Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun dalam penyusunan tugas ini penulis telah
berusaha menyajikan yang terbaik. Penulis juga menyadari bahwa kelancaran penyusunan tugas ini adalah
berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga tulisan dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi
semua pihak.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pejuang Muda merupakan program bagi mahasiswa untuk turun ke masyarakat yang
membutuhkan bantuan dengan membuat perubahan sosial melalui berbagai aktivitas.Mulai
dari merancang hingga eksekusi program sosial yang relevan untuk daerah tersebut.Melalui
Program Pejuang Muda ini, Mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk terjun langsung
mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dan memberikan dampak sosial bagi masyarakat,
serta berperan aktif sebagai agen perubahan social.
Program Pejuang Muda berfokus pada kewirausahaan sosial, yang akan memberi
mahasiswa berkesempatan mencari pengalaman di lapangan dan ditempatkan ke daerah
prioritas di antaranya daerah pascabencana, daerah kemiskinan, daerah Komunitas Adat
Terpencil (KAT). Melalui Program Pejuang Muda ini, Kementerian Sosial (Kemensos) juga
berkomitmen dalam hal pemberdayaan masyarakat untuk pemutakhiran data penerima
bantuan social PKH dan Sembako. menunjukkan hasil yang signifikan. Selama kurang lebih
2 bulan program ini berjalan,kurang lebih sebanyak 1.805.000 data penerima bantuan telah
diverifikasi oleh Pejuang Muda yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam program verifikasi
dan validasi data ini, setiap mahasiswa diberikan 1000 data untuk setiap orang.Untuk
kegiatan verifikasi dan validasi data penerima bantuan PKH dan BPNT, sejauh ini saya dan
kawan-kawan pejuang muda lainnya telah berhasil melakukan verval sebanyak kurang lebih
2.850 data DTKS. Verifikasi data ini sekaligus menjadi ajang bagi Pejuang Muda untuk
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mengaktualisasikan dirinya
dengan terjun langsung di masyarakat. Selain itu, terdapat potensi alam maupun sumber daya
manusia yang bisa digali dari masyarakat kurang mampu di tengah keterbatasan yang mereka
miliki.
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, yang
kemudian dipertahankan sebagai sarana hiburan. Namun dengan berkembangnya teknologi
zaman sekarang, musik tradisional sangat sulit mendapatkan tempat dihati pendengarnya.
Generasi muda yang seharusnya mempertahankan musik tradisional kini merasa bahwa
musik tradisional bukanlah seleramusik mereka yang tidak menarik seperti musik barat yang
disuguhkan dengan sangat menarik dari segi komposisi dan penyajiannya sehingga mereka
menganggap bahwa musik tradisional adalah musik yang sudah ketinggalan zaman. Alat
musik tradisional merupakan salah satu warisan leluhur bangsa ini yang harus dijaga dan
dilestarikan.
18. Kesepakantan
Konsensus dilakukan atas dasar persetujuan seluruh masyarakat dengan maksud
untuk mencari jalan keluar atau pemecahan yang disepakati oleh setiap golongan
masyarakat.
19. Kerjasama
Kerjasama antara masyarakat dapat membuktikan banyaknya manfaat yang
dapat diperoleh dalam jangka waktu yang lama.
20. Partisipasi
Pengembangan masyarakat harus selalu memaksimalkan partisipasi setiap
orang dalam masyarakat yang diwujudkan secara aktif dalam proses dan kegiatan
pengembangan.
21. Mendefinisikan kebutuhan
Pengembangan masyarakat harus memperhatikan aspek kebutuhan
masyarakat secara keseluruhan, konsumen, tenaga kerja dan sumberdaya. Bermacam-
macam kebutuhan baik yang bersifat progresif maupun regresif yang akan didefinisikan,
memerlukan peranan semua orang.
