Anda di halaman 1dari 18

Efektivitas Pemberdayaan UMKM Roti Bolu Fortifikasi Janggel Jagung di Dukuh

Krajan Desa Karangpatihan Balong

M.Thoha Ainun Najib1 , Ika Susiani2 , Nanda Faragita Tirtasari3 , Ridho Pangestu4

Intitut Agama Islam Negeri Ponorogo

Email: thoha.ainun@iainponorogo.ac.id, ikasusiani61@gmail.com ,


nandafaragita11921@gmail.com , Pangesturidho95@gmail.com

ABSTRAK

Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu langkah tepat
untuk meningkatkan proses ekonomi rakyat Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui apakah pemberdayaan UMKM yang kami lakukan di Dukuh Krajan Desa
Karangpatihan sudah berjalan dengan efektif. Metode penelitian yang digunakan yaitu
metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan fakta atau kejadian,
keadaan yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Krajan Desa
Karangpatihan Balong Ponorogo pada saat Kuliah Pengabdian Masyarakat. Hasil
pembahasan artikel menunjukkan bahwa: 1) kegiatan kami berupa program sosialisasi dan
pelatihan yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM berjalan dengan lancar, namun
dalam hal pemberdayaan UMKM sendiri belum efektif karena yang kami harapkan disini
masyarakat atau salah satu masyarakat ada yang mengembangkan produk yang telah kami
sosialisasikan kepada mereka. Namun kenyataannya tidak ada masyarakat yang
memberdayakan produk yang telah kami buat; 2) Program pemberdayaan UMKM yang kami
lakukan tidak berjalan efektif tentunya ada hambatan atau kendala yang menjadi
penyebabnya, berikut adalah analis hambatan-hambatan pemberdayaan yang kami lakukan:
1) Kurangnya partisipasi masyarakat pada saat kegiatan sosialisasi dan pelatihan; 2)
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat janggel jagung atau kurangnya rasa
percaya dalam diri mereka bahwa janggel jagung layak dikonsumsi; 3)Tidak adanya waktu
bagi masyarakat untuk memberdayakan produk roti Bolu fortifikasi janggel jagung; 4)
Kurangnya modal yang dimiliki oleh masyarakat dan kurangnya rasa percaya diri untuk
berwirausaha, serta kurangnya sarana dan prasarana untuk berwirausaha.

Kata Kunci : Efektivitas, Pemberdayaan, UMKM, Janggel Jagung

1
ABSTRACT

Empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) is one of the right steps to
improve the economic processes of the Indonesian people. This study aims to find out whether
the MSME empowerment that we are doing in Dukuh Krajan, Karangpatihan Village, has
been running effectively. The research method used is descriptive qualitative research
method, namely research that explains facts or events, conditions that occur in the field. This
research was conducted in Dukuh Krajan, Karangpatihan Village, Balong Ponorogo during
the Community Service Lecture. The results of the discussion of the article show that: 1) our
activities in the form of socialization and training programs aimed at empowering MSMEs
are running smoothly, but in terms of empowering MSMEs themselves it has not been
effective because what we hope here is that the community or one of the communities will
develop the products we have socialized to them. But the reality is that no community
empowers the products we have made; 2) The UMKM empowerment program that we
carried out was not running effectively, of course there were obstacles or obstacles that caused
it. The following is an analysis of the obstacles to the empowerment that we carried out: 1)
Lack of community participation during socialization and training activities; 2) Lack of
public awareness about the benefits of corn cob or lack of confidence in themselves that corn
cob is suitable for consumption; 3) There is no time for the community to empower corn corn
fortified sponge cake products; 4) Lack of capital owned by the community and lack of self-
confidence for entrepreneurship, as well as a lack of facilities and infrastructure for
entrepreneurship.

Keywords: Effectiveness, Empowerment, MSMEs, Corn Cobs

PENDAHULUAN

“Dalam upaya membangun ekonomi kerakyatan, Presiden RI telah


memberikan arahan untuk melakukan pengembangan UMKM Naik Kelas dan
Modernisasi Koperasi.”Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan
perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit
usaha. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto juga mencapai 60,5%,

2
dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga
kerja nasional."Sebelumnya, kondisi UMKM lokal sempat menurun pada dua tahun
pertama pandemi Covid-19 yakni di tahun 2020-2021. Berdasarkan survei dari
UNDP dan LPEM UI yang melibatkan 1.180 responden para pelaku UMKM
diperoleh hasil bahwa pada masa itu lebih dari 48% UMKM mengalami masalah
bahan baku, 77% pendapatannya menurun, 88% UMKM mengalami penurunan
permintaan produk, dan bahkan 97% UMKM mengalami penurunan nilai aset.
Kebijakan strategis yang diterapkan Pemerintah di antaranya yaitu Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), implementasi UU Cipta Kerja dan aturan
turunannya, maupun program Bangga Buatan Indonesia (BBI). Program PEN sendiri
mencakup program Dukungan UMKM, di antaranya di bidang pembiayaan KUR
pada masa pandemi, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Subsidi
Bunga/Margin Non-KUR, Penempatan Dana/Penempatan Uang Negara,
Penjaminan Kredit UMKM, Pembiayaan investasi kepada koperasi melalui LPDB
KUMKM, Pajak Penghasilan Final (PPh) UMKM Ditanggung Pemerintah, serta
Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan (BTPKLWN)."

