu struktur klasifikatoris), maka analisisnya pastilah analisis yang kualitatif (Priadana
dan Muis, 2009).

Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam,
menyeluruh atas obyek tertentu, termasuk lingkungannya. Periset, bersama-sama dengan
pengambil keputusan manajemen (misalnya di dalam organisasi), harus berusaha
menemukan hubungan atas faktor-faktor yang dominan atas permasalahan risetnya. Selain
itu, periset dapat saja menemukan hubungan-hubungan yang tadinya tidak direncanakan
atau terpikirkan. Keunggulan metode studi kasus antara lain adalah bahwa hasilnya dapat
mendukung studi-studi yang lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis-
hipotesis untuk riset lanjutan. Namun, di samping keunggulan tersebut, metode ini
sebenarnya memiliki kelemahan, misalnya bahwa kajiannya menjadi relatif kurang luas,
sulit digeneralisasikan dengan keadaan yang berlaku umum, dan cenderung subyektif
karena obyek riset dapat mempengaruhi prosedur riset yang musti dilakukan (Umar,
2002).

1.      Analisis Statistik Deskriptif

2.      Analisis SWOT

 DAFTAR PUSTAKA
[Asspuk] Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil. 2010. Assessment Kebutuhan
Peningkatan Kapasitas kepada Fasilitator dan kelompok perempuan pengusaha (SPP)
program PNPM. http://natlex.ilo.ch.              [diakses 12 April 2011].
[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2008. Pemberdayaan Koperasi, dan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. http://www.bappenas.go.id. [diakses 22 Agustus 2010].

_______. 2010. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. http://www.bappenas.go.id. [diakses 12 April 2011].

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Indonesia Tahun
2009. http://www.bps.go.id. [diakses 25 Juli 2010].

[BPS dan Kemenegkop UKM] Badan Pusat Statistik dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
2008. Berita Resmi Statistik UKM BPS 2008. http://www.scribd.com. [diakses 22
Agustus 2010].

[Ditjen PMD Kemdagri] Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementrian
Dalam Negeri. 2008.Laporan Tahunan 2008 PNPM Mandiri Perdesaan. Ditjen PMD
Kemdagri. Jakarta.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2000. Microcredit Effects on Rural Poverty and the
Environment.http://www.fao.org. [diakses 20 April 2011]

Fasilitator Kabupaten Sambas. 2009. Enam Tahun Perjalanan PPK/PNPM-MPd Kabupaten Sambas


Provinsi Kalimantan Barat. Faskab Sambas. Sambas.

Godquin, M. 2004. Microfinance Repayment Performance in Bangladesh: How to Improve the


Allocation of Loans by MFIs. Jurnal World Development Vol. 32, No. 11, pp. 1909–1926,
Printed in Great Britain.

Haris, I. 2010. Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan (PNPM-MPd) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan
Batu Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hubeis, M dan M. Najib. 2008. Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi.
Elex Media Computindo. Jakarta.

Hubeis, M. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia Indonesia. Bogor.
[Kemenkum dan HAM] Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2008. Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2008 Nomor 93. Jakarta.

Khandker, S.R. 2000. Savings, Informal Borrowing and Microfinance. Jurnal The Bangladesh
Development Studies. Vol. XXVI Juni-Sept.2000. Nos 2&3. Pp 50-51.

[KM Nasional PNPM-MPd] Konsultan Manajemen Nasional Program Nasional Pemberdayaan


Masyarakat Perdesaan. 2009. Perkembangan Pembiayaan Mikro Kegiatan Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan (Desember 2009). KM Nasional PNPM-MPd. Jakarta.

McLaughlin, K., Adam Satu, and Michael Hoppe. 2007. Kecamatan Development Program


Qualitative Impact Evaluation. The World Bank. Jakarta.

[Menkeu RI] Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2009. Jawaban Pemerintah Atas
Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPR-RI atas RUU APBN 2010 Beserta Nota
Keuangannya. http://www.anggaran.depkeu.go.id. [diakses 22 Agustus 2010].

