Anda di halaman 1dari 13

“Rekayasa Ide”

Mengatasi Masalah Kemiskinan di Kota Makassar

Dosen Pengampu : Drs. Jhonson, M.Si

Disusun Oleh :

Amos Alpredo Sihombing 7182220009

Binsar Sitorus 7182220019

Angelina Cristiana Gurning 7183220044

Desy Ansellene Tarigan 7183520010

Lidya Indah Gracia Lumban Batu 7183520032

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Perpajakan ini dengan baik dan
tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Jhonson, M.Si yang telah
memberikan tugas Rekayasa Ide ini kepada kami.

Kami sangat berharap hasil Rekayasa Ide ini dapat berguna bagi semua orang. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga hasil Rekayasa Ide sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.

Medan, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... ........ 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... ........ 2

1.3 TUJUAN ........................................................................................................ ........ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... ........ 3

BAB III PENUTUP .................................................................................................. ........ 12

2.1 KESIMPULAN .............................................................................................. ........ 12

2.2 SARAN .......................................................................................................... ........ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... ........ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang mendasar yang dihadapi oleh

Bangsa mana saja. Hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai kekurangan dan

ketidakberdayaan diri.Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai

macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan

sebagainya.Berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan tersebut disebabkan baik faktor internal

maupun eksternal yang membelenggu, seperti adanya keterbatasan untuk memelihara dirinya

sendiri, tidak mampu memanfaatkan tenaga maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan dll.

Dengan begitu, segala aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan hidupnya

sangat sulit.Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,

tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.Dari ukuran kehidupan modern

pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan

kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.

Di Indonesia kemiskinan sudah terjadi sejak zaman dahulu dimana Pemerintah Indonesia

tidak dapat menekan angka kemiskinan dari tahun ke tahun bahkan kemiskinan sudah menjadi

pekerjaan yang serius untuk Pemerintah kita. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Pemerintah,

tapi untuk menekan atau bahkan mengurangi angka kemiskinan sangatlah sulit. Indonesia

sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya, ternyata tidak sedikit penduduk yang

tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari gabungan penduduk di perkotaan

dan di perdesaan.Akibat krisis jumlah penduduk miskin diperkirakan makin bertambah.

Penulis mencoba memperkecil ruang lingkup yaitu Kota Makassar.

1
1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan artikel yang berjudul diatas dapat
di identifikasikan beberapa persoalan pokok yang dicarikan pemecahannya yaitu:

1. Apa penyebab utama terjadinya kemiskinan di suatu daerah ?


2. Apa solusi yang bisa dilakukana dalam penyelesaian kemiskinan tersebut ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang serta perumusan masalah yang tidak diuraikan
sebelumnya.Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menemukan alasan terjadinya yang menimbulkan kemiskinan.
2. Menemukan ide atau gagasan yang dapat membantu menyelesaikan kemiskinan

tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu

tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan

tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya

kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya

mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai

upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan,

layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.

Adapun program yang diupayakan pemerintah dalam makalah ini adalah pemkot

Makassar dalam memajukan pembangunan ekonomi yaitu pogram Bantuan Usaha Ekonomi

Produktif(UEP). Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah kegiatan di bidang ekonomi yang

dilaksanakan oleh Rumah Tangga untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja

dan ketahanan pangan masyarakat berbasis sumber daya lokal. Program bantuan Usaha Ekonomi

Produktif (UEP) merupakan salah satu kegiatan program pemberdayaan fakir miskin oleh dinas

sosial kota Makassar dengan memberikan bantuan modal usaha untuk kegiatan usaha ekonomi

produktif atau memberikan bantuan modal berupa alat dan bahan untuk usaha yang akan di

geluti, sehingga diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan pangan bagi keluarga fakir

miskin sehingga mampu bangkit dari keterpurukan. Program selanjutnya yang dilakukan

peemerintah yaitu program bantuan Kelompok Usaha Besama (KUBE). Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) adalah himpunan dari keluarga yang tergolong miskin dengan keinginan dan

3
kesepakatan bersama membentuk suatu wadah kegiatan, tumbuh dan berkembang atas dasar

prakarsa sendiri, saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, dan tinggal dalam satuan

wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas anggotanya, meningkatkan

relasi sosial yang harmonis, memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial yang

dialaminya dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama(KemensosRI,2011).

Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang

secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat.

1. Faktor Penyebab Kemiskinan

Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan

dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini:

a. Merosotnya Standar Perkembangan Pendapatan Perkapita secara Global.

Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak

seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur

meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya

produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa

faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:

1)Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

2)Politik ekonomi yang tidak sehat.

3)Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:

4
 Rusaknya syarat-syarat perdagangan

 Beban hutang

 Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang

b. Menurunnya Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat.

Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk

menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang

bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan

maksimal

c. Biaya Kehidupan yang Tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya

keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis

dari realita di atas.Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan

banyaknya pengangguran.

d. Pembagian Subsidi Income Pemerintah yang Kurang Merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk

para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di

sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak Negara.

5
e. Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha.

Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya kesempatan kerja,

terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha,

perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja

perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumahtangga. Masyarakat miskin

dengan keterbatasan modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki

sedikit pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan usaha.

Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan mereka terpaksa

melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang kurang memadai dan tidak ada

kepastian akan keberlanjutannya.

f. Lemahnya Partisipasi.

Salah satu penyebab kegagalan kebijakan dan program pembangunan dalam mengatasi

masalah kemiskinan adalah lemahnya partisipasi mereka dalam perumusan dan pelaksanaan

kebijakan. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak,

dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan lemahnya

pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.

2. Penanggulangan Kemiskinan

Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar. Namun

nyatanya program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang

menimbulkan masalah kemiskinan. Beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan untuk

mengatasi masalah kemiskinan diantaranya adalah program Bantuan Langsung Tunai serta

6
bantuan dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Namun kedua

hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan, bahkan

beberapa pakar kebijakan Negara menganggap bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan

pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan dalam rangka

menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Diantaranya yaitu:

1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga

mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab

kemiskinan terbesar di Indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia sehingga setiap masyarakat bisa

menikmati makanan yang berkualitas, hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka

kesehatan masyarakat.

3. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin

daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok

terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan

fokus ini seperti :

a. Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton.

b. Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer.

4. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Fokus program ini bertujuan

mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan

berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ini

seperti :

a. Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro

b. Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro

7
5. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis

masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi

pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat

penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin.

Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :

a. Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah

b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan

perkotaan

6. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini

bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan,

kesehatan, dan prasarana dasar. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :

a. Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi

b. Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III

rumah sakit

7. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.

Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan

menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program yang berkaitan dengan fokus ini

seperti :

a. Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan

penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.

b. Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi

persyaratan).

8
BAB III

PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita

terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan, yang berarti

bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun

akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari

pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas

dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang

romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan

digalakkannya hal ini, kemungkinan kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.

2.2 SARAN

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih

kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi

zaman globalisasi ke depan mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM dalam

pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/100025-ID-peran-pemerintah-kota-makassar-dalam-pen.pdf

https://www.academia.edu/36214293/makalah-tentang-kemiskinan.docx

http://hukum.unsrat.ac.id/pres/72005bg4bab16.pdf

https://marx83.wordpress.com/2008/07/05/upaya-penanggulangan-kemiskinan/

10

Anda mungkin juga menyukai