22. Struktur yang merugikan
Pengembangan masyarakat harus konsisten dengan prespektif keadilan sosial
dan akan selalu memperhitungkan adanya penekanan-penekanan yang terjadi baik dalam
bentuk kelas sosial,gender,dan ras/etnik. Pengembangan masyarakat harus menjamin
bahwa mereka tidak dapat memperkuat bentuk-bentuk penekanan secara struktural.
Selain dari prinsip di atas, pandangan lain yang menyebutkan prinsip dari
pengorgansasian dan pengembangan masyarakat antara lain:
a. Keseimbangan artinya mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber
yang ada di masyarakat
b. Individualisasi artinya masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c. Penerimaan artinya masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana
adanya, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mulai
kegiatan/program
d. Partisipasi artinya semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan
aktif di dalam kegiatan
e. Perubahan dinamis artinya pada dasarnya masyarakat tidak statis tetapi dinamis
sehingga terjadinya perubahan-perubahan yang harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi
dan kemampuan masyarakat
f. Interdependensi artinya semua unsur yang ada dalam masyarakat tersebut selalu
tergantung dan tidak ada yang mampu tanpa berhubungan dengan yang lain. Aplikasi
pekerjaan sosial artinya proses pengorganisasian dan pengembangan masyarakat menjadi
bagian yang integral dari pekerjaan sosial. Prinsip- prinsip peksos harus diterapkan
didalam seluruh kegiatannya.
Peranan sebagai seorang tenaga ahli sangat ditekankan dalam model ini untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Seorang perencana atau tenaga ahli ini biasanya
bekerja sebagai pegawai pada suatu bagian dari struktur kekuasaan, seperti pemerintahan,
suatu yayasan, lembaga dan sebagainya. Karena dia bekerja sebagai pegawai pada bagian
dari struktur kekuasaan ini, maka terdapat kecenderungan untuk mengutamakan
kepentingan-kepentingan dari struktur kekuasaan tersebut. Upaya-upaya untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat, pada umumnya kurang mendapat perhatian
dalam model ini.
Peranan perencanaan dalam model ini meliputi pengumpulan data-fakta,
menganalisis data, dan bekerja sebagai perancang program. Partisipasi masyarakat dalam
model ini dipandang secara sangat bervariasi. Mulai yang sangat kecil sampai yang
moderat/cukupan, tergantung dari sikap masyarakat terhadap masalah yang ingin
dipecahkan. Focus utama dari model ini terletak pada upaya untuk mengidentifikasikan
kebutuhan masyarakat serta melakukan perancangan pemberian pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.Tema sentral dari model ini adalah : “dapatkanlah
data, kemudian lakukan tahapan berikut secara rasional”.
Ketrampilan pekerja sosial berikut ini merupakan ketrampilan inti dalam pekerjaan
sosial dengan masyarakat yang sangat penting bagi sebagian pekerjaan sosial dalam setting
apapun dia bekerja.
a. Komunikasi personal.
Ketrampilan komunikasi interpersonal secara baik merupakan ketrampilan
yang sangat vital. Kemampuan komunikasi tersebut membutuhkan kemampuan
untuk :
- Memulai suatu komunikasi atau percakapan
- Menyimpulkan komunikasi atau percakapan
- Mengupayakan agar suatu percakapan yang terfokus
- Menyadari pentingnya lingkungan fisik dalam komunikasi personal.
- Mendengarkan dengan sungguh-sungguh
- Memahami dan mengnterprestasikan apa yang diucapkan
- Menjaga lawan bicara tetap nyaman
- Mengajukan pertanyaan secara tepat
- Mendorong lawan bicara untuk mengungkapkan implikasi dari apa yang sedang
didiskusikan
- Mengungkapkan kesan dalam bahasa yang mudah dipahami
- Mendorong keseriusan
- Meyakinkan bahwa interaksi yang terjadi adalah umum sebuah dialog bukan
permainan kekuatan dan kendali
- Menyadari adanya perbedaan budaya dan memiliki sensitivitas dalam
komunikasi
- Menggunakan bahasa tubuh untuk memperkuat komunikasi
- Menyadari kendala waktu dan prioritas orang lain.