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pertumbuhan UMKM di Indonesia


begitu pesat dimana sekitar 60,5℅ kontribusi UMKM untuk Indonesia dan 96,9℅
penyerapan tenaga kerja di Indonesia adalah berasal dari UMKM. Meskipun sempat
mengalami penurunan pemerintah Indonesia tetap mempertahankan eksistensi
UMKM dengan membentuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Dari hal
tersebut tentunya bisa dilihat bahwa UMKM begitu penting untuk pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Namun kenyataannya untuk menumbuh kembangkan Usaha
Kecil Mikro Menengah tidaklah mudah,"karena dalam pertumbuhannya sangat
banyak mengalami kendala-kendala dan keterbatasan sehingga kurang mampu
untuk berkembang seperti adanya faktor internal dan eksternal."Faktor internal dari
kendala perkembangan UMKM antara lain kurangnya modal masyarakat untuk
mengembangkan usahanya, kualitas SDM yang kurang memahami tentang UMKM,
mental pengusaha UMKM masih lemah untuk mengembangkan usahanya,
sedangkan dari faktor eksternal sendiri antara lain iklim usaha belum kondusif,
terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendirikan usaha, terbatasnya akses pasar
dan terbatasnya informasi.

3
Melihat permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya pelaku
UMKM, perlu adanya suatu upaya untuk menciptakan suatu inovasi kepada
masyarakat agar UMKM terus berkembang dan eksistensinya tidak menurun. Maka
dari itu KPM Inisiatif Mandiri Terprogram Kelompok 110 yang bertempat di Dukuh
Krajan Desa Karangpatihan Balong Ponorogo membuat inovasi UMKM dengan
menggunakan janggel jagung sebagai bahannya. Dimana janggel jagung tersebut
dibuat tepung terlebih dahulu dan tepung tersebut bisa diolah menjadi berbagai
macam makanan yang bahannya menggunakan tepung, tetapi kami memfokuskan
pengolahan tepung janggel jagung tersebut untuk dibuat menjadi roti bolu. Kami
memilih membuat roti dari tepung janggel jagung ini adalah untuk memaksimalkan
manfaat dari janggel jagung itu sendiri, dimana janggel jagung yang biasanya
dibuang atau dibuat untuk bahan bakar ternyata bisa dijadikan sebagai sebuah
produk yang bisa dikonsumsi dan terbukti aman untuk dimakan. Selain itu
penggunaan tepung janggel jagung juga bisa meminimalisir modal yang dibutuhkan
untuk berusaha, karena tepung ini bisa dijadikan sebagai bahan tambahan untuk
tepung terigu, jadi tepung terigu yang dibutuhkan untuk membuat roti tidak terlalu
banyak karena ada bantuan dari tepung janggel jagung. Selain itu tujuan kami
memberdayakan UMKM ini adalah agar masyarakat dapat berwirausaha dirumah
dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di desa tersebut. Dengan begitu
masyarakat yang tadinya tidak mempunyai usaha atau masyarakat yang masih
bingung untuk mendirikan usaha bisa termotivasi dengan pemberdayaan UMKM
produk roti janggel jagung yang kami buat.
Penelitian mengenai Efektivitas Pemberdayaan UMKM telah dilakukan oleh
beberapa peneliti terdahulu yang selanjutnya akan dijadikan literature review pada
penelitian ini, diantaranya 1). Artikel oleh Irman Nurrachman:2018, menggunakan
penelitian"kualitatif dengan pendekatan deskriptif, serta sumber data sebanyak 7
orang. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan
studi kepustakaan dan studi lapangan dengan cara observasi dan
wawancara."Dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan program
pemberdayaan UMKM"belum berjalan efektif bila ditinjau dari Kegiatan-kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat seperti Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Lingkungan dan
Bina Kelembagaan, serta hambatan dalam pelaksanaan program pemberdayaan

