Anda di halaman 1dari 12

Program Masbagia: Membangun Masyarakat Magelang yang

Mandiri dan Sejahtera di Kota Magelang

Oleh:
Bagaskara Aji Wisnutama
NPM: 2140201197

Dosen Pembimbing Magang :


Dr. Dra. Suci Iriani Sinuraya, M.M., M. Si.
NIP: 19630112 198903 2 003

SEBAGAI LAPORAN
HASIL KEGIATAN MAGANG
DI DP4KB KOTA MAGELANG PADA TANGGAL
4 JANUARI – 5 FEBRUARI 2024
PENDAHULUAN

Masyarakat merupakan elemen penting dalam pembangunan bangsa. Kemajuan


bangsa tidak lepas dari peran aktif masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh
karena itu, pemberdayaan masyarakat menjadi kunci untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik bagi seluruh rakyat.

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses berkelanjutan untuk meningkatkan


kemampuan dan kemandirian masyarakat. Hal ini dilakukan dengan memberikan akses
kepada masyarakat terhadap sumber daya, pengetahuan, dan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan. Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta memperkuat demokrasi
dan good governance.

Salah satu contoh program pemberdayaan masyarakat yang inovatif adalah program
Rodanya Mas Bagia (Maju, Sehat, dan Bahagia) di Kota Magelang, Jawa Tengah. Program
ini diluncurkan pada tahun 2021 oleh Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz, dan
Wakil Wali Kota, M. Mansyur, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat
kelurahan.

Program Rodanya Mas Bagia mengalokasikan dana sebesar Rp 30 juta per tahun
untuk setiap Rukun Tetangga (RT). Dana ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan utama program ini adalah:

1. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan di tingkat


kelurahan.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pembangunan sarana dan
prasarana yang memadai.
3. Memberdayakan masyarakat agar mampu menyelesaikan permasalahan dan
mengelola potensi wilayahnya secara mandiri.

Program Rodanya Mas Bagia menunjukkan bagaimana pemberdayaan masyarakat


dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan memberikan dana langsung kepada
1
masyarakat, program ini memungkinkan mereka untuk menentukan sendiri prioritas
pembangunan di wilayahnya. Hal ini meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepemilikan
masyarakat terhadap program pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat adalah tanggung jawab bersama. Dengan memahami


konsep dan strategi pemberdayaan masyarakat, diharapkan kita dapat berkontribusi aktif
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hanya dengan kerjasama semua
pihak, kita dapat mencapai cita-cita bangsa yang adil dan makmur. Program Rodanya Mas
Bagia merupakan contoh nyata bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat membawa
perubahan positif bagi kehidupan masyarakat. Program ini menunjukkan bahwa dengan
memberikan akses kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, kita dapat
meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kemajuan bangsa.

KAJIAN TEORI

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum


nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang
bersifat people- centered, participatory, empowerment and sustainable (Chamber, 1995).
Lebih jauh Chamber menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan model
pemberdayaan masyarakat tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic
need) masyarakat tetapi lebih sebagai upaya mencari alternative pertumbuhan ekonomi
lokal.

Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi alternative dalam


pembangunan telah berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun dalam
kenyataannya belum secara maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat merupakan hal banyak dibicarakan masyarakat karena terkait
dengan kemajuan dan perubahan bangsa ini kedepan apalagi apabila dikaitkan dengan skill
masyarakat yang masih kurang akan sangat menghambat pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.1

1
Noor, M. (2011). Pemberdayaan masyarakat. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
dan Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2).
2
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan


kualitatif deskriptif untuk menggambarkan bagaimana program Rodanya Masbagia
berkaitan dengan teori pemberdayaan masyarakat. Data penelitian dikumpulkan melalui
studi literatur. Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam studi literatur untuk
mendukung penelitian. Proses ini dimulai dengan menentukan topik dan pertanyaan
penelitian yang ingin dijawab. Hal ini akan membantu peneliti untuk fokus dalam mencari
informasi yang relevan.Sumber data dalam studi literatur beragam, seperti buku, jurnal
ilmiah, laporan penelitian, situs web, dan basis data. Peneliti perlu memilih sumber data
yang kredibel dan relevan dengan topik penelitian.

PROGRAM MASBAGIA

Program Rodanya Masbagia (Masyarakat Maju, Sehat, dan Bahagia) merupakan


program unggulan Pemerintah Kota Magelang yang diluncurkan pada tahun 2021. Program
ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka
melalui berbagai kegiatan.