Brager (1987) dan Holloway (1978) membagi 3 jenis teknik (taktik) dalam
pengembangan masyarakat:
1. Kolaborasi (kerjasama)
Kolaborasi dilakukan apabila sistem sasaran setuju (mudah teryakinkan untuk
sepakat) dengan sistem kegiatan mengenai perlunya perubahan dan dukungan alokasi
sumber. Ada dua jenis teknik kolaborasi, yaitu:
a. Implementasi Digunakan manakala sistem kegiatan dan sistem sasaran
bekerja sama dengan kesepakatan akan perubahan yang diinginkan serta adanya
dukungan pengambil keputusan akan alokasi dana yang dibutuhkan.
b. Membangun kapasitas (capacity building) yang dilakukan melalui :
- Partisipasi, mengacu pada kegiatan-kegiatan yang berupaya untuk melibatkan
anggota sistem klien dalam usaha perubahan.
2. Kampanye (penyuluhan sosial)
Teknik ini diperlukan untuk dilakukan apabila sistem sasaran tidak menolak
untuk berkomunikasi dengan sistem kegiatan, akan tetapi konsensus akan perlunya
perubahan belum tercapai, atau sistem sasaran mendukung perubahan tetapi tidak ada
alokasi sumber untuk perubahan tersebut.
1. Teknik Edukasi
Sistem perubahan berinteraksi dengan sistem sasaran dengan menyajikan berbagai
persepsi, sikap, opini, data dan informasi mengenai perubahan yang diinginkan, dengan
tujuan untuk meyakinkan sistem sasaran mengubah cara berpikir atau bertindaknya, yang
selama ini dianggap kurang sejalan dengan perubahan yang diperlukan.
2. Teknik Persuasi
Mengacu pada seni untuk meyakinkan orang lain agar menerima dan mendukung
pandangan-pandangannya atau persepsinya mengenai suatu isu:
- Kooptasi (cooptation)
Meminimalkan kemungkinan terjadinya oposisi dengan cara menyerap atau
melibatkan anggota-anggota sistem sasaran ke dalam sistem kegiatan. Pelibatan anggota
kelompok sasaran secara individual disebut “informal cooptation”, sedangkan melibatkan
sistem sasaran secara kelompok disebut ‘formal cooptation”.
- Lobi (Lobbying)
Lobi adalah bentuk persuasi yang mengarah pada perubahan kebijakan di bawah
jelajah sistem pengendalian. Kegiatan diarahkan pada para elit yang menjadi kunci dalam
perumusan kebijakan.
1. Peranan Fasilitatif
Peranan-peranan yang dikelompokan sebagai peran fasilitatif adalah peranan yang
berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat.
a. Animasi Sosial
Animasi sosial menggambarkan suatu peranan yang penting dalam praktek pekerjaan
sosial masyarakat, yaitu kemampuan untuk mengilhami, menyemangati,
mengaktifkan, mendukung, menggerakan dan memotivasi orang lain untuk tindak.
b. Mediasi dan Negosiasi
Pekerja sosial masyarakat akan sering berhadapan dengan konflik-konflik ini,
seorang pekerja sosial masyarakat kadang-kadang berperan sebagai mediator.
c. Dukungan ( support )
Satu dari peranan pekerja sosial masyarakat yang sangat penting adalah untuk
memberikan dukungan kepada orang-orang yang dilibatkan dalam struktur dan
aktivitas masyarakat.
d. Membangaun Konsensus
Membangun kesepakatan merupakan perluasan dari peranan mediasi yang dibahas
sebelumnya. Peranan ini menekankan pada tujuan umum/bersama, mengidentifikasi
alasan-alasan umum, dan menolong masyarakat untuk mengarah pada kesepakatan
yang dapat diterima oleh orang lain.