Priadana, M.S. dan S. Muis. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Rangkuti, F. 2010. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Robinson, M.S. 2004. Revolusi Keuangan Mikro: Volume 2 Pelajaran dari Indonesia. Salemba Empat.
Jakarta.

Seibel, HD dan U. Parhusip. 1998. Attaining Outreach with Sustainability: A Case Study Private-
Microfinance Institution in Indonesia. IDS Bulletin Vol. 29 No.4 1998. Pp.86.

Siagian, D dan Sugiarto. 2002. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Sigap. 2010. PNPM Mandiri Kikis Rentenir di Pulau Poteran http://www.sigapbencana-


bansos.info. [diakses 12 April 2011].

Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametrik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suharyadi dan Purwanto. 2008. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Salemba Empat.
Jakarta.

Suman, A. 2007. Pemberdayaan Perempuan, Kredit Mikro, dan Kemiskinan: Sebuah Studi Empiris.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Maret 2007: 62-72

[Tim KGPNPMM] Tim Kajian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. 2010.


Ringkasan eksekutif Kajian Gender dalam Proyek Pembangunan Berbasis Komunitas:
Implikasi bagi PNPM Mandiri Kertas Kerja Mengenai Temuan-temuan dari Misi Bersama
Lembaga Donor dan Pemerintah. http://siteresources.worldbank.org . [diakses 12 April
2011].

[TK PNPM-MPd] Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan. 2008a. Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan. TK PNPM-MPd. Jakarta.

______2008b. Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


Mandiri Perdesaan. TK PNPM-MPd. Jakarta.

[TK PNPM-MPd Kab. Sambas] Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan Kabupaten Sambas. 2008. Selayang Pandang Pelaksanaan PNPM PPK
2003-2008. TK PNPM-MPd Kab. Sambas. Sambas.

[TNP2K] Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2010. Daftar Lokasi dan Alokasi
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Tahun Anggaran 2011.TNP2K. Jakarta.

Torrens, A. 2005. Analisis Dampak Ekonomi Paska-Konstruksi Program Prasarana Desa


PPK.http://www.banten.ppk.or.id. [diakses 3 September 2010].

[TP PNPM Mandiri] Tim Pengendali Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.
2007. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. TP PNPM
Mandiri. Jakarta.

Triandaru, S dan T. Budisantoso. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta.

Umar, H. 2002. Metode Riset Bisnis Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen
dan Akuntansi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_____.2005. Strategic Management in Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

[UPK] Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Semparuk. 2010. Laporan Tahunan Pelaksanaan


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Semparuk
Tahun 2009. UPK Kecamatan Semparuk. Semparuk.

_____. 2011a. Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan Kecamatan Semparuk Tahun 2010. UPK Kecamatan Semparuk. Semparuk.

_____. 2011b. Laporan Keuangan UPK Kecamatan Semparuk Bulan Mei 2011 Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Semparuk. UPK Kecamatan
Semparuk. Semparuk.

Walpole, R.E. 1993. Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Wuriati, Y. 2008. Analisis Keberlanjutan Lembaga Kredit Mikro Unit Pengelola Kegiatan pada
PNPM Mandiri Perdesaan.Tesis. http://www.mbiipb.or.id.     [diakses 12 april 2011].

PERINGATAN PENULIS:

 Sesungguhnya tulisan di atas secara keseluruhan saya niatkan untuk membangun negeri
ini. Jika memang tulisan itu bermanfaat bagi pembaca dan bisa digunakan untuk
membangun dan mensejahterakan rakyat miskin kita, maka silakan dimanfaatkan dengan
tetap menjunjung tinggi etika dalam pengutipan, yaitu menyertakan daftar
kutipan/pustaka.
Tulisan di atas disusun di bawah bimbingan Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo,DEA dan Dr.H.
Amiruddin Saleh,MS. dan sudah diuji di kolokium Tugas Akhir S2 di Institut Pertanian
Bogor 2011. 
Kepada pembaca yang budiman terima kasih dan semoga bermanfaat.  