Detail Program:

1. Dana: Program Masbagia menyediakan dana sebesar Rp 30 juta per tahun untuk
setiap Rukun Tetangga (RT) di Kota Magelang.
2. Penggunaan Dana: Dana tersebut dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti:
3. Pembangunan infrastruktur: pembangunan jalan, drainase, MCK, dan lain
sebagainya.
4. Pemberdayaan ekonomi: pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat untuk
mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM).
5. Peningkatan kualitas kesehatan: posyandu, pemeriksaan kesehatan gratis, dan
penyuluhan kesehatan.

3
6. Peningkatan kualitas pendidikan: bantuan pendidikan bagi anak-anak kurang
mampu dan penyelenggaraan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
7. Pelaksanaan: Program Masbagia dilaksanakan melalui musyawarah di tingkat RT
untuk menentukan kebutuhan dan prioritas program.
8. Monitoring dan Evaluasi: Pemerintah Kota Magelang melakukan monitoring dan
evaluasi secara berkala untuk memastikan program berjalan dengan efektif dan
mencapai tujuannya.

Dampak Program Masbagia:

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat: Program Masbagia telah meningkatkan


partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kota Magelang. Masyarakat
dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring program.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat: Program Masbagia telah meningkatkan
kualitas hidup masyarakat di Kota Magelang. Hal ini terlihat dari meningkatnya
infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan masyarakat.
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat: Program Masbagia telah meningkatkan
kemandirian masyarakat. Masyarakat di Kota Magelang kini lebih mampu untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.
4. Meningkatkan rasa gotong royong dan kebersamaan: Program Masbagia telah
meningkatkan rasa gotong royong dan kebersamaan diantara masyarakat.

Tantangan Program Masbagia:

1. Keberlanjutan program: Tantangan utama Program Masbagia adalah memastikan


keberlanjutan program. Pemerintah Kota Magelang perlu memastikan ketersediaan
dana untuk program ini.
2. Peningkatan kualitas SDM: Tantangan lainnya adalah meningkatkan kualitas SDM
masyarakat. Masyarakat perlu diberikan pelatihan dan pendampingan agar mampu
memanfaatkan program ini dengan optimal.

4
3. Koordinasi antar lembaga: Tantangan lainnya adalah meningkatkan koordinasi antar
lembaga yang terlibat dalam program ini.
4. Program Masbagia Kota Magelang merupakan program yang baik dan inovatif
untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Program ini telah menunjukkan hasil yang positif dan memiliki potensi untuk
mencapai tujuannya. Namun, Pemerintah Kota Magelang perlu terus berupaya
untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada agar program ini dapat berjalan
dengan lebih efektif dan mencapai hasil yang maksimal.

Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan


kualitas hidup mereka melalui berbagai kegiatan, seperti:

1. Pembangunan infrastruktur: Program Masbagia menyediakan dana sebesar Rp 30


juta per tahun untuk setiap Rukun Tetangga (RT) untuk digunakan dalam
pembangunan infrastruktur, seperti jalan, drainase, dan MCK.
2. Pemberdayaan ekonomi: Program ini juga menyediakan pelatihan dan
pendampingan bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah
(UKM).
3. Peningkatan kualitas kesehatan: Program Masbagia menyelenggarakan berbagai
kegiatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, seperti posyandu, pemeriksaan
kesehatan gratis, dan penyuluhan kesehatan.
4. Peningkatan kualitas pendidikan: Program ini juga menyediakan bantuan
pendidikan bagi anak-anak kurang mampu dan menyelenggarakan berbagai
kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Magelang.

KAITAN PROGRAM MASBAGIA DENGAN TEORI PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

Program Masbagia sejalan dengan beberapa teori pemberdayaan masyarakat, antara


lain:

1. Teori Ketergantungan Kekuasaan (Power-Dependency)

5
Pada konteks pemberdayaan maka teori ketergantungan dikaitkan dengan kekuasaan
yang biasanya dalam bentuk kepemilikan uang/modal. Untuk mencapai suatu kondisi
berdaya/ kuat/mandiri, maka sekelompok masyarakat harus mempunyai keuangan/ modal
yang kuat. Selain uang/modal, maka ilmu pengetahuan/ knowledge dan aspek
people/sekumpulan orang/ massa yang besar juga harus dimiliki agar kelompok tersebut
mempunyai power. Kelompok yang memiliki power maka kelompok itu akan berdaya.2

Program Masbagia memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat,


meningkatkan akses mereka terhadap pengetahuan dan keterampilan. Hal ini membantu
masyarakat mengurangi ketergantungan pada pihak lain dan meningkatkan kemandirian
mereka.