e. Fasilitasi Kelompok
Dalam berbagai hal, seorang pekerja sosial masyarakat akan memainkan peranan
fasilitas dengan suatu kelompok, apakah secara formal sebagai seorang pemimpin,
atau secara informal sebagai anggota kelompok yang mampu membantu kelompok
untuk mencapai tujuannya dengan cara efektif.
f. Pemanfaatan Keterampilan dan Sumber-sumber
Peran penting dari pekerja sosial masyarakat adalah untuk mengidentifikasi dan
menempatkan sumber-sumber ini, dan membantu masyarakat untuk melihat
bagaimana sumber-sumber itu dapat digunakan.
g. Organisasi
Organisasi digambarkan sebagai seseorang yang “membuat sesuatu terjadi”. Peranan
ini memerlukan peranan berfikir apa yang perlu dilakukan, dan meyakinkan bahwa
hal itu terjadi.
2. Peranan edukasional
Kategori kedua dari peranan pekerja sosial masyarakat adalah peranan
edukasional. Jika pada peranan fasilitatif, pekerja terlibat dalam menstimulasi dan
mendukung proses-proses masyarakat, maka peranan edukasional menuntut pekerja
lebih aktif dalam setting agenda. Peranan seorang pekerja sosial masyarakat terdiri
atas:
a. Menumbuhkan kesadaran
Menumbuhkan kesadaran dimulai dengan menghubungkan pribadi dengan politik,
atau individu dengan struktural.
b. Menginformasikan
Secara sederhana memberikan informasi yang relevan kepada orang/masyarakat
dapat menjadi peranan yang sangat bermanfaat bagi seorang pekerja sosial
masyarakat.
c. Mengkonfrontasikan
Dalam beberapa situasi masalah, mungkin merupakan hal yang besar dan bahwa
kelompok atau masyarakat tidak mampu menghadapinya, maka pekerja sosial
masyarakat perlu mengkonfrontasikan kelompok dengan konsekuensi-konsekuensi
tindakannya.
d. Pelatihan
Pelatihan merupakan peranan edukatif yang sangat khusus, peranan ini secara
sederhanan menyangkut mengajar orang-orang atau masyarakat bagaimana
melakukan sesuatu.
3. Peranan representasi
Istilah peranan ini yaitu representasi digunakan untuk menunjukan peranan
pekerja sosial masyarakat dalam berinteraksi dengan badan-badan eksternal/luar,
demi kepentingan atau keuntungan masyarakat. Peranan-peranan ini antara lain:
a. Memperoleh Sistem Sumber
Disatu sisi, prinsip kepercayaan diri berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang
mungkin diperoleh dari dalam masyarakat, namun ada waktunya bila seorang
pekerja sosial masyarakat perlu mencari sumber-sumber dari sumber eksternal.
b. Advokasi
Disini pekerja sosial masyarakat mewakili kepentingan individu, kelompok dan
masyarakat itu dan meletakkan kasus mereka pada urusan yang lebih baik. Peranan
advokasi merupakan peranan yang sangat berkuasa, dan dengan peranan ini pekerja
sosial masyarakat mudah berada/masuk dalam posisi yang berwenang.
c. Media Massa
Pekerja sosial masyarakat dalam beberapa hal perlu menggunakan media secara
efektif. Peranan ini menyangkut kemampuan pekerja sosial masyarakat dalam
penerbitan, melakukan interview di radio, televise atau media cetak atau partisipasi
dalam suatu debat atau forum.
d. Hubungan Masyarakat
Pekerja sosial masyarakat perlu menyadari tentang image yang perlu diproyeksikan
oleh proyek masyarakat, dan untuk mempromosikan image/gagasan yang tepat
dalam konteks yang lebih luas.
e. Jaringan Kerja
Jaringan kerja berarti membangun hubungan dengan banyak orang, dan mampu
memanfaatkan mereka untuk mempengaruhi perubahan.
f. Berbagai Pengetahuan dan Pengalaman
Pekerja sosial perlu saling membagi pengalaman dengan orang lain, baik dengan
sesame pekerja sosial masyarakat maupun dengan anggota masyarakat.
