Dosen Pengampu:
Iksarudin, SKM. M.Kes
Disusun Oleh:
SUPIYAH
NIM PO71241220176
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pemberdayaan Masyarakat (UMKM) di Desa Petaling Kec. Sunga Gelam”
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Mata Kuliah. Penyusun
menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan
dari semua pihak yang telah membimbing.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnyakepada Bapak Iksarudin, SKM. selaku Dosen pembimbing Mata
kuliah dalam pembuatan Makalah Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat.Rekan-
rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Poltekkes angkatan 2022. Dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi mengevaluasi
peningkatan makalah ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan di suatu daerah
dilakukan untuk mendorong perubahan, yang sehingga daerah menjadi maju.
Sekarang ini, daerah dituntut untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas umum
serta melakukan pemberdayaan masyarakat daerah. Hal tersebut merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas suatu daerah yang tidak lepas dari kerjasama antara pihak swasta
maupun masyarakat. Sejak diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, untuk meningkatkan
daya saing daerah dengan memperhatikan kekhasan suatu daerah.
Setiap daerah di dalam mengatur urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat perlu adanya partisipasi masyarakat untuk
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Penyelenggaraan
pemerintah dalam pembangunan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan memberdayakan masyarakat untuk mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan.
Pembangunan ekonomi dilakukan dengan pemberdayaan pada Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) karena UMKM merupakan salah satu
pengerak bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang memiliki
kontribusi dalam menciptakan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi 2
masyarakat. Kehadiran UMKM tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan,
tetapi juga dalam rangka pemerataan pendapatan bagi masyarakat. Hal ini
dikarenakan sektor UMKM dapat melibatkan banyak orang dengan beragam
usaha. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran penting
dalam pembangunan ekonomi di daerah untuk mengurangi angka
pengangguran.
Pemerintah daerah harus memberikan perhatian bagi tumbuh dan
kembangnya lapangan usaha. Pemerintah daerah harus memberikan
kontribusi yang nyata bagi UMKM dalam mempertahankan produk yang ada
pada saat banyak serbuan produk impor yang masuk dipasaran dalam negeri.
UMKM yang banyak tumbuh di berbagai daerah harus dikembangkan oleh
pemerintah daerah, karena menjadi salah satu kunci bagi peningkatan
ekonomi daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diuraikan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung Renteng terhadap
pengembangan usaha UMKM?
2. Bagaimanakah pengaruh pendampingan terhadap pengembangan usaha
UMKM?
3. Bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung Renteng dan
pendampingan terhadap pengembangan usaha UMKM?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi bagaimana pengembangan masyarakat
dengan adannya UMKM
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung
Renteng terhadap pengembangan usaha UMKM
b. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pendampingan terhadap
pengembangan usaha UMKM
c. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung
Renteng dan pendampingan terhadap pengembangan usaha UMKM
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Prinsip Kesetaraan
b. Prinsip Partisipasi
c. Prinsip keswadayaan
daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin
Semua ini harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses
d. Prinsip Berkelanjutan
yaitu:
B. Pengertian UMKM
UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan
maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.
Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun
2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan
secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha
menengah. Lebih dalam tentang UMKM akan dibahas secara lengkap pada
artikel ini. Kriteria UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Untuk mengetahui jenis usaha apa yang sedang dijalankan perlu
memperhatikan kriteria-kriterianya terlebih dahulu. Hal ini penitng
digunakan untuk pengurusan surat ijin usaha kedepannya dan juga
menentukan besaran pajak yang akan dibebankan kepada pemilik UMKM.
1. Usaha Mikro.
Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif
yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria
usaha mikro. Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang
memiliki kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk
bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap
tahunnnya paling banyak Rp 300.000.000,
2. Usaha Kecil.
Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang
independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau
kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama.
Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah. Usaha yang masuk kriteria usaha kecil
adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000,- dengan
maksimal yang dibutuhkannya mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil
penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,- sampai paling
banyak Rp 2,5.000.000.000,-.
3. Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif
dan bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta
menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil
atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur
dengan peraturan perundang-undangan.Usaha menengah sering
dikategorikan sebagai bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih yang
dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari Rp500.000.000,- hingga
Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.
Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp2,5 .000.000,- milyar sampai
Rp50.000.000.000,-.
1. Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa
berganti sewaktu-waktu
2. Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
3. Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keuangan usaha masih disatukan
4. Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa
wirausaha yang mumpuni
5. Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
6. Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun
sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
7. Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk
NPWP
Jenis-Jenis UMKM
1. Usaha Kuliner
Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan
hingga kalangan muda sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang
makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang
cukup menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan
makanan.
2. Usaha Fashion Selain makanan,
UMKM di bidang fashion ini juga sedang diminati. Setiap tahun
mode tren fashion baru selalu hadir yang tentunya meningkatkan
pendapatan pelaku bisnis fashion.
3. Usaha Agribisnis
Siapa bilang usaha agribisnis di bidang pertanian harus bermodalkan
tanah yang luas. Anda bisa memanfaatkan perkarangan rumah yang
disulap menjadi lahan agrobisnis yang menguntungkan
C. Sasaran
Adapun Sasaran dan Pembinaan yang di harapkan ialah:
1. Meningkatkan Jumlah pengusaha, mencegah dan terwujutnnya usaha
yang semakin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut
dapat berperan dalam perekonomian nasional.
2. Meningkatkan daya saing pengusaha nasional di pasar dunia
3. Seimbangnnya persebaran Investasi antar sector dan antar golongan
4. Penumbhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha mikro,
Kecil, dan Mencegah berkarya dengan prakarsa sendiri
5. Perwujutan kebijakan public yang transparan, akuntable, dan berkeadilan
6. Pengembangan berbasis potensi usaha mikro, kecil dan menengah
7. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengadilan secara
terpadu
D. Implementasi
Menurut Van Metter dan Van Horn (1975) Implementasi UMKM adalah
tindakan yang dilakukan baik individu individu atau kelompok- kelompok
swasta yang di harapkan pada tercapainnya tujuan tujuan yang telah
digariskan dalam hasil, adapun hasil menyangkut 3 hal yaitu:
1. Adannya tujuan atau sasaran
2. Adannya aktifitas yang mencapai tujuan
3. Adannya hasil kegiatan
D. Bahan :
Pisang ambon
Tepung beras
Tepung sagu
Vanili bubuk
Air kapur sirih
Gula pasir
E. Proses pembuatan :
No Keterangan Harga
1 Pisa Rp 290,000
5 lain-lain Rp 118,000
Total Rp 1,298,000
No Keterangan Harga
2 pisau Rp 9,000
3 baskom Rp 20,000
4 lain-lain Rp 100,000
Total Rp 10,029,000
Jadi jumlah modal bisa anda gunakan untuk menjalankan usaha sale pisang :
(Rp 1.029.000+Rp 1.298.000+Rp 298.000) = Rp 11.625.000
Asumsi pertama:
Jika selama satu hari Anda bisa menjual sale pisang sebanyak 62 dengan
harga Rp 7.000 per bungkus setiap hari. Maka pendapatan yang bisa Anda
dapatkan adalah : 62xRp 7.000 = Rp 434.000
Asumsi kedua :