2. Teori Sistem (The Social System)

Talcott Parsons, (1991) melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Seperti para
pendahulunya, Parsons juga menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti
halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah
adanya proses diferensiasi. Parsons berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari
sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna
fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya
masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk
menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk dalam
golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan.

Parsons, (1991) menyampaikan empat fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah
sistem agar mampu bertahan, yaitu:

1. Adaptasi, sebuah sistem hatus mampu menanggulangu situasi eksternal yang gawat.
Sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Pencapaian, sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
2
Hamim Sufian dan Adnan Indra Muchlis, 2005. Organisasi dan Manajemen.
Jakarta, Multigrafindo.

6
3. Integrasi, sebuah sistem harus mengatur hubungan antar bagian yang menjadi
komponennya. Sistem juga harus dapat mengelola hubungan antara ketiga fungsi
penting lainnya.
4. Pemeliharaan pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki
motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang
motivasi.

Apabila dimasukkan dalam aspek pemberdayaan masyarakat, maka teori system


social ini mengarah pada salah satu kekuatan yang harus dimiliki kelompok agar kelompok
itu berdaya yaitu memiliki sekumpulan orang/massa. Apabila kelompok itu memiliki massa
yang besar dan mampu bertahan serta berkembang menjadi lebih besar maka kelompok itu
dapat dikatakan berdaya.3

Program Masbagia dirancang dengan mempertimbangkan berbagai elemen dalam


sistem sosial. Program ini membantu memperkuat hubungan dan kerjasama antar elemen
untuk mencapai tujuan bersama.

3. Teori Ekologi (Kelangsungan Organisasi)

Menurut Lubis dan Husaini, (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu
pengetahuan yang membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah
teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Hakekat kelompok dalam individu
untuk mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan teori yang
dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi, individu dalam proses kerjasama. Pada
teori ekologi, membahas tentang organisasi sebagai wadah untuk sekumpulan masyarakat
dengan tujuan yang sama agar tertatur, jelas, dan kuat. Orientasi organisasi mengacu pada
sekumpulan orang/massa yang harus dimiliki kelompok untuk dapat memiliki power/daya.
Kelompok yang memiliki organisasi dengan kuat dan berkelanjutan maka kelompok ini
dikatakan berdaya.4

3
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Prenada
Media
7
Program Masbagia memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat, seperti ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Program ini membantu
masyarakat beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan kualitas hidup mereka dalam
berbagai aspek.

4. Teori Konflik

Pada proses pemberdayaan yang dilakukan di suatu lingkungan social (masyarakat)


akan sangat sering menemui konflik. Konflik yang terjadi berkaitan erat dengan
ketidakpercayaan dan adanya perubahan kepada mereka. Perubahan terhadap kebiasaan,
adat istiadat dn berbagai norma social yang sudah tertanam sejak lama di dalam
masyarakat. Pandangan teori konflik mengacu pada dua aspek, yang pertama tentang
ekonomi/uang yaitu berkaitan dengan modal sebagai sarana untuk kelompok dapat
dikatakan berdaya dan mandiri. Aspek kedua menyangkut tentang organisasi, apbila
kelompok dapat memanajemen konflik dengan baik, maka keutuhan dan kekuatan
organisasi/ kelompok orang akan terus kuat dan lestari sehingga mereka akan memiliki
daya dari sisi finansial dan sisi keanggotaan massa.5

Program Masbagia mengakui adanya ketidakseimbangan kekuasaan dan


ketidaksetaraan dalam masyarakat. Program ini membantu masyarakat mengatasi konflik
dan membangun kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

5. Teori Mobilisasi Sumberdaya

Jasper, (2010) menyatakan gerakan sosial terdiri dari individu-individu dan interaksi
di antara anggota suatu masyarakat. Pendekatan pilihan rasional (rational choice)
menyadari akan hal ini, tetapi versi mereka memperhitungkan individu sebagai yang
abstrak untuk menjadi realistis. Pragmatisme, feminisme, dan yang terkait dengan berbagai
tradisi yang mendorong lahirnya studi tentang aksi-aksi individu (individual action) dan

4
Wahab, Azis Abdul. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.
Bandung, Alfabeta.

5
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Prenada Media
8
aksiaksi kolektif (collective action) sejak tahun 1960-an, yakni penelitian tentang
perlawanan (social resistence), gerakan sosial (social movement) dan tindakan kolektif
(collective behavior) berkembang di bawah inspirasi dari teori-teori besar tersebut. Dua dari
mereka di antaranya dipengaruhi oleh pandangan marxisme, terutama sosiologi makro versi
Amerika yang menekankan teori mobilisasi sumber daya (resource mobilization theory)
dan interaksi dengan negara.