4. Peranan teknikal
a. Pengumpulan dan analisa data
Peranan ini berkaitan dengan peranan pekerja sosial masyarakat dalam penelitian
sosial. Menggunakan berbagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial untuk
mengumpulkan data yang relevan dan untuk menganalisa dan menyajikannya.
b. Penggunaan Komputer
Sangatlah penting bagi pekerja sosial masyarakat untuk mampu menggunakan
computer, selain itu penggunaan computer dapat menjadi bagian dari strategi
pengembangan masyarakat untuk membantu anggota masyarakat lainnya dalam
memperoleh keterampilan computer.
c. Persentasi Lisan dan Tulisan
Pekerja Pekerja sosial masyarakat pasti membuat tulisan-tulisan, tulisan-tulisan
ini mencakup laporan tertulis, pengeluaran dana, laporan-laporan pertemuan,
kertas diskusi dan surat-surat.
d. Manajemen
Peranan manajemen menjadi penting pada saat pertanggung jawaban
pengelolaan proyek. Pada level masyarakat, konsep-konsep seperti manajemen
menengah tidak diterapkan secara normal.
e. Kontrol Finansial
Peranan teknis yang terakhir adalah manajemen keuangan. Dalam bidang
ini, biasanya pekerja sosial masyarakat memiliki latar belakang atau pengalaman
sedikit dalam hal ini, dan mungkin akan lebih baik bila ia mencari asisten yaitu
orang yang.
BAB 3
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Lokasi Program
Desa Tipang yang terletak di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang
Hasundutan menjadi lokasi yang kami pilih untuk dilaksanakannya program. Hal ini
dikarenakan lokasi ini dinilai cukup potensial terutama dari sumber daya manusianya.
Di desa ini pula lah kami menemukan komunitas yang akan kami jadikan sasaran
penerima manfaat program
B. Penerima Manfaat
C. Pelaksanaan Program
1. Tahap Engagement
2. Tahap Assessment
3. Tahap Perencanaan
5. Tahap Intervensi
6. Tahap Evaluasi
7. Tahap Terminasi
1. Tahap Engagement
Pada tahap ini saya melakukan pendekatan dengan mengajak orang-orang dalam
komunitas tersebut untuk memperkenalkan dirinya baik secara personal maupun dari
komunitas sanggar seni itu sendiri. Proses pendekatan ini juga diwarnai dengan sedikit
pemaparan mengenai Program Pejuang Muda beserta program pemberdayaan yang kami
laksanakan. Hal ini bertujuan untuk memotivasi setiap orang dalam kelompo/komunitas
tersebut untuk lebih tertarik dalam mengikuti program ini. Pada tahap ini, saya juga
mengajak orang – orang dalam komunitas tersebut untuk membuat kesepakatan bahwa
mereka siap untuk diberikan program pemberdayaan
2. Tahap Assesment
Pada tahap ini saya menggali permasalahan yang dialami oleh Komunitas Sanggar
Seni Dalloid. Setelah melakukan pembicaraan yang cukup intensif, saya pun mendapati
bahwa masalah utama yang dialami oleh komunitas ini adalah kurangnya akses terhadap
faktor – faktor produksi yang membuat pergerakan komunitas ini dalam beberapa tahun
terakhir menjadi vakum. Untuk masalah kompetensi sumber daya manusia, kami menilai
bahwa komunitas ini memiliki kecakapan dalam pembuatan alat musik tradisional dan
mereka mengaku bahwa proses produksi yang mereka jalankan sebelum-sebelumnya masih
tetap menggunakan peralatan sederhana padahal mereka memakai hasil-hasil hutan yang
menggunakan peralatan yang lebih canggih dan praktis. Disamping itu, mereka juga kurang
cakap dalam hal urusan administrasi untuk melegalkan sanggar seni tersebut. Mereka juga
kurang cakap dalam hal penguasaan teknologi marketing untuk distribusi hasil produksi
alat musik tradisional.
3. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini saya merencanakan sebuah program agar anak setiap orang dalam
komunitas tersebut lebih cepat untuk memahami informasi. Adapun peran saya dalam
program pemberdayaan komunitas ini adalah sebagai fasilitator dan educator. Teori yang
saya gunakan yaitu teori social learning yang mengatakan bahwa orang dapat mempelajari
informasi baru dan perilaku dengan melihat orang lain. Dengan merencanakan program
maka saya sebagai praktikan bisa menyesuaikan dengan program yang diharapkan untuk
menyelesaikan permasalahan mereka sehingga nantinya bisa berjalan sesuai yang
diharapkan.
Saya bersama dengan teman-teman pejuang muda yang lain pun kemudian mulai
mencari referensi mengenai model-model pengembangan usaha yang berbasis digitalisasi
marketing menggunakan akun marketplace shopee. Setelah menemukan model
pengembangan usaha yang akan kami terapkan, kami pun kemudian merancang strategi
perencanaan program mulai dari waktu pelaksanaan dan model intervensi yang akan kami
terapkan selama Program yakni selama 3 kali dalam seminggu yakni pada hari rabu, sabtu
dan minggu selama 3 minggu. Nantinya komunitas ini akan dibagi kedalam 3 kelompok
dan masing masing kelompok akan mendapatkan 2 orang mentor dari kami Pejuang Muda.
Dalam program ini, kami menggunakan konsep direct service dimana dalam hal ini si
pembuat program membuat langsung rincian program yang akan di laksanakan tanpa
mempertanyakan kembali kepada yang akan menerima program
4. Tahap Intervensi
Pada tahap ini saya menjalankan program-program sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat agar dapat berjalan dengan baik.
Pelaksanaan program diawali dengan kegiatan membaca dan memahami artikel
mengenai digital marketing dan shopee. Mereka cukup antusias dengan artikel
yang kami berikan dan cukup tertantang dengan apa yang disajikan didalam
artikel. Saya pun memotivasi mereka untuk tetap menganggap bahwa tidak ada
yang tidak bisa dilakukan selama ada kemauan
Di pertemuan selanjutnya saya mengarahkan komunitas tersebut untuk
mengakses akun marketplace shopee untuk yang pertama kalinya. Mereka diawal
memang cukup kesulitan, tapi lama-kelamaan mereka mulai paham mengenai
kegunaan akun marketplace tersebut.
Dipertemuan selanjutnya saya mengajak mereka untuk menonton konten youtube
mengenai pengembangan usaha kerajinan dengan memanfaatkan digital
marketing melalui platform jual beli online. Perlahan mereka pun mulai saya
arahkan untuk membuat satu market place untuk komunitas mereka sendiri serta
cara-cara penggunaan dan penjualannya.
Selama berjalan kurang lebih 2 minggu , kami pun mengadakan sharing
mengenai apa saja kesulitan yang dihadapi selama berjalannya program dan apa
yang harus dilakukan untuk mempermudah kesulitan tersebut.