CONTOH PROPOSAL SEDERHANA


HALAMAN DEPAN : JUDUL PROPOSAL
PROPOSAL PENGAJUAN
USAHA EKONOMI PRODUKTIF
TAHUN 2008

GAMBAR KALAU PERLU

DIAJUKAN KEPADA:
DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA BARAT

Jl. Pasukan Sindangkasih No. 01 Maja Utara


Maja – Majalengka 45461
HP : 081324715027; 08996331551; 081321643234
E-mail : kt_maut@hotmail.com

Proposal Pengajuan Usaha Ekonomi Produktif Tahun 2008

CONTOH FORMAT SURAT PENGANTAR:


Jl. Pasukan Sindangkasih No. 01 Maja Utara
Maja – Majalengka 45461
HP : 081324715027; 08996331551; 081321643234
E-mail : kt_maut@hotmail.com 
___________________________________________________

Nomor : 08/KTMAUT/VIII/08 17 Agustus 2008


Lampiran : 1 (Satu) Bundel Proposal
Perihal : Pengajuan Proposal Program UEP

Kepada yth. 
Kepala Dinas Propinsi Jawa Barat
Di
Tempat

Assalaamu ‘alaikum wr. wb.

Semoga Bapak selalu dalam lindungan Allah SWT, sehat wal afiat sehingga bisa
melaksanakan semua kegiatan dengan bahagia.

Bersama ini kami ajukan Proposal Program UEP Tahun 2008 untuk Karang Taruna Karya
Mandiri Desa Maja Utara Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka. Dengan segala
kerendahan hati kami memohon, sudilah kiranya Bapak memberikan persetujuan atas
proposal ini. 

Demikian, atas perhatian dan pertimbangannya kami haturkan terima kasih.

Adhitya Karya Mahatvayodha!

Wassalaamu ‘ alaikum wr. wb.

Tanda tangan

Syukur Hidayat, S.Si. Asep Arif Rahmat 


Ketua Sekretaris
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena curahan rahmat dan hidayah-
Nya penyusunan Proposal Pengajuan Usaha Ekonomi Produktif Tahun 2008 Karang Taruna
Karya Mandiri Desa Maja Utara Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka dapat diselesaikan
sesuai harapan.
Proposal berisikan tentang rencana program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu
Tahun 2008. Untuk mencapai sasaran program dan kegiatan tersebut, Karang Taruna
Karya Mandiri menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas,
dan partisipatif. Selanjutnya keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan terus dilakukan
untuk mendorong terwujudnya visi dan misi Karang Taruna.
Penyusunan Proposal Karang Taruna Kabupaten Majalengka ini berpedoman kepada
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Sesuai kedudukannya, proposal ini diharapkan jadi acuan bagi pelaksanaan program di
lapangan.

Maja Utara, 17 Agustus 2008


Ketua Karang Taruna Karya Mandiri
Desa Maja Utara – Kecamatan Maja
Kabupaten Majalengka

Syukur Hidayat, S.Si.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 1
1.3. Landasan Hukum 1

BAB II PROGRAM UEP 3


2.1. Pengembangan Usaha Tikar Mendong 3
2.2. Pengembangan Usaha Tikar Konveksi Jaket 3
2.3. Pengembangan Usaha Simpan Pinjam 3