4
UMKM yaitu kompetensi SDM, permodalan, pemasaran, kurangnya dukungan
kelembagaan."1 2). Ita Rosita dan Harapan Tua Ricky Freddy Simanjuntak:2022,
adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan lokasi
penelitian UMKM wilayah Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai. Dalam artikel
ini membahas Efektivitas Program UMKM menjadi 5 indikator berbeda yaitu
Pemahaman Program, Tepat Sasaran, Tepat Waktu, Tercapainya Tujuan, Perubahan
Nyata bahwa pelaksanaan"program UMKM telah efektif dilaksanakan, namun masih
harus ada perbaikan dan perkembangan agar UMKM dapat meningkatkan hasil
usahanya serta faktor penghambat dari pelaksanaan program tersebut adalah
sosialisasi yang masih harus diperbaiki serta masih kurangnya dukungan dari
perusahaan lokal dalam berkontribusi membangun daerah melalui pemberdayaan
UMKM.2"
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan yang penulis lakukan
adalah dari segi inovasi pemberdayaan yang kami lakukan yang dimana disini kami
melakukan inovasi terhadap potensi lokal masyarakat yaitu janggel jagung yang
akan dibuat tepung dan diolah menjadi makanan layak konsumsi. Penelitian ini juga
dilakukan untuk melihat apakah pemberdayaan UMKM yang kami lakukan di
Dukuh Krajan Desa Karangpatihan ini sudah berjalan dengan efektif atau masih
perlu ditingkatkan lagi.
Berdasarkan uraian diatas kami tertarik meneliti mengenai Efektivitas
Pemberdayaan UMKM Roti Bolu Fortifikasi Janggel Jagung di Dukuh Krajan Desa
Karangpatihan Balong dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana Pengertian dan Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) ?
2) Bagaimana Efektivitas Pemberdayaan UMKM Roti Bolu Fortifikasi Janggel
Jagung di Dukuh Krajan Desa Karangpatihan Balong?

1
Nuracchman,Irman , “Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kabupaten Ciamis “, dalam Jurnal MODERAT: Vol. 4, No. 3, Agustus 2018 (Bandung), hlm. 136.
2
Rosita, Ita dan Simanjuntak, Harapan Tua, “Efektivitas Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai” dalam Jurnal Niara : Vol. 14, No. 3,
Januari 2022 (Pekanbaru), hlm. 259.

5
3) Bagaimana Hambatan-hambatan dalam Penerapan Pemberdayaan UMKM
Roti Bolu Fortifikasi Janggel jagung?

METODE

Dalam penulisan artikel ini, metode penelitian yang kami gunakan adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan fakta atau
kejadian, keadaan yang terjadi di lapangan, dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Krajan Desa Karangpatihan Balong
Ponorogo pada saat Kuliah Pengabdian Masyarakat. Dalam hal pemberdayaan
UMKM ini kegiatan yang kami lakukan adalah berupa program sosialisasi dan
pelatihan dengan bertujuan untuk agar masyarakat bisa meningkatkan UMKM
dengan berwirausaha dirumah dan juga untuk meminimalisir limbah janggel jagung
dilingkungan mereka. Data diperoleh melalui metode pengamatan langsung atau
observasi dan dokumentasi untuk memperoleh informasi tentang Efektivitas
Pemberdayaan UMKM Fortifikasi Janggel Jagung di Dukuh Krajan Desa
Karangpatihan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengertian dan Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah


Untuk melakukan kegiatan pemberdayaan tentang UMKM kepada
masyarakat tentunya terlebih dahulu diperlukan suatu pemahaman tentang apa itu
definisi dan karakteristik dari UMKM, sehingga dengan mengetahui terlebih dahulu
tentang definisi dan karakteristik UMKM maka pemberdayaan dapat dilakukan
dengan baik dan maksimal. Adapun definisi dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang dapat dijalankan secara mandiri
oleh perorangan atau kelompok kecil dengan pendapatan ekonomi tertentu yang
dapat meningkatkan kesempatan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang
menyeluruh sampai ke pedesaan. Penjelasan UMKM menurut UU No. 9 tahun 1999
telah diubah dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan

6
Menengah agar perkembangannya semakin dinamis untuk mencapai pengertian
UMKM adalah sebagai berikut:3
1) Usaha mikro adalah usaha produktif yang dimiliki oleh badan usaha swasta
atau perseorangan yang dapat memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur
dalam ketentuan Undang-undang ini.
2) Usaha kecil adalah usaha produktif, berdiri sendiri yang dijalankan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan afiliasi yang dapat
langsung atau tidak langsung dikuasai, dimiliki atau menjadi bagian dari
perusahaan menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha.
3) Usaha menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri dan dijalankan
oleh orang perseorangan atau unit usaha berpemilik yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang, yang dapat dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian dari usaha kecil atau perusahaan besar secara langsung dengan jumlah
kekayaan untuk membersihkan.
4) Perusahaan besar adalah perusahaan yang dijalankan oleh hanya satu
perusahaan atau yang jumlah aset atau hasil penjualan tahunannya lebih
besar daripada hasil usaha menengah yang hanya mencakup badan usaha
milik negara atau swasta yang beroperasi di Indonesia.
5) Dunia usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha
Besar yang dilakukan melalui kegiatan ekonomi di Indonesia dan yang
berdomisili di Indonesia

Berdasarkan perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dapat dipaparkan


ke dalam empat kelompok, antara lain:4

1) Livelihood Activities, adalah Usaha Mikro Kecil Menengah yang memiliki


sifat sebagai kesempatan kerja dengan tujuan untuk mencari nafkah,
contohnya seperti penjual di pinggiran trotoar.
2) "Usaha Mikro adalah UMKM yang sifatnya pengrajin tapi belum memiliki
sifat kewirausahaan."