5. Tahap Evaluasi
Di tahap ini saya melakukan evaluasi terhadap program-program yang telah
dijalankan. Evaluasi pada program ini adalah lebih dibutuhkan pemantauan agar anak mau
menjalankan programnya. Adapun hasil perubahan yang dialami oleh mereka adalah
mereka lebih semangat dalam melakukan kegiatan produksi, dari yang awalnya 3 kali
dalam seminggu, menjadi setiap hari. Hal ini bukan tanpa alasan. Mereka merasa bahwa
masalah yang selama ini menggerogoti tubuh sanggar seni Dalloid ini kini perlahan mulai
mendapatkan titik terang dan mereka mulai termotivasi untuk tetap berproduksi karena
mereka sudah memiliki wadah untuk memasarkan hasl-hasil produksi mereka dengan lebih
praktis dan efisien
6. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan secara formal
dengan kelompok. Pada tahap terminasi ini saya beserta teman-teman pejuang muda yang
lain menekankan mengenai pentingnya komitmen dan loyalitas demi menciprakan
kelompok atau komunitas yang maju dan berkelanjutan. Saya juga mengarahkan komunitas
tersebut untuk lebih mandiri dan terus mau belajar dan belajar.
Dalam tahap ini, saya beserta teman-teman pejuang muda lainnya juga membuat
sebuah spanduk untuk memotivasi komunitas sanggar seni Dalloid tersebut sekaligus agar
tetap semangat dalam berkarya karena Sanggar Seni Dalloid secara tidak langsung sudah di
cap oleh Pejuang Muda sebagai komunitas percontohan di Kecamatan Baktiraja khususnya
di Kabupaten Humbang Hasundutan. Spanduk yang kami buat tersebut bertujuan untuk
menjadikan Sanggar Seni Dalloid sebagai icon komunitas seni di desa Kabupaten Humbang
Hasundutan, sekaligus mengajak masyarakat sekitar khususnya para pemuda untuk
melestarikan alat musik tradisional batak
BAB 4
SUMBER DANA & LAPORAN PENGGUNAAN DANA
A. Sumber Dana
Adapun dana yang kami gunakan disini bersumber dari kesepakatan sesama pejuang muda
untuk menyisihkan sebagian dari uang sakunya untuk digunakan sebagai modal untuk melaksanakan
program pemberdaayaan ini berjumlah Rp1.500.000,-.
KEBERLANJUTAN PROGRAM
Adapun dari program pemberdayaan yang kami lakukan ini adalah bahwa
komunitas sanggar seni Dalloid sejatinya memiliki potensi sumberdaya manusia yang
mumpuni dalam hal pembuatan danpengembangan usaha kerajinan alat musik
tradisional. Hanya saja, permasalahan yang kerap kali menghambat kegiatan atau
aktifitas produksi mereka adalah selain karena minimnya faktor-faktor produksi, juga
kurangnya manajerial serta kurangnya pemahaman dan penguasaan terhadap teknologi
dan digitalisasi. Mereka bahkan masih nyaman dengan peralatan sederhana yang biasa
mereka gunakan ketimbang peralatan otomatis lainnya.
Hal ini bukan tanpa alasan, mereka mengatakan perubahan alat sangat
mempengaruhi nilai estetik dan makna dari alat musik tradisional tersebut. Selain itu
mereka juga kerap kali kesulitan dalam hal distribusi hasl kerajinan alat musik
tradisional dikarenakan pangsa pasar yang kurang luas. Selain itu, hasil penjualan
mereka juuga masih menggunakan cara-cara konvensional dari satu orang ke orang
lainnya.
A. Kesimpulan
Proyek sosial ini merupakan bentuk kepedulian pejuang muda Humbang Hasundutan
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan
khususnya untuk masyarakat di Desa Tipang,Kecamatan Baktiraja Desa Siponjot, Kecamatan
Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan. Diharapkan melalui program ini potensi di Desa
Tipang,Kecamatan Baktiraja khususnya di Desa Siponjot bisa ditingkatkan lagi dan para
pemuda di desa tersebut bisa lebih dimaksimalkanlagi.
B. Penutup
Demikian laporan Program Pejuang Muda Kemensos RI untuk tahun 2021.
Semoga proyek sosial ini nantinya bisa memberikan nilai manfaat di tengah-tengah
masyarakat. Khususnya masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan.
DAFTAR PUSTAKA