BAB III PENUTUP 7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan sumber daya manusia selalu merupakan bagian yang sangat vital dalam
pembangunan bangsa dan negara. Mengingat posisinya yang strategis sebagai subyek dan
obyek pembangunan, maka pelaksanaannya selalu mendapat prioritas. Salah satu sumber
daya manusia yang perlu mendapat perhatian adalah generasi muda. Sebagai salah satu
wadah berkumpulnya generasi muda, karang taruna layak memposisikan diri sebagai
ujung tombak pembangunan sumber daya manusia. 
Di tengah upaya Pemerintah memacu perbaikan ekonomi di tingkat nasional, Pemerintah
Kabupaten Majalengka terus berupaya memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Meskipun
pertumbuhan ekonomi semakin baik, namun tantangan pokok yang dihadapi Kabupaten
Majalengka masih cukup besar. Tantangan ini diantaranya adalah masih tingginya angka
pengangguran. 
Terkait dengan masalah pokok tersebut, dibutuhkan adanya program maupun kegiatan
terpadu dan terarah yang dapat menyentuh persoalan dasar pembangunan, sehingga
tantangan pokok pembangunan secara bertahap dapat dituntaskan. Agenda Pemerintah
Daerah untuk mempercepat pembangunan merupakan langkah strategis yang perlu
didukung oleh seluruh domain pembangunan, baik Pemerintah Daerah, Dunia Usaha
maupun Masyarakat. 
Atas dasar itu, Karang Taruna Karya Mandiri Desa Maja Utara Kecamatan Maja Kabupaten
Majalengka berusaha untuk selalu mensinergikan berbagai kegiatannya, agar mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mendukung agenda Pemerintah
Daerah.

1.2. Maksud dan Tujuan


Penyusunan Proposal ini dimaksudkan sebagai:
1. Prasyarat Pengajuan Program Rencana Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif Karang
Taruna Karya Mandiri kepada Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat. 
2. Memberikan gambaran singkat Rencana Pelaksanaan Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif
Karang Taruna Karya Mandiri Tahun 2008.

1.3. Landasan Hukum


1. Undang-undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3390);
3. Undang-undang N0. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437);
6. Kepmensos RI No. 40/HUK/KEP/X/1980 tentang Organisasi Sosial
7. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman
Dasar Karang Taruna;

BAB II
PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF

2.1. Jenis Kegiatan


a. Usaha Tikar Mendong
Pertimbangannya adalah :
1. Sudah ada kegiatannya
2. Adanya permintaan pasar yang jelas dan besar
3. Relatif mudah dikerjakan
4. Tenaga kerja yang melimpah (memberdayakan anggota karang Taruna)
5. Adanya peluang lanjutan berupa alternatif usaha bagi para petani untuk menanam bahan
bakunya.
Untuk itu kami bermaksud mengembangkan usaha ini berupa pemberdayaan modal dan
manajemen kepada 6 kelompok pengrajin.
b. Usaha Konveksi Jaket
Pertimbangannya adalah :
1. Sudah ada kegiatannya
2. Adanya permintaan pasar lokal
Pengembangan usaha ini berupa pemberdayaan modal dan manajemen kepada 1
kelompok pengrajin.

c. Usaha Simpan Pinjam


Pertimbangannya adalah :
1. Sudah ada kegiatannya
2. Untuk mengembangkan kegiatan ekonomi di Pasar Desa Maja Utara
3. Relatif mudah dikerjakan

b. Anggaran Kegiatan dan Biaya


a. Usaha Tikar Mendong 6 Kelompok @ Rp 1.500.000,- Rp 7.500.000 ,-
b. Usaha Konveksi Jaket 1 Kelompok @ Rp 7.000.000,- Rp 7.000.000 ,-
c. Usaha Simpan Pinjam 55 orang @ Rp 100.000,- Rp 5.500.000,- 
Total Biaya Rp 20.000.000,-
(Dua Puluh Juta Rupiah

BAB III
PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat semoga bisa memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan
UEP yang akan dilaksanakan oleh Karang Taruna Karya Mandiri Desa Maja Utara
Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.
Semoga bisa menjadi pertimbangan diperolehnya Program UEP dari Dinas Sosial Propinsi
Jawa Barat. Atas perhatian dan pertimbangannya kami haturkan banyak terima kasih.