3
Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah”. (Jakarta: Kementrian Hukum dan HAM).
4
Dr. Lathifah Hanim, S.H., M.Hum., M.Kn. dan Dr. MS. Noorman, S.Sos, MTr. Oprsla, M.Tr. Han.,
“UMKM dan Bentuk-bentuk Usaha”. (Semarang: UNISSULA PRESS, 2018). Hlm 8-9.

7
3) "Usaha Kecil merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah yang memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan perubahan menjadi Usaha Besar."
4) "Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah unit usaha produksi
otonom yang dioperasikan oleh individu atau unit usaha di semua sektor
ekonomi."

"Setelah mengetahui apa itu definisi UMKM selanjutnya adalah


mengetahui tentang karakteristik UMKM yang akan dipaparkan sebagai berikut:
(1) Mempunyai skala usaha yang kecil baik modal, penggunaan tenaga kerja
maupun orientasi pasar. (2) Banyak berlokasi di pedesaan, Kota-kota kecil atau
daerah pinggiran kota besar. (3) Status usaha milik pribadi atau keluarga. (4)
Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya yang direkrut melalui
pola pemagangan atau melalui pihak ketiga. (5) Pola kerja seringkali part time
atau sebagai usaha sampingan dari kegiatan lainnya. (6)Memiliki kemampuan
terbatas dalam mengadopsi teknologi, pengelolaan usaha dan administrasinya
sederhana. (7) Struktur permodalan sangat terbatas dan kekurangan modal kerja
serta sangat tergantung terhadap sumber modal sendiri dan lingkungan pribadi.
(8)) Izin usaha seringkali tidak memiliki dan persyaratan usaha tidak dipenuhi.
(9) Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering
berubah secara cepat.5"

Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

"Efektivitas merupakan suatu unsur pokok untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya dalam sebuah organisasi, kegiatan maupun program
tertentu. Disebut efektif apabila tujuan tersebut telah tercapai atau tujuan tersebut
tepat pada sasarannya. Secara singkat, efektivitas adalah pengukuran dalam arti
tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya, dijelaskan oleh
Steers, bahwa efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu
sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan
sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi
5
Djawahir Hejazzley, “Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Melalui
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Untuk Mengentaskan Kemiskinan Dan Pengurangan Pengangguran”,
dalam Jurnal Al-Iq-tishad: Vol. I, No. 1, Januari 2009 (Jakarta), hlm. 38.

8
tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya (Tangkilisan, 2005:141).
Selanjutnya Steers mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas,
yaitu produktivitas, kemampuan adaptasi kerja, kepuasan kerja, kemampuan
berlaba dan pencarian sumber daya."

"Soewarno juga mengemukakan pendapatnya yang mengatakan bahwa


efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Daster I. Bernard,
efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama, sehingga
efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional yang sesuai.
Secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu
lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya
atau untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dari beberapa
uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas suatu lembaga secara fisik maupun non fisik untuk
mencapai tujuan serta meraih keberhasilan yang maksimal.6"

Pemberdayaan sendiri merupakan upaya yang dilakukan untuk


membebaskan seseorang atau sekelompok orang dari hambatan ekonomi. Dengan
pemberdayaan atau penguatan UMKM ini dapat mewujudkan sebuah masyarakat
yang adil, demokraris dan sejahtera. 7
Terdapat tiga faktor utama dalam
pemberdayaan masyarakat pedesaan yaitu:

1) Menumbuhkan iklim usaha


Menurut buku Zubaedi, menciptakan lingkungan bisnis adalah salah satu hal
yang memperkuat komunitas, terutama untuk usaha kecil. Indikator
perkembangan lingkungan usaha, yaitu:
a) Pembiayaan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM:

6
Rifa'i, Bachtiar, “Efektivitas Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) Krupuk Ikan dalam
Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan Masyarakar Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo”, dalam Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik: Vol. 1, No. 1, Januari 2013 (Surabaya), hlm.
132.
7
Miko, Jeroh dkk, “Efektivitas Pemberdayaan UMKM Dalam Kemajuan Ekonomi Kerakyatan Bagi Masyarakat
Desa”, dalam Jurnal AL-QASD: Vol. 4, No. 2, Agustus 2022 (Medan), hlm. 101-102.