Pada konteks pemberdayaan masyarakat maka teori mobilisasi menjadi salah satu
dasar yang kuat, karena untuk menjadi seorang atau kelompok masyarakat yang berdaya/
memiliki power selain uang, knowledge maka people juga mempunyai peranan yang
penting. Kumpulan orang akan memberikan kekuatan, kekuatan itu akan memberikan
power pada orang atau masyarakat itu.6

Program Masbagia membantu masyarakat mengidentifikasi, mengakses, dan


mengelola sumber daya yang ada di sekitar mereka. Program ini juga membantu
masyarakat membangun kapasitas mereka untuk mengelola sumber daya secara efektif.

6. Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,


yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan teori
behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik
antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar
sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi
makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Teori konstruktivisme juga
mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan pada proses daripada hasil.
Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi
dalam belajar juga dinilai penting.

6
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Prenada
Media.

9
Pada proses pemberdayaan masyarakat pendekatan teori belajar secara
konstructivisme perlu ditanamkan dan diupayakan agar masyarakat mampu menkonstruksi
pemahaman untuk berubah. Pemberdayaan masyarakat hendaknya tetap mempertahankan
nilai-nilai yang sudah melekat di masyarakat selam nilai tersebut baik dan benar. Nilai-nilai
kebersamaan, keikhlasan, gotong-royong, kejujuran, kerja keras harus di bangun dan di
konstruksikan sendiri oleh masyarakat untuk menciptakan perubahan agar lebih berdaya.
Keterkaitan dengan konsep pemberdayaan maka aspek ilmu (knowledge) yang ada di
dalam masyarakat perlu dibangun dengan kuat dan di kontruksikan di dalam masyarakat itu
sendiri.7

Program Masbagia membantu masyarakat untuk membangun pengetahuan dan


pemahaman baru tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Program ini
mendorong masyarakat untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan, serta
meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mengambil tindakan untuk mengubah
kehidupan mereka. Program ini juga membantu masyarakat untuk membangun nilai-nilai
positif dan kerjasama dalam membangun komunitas yang lebih baik.

KESIMPULAN

Program Masbagia membantu masyarakat membangun pengetahuan dan


pemahaman baru tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Program ini
membantu masyarakat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mengambil tindakan
untuk mengubah kehidupan mereka. Program Masbagia Kota Magelang merupakan contoh
program pemberdayaan masyarakat yang komprehensif dan sejalan dengan berbagai teori
pemberdayaan masyarakat. Program ini memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat di Kota Magelang secara signifikan.

Artikel ini hanya membahas beberapa teori pemberdayaan masyarakat yang relevan
dengan Program Masbagia. Masih banyak teori lain yang dapat digunakan untuk
menganalisis program ini. Artikel ini hanya memberikan gambaran umum tentang
7
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Prenada
Media.

10
hubungan antara Program Masbagia dan teori pemberdayaan masyarakat. Diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk menganalisis program ini secara lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Alawi, Hamdan. Peran Komisi Penanggulangan Aids Dalam Menanggulangi Aids Di


Kabupaten Kepulauan Meranti. Diss. Universitas Islam Riau, 2018.

Hamim Sufian dan Adnan Indra Muchlis, 2005. Organisasi dan Manajemen. Jakarta,
Multigrafindo.

Noor, M. (2011). Pemberdayaan masyarakat. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan
Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2).

Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Prenada Media.

Wahab, Azis Abdul. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung,
Alfabeta.

Website:

Meraup Manfaat Fisik dan Pemberdayaan dari Rodanya Mas Bagia:


https://magelangkota.go.id/view/meraup-manfaat-fisik-dan-pemberdayaan-dari-
rodanya-mas-bagia diakses pada 2 Februari 2024.

Referensi Masbagia: http://simasbagia.dp4kb.magelangkota.go.id/link/24 diakses pada 2


Februari 2024

11

Anda mungkin juga menyukai