KELOMPOK
PEREMPUAN PKH
BULU BERLIAN
Sekretariat : RT. 03
RW. 06 Dsn. Bulu II, Ds.
Randusongo,
Kec. Gerih Kab. Ngawi
------------------------------
------------------------------
----------------------------

Kepada Yth ;
DIREKTORAT JAMINAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

DEPARTEMEN SOSIAL RI

Jalan Salemba Raya No.


28 Gd. D lt.2 jakarta
Pusat

Telp/
Faks.
021-
3925153
Di
Jakarta
Assalamu ’alaikum
wr.wb.

Salam silaturrohim
kami haturkan ,dengan
iringan do’a semoga
Allah SWT
menganugerahkan
hidayah-Nya , sehingga
dapat meningkatkan
pengabdian diri
kepada Allah Tuhan
Yang Maha Kuasa ,
dalam bentuk ibadah
dan amal sholeh.

Bersama ini kami


Kelompok Perempuan
PKH Bulu Berlian,
Dusun Bulu, Desa
Randusongo, Kec.
Gerih Mengajukan
Permohonan Bantuan
Permodalan pada
Program Kelompok
Usaha Bersama (KUBE
FM) Fakir Miskin yang
merupakan Program
Direktorat Jaminan
Kesejahteraan Sosial
bekerjasama dengan
Direktorat
Pemberdayaan Fakir
Miskin untuk
membantu Permodalan
Usaha Bersama
Kelompok Kami.
Demikian permohonan
ini kami ajukan ,
semoga Allah
menganugrahkan rizqi
yang limpah , berkah
dan membawa
maslahah atas ridlo
Allah Yang Maha
Kuasa. Amiiin

Sekian dan terima


kasih.

Wallohul muwaffiq ilaa


aqwamith thoriq
Wassalamu ’alaikum
wr. Wb.

Ngawi, 30 Juli 2009

KELOMPOK
PEREMPUAN PKH
BULU BERLIAN
DESA RANDUSONGO,
KEC. GERIH KAB.
NGAWI

TURISIH KARSINI
Ketua Sekretaris

PROPOSAL
PENGAJUAN BANTUAN
MODAL
KELOMPOK USAHA
BERSAMA (KUBE)

SIMPAN PINJAM
PEREMPUAN
KELOMPOK
PEREMPUAN PKH
BULU BERLIAN
DUSUN BULU DESA
RANDUSONGO
KEC. GERIH, KAB.
NGAWI
JAWA TIMUR

1. KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PKH BULU BERLIAN DUSUN BULU
DESA RANDUSONGO KEC. GERIH KAB. NGAWI
2. ALAMAT

Kelompok Perempuan
PKH Bulu Berlian ini
beralamatkan di Dusun
Bulu II desa
Randusongo, Kec.
Gerih, Kab. Ngawi.

3. JENIS USAHA
SIMPAN PINJAM PEREMPUAN
KELOMPOK PEREMPUAN PKH BULU BERLIAN
DUSUN BULU II DESA RANDUSONGO KEC. GERIH, KAB. NGAWI
Kube ini didirikan atas
dasar Kepentingan
bersama dan dengan
modal Bersama. Jenis
Usaha yang di galakkan
di dalam kelompok
PKH Kecamatan Gerih.
Dalam Kube ini beda
dengan yang lain, dan
di Kecamatan lain.
Dalam Kube ini
diterapkan Simpana
Anggota yang masing
masing Anggota
berbeda Jumlah Modal
dan Anggotanya,
bergantung pada
Jumlah Anggota dan
Jumlah Iuran Simpanan
Wajibnya.

KUBE Simpan Pinjam


ini di terapkan dengan
cara yaitu :
1. Masing masing
Anggota Membayar
Iuran Wajib antara
50.000 sampai
100.000,

2. Iuran ini yang


kemudian dijadikan
Modal Simpan Pinjam.

3. di masing masing
Kelompok Jumlah
Modal Berbeda, masing
masing jumlah modal
antara 2 juta sampai 3
juta rupiah.