9
Perluasan sumber keuangan dan memberikan kesempatan kepada
pelaku untuk menjangkau pinjaman kredit dari bank dan lembaga
lainnya.
b) Sarana dan prasarana berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008:
Dengan membangun infrastruktur publik yang dapat mendorong,
mempromosikan dan mengembangkan pertumbuhan usaha kecil dan
menyediakan infrastruktur kepabeanan bagi pemilik usaha kecil.
c) Informasi komersial sesuai Pasal 10 UU No. 20 tahun 2008 tentang
usaha mikro; mengatur dan menyebarluaskan informasi tentang pasar
sumber pendanaan, bahan baku, penjamin, desain, teknologi dan
kualitas.
d) Promosi perdagangan dan dukungan kelembagaan.
2) Memperkokoh Potensi Yang Dimiliki UMKM
Adapun indikator dalam memperkokoh potensi yang dimiliki, yaitu:
a) Produksi dan pengolahan.
b) Pemasaran, dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, perluasan
pemasaran dilakukan dengan cara: a). Melakukan penelitian dan
melakukan kajian pemasaran, b). Menyebar informasi pasar, c). Dapat
meningkatkan kemampuan manajemen dalam pemasaran, d).
Menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.
c) Sumber daya manusia dapat melihat kualitas yang dilakukan oleh
seseorang pada waktu yang ditentukan untuk dapat memperoleh hasil
produknya.
d) Desain dan Teknologi, yang dilakukan dengan memperluas
kemampuan dibidang desain dan teknologi dan pengendalian mutu,
serta dapat meningkatkan kerjasama, kemampuan dalam UMKM
untuk memperluas desain dan teknologi baru.

3) Melindungi Usaha Masyarakat


Salah satu bentuk perlindungan usaha mikro, kecil, dan menengah dari
pemerintah melalui pemberlakuan Pasal 35 UU No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM adalah:

10
a) Usaha Besar dilarang keras memiliki atau menguasai UMKM sebagai
mitra usaha dalam melakukan hubungan kemitraan sebagaimana yang
tertera dalam pasal 26.
b) Usaha Menengah dilarang mempunyai dan menguasai Usaha Mikro
Kecil.8

Dilihat dari pengertian efektivitas dan pemberdayaan, maka efektivitas


pemberdayaan UMKM adalah pengukuran upaya untuk melihat potensi
keberhasilan yang sudah dimiliki sendiri oleh UMKM. Jadi pendekatan
pemberdayaan UMKM titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya UMKM
yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri.
Pendekatan pemberdayaan UMKM yang demikian diharapkan dapat memberi
peranan kepada individu sebagai subyek pelaku pembangunan yang ikut
menentukan masa depan dan kehidupan UMKM.

Efektivitas Pemberdayaan UMKM Roti Bolu Fortifikasi Janggel Jagung di Dukuh


Krajan Desa Karangpatihan Balong

Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan Menengah Roti Bolu Fortifikasi Janggel
Jagung ini kami lakukan di Dukuh Krajan Karangpatihan Balong Ponorogo, yang
dimana dalam pemberdayaan UMKM ini kami melakukan upaya yaitu berupa
sosialisasi dan pelatihan. Sosialisasi dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Juli
2023 yang bertempat di Balai Desa Karangpatihan dengan menghadirkan
narasumber yaitu Ibu Near Anggreini Hesti Noviana yang menjelaskan materi
tentang Kewirausahaan.
Sosialisasi merupakan proker kami yang bertujuan untuk memberikan
peluang kepada masyarakat untuk berwirausaha sendiri dirumah agar bisa
dijadikan pekerjaan sampingan. Selain itu agar masyarakat bisa menjadikan potensi
lokal Desa Karangpatihan untuk dijadikan sebagai sebuah produk yang bisa
diperjualbelikan serta agar bisa mengurangi limbah janggel jagung. Dalam sosialisasi
kali ini hanya dihadiri oleh separuh undangan, dimana undangan peserta yang
8
Ferdian, Arif, “Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui Pengembangan UMKM Oleh Dinas
Perdagangan, Perindustrian dan UKM di Desa Pompaniki”, (2019). Diakses melalui
https://ojs.unanda.ac.id/indeks.php/ilagaligo/article/view/196 pada 10 Agustus 2023.

11
jumlahnya 30 terdiri dari 15 kelompok tani dan 15 ibu-ibu PKK hanya dihadiri oleh
15 peserta saja. Tentunya hal ini menjadi hambatan karena sosialisai berjalan kurang
maksimal, karena masyarakat yang hadir tidak banyak. Meskipun begitu
serangkaian acara sosialisasi berjalan dengan lancar dan antusiasme peserta yang
hadir dapat dilihat dari dua peserta yang bercerita bahwa mereka ingin memiliki
usaha atau ingin berwirausaha tetapi mereka masih terkendala waktu dan
terkendala biaya.
Kegiatan kami selanjutnya untuk melakukan pemberdayaan UMKM kepada
masyarakat adalah melakukan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 19 Juli 2023 dengan melakukan pembuatan atau praktek pembuatan roti bolu
fortifikasi tepung janggel jagung. Sebelum proses membuat roti bolu tentunya kami
terlebih dahulu menjelaskan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu PKK tentang
manfaat dari pengggunaan tepung janggel jagung.
"Desa Karangpatihan sendiri merupakan desa yang kebanyakan
penduduknya bekerja sebagai petani dan salah satu hasil panen mereka adalah
jagung. Limbah janggel jagung pada umumnya hanya diolah menjadi pakam ternak
dan kerajinan saja, sedangkan inovasi pangan yang bergizi dari janggel jagung
belum banyak dipasaran. Hal ini tentu saja menjadi potensi yang harus
dikembangkan, mengingat janggel jagung dapat diolah menjadi tepung yang dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Pengolahan tepung sebagai bahan pangan yang
layak dikonsumsi oleh manusia dapat meningkatkan nilai ekonomisnya sehingga
menambah pendapatan bagi masyarakat. Janggel jagung memiliki nilai gizi yang
baik untuk manusia. Salah satu gizi yang terkandung didalamnya adalah
karbohidrat yang diperlukan tubuh sebagai sumber energi untuk menunjang
beragam aktivitas harian. Selain itu, janggel jagung juga mengandung serat yang
berperan penting dalam menunjang kesehatan saluran pencernaan. 9 Berikut adalah
manfaat yang terkandung dalam janggel jagung:"
1) Kandungan janggel karbohidrat yang diperlukan tubuh sebagai sumber
energi.

9
Velayati, Jihan Maghfiroh dkk, “Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Pembuatan Sereal
untuk Alternatif Menu Sarapan”, dalam Jurnal Tadris IPA Indonesia: Vol.2, No. 3, 2022 (Ponorogo:2022),
hlm. 284.

12
2) ,,Janggel jagung juga mengandung serat yang berperan penting dalam
menunjang kesehatan saluran pencernaan (Islamiyati et al., 2013)."
3) Dapat dijadikan tepung untuk mengurangi limbah janggel jagung.
4) Tepung tersebut dapat digunakan untuk membuat roti bolu.
5) "Karakteristik tepung hasil pengolahan tongkol jagung yang bertekstur kasar
memungkinkan untuk diolah lebih lanjut menjadi bolu yang kaya serat."
6) Adanya tepung dari janggel jagung dapat menjadi alternatif pengganti tepung
terigu tau tambahan pada pembuatan bolu.

"Tepung janggel jagung merupakan salah satu produk olahan yang melalui
proses pengeringan sebelum dan sesudah bahan baku dihaluskan dan diayak agar
menghasilkan ukuran yang seragam. Proses pembuatan tepung pada umumnya
ditujukan untuk mengatasi berbagai jenis kerusakan yang sering terjadi pada saat
bahan masih segar karena kadar air yang tinggi."10 Berikut adalah cara untuk
membuat tepung janggel jagung: Pertama, janggel jagung dicuci sampai bersih lalu
dikeringkan. Tahap kedua, janggel jagung di cacah kecil-kecil lalu direbus agar
mudah saat ditumbuk. Tahap ketiga, setelah direbus janggel jagung diangkat lalu di
tumbuk, janggel jagung yang sudah ditumbuk langsung diselep dan hasil selepan
dikeringkan dibawah sinar matahari. Tahap terakhir, hasil selepan janggel jagung
yang telah dikeringkan lalu disaring sampai menghasilkan tepung yang lembut."
Setelah kami menjelaskan manfaat dari janggel jagung dan juga proses
pembuatan tepung janggel jagung selanjutnya kami melakukan praktek pembuatan
roti bolu bersama ibu-ibu. Dalam pembuatan roti bolu ini alat dan bahan yang
dibutuhkan yaitu alat berupa mixer, solet, gelas, sendok, mangkok, loyang, mika
packing, kukusan dan kompor, sedangkan bahannya yaitu gula, vanili, ovalet, telur,
baking powder, susu kental manis, air, coklat, tepung terigu, tepung janggel jagung,
minyak goreng, mentega dan topping roti bolu menggunakan whippe cream dan
keju.
Proses pembuatan roti bolu fortifikasi tepung janggel jagung adalah sebagai berikut:
(1). Menyiapkan alat dan bahan, (2). Masukan satu butir telur, satu sendok ovalet,
vanili satu bungkus dan 5 sendok gula pasir ke dalam baskom, (3). Mixer dengan
10
Suherman, Meilia dkk, “Pemanfaatan Olahan Limbah Bonggol Jagung Sebagai Salah Satu Solusi
Peningkatan Perekonomian di Desa Tambaksari”, dalam Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM):Vol. 5, No. 2, Desember 2022 (Bandung), hlm. 4356.

13
kecepatan rendah dan perlahan dipercepat hingga putih berjejak, (4). Masukkan
baking soda secukupnya lalu mixer sampai mengembang, (5). Lelehkan coklat
batang menggunakan air panas (coklat batang dimasukkan kedalam gelas terlebih
dahulu lalu gelas dimasukkan mangkok yang berisi air panas), (6). Masukkan satu
gelas tepung terigu dan setengah gelas tepung janggel jagung, (7). Mixer dengan
kecepatan rendah lalu sambil ditambah dengan susu kental manis yang telah
dicairkan, (8). Masukkan coklat yang sudah dilelehkan, (9). Mixer sampai terllihat
lembut dan merata, (10). Masukkan minyak goreng secukupnya dan diaduk
menggunakan solet, (11). Masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah dilapisi
kertas roti dan diolesi margarin, (12). Kukus hingga matang.
Selama proses praktek pembuatan roti bolu ibu-ibu terlihat sangat antusias
dan mereka juga ikut membantu dari tahap awal sampai tahap akhir. Jadi saat
praktek ini mahasiswa hanya menjelaskan tahap demi tahap lalu yang
mempraktekkan adalah para ibu-ibu sendiri. Kegiatan pelatihan yang kami lakukan
berjalan dengan lancar meskipun tidak semua peserta hadir dalam pelatihan kali ini.
Para peserta juga sangat aktif bertanya dan menulis tentang pembuatan roti bolu ini,
dimana salah satu peserta bertanya bagaimana kami mendapatkan ide untuk
mengolah janggel jagung yang biasanya hanya dijadikan bahan bakar atau pakan
ternak ternyata bisa dijadikan sebagai makanan yang layak konsumsi. Dan ada
peserta yang bertanya bagaimana cara memasarkan produk agar masyarakat luas
tertarik dengan produk ini dan berapa lama keawetan dari produk roti fortifikasi
tepung janggel jagung tersebut. Dari beberapa pertanyaan tersebut kami menjawab
pertama, bahwa kami mendapatkan ide dari salah satu dosen yang juga pernah
melakukan kegiatan pembuatan tepung janggel jagung dan terbukti aman
dikonsumsi. Kedua, cara memasarkan produk yang paling utama harus mempunyai
branding bahwa produk tersebut unik karena belum pernah ada sebelumnya,
selanjutnya adalah dengan membuat label halal pada produk tersebut dan juga bisa
memasarkan lewat media sosial atau bisa juga menitipkan produk ke toko atau pasar
terdekat. Ketiga, setelah kami melakukan uji ketahanan roti bolu fortifikasi tepung
janggel jagung ternyata roti bolu ini tahan sampai 4-5 hari dalam suhu luar ruangan
dan jika dimasukkan kedalam kulkas bisa tahan sampai satu minggu.

14
Dari serangkaian acara kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang kami lakukan
dengan tujuan untuk memberdayakan UMKM dapat disimpulkan bahwa acara yang
kami laksanakan berjalan lancar. Tetapi berkaitan dengan pemberdayaan UMKM
yang kami lakukan tersebut belum berjalan dengan maksimal atau belum efektif.
Dimana yang kami harapkan disini adalah masyarakat atau salah satu masyarakat
ada yang mengembangkan produk yang telah kami sosialisasikan kepada mereka.
Namun kenyataannya tidak ada masyarakat yang memberdayakan produk yang
telah kami buat. Ketidakberhasilan pemberdayaan yang kami lakukan bukan berarti
kami gagal dalam membangun sebuah kepercayaan kepada masyarakat, namun
ketidakberhasilan ini harus dijadikan sebuah pembelajaran kepada kami dan sebagai
bahan evaluasi agar bisa diperbaiki kedepannya.

Hambatan-hambatan Dalam Penerapan Pemberdayaan UMKM Roti Bolu


Fortifikasi Janggel Jagung di Dukuh Krajan Desa Karangpatihan Balong

Berdasarkan hasil pemberdayaan UMKM yang kami lakukan ternyata belum


maksimal atau belum efektif, maka tentunya dalam hal ini ada hambatan-hambatan
yang menyebabkan program pemberdayaan ini tidak sepenuhnya berhasil. Berikut
ini adalah analis yang kami lakukan terhadap hambatan pemberdayaan UMKM :

1) Kurangnya partisipasi masyarakat yang datang pada saat kegiatan sosialisasi


dan pelatihan. Tentunya hal ini menjadi hambatan karena peluang ke
efektivitasan tidak tercapai, dimana dalam hal ini kami mengundang peserta
sebanyak 30 orang tetapi yang datang hanya setengah dari undangan.
Semakin sedikit peserta yang hadir berarti tingkat ke efektivitasan menurun
karena tidak mencapai target, namun sebaliknya jika peserta yang datang
banyak maka peluang keberhasilan atau keefektivitasan semakin meningkat.
2) Kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat janggel jagung atau
kurangnya rasa percaya dalam diri mereka bahwa janggel jagung layak
dikonsumsi. Meskipun kami telah memberikan penjelasan tentang apa saja
manfaat janggel jagung, tetapi masyarakat masih ragu dengan manfaat
tersebut. Karena memang sebelumnya masyarakat belum mengetahui dan
baru mengetahui ketika kami mensosialisasikan bahwa janggel jagung
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

15
3) Tidak adanya waktu bagi masyarakat untuk memberdayakan produk roti
Bolu fortifikasi janggel jagung. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
masyarakat Desa Karangpatihan banyak yang bekerja sebagai petani, maka
kesibukan mereka saat bekerja menyebabkan mereka tidak ada waktu untuk
membuat usaha atau berwirausaha.
4) Kurangnya modal yang dimiliki oleh masyarakat dan kurangnya rasa percaya
diri untuk berwirausaha karena mereka berpikir apakah produk yang mereka
jual akan berhasil. Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi hambatan
karena tidak adanya suatu mitra kerja yang membantu memfasilitasi para
pelaku usaha.

KESIMPULAN

Dari analisis dan pembahasan yang kami lakukan dapat disimpulkan


bahwa kegiatan kami berupa program sosialisasi dan pelatihan yang bertujuan
untuk memberdayakan UMKM berjalan dengan lancar, namun dalam hal
pemberdayaan UMKM sendiri belum efektif karena yang kami harapkan disini
masyarakat atau salah satu masyarakat ada yang mengembangkan produk yang
telah kami sosialisasikan kepada mereka. Namun kenyataannya tidak ada
masyarakat yang memberdayakan produk yang telah kami buat. Program
pemberdayaan UMKM yang kami lakukan tidak berjalan efektif tentunya ada
hambatan atau kendala yang menjadi penyebabnya, berikut adalah analis
hambatan-hambatan pemberdayaan yang kami lakukan: 1) Kurangnya
partisipasi masyarakat pada saat kegiatan sosialisasi dan pelatihan; 2) Kurangnya
kesadaran masyarakat tentang manfaat janggel jagung atau kurangnya rasa
percaya dalam diri mereka bahwa janggel jagung layak dikonsumsi; 3) Tidak
adanya waktu bagi masyarakat untuk memberdayakan produk roti Bolu
fortifikasi janggel jagung; 4) Kurangnya modal yang dimiliki oleh masyarakat
dan kurangnya rasa percaya diri untuk berwirausaha, serta kurangnya sarana
dan prasarana untuk berwirausaha.
Program pemberdayaan UMKM yang telah kami lakukan ini semoga
nantinya dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa yang ingin melaksanakan

16
Kuliah Pengabdian Masyarakat di Desa Karangpatihan dan semoga mereka bisa
meneruskan program pemberdayaan yang kami lakukan agar program
pemberdayaan yang telah kami lakukan benar-benar berguna bagi masyarakat
Desa Karangpatihan.

DAFTAR PUSTAKA
Djawahir Hejazzley, “Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM) Melalui Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Untuk Mengentaskan
Kemiskinan Dan Pengurangan Pengangguran”, dalam Jurnal Al-Iq-tishad:
Vol. I, No. 1, Januari 2009 (Jakarta).
Dr. Lathifah Hanim, S.H., M.Hum., M.Kn. dan Dr. MS. Noorman, S.Sos, MTr. Oprsla,
M.Tr. Han., “UMKM dan Bentuk-bentuk Usaha”. (Semarang: UNISSULA
PRESS, 2018).
Ferdian, Arif, “Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui Pengembangan UMKM
Oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian dan UKM di Desa Pompaniki”,
(2019). Diakses melalui
https://ojs.unanda.ac.id/indeks.php/ilagaligo/article/view/196 pada 10
Agustus 2023 pukul 10.23.
Miko, Jeroh dkk, “Efektivitas Pemberdayaan UMKM Dalam Kemajuan Ekonomi
Kerakyatan Bagi Masyarakat Desa”, dalam Jurnal AL-QASD: Vol. 4, No. 2,
Agustus 2022 (Medan).
Nuracchman,Irman , “Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro
dan Menengah di Kabupaten Ciamis “, dalam Jurnal MODERAT: Vol. 4, No.
3, Agustus 2018 (Bandung).
Republik Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008
tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah”. (Jakarta: Kementrian Hukum dan
HAM).
Rifa’i, Bachtiar, “Efektivitas Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan Menengah
(UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan
Masyarakar Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo”, dalam

17
Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik: Vol. 1, No. 1, Januari 2013
(Surabaya).
Rosita, Ita dan Simanjuntak, Harapan Tua, “Efektivitas Program Pemberdayaan
Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Sungai Sembilan Kota
Dumai” dalam Jurnal Niara : Vol. 14, No. 3, Januari 2022 (Pekanbaru).
Suherman, Meilia dkk, “Pemanfaatan Olahan Limbah Bonggol Jagung Sebagai Salah
Satu Solusi Peningkatan Perekonomian di Desa Tambaksari”, dalam Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM):Vol. 5, No. 2, Desember
2022 (Bandung).
Velayati, Jihan Maghfiroh dkk, “Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan
Pembuatan Sereal untuk Alternatif Menu Sarapan”, dalam Jurnal Tadris IPA
Indonesia: Vol.2, No. 3, 2022 (Ponorogo:2022).

18

Anda mungkin juga menyukai