4. Modal ini kemudian


digulirkan kepada
anggota yang akan
meminjam dan harus
untuk Modal Pendirian
Usaha, Misal mau
mendirikan Warung,
maka diberi Modal
yang diperlukan,
missal 1 juta.

5. Pinjaman Modal ini


bukannya tidak
kembali, Modal ini
akan dikembalikan
beserta Bunga yang
ditentukan berdasar
Kesepakatan
Ke;ompok.

6. Setelah Usaha
Anggota Peminjam ini
terbentuk, dan
Kemudian Perlahan
lahan mengembalikan
Modal beserta Bunga
ke Kelompok, dari
kelompok, kemudian
Modal ini akan
digulirkan kembali ke
Anggota Peminjam
dengan Syarat sama,
yaitu harus punya
Tujuan yang jelas
untuk Permodalan
Usaha.
Alhamdulillah, Usaha Bersama ini dapat Berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hanya
yang menjadi Permasalahan sampai sekarang ini adalah Kurangnya Modal untuk Pinjaman
ini, dikarenakan Modal yang sedikit, maka Peminjam berikutnya harus menunggu antrian
untuk dapat merasakan Modal untuk Usaha mereka.
Maka dari itu, Kami Memohonkan kepada UPPKH Pusat, sudilah membantu Usaha / KUBE
Simpan Pinjam di Kecamatan Gerih ini dalam hal membantu dalam Permodalan, agar Usaha
Simpan Pinjam ini dapat terus berjalan dan yang lebih penting lagi adalah agar dapat
membantu masyarakat khususnya anggota untuk membantu Permodalan Usaha mereka.

4. RINCIAN MODAL

:
a. Kas Sekarang 2.000.00
0,-
b. Kas dijadikan Modal
SPP, maksimal
Pinjaman @ : 200.000,-

c. Bunga 5 %,

d. Angsuran Per
50.000,- di angsur satu
bulan, dan seterusnya.

Maka Dari itu,


Kelompok Masih
Sangat membutuhkan
Modal,

a. Anggota Kelompok
semakin Banyak

b. Modal masih
membutuhkan
15.000.000,-
5. NAMA ANGGOTA
Kube ini terdiri dari 10
Anggota, Yaitu :

NO NAMA ALAMAT KETERANGAN

DU
RT/
SU DESA Anggota
RW
N
BU
PAINEM 6- RANDUSONG
1 LU Anggota
A Jun O
II
BU
SUPARTI 6- RANDUSONG
2 LU Anggota
B Jun O
II
BU
PAINEM RANDUSONG
3 6-Jul LU Anggota
B O
II
BU
SAMINE RANDUSONG
4 6-Jul LU Anggota
M O
II
BU
SATINE RANDUSONG
5 6-Jul LU Anggota
M O
II
BU
SULIKA RANDUSONG
6 6-Jul LU Anggota
H O
II
BU
SUPIYA RANDUSONG
7 6-Jul LU Anggota
H O
II
BU
RANDUSONG
8 TURISIH 6-Jul LU Ketua
O
II
BU
TANDUR RANDUSONG
9 6-Jul LU Bendahara
Winarti O
II
10 KARSINI 6-Jul BU RANDUSONG Sekretaris
LU O
II

6. PENUTUP

Demikian Proposal
Sederhana ini dibuat,
dengan Masih Banyak
terdapat Kekurangan-
kekurangan, Agar
Dapatnya Kelompok
Kami ini Mendapatkan
Bantuan Permodalan
Untuk Usaha Kelompok
Kami ini, Atas
Perhatiannya Kami
sampaikan Banyak
terima Kasih.

Wassalam

Ngawi, 30 Juli 2009

KELOMPOK
PEREMPUAN PKH
BULU BERLIAN
DESA RANDUSONGO,
KEC. GERIH KAB.
NGAWI

TURISIH KARSINI
Ketua Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai