Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PROGRAM PEJUANG MUDA

Pemberdayaan Komunitas Sanggar Seni Dalloid Dalam Pengembangan Usaha


Kerajinan Alat Musik Tradisional Batak Berbasis Digital Marketing Lewat
Program Pejuang Muda Kementrian Sosial RI

APRIL LASROHA PURBA


180709018

PROGRAM PEJUANG MUDA


KEMENTRIAN SOSIAL RI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun dalam penyusunan tugas ini penulis telah
berusaha menyajikan yang terbaik. Penulis juga menyadari bahwa kelancaran penyusunan tugas ini adalah
berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga tulisan dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi
semua pihak.

Doloksanggul,26 Desember 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pejuang Muda merupakan program bagi mahasiswa untuk turun ke masyarakat yang
membutuhkan bantuan dengan membuat perubahan sosial melalui berbagai aktivitas.Mulai
dari merancang hingga eksekusi program sosial yang relevan untuk daerah tersebut.Melalui
Program Pejuang Muda ini, Mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk terjun langsung
mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dan memberikan dampak sosial bagi masyarakat,
serta berperan aktif sebagai agen perubahan social.

Program Pejuang Muda berfokus pada kewirausahaan sosial, yang akan memberi
mahasiswa berkesempatan mencari pengalaman di lapangan dan ditempatkan ke daerah
prioritas di antaranya daerah pascabencana, daerah kemiskinan, daerah Komunitas Adat
Terpencil (KAT). Melalui Program Pejuang Muda ini, Kementerian Sosial (Kemensos) juga
berkomitmen dalam hal pemberdayaan masyarakat untuk pemutakhiran data penerima
bantuan social PKH dan Sembako. menunjukkan hasil yang signifikan. Selama kurang lebih
2 bulan program ini berjalan,kurang lebih sebanyak 1.805.000 data penerima bantuan telah
diverifikasi oleh Pejuang Muda yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam program verifikasi
dan validasi data ini, setiap mahasiswa diberikan 1000 data untuk setiap orang.Untuk
kegiatan verifikasi dan validasi data penerima bantuan PKH dan BPNT, sejauh ini saya dan
kawan-kawan pejuang muda lainnya telah berhasil melakukan verval sebanyak kurang lebih
2.850 data DTKS. Verifikasi data ini sekaligus menjadi ajang bagi Pejuang Muda untuk
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mengaktualisasikan dirinya
dengan terjun langsung di masyarakat. Selain itu, terdapat potensi alam maupun sumber daya
manusia yang bisa digali dari masyarakat kurang mampu di tengah keterbatasan yang mereka
miliki.

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, yang
kemudian dipertahankan sebagai sarana hiburan. Namun dengan berkembangnya teknologi
zaman sekarang, musik tradisional sangat sulit mendapatkan tempat dihati pendengarnya.
Generasi muda yang seharusnya mempertahankan musik tradisional kini merasa bahwa
musik tradisional bukanlah seleramusik mereka yang tidak menarik seperti musik barat yang
disuguhkan dengan sangat menarik dari segi komposisi dan penyajiannya sehingga mereka
menganggap bahwa musik tradisional adalah musik yang sudah ketinggalan zaman. Alat
musik tradisional merupakan salah satu warisan leluhur bangsa ini yang harus dijaga dan
dilestarikan.

Melalui kegiatan pemberdayaan ini nantinya, diharapkan masyarakat melalui kawula


pemuda bisa dimaksimalkan untuk mengembangkan usaha di desa dan menciptakan
lapangan pekerjaan untuk banyak masyarakat yang selama ini sulit untuk menemukan
pekerjaan. Hal ini juga akan menjadi contoh yang baik untuk desa lain agar dicontoh dan
membuat alat music tradisional makin di gemari di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa manfaat dari program pemberdayaan dan pengembangan usaha kerajinan alat musik
tradisional batak berbasis digital marketing bagi komunitas Sanggar Seni Dalloid?

C. Tujuan Dan Manfaat Proyek Sosial


Tujuan dari proyek adalah:
1. Mengembangkan usaha kerajinan alat musik tradisional batak lewat digital marketing
2. Meningkatkan keterampilan pemuda desa dalam bidang kewirausahaan.

D. Manfaat dari proyek adalah :


1. Untuk menambah pengalaman mahasiswa khususnya pejuang muda dalam hal
pemberdayaanmasyarakat
2. Menambah keterampilan mahasiswa khususnya pejuang muda dalamhal
pendampingan dan pengembangan masyarakat.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Community Organization & Community Development

Pekerjaan sosial merupakan suatu profesi pertolongan untuk membantu individu,


kelompok, dan masyarakat dalam keberfungsian sosialnya. Prinsip pertolongan pekerjaan
sosial adalah “ to help people to help them self ” yang berarti setiap perubahan terjadi pada
dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha-usaha klien sendiri, dan peranan pekerja sosial
adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang telah
ditetapkan dan disepakati bersama. Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dari
kesejahteraan sosial adalah memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
pendayaagunaan sumber yang ada dengan menekankan adanya partipasi sosial serta
menciptakan kondisi kehidupan yang memungkinkan mereka mencapai tujuan. Sehingga
metode pelayanan masyarakat dalam praktek pekerjaan sosial dapat dilakukan dengan cara
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat atau dikenal dengan istilah CO/CD
(Community Organization/Community Development). Proses dalam melakukan
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat merupakan point penting bagaimana
pelaku perubahan berkiprah ataupun membangun masyarakat untuk mandiri dan mampu
berkembang menjadi masyarakat yang fungsional.

2.2 Definisi COCD (Community Organization & Community Development)


Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan
antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu
masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958).
Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki
masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees,
1993)
Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai
sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998),
misalnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan. Asumsi dasar
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat sebagai berikut :
1. Suatu Proses
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dipandang sebagai suatu siklus
maupun paradigma yang berkesinambungan berupa perubahan dari suatu tahap ke tahap
berikutnya yaitu tercapainya masyarakat mandiri.
2. Suatu Metode
Menitik beratkan pada cara yang dilakukan yaitu partisipasi masyarakat dan
pengorganisasian masyarakat
3. Suatu Program
Didalamnya terdapat unsur proses, metode, cara-cara tertentu dan titik beratnya pada
pencapaian tujuan organisasi dan penyelesaian dari serangkaian kegiatan yang terukur
secara kualitas dan bisa dilaporkan
4. Suatu Gerakan
Merupakan suatu usaha untuk memberantas hal-hal yang tidak baik sehingga
masyarakat menjadi komitmen dan dirancang untuk meningkatkan kehidupan bagi semua
warga masyarakat melalui partisipasi aktif
Pengertian secara umum adalah suatu proses untuk membantu masyarakat agar dapat
menggali dan menggerakkan sumber- sumber yang ada untuk mengatasi masalah atau
memenuhi kebutuhan.

2.3 Fungsi COCD


Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat memiliki fungsi antara lain:
a. Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan
melakukan tindakan yang sehat
b. Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan
untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan
c. Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari
lembaga-lembaga
d. Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi
antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha
kesejahteraan sosial
e. Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan
sosial
f. Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas
kesejahteraan sosial
Disisi lain, tujuan utama dari pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-
sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada partisipasi sosial.

2.4 Prinsip Pengembangan Masyarakat


Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat adalah landasan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang pekerja sosial masyarakat, dan ini harus terinternalisasi dalam diri pekerja
sosial masyarakat.

1. Pembangunan yang terintegrasi


Pembangunan sosial, ekonomi, politik, lingkungan, dan personal/spiritual,
semuanya mewakili aspek-aspek esensial dari kehidupan masyarakat. Pengembangan
aspek-aspek tersebut “menyatu” dengan kehidupan masyarakat, oleh karena itu, suatu
program pengembangan masyarakat harus memperhitungkan seluruh aspek tersebut.
2. Hak Asasi Manusia
Pemahaman dan komitmen terhadap HAM penting bagi pekerja sosial pada
setting makro, baik dalam pengertian negatif maupun positif. Dalam pengertian negatif,
bahwa hak-hak manusia itu dijadikan alat untuk menetapkan keputusan-keputusan dan
pelaksanaan dalam pencapaian tujuan. Dalam pengertian yang lebih positif, pencapaian
tujuan deklarasi umum hak-hak azazi manusia dapat digunakan sebagai tujuan bagi
pengembangan masyarakat.
3. Berkelanjutan
Berbagai aktivitas pengembangan masyarakat harus terjadi dalam suatu
kerangka kerja yang mampu mendukung praktik pekerjaan sosial sehingga dapat
dipertahankan keberlangsungannya.
4. Pemberdayaan
Aktivitas pengembangan masyarakat harus mampu memberikan sumber-
sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada “mereka” untuk menentukan
diri mereka sendiri dan untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembangunan.
5. Aspek personal dan politik
Dalam aktivitas pengembangan masyarakat aspek politis akan menjadi bagian
dari masalah individu, dan sebaliknya. Kurangnya pemahaman akan interaksi dalam hal ini
membuat potensi pengembangan masyarakat menjadi terbatas.
6. Hak milik masyarakat
Aktivitas pengembangan masyarakat bertujuan memperluas
kekayaan/potensi/sumber masyarakat serta berusaha membangun mereka. Dalam
pengertian ini terdapat dua aspek, yaitu: kepemilikan terhadap barang (material) dan non
material, seperti kepemilikan atau keterlibatan dalam struktur dan proses.
7. Kepercayaan diri
Pengembangan masyarakat berusaha mengidentifikasi, memanfaatkan sumber-
sumber yang ada (sumber sendiri) semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemampuan
dan kepercayaan diri masyarakat itu sendiri.
8. Tidak tergantung pada negara
Sesuai dengan prinsip sebelumnya, suatu pendekatan pengembangan
masyarakat akan berusaha meminimalkan dana dari pemerintah, agar masyarakat tidak
menjadi tergantung.
9. Tujuan jangka pendek dan visi akhir
Dalam pekerjaan sosial masyarakat selalu terdapat ketergantungan antara
pencapaian tujuan jangka pendek dan visi akhir dari masyarakat, atau antara tujuan proses
dan tujuan akhir.
10. Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi memiliki arti bahwa masyarakat akan merasa bangga
atau terhormat sesuai dengan nilai dari atribut khusus masyarakat apabila diizinkan dan
didukung untuk berkembang dalam mencari unitnya sendiri, Hal ini dilakukan dengan
memahami kompleksnya hubungan antara masyarakat dengan lingkungan.
11. Langkah-langkah pengembangan
Pengembangan masyarakat yang berhasil akan bergerak berdasarkan langkah
masyarakat itu sendiri dan pekerja masyarakat yang berhasil akan menilai dari langkah dan
tindakan itu.
12. Keahlian eksternal
Masing-masing masyarakat mengembangkan pengalaman dengan caranya
sendiri. Namun demikian, masyarakat dapat belajar dari pengalaman daerah lain tetapi
tidak harus meniru serupa dengan mereka.
13. Membangun masyarakat
Dalam beberapa kondisi, pengembangan masyarakat menjadi tujuan khusus dari
proses membangun masyarakat.
14. Proses dan hasil
Proses itu sendiri merupakan hal yang penting dalam menentukan proses dan
pencapaian tujuan pengembangan masyarakat. Untuk itu, seorang pekerja sosial
masyarakat dalam upaya pengembangan masyarakat harus memperhatikan proses yang
terjadi dan hasil yang dicapai.
15. Integritas dari proses
Pendekatan proses yang digunakan dalam membangun masyarakat adalah
merupakan hal yang penting dan benar, apabila hal tersebut dilakukan didasarkan pada
arah dan tujuan yang ingin dicapai.
16. Tanpa kekerasan
Aktivitas pengembangan masyarakat tidak diarahkan pada tindakan yang
memicu terjadinya kekerasan seperti yang sering terlihat dalam berbagai bentuk tindak
kekerasan fisik, yaitu militerisasi, kekerasan dalam rumah tangga, dll.
17. Keikutsertaan/keterlibatan
Pengembangan masyarakat membutuhkan proses yang melibatkan seluruh
masyarakat.

18. Kesepakantan
Konsensus dilakukan atas dasar persetujuan seluruh masyarakat dengan maksud
untuk mencari jalan keluar atau pemecahan yang disepakati oleh setiap golongan
masyarakat.
19. Kerjasama
Kerjasama antara masyarakat dapat membuktikan banyaknya manfaat yang
dapat diperoleh dalam jangka waktu yang lama.
20. Partisipasi
Pengembangan masyarakat harus selalu memaksimalkan partisipasi setiap
orang dalam masyarakat yang diwujudkan secara aktif dalam proses dan kegiatan
pengembangan.
21. Mendefinisikan kebutuhan
Pengembangan masyarakat harus memperhatikan aspek kebutuhan
masyarakat secara keseluruhan, konsumen, tenaga kerja dan sumberdaya. Bermacam-
macam kebutuhan baik yang bersifat progresif maupun regresif yang akan didefinisikan,
memerlukan peranan semua orang.
22. Struktur yang merugikan
Pengembangan masyarakat harus konsisten dengan prespektif keadilan sosial
dan akan selalu memperhitungkan adanya penekanan-penekanan yang terjadi baik dalam
bentuk kelas sosial,gender,dan ras/etnik. Pengembangan masyarakat harus menjamin
bahwa mereka tidak dapat memperkuat bentuk-bentuk penekanan secara struktural.

Selain dari prinsip di atas, pandangan lain yang menyebutkan prinsip dari
pengorgansasian dan pengembangan masyarakat antara lain:
a. Keseimbangan artinya mencari keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber
yang ada di masyarakat
b. Individualisasi artinya masyarakat yg satu berbeda dgn masyarakat yg lainnya
c. Penerimaan artinya masyarakat harus dipandang dan diterima sebagai mana
adanya, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mulai
kegiatan/program
d. Partisipasi artinya semua unsur masyarakat harus dilibatkan sehingga berperan
aktif di dalam kegiatan
e. Perubahan dinamis artinya pada dasarnya masyarakat tidak statis tetapi dinamis
sehingga terjadinya perubahan-perubahan yang harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi
dan kemampuan masyarakat
f. Interdependensi artinya semua unsur yang ada dalam masyarakat tersebut selalu
tergantung dan tidak ada yang mampu tanpa berhubungan dengan yang lain. Aplikasi
pekerjaan sosial artinya proses pengorganisasian dan pengembangan masyarakat menjadi
bagian yang integral dari pekerjaan sosial. Prinsip- prinsip peksos harus diterapkan
didalam seluruh kegiatannya.

2.5 Model-Model Pendekatan Intervensi

1. Model Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Develepment)


Model ini biasa juga disebut community development. Model ini memandang
bahwa perubahan atau pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan sangat baik
melalui suatu partisipasi aktif dari masyarakat lokal. Model ini menuntut adanya
keterlibatan berbagai golongan atau lapisan masyarakat (termasuk yang kurang beruntung
ataupun struktur kekuasaan), terutama dalam mengidentifikasi dan memecahkan
permasalahan yang mereka hadapi.
Yang menjadi sasaran dari model ini masyarakat pada level grass root (akar rumput)
yang kurang memiliki kemampuanbekerjasama dan memanfaatkan sistem sumber baik di
pedesaan maupun perkotaan. Tujuannya adalah menolong masyarakat lokal dalam
menemukan masalah, kebutuhan, potensi dan sumber-sumber; membuat rencana
pembangunan;mendampingi pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu tertentu
hingga masyrakat mampu melakukannya sendiri.
Peranan dari pekerja sosial yang menonjol dari model ini adalah: Enabler,
mempercepat pencapaian hasil, coordinator, serta guru dalam meningkatkan keterampilan
untuk memecahkan masalah serta dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan etik.
Model ini menggangap bahwa konflik antara berbagai kelompok kepentingan yang
terjadi dapat ditangani secara kreatif dan konstruktif. Model ini berupaya untuk
mendorong agar mengekspresikan aspirasi mereka yang beragam secara bebas, akan tetapi
model ini juga yakin bahwa kelompok-kelompok tersebut akan menyampingkan
kepentingan-kepentingan pribadinya demi pencapaian bersama.
Tema sentral dari model adalah: “Bersama ktia ungkapkan apa yang harus kita
lakukan, dan laksanakan secara bersama pula”. Model ini berupaya untuk memaksimalkan
pemanfaatan diskusi dan komunikasi antar kelompok dalam masyarakat untuk mencapai
kesepakatan mengenai focus masalah yang dihadapi serta strategi atau kegiatan yang dapat
dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Model Perencanaan Sosial (Social Planning)


Model ini terutama menekankan pada suatu proses teknik dalam memecahkan
masalah. Model ini meyakini bahwa masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan
lingkungan yang kompleks (biasanya masyarakat industri) memerlukan seseorang
perencana yang memiliki keterampilan serta terlatih dan mampu membimbing masyarakat
dalam melakukan proses perubahan yang kompleks.

Peranan sebagai seorang tenaga ahli sangat ditekankan dalam model ini untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Seorang perencana atau tenaga ahli ini biasanya
bekerja sebagai pegawai pada suatu bagian dari struktur kekuasaan, seperti pemerintahan,
suatu yayasan, lembaga dan sebagainya. Karena dia bekerja sebagai pegawai pada bagian
dari struktur kekuasaan ini, maka terdapat kecenderungan untuk mengutamakan
kepentingan-kepentingan dari struktur kekuasaan tersebut. Upaya-upaya untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat, pada umumnya kurang mendapat perhatian
dalam model ini.
Peranan perencanaan dalam model ini meliputi pengumpulan data-fakta,
menganalisis data, dan bekerja sebagai perancang program. Partisipasi masyarakat dalam
model ini dipandang secara sangat bervariasi. Mulai yang sangat kecil sampai yang
moderat/cukupan, tergantung dari sikap masyarakat terhadap masalah yang ingin
dipecahkan. Focus utama dari model ini terletak pada upaya untuk mengidentifikasikan
kebutuhan masyarakat serta melakukan perancangan pemberian pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.Tema sentral dari model ini adalah : “dapatkanlah
data, kemudian lakukan tahapan berikut secara rasional”.

3. Model Aksi Sosial (Social Action)


Model ini memiliki pandangan bahwa di dalam masyarakat yang bersangkutan,
terdapat suatu bagian/kleompok yang kurang beruntung (yang seringkali tertindas) yang
perlu dibantu, diorganisasikan dalam rangka menekan struktur kekuasaan yang
menindasnya. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber atau perlakuan yang
lebih baik sesuai dengan asa demokrasi dan keadilan.
Model ini seringkali juga dilakukan untuk melakukan perubahan pada institusi-
institusi utama, seperti institusi ekonomi, pasar, maupun kebijakan tertentu. Model ini
terutama dilakukan untuk mencapai redistribusi sumber maupun kekuasaan (power).
Model social action menekankan pada gerakan pembangunan sosial yang dilakukan secara
partisipatif (collective action). Pembangunan dilakukan sebagai gerakan moral yang lebih
mengutamakan pembangunan modal social.Peranan pekerja sosial dalam hal ini meliputi :
peranan sebagai pembela, penggerak, activist, pemberi semangat juang/partisipan, dan
negosiator. Strategi atau taktik yang digunakan dalam model ini meliputi : prostest,
boycotts, konfrontasi, dan negosiasi.
Tema sentral dari model ini adalah : “marilah kita galang kekuatan untuk mengubah
penindas kita”. System klien dalam model ini dipandang sebagai “korban” dari penindasan
struktur kekuasaan. Model social action ini tidak banyak dilakukan pekerja social (bahkan
di Negara maju sekalipun). Banyak pekerja sosial yang terlibat dalam kegiatan social
action ini akan mendapat sanksi dari lembaga yang mempekerjakannya, mendapatkan
penurunan jabatan, atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Oleh karena itu, model ini
seringkali dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga strategi atau taktik yang terlalu radikal
diperlunak sampai batas-batas tertentu.
2.6 Keterampilan-Keterampilan Dalam COCD

Ketrampilan pekerja sosial berikut ini merupakan ketrampilan inti dalam pekerjaan
sosial dengan masyarakat yang sangat penting bagi sebagian pekerjaan sosial dalam setting
apapun dia bekerja.
a. Komunikasi personal.
Ketrampilan komunikasi interpersonal secara baik merupakan ketrampilan
yang sangat vital. Kemampuan komunikasi tersebut membutuhkan kemampuan
untuk :
- Memulai suatu komunikasi atau percakapan
- Menyimpulkan komunikasi atau percakapan
- Mengupayakan agar suatu percakapan yang terfokus
- Menyadari pentingnya lingkungan fisik dalam komunikasi personal.
- Mendengarkan dengan sungguh-sungguh
- Memahami dan mengnterprestasikan apa yang diucapkan
- Menjaga lawan bicara tetap nyaman
- Mengajukan pertanyaan secara tepat
- Mendorong lawan bicara untuk mengungkapkan implikasi dari apa yang sedang
didiskusikan
- Mengungkapkan kesan dalam bahasa yang mudah dipahami
- Mendorong keseriusan
- Meyakinkan bahwa interaksi yang terjadi adalah umum sebuah dialog bukan
permainan kekuatan dan kendali
- Menyadari adanya perbedaan budaya dan memiliki sensitivitas dalam
komunikasi
- Menggunakan bahasa tubuh untuk memperkuat komunikasi
- Menyadari kendala waktu dan prioritas orang lain.

Program-program pelatihan ketrampilan komunikasi interpersonal secara lebih


efektif. Pada kenyataannya akan memberikan feed back serta mendorong kesadaran dan
refleksi kritis. Sebagai suatu konteks dimana refleksi kritis dapat dilakukan, maka
pelatihan-pelatihan seperti sangat bermanafaat bagi seorang pekerja sosial masyarakat.
b. Kelompok dan pertemuan
Banyak waktu yang dimiliki oleh pekerja sosial tercurah dalam kelompok kecil.
Dengan demikian pekerja sosial harus melakukan tugas-tugas tersebut yang memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang meliputi kemampuan untuk :
- Mengamati dan sadar tentang dinamika kelompok
- Menyadari pengaruh faktor budaya dan gender yang mungkin menghalangi
seseorang untuk berpartisipasi secara penuh
- Memahami pentingnya lingkungan fisik
- Berbicara dalam kelompok secara efektif
- Melaksanakan kepemimpinan, jika diperlukan dalam memfasilitasi proses-
proses kelompok
- Melibatkan para partisipan yang terlalu banyak bicara.
- Menginterprestasikan dan melakukan refleksi atas apa yang diucapkan,
sehingga seluruh anggota kelompok dapat memahami.
- Membantu kelompok untuk mencapai konsensus.
- Mempersiapkan pertemuan kelompok
- Menyusun agenda
- Membuat catatan kecil atau berbagai bentuk catatan lain yang sesuai
- Mencegah kelompok keluar dari tujuan
- Mencegah terpecahnya kelompok
- Memahami prosedur pertemuan=pertemuan formal
- Mengupayakan resolusi formal
- Menginterprestasikan konstitusi
- Memanfaatkan humor untuk meredakan ketegangan serta membangun
solidaritas.
Ketrampilan-ketrampilan ini terutama berguna untuk bekerja dengan kelompok kecil
maupun kelompok-kelompok yang terpusat pada tugas, kelompok yang biasanya ditangani
oleh pekerja sosial kelompok. Tanggung jawab pekerja sosial yang utama adalah
meyakinkan adanya dukungan lingkungan terhadap berlangsungnya proses-proses
pengembangan.
c. Pendidikan masyarakat.
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dari peranan pekerja sosial
masyarakat, sehingga keterampilan-keterampilan dalam pendidikan sangatlah penting.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat penting bagi pekerja
social memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan sendiri agenda
pelatihan yang dibutuhkannya.
Bebagai ketrampilan yang berkaitan dengan pendidikan , juga yang berkaitan
dengan kelompok dan interaksi interpersonal bukanlah sesuatu yang bersifat
membingungkan. Keterampilan-keterampilan ini erat sekali kaitannya dengan pengalaman
hidup sehari-hari dari sebagian besar orang. Seorang pekerja sosial yang baik akan selalu
berusaha untuk mencari kesempatan masuk dalam upaya-upaya peningkatan landasan
maupun dialog-dialog serta menghubungkan pengalaman-pengalaman seseorang dengan
konteks sosial, budaya, ekonomi yang lebih luas.

d. Menyediakan sumber bagi struktur dan proses-proses masyarakat.


Pekerja sosial masyarakat seringkali berupaya untuk membantu masyarakat atau
kelompok-kelompok masyarakat dalam memperoleh informasi, sumber-sumber,
ketrampilan-ketrampilan maupun tenaga ahli yang dibutuhkan dalam rangka memperkuat
struktur maupun tujuan-tujuannya sendiri. Walaupun demikian pekerja sosial tentunya
tidak diharuskan untuk memberikan semua yang dibutuhkan dengan pengetahuan tentang
apa yang tersedia dari berbagai sumber dan mengetahui bagaimana cara membantu
masyarakat untuk memperoleh apa yang dibutuhkannya. Pekerja sosial tidak diharapkan
untuk tahu segalanya, melainkan dituntut untuk mengetahui dimana sumber informasi yang
dibutuhkan berada.
Ketrampilan untuk menyediakan sumber bagi proses dan struktur masyarakat ini juga
tidak boleh mengingkari prinsip-prinsip pemberdayaan. Pemanfaatan sumber-sumber yang
ada dalam masyarakat lebih memberdayakan dibanding memanfaatkan sumber dari luar.
Ketrampilan pekerja sosial untuk menaksir hal ini merupakan ketrampilan penting pula
yang harus dimiliki.

e. Ketrampilan membuat tulisan


Penting bagi seorang pekerja sosial untuk memiliki kemampuan untuk membuat
tulisan. Pekerja sosial seringkali membuat beraneka ragam jenis karya tertulis. Penguasaan
atas berbagai bahasa yang baik sangat menunjang dan bermanfaat dan juga diperlukan
kemampuan untuk mengekspresikan gagasannya melalui berbagai tulisan yang mudah
dipahami.
Sehubungan dengan ketrampilan menulis ini pekerja sosial perlu memiliki kesadaran
diri pada tingkat yang tinggi., sehingga dia mampu membuat assessment terhadap apa yang
dapat dilakuikannya dan ketrampilan-ketrampilan apa yang dapat dikembangkannya.
f. Memberi motivasi, meningkatkan antusiasme dan mengaktifkan.
Ketrampilan-ketrampilan pekerja sosial masyarakat yang berkaitan dengan peranan
pekerja sosial dalam memberikan motivasi, meningkatkan antusiasme masyarakat
merupakan keterampilan yang banyak berasal dari kepribadian pekerja sosial itu sendiri.
Ketrampilan ini merupakan aktivitas yang kompleks yang dapat ditempuh pekerja sosial
untuk mengembangkan ketrampilannya. Dengan demikian akan sangat berbeda sesuai
dengan karakteristik dan situasi individual dari pekerja sosial tersebut.
g. Mengatasi konflik-konflik negoisasi dan mediasi
Ketrampilan negoisasi dan mediasi sangat penting bagi seorang pekerja sosial
masyarakat. Ketrampilan ini meliputi berbagai ketrampilan yang akan diperoleh oleh
pekerja sosial karena unsur kemanusiannya. Akan tetapi diperlukan cara khusus untuk
memanfaatkannya. Terdapat banyak kursus-kursus yang ditujukan untuk melatih
penanganan konflik, usaha-usaha mediasi dan negoisasi,
Dengan demikian, seperti juga ketrampilan-ketrampilan lain, pekerja sosial
masyarakat harus mengembangkan kesadaran nilai yang kuat terhadap isu-isu struktural.
h. Perwakilan/representatif dan advokasi.
Untuk mampu memerankan fungsi advokasi, pekerja sosial harus memiliki
ketrampilan untuk mendengar serta memahami masyarakat dan mampu menampilkan
kasus yang dihadapi masyarakat pada forum-forum lain. Tugas untuk mendengar dan
memahami masyarakat, pekerja sosial perlu memiliki penerimaan serta responsivitas yang
didukung oleh kemampuan untuk mendengar, melakukan interprestasi maupun
kemampuan untuk memahami situasi yang dihadapi. Sedangkan tugas untuk menampilkan
kasus yang dihadapi kepada forum lain, pekerja sosial perlu memiliki ketrampilan untuk
memaparkan secara jelas, tegas dan kemampuan-kemampuan komunikasi.
Hanya dengan kombinasi dari berbagai ketrampilan tersebut, pekerja sosial mampu
memerankan diri sebagai pembela yang efektif. Selain itu pekerja sosial juga harus sadar
tentang problematik dari peranan advokasi.
i. Presentasi publik
Presentasi kepada publik merupakan keterampilan penting lain yang harus
dikembangkan oleh pekerja sosial. Seringkali pekerja sosial harus membuat presentasi
kepada publik, baik dalam masyarakat itu sendiri maupun diluar masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan secara efektif, jika pekerja sosial masyarakat itu mampu menyampaikan suatu
bahasan secara jelas, lancar dan menarik. Presentasi kepada publik perlu didukung oleh
kemampuan untuk menggunakan alat bantu audio visual.
j. Bekerja dengan media massa.
Terdapat berbagai keterampilan penting yang berkaitan dengan pemanfaatan media
massa ini. Hal ini meliputi pengetahuan tentang trik-trik untuk menghadapi suatu interview
atau menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sulit, mengetahui bagaimana menyampaikan
pesan dalam suatu interview, mampu membuat tulisan-tulisan yang akan disampaikan
kepada media massa. Prinsip utama dalam membuat tulisan untuk mengisi media massa
adalah dengan membuat tulisan sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan secara
langsung oleh wartawan. Gaya tulisan dalam surat kabar seringkali sangat berbeda dengan
tulisan ilmiah. Sehingga diperlukan nasehat dari orang-orang yang memiliki ketrampilan
membuat tulisan-tulisan dalam media massa seperti itu.
k. Manajemen dan organisasi.
Banyak pekerjaan-pekerjaan pengembangan masyarakat yang berhasil berkat adanya
organisasi dan manajemen yang efektif. Mungkin lebih dari berbagai aktivitas lain,
manajemen dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting yang perlu dilakukan orang-
orang yang sangat profesional.
Pekerja sosial masyarakat tidaklah diharapkan menjadi seorang manajer, melainkan
membantu masyarakat untuk mengatur urusan-urusannya sendiri, bukannya menyerahkan
tugas-tugas tersebut kepada seorang manajer profesional. Ketrampilan sederhana yang
diperlukan oleh pekerja sosial adalah melakukan sesuatu secara terorganisir. Istilah efisien
dan organisasi ini dipahami oleh terminologi.
l. Penelitian.
Tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial membutuhkan ketrampilan
dalam bidang penelitian dasar, penelitian ini bukanlah suatu penelitian yang sangat
kompleks, melainkan pengumpulan dan analisis data dasar yang relevan secara sistematis.
Hal ini meliputi kemampuan dalam memanfaatkan data sensus , catatan-catatan pemerintah
lokal, merancang dan melaksanakan survey kebutuhan, melakukan evaluasi dan
sebagainya. Para pekerja sosial yang tidak memiliki latar belakang penelitian perlu untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan penelitian sesuai dengan kebutuhan praktek. Selain itu
pekerja sosial juga memperoleh ketrampilan penelitian ini dengan membaca berbagai buku
atau makalah-makalah yang relevan.
2.7 Teknik-Teknik Dalam COCD

Penerapan model/pendekatan/metode pengembangan masyarakat perlu menerapkan


taktik/teknik yang tepat. Hal penting yang juga menjadi perhatian adalah bahwa setiap upaya
perubahan dalam masyarakat, selalu berkaitan dengan persoalan alokasi sumber yang bersifat
terbatas. Terdapat 4 aspek utama yang disarankan Brager

Dalam pemilihan taktik pemberian pelayanan, yaitu:


• Taktik yang akan diterapkan harus terencana dengan baik
• Taktik yang dipilih digunakan untuk menghasilkan respon-respon spesifik
• Pemilihan taktik dilakukan dengan melibatkan interaksi dengan orang lain
• Pemilihan taktik harus berorientasi pada tujuan (goal oriented).

Brager (1987) dan Holloway (1978) membagi 3 jenis teknik (taktik) dalam
pengembangan masyarakat:
1. Kolaborasi (kerjasama)
Kolaborasi dilakukan apabila sistem sasaran setuju (mudah teryakinkan untuk
sepakat) dengan sistem kegiatan mengenai perlunya perubahan dan dukungan alokasi
sumber. Ada dua jenis teknik kolaborasi, yaitu:
a. Implementasi Digunakan manakala sistem kegiatan dan sistem sasaran
bekerja sama dengan kesepakatan akan perubahan yang diinginkan serta adanya
dukungan pengambil keputusan akan alokasi dana yang dibutuhkan.
b. Membangun kapasitas (capacity building) yang dilakukan melalui :
- Partisipasi, mengacu pada kegiatan-kegiatan yang berupaya untuk melibatkan
anggota sistem klien dalam usaha perubahan.
2. Kampanye (penyuluhan sosial)
Teknik ini diperlukan untuk dilakukan apabila sistem sasaran tidak menolak
untuk berkomunikasi dengan sistem kegiatan, akan tetapi konsensus akan perlunya
perubahan belum tercapai, atau sistem sasaran mendukung perubahan tetapi tidak ada
alokasi sumber untuk perubahan tersebut.

1. Teknik Edukasi
Sistem perubahan berinteraksi dengan sistem sasaran dengan menyajikan berbagai
persepsi, sikap, opini, data dan informasi mengenai perubahan yang diinginkan, dengan
tujuan untuk meyakinkan sistem sasaran mengubah cara berpikir atau bertindaknya, yang
selama ini dianggap kurang sejalan dengan perubahan yang diperlukan.
2. Teknik Persuasi
Mengacu pada seni untuk meyakinkan orang lain agar menerima dan mendukung
pandangan-pandangannya atau persepsinya mengenai suatu isu:

- Kooptasi (cooptation)
Meminimalkan kemungkinan terjadinya oposisi dengan cara menyerap atau
melibatkan anggota-anggota sistem sasaran ke dalam sistem kegiatan. Pelibatan anggota
kelompok sasaran secara individual disebut “informal cooptation”, sedangkan melibatkan
sistem sasaran secara kelompok disebut ‘formal cooptation”.

- Lobi (Lobbying)
Lobi adalah bentuk persuasi yang mengarah pada perubahan kebijakan di bawah
jelajah sistem pengendalian. Kegiatan diarahkan pada para elit yang menjadi kunci dalam
perumusan kebijakan.

- Penggunaan Media Massa


Mengembangkan dan menayangkan cerita-cerita yang bernuansa berita ke dalam
media-media elektronik maupun cetak dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat
umum. Teknik ini digunakan untuk mendesak para pengambil keputusan untuk
menyepakati cara-cara pemecahan masalah yang telah teridentifikasi.
3. Kontes
Kontes dilakukan apabila sistem sasaran tidak setuju dengan perubahan dan atau
alokasi sumber dan masih terbuka bagi terjadinya komunikasi mengenai ketidaksepakatan
ini. Kegiatan yang termasuk kategori teknik ini, adalah:
a. Tawar menawar (bargaining) dan negosiasi
b. Aksi masyarakat (social action)

2.8 Peranan Pekerja Sosial Masyarakat

1. Peranan Fasilitatif
Peranan-peranan yang dikelompokan sebagai peran fasilitatif adalah peranan yang
berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat.
a. Animasi Sosial
Animasi sosial menggambarkan suatu peranan yang penting dalam praktek pekerjaan
sosial masyarakat, yaitu kemampuan untuk mengilhami, menyemangati,
mengaktifkan, mendukung, menggerakan dan memotivasi orang lain untuk tindak.
b. Mediasi dan Negosiasi
Pekerja sosial masyarakat akan sering berhadapan dengan konflik-konflik ini,
seorang pekerja sosial masyarakat kadang-kadang berperan sebagai mediator.
c. Dukungan ( support )
Satu dari peranan pekerja sosial masyarakat yang sangat penting adalah untuk
memberikan dukungan kepada orang-orang yang dilibatkan dalam struktur dan
aktivitas masyarakat.
d. Membangaun Konsensus
Membangun kesepakatan merupakan perluasan dari peranan mediasi yang dibahas
sebelumnya. Peranan ini menekankan pada tujuan umum/bersama, mengidentifikasi
alasan-alasan umum, dan menolong masyarakat untuk mengarah pada kesepakatan
yang dapat diterima oleh orang lain.
e. Fasilitasi Kelompok
Dalam berbagai hal, seorang pekerja sosial masyarakat akan memainkan peranan
fasilitas dengan suatu kelompok, apakah secara formal sebagai seorang pemimpin,
atau secara informal sebagai anggota kelompok yang mampu membantu kelompok
untuk mencapai tujuannya dengan cara efektif.
f. Pemanfaatan Keterampilan dan Sumber-sumber
Peran penting dari pekerja sosial masyarakat adalah untuk mengidentifikasi dan
menempatkan sumber-sumber ini, dan membantu masyarakat untuk melihat
bagaimana sumber-sumber itu dapat digunakan.
g. Organisasi
Organisasi digambarkan sebagai seseorang yang “membuat sesuatu terjadi”. Peranan
ini memerlukan peranan berfikir apa yang perlu dilakukan, dan meyakinkan bahwa
hal itu terjadi.

2. Peranan edukasional
Kategori kedua dari peranan pekerja sosial masyarakat adalah peranan
edukasional. Jika pada peranan fasilitatif, pekerja terlibat dalam menstimulasi dan
mendukung proses-proses masyarakat, maka peranan edukasional menuntut pekerja
lebih aktif dalam setting agenda. Peranan seorang pekerja sosial masyarakat terdiri
atas:
a. Menumbuhkan kesadaran
Menumbuhkan kesadaran dimulai dengan menghubungkan pribadi dengan politik,
atau individu dengan struktural.
b. Menginformasikan
Secara sederhana memberikan informasi yang relevan kepada orang/masyarakat
dapat menjadi peranan yang sangat bermanfaat bagi seorang pekerja sosial
masyarakat.
c. Mengkonfrontasikan
Dalam beberapa situasi masalah, mungkin merupakan hal yang besar dan bahwa
kelompok atau masyarakat tidak mampu menghadapinya, maka pekerja sosial
masyarakat perlu mengkonfrontasikan kelompok dengan konsekuensi-konsekuensi
tindakannya.
d. Pelatihan
Pelatihan merupakan peranan edukatif yang sangat khusus, peranan ini secara
sederhanan menyangkut mengajar orang-orang atau masyarakat bagaimana
melakukan sesuatu.

3. Peranan representasi
Istilah peranan ini yaitu representasi digunakan untuk menunjukan peranan
pekerja sosial masyarakat dalam berinteraksi dengan badan-badan eksternal/luar,
demi kepentingan atau keuntungan masyarakat. Peranan-peranan ini antara lain:
a. Memperoleh Sistem Sumber
Disatu sisi, prinsip kepercayaan diri berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang
mungkin diperoleh dari dalam masyarakat, namun ada waktunya bila seorang
pekerja sosial masyarakat perlu mencari sumber-sumber dari sumber eksternal.
b. Advokasi
Disini pekerja sosial masyarakat mewakili kepentingan individu, kelompok dan
masyarakat itu dan meletakkan kasus mereka pada urusan yang lebih baik. Peranan
advokasi merupakan peranan yang sangat berkuasa, dan dengan peranan ini pekerja
sosial masyarakat mudah berada/masuk dalam posisi yang berwenang.
c. Media Massa
Pekerja sosial masyarakat dalam beberapa hal perlu menggunakan media secara
efektif. Peranan ini menyangkut kemampuan pekerja sosial masyarakat dalam
penerbitan, melakukan interview di radio, televise atau media cetak atau partisipasi
dalam suatu debat atau forum.
d. Hubungan Masyarakat
Pekerja sosial masyarakat perlu menyadari tentang image yang perlu diproyeksikan
oleh proyek masyarakat, dan untuk mempromosikan image/gagasan yang tepat
dalam konteks yang lebih luas.
e. Jaringan Kerja
Jaringan kerja berarti membangun hubungan dengan banyak orang, dan mampu
memanfaatkan mereka untuk mempengaruhi perubahan.
f. Berbagai Pengetahuan dan Pengalaman
Pekerja sosial perlu saling membagi pengalaman dengan orang lain, baik dengan
sesame pekerja sosial masyarakat maupun dengan anggota masyarakat.

4. Peranan teknikal
a. Pengumpulan dan analisa data
Peranan ini berkaitan dengan peranan pekerja sosial masyarakat dalam penelitian
sosial. Menggunakan berbagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial untuk
mengumpulkan data yang relevan dan untuk menganalisa dan menyajikannya.
b. Penggunaan Komputer
Sangatlah penting bagi pekerja sosial masyarakat untuk mampu menggunakan
computer, selain itu penggunaan computer dapat menjadi bagian dari strategi
pengembangan masyarakat untuk membantu anggota masyarakat lainnya dalam
memperoleh keterampilan computer.
c. Persentasi Lisan dan Tulisan
Pekerja Pekerja sosial masyarakat pasti membuat tulisan-tulisan, tulisan-tulisan
ini mencakup laporan tertulis, pengeluaran dana, laporan-laporan pertemuan,
kertas diskusi dan surat-surat.
d. Manajemen
Peranan manajemen menjadi penting pada saat pertanggung jawaban
pengelolaan proyek. Pada level masyarakat, konsep-konsep seperti manajemen
menengah tidak diterapkan secara normal.
e. Kontrol Finansial
Peranan teknis yang terakhir adalah manajemen keuangan. Dalam bidang
ini, biasanya pekerja sosial masyarakat memiliki latar belakang atau pengalaman
sedikit dalam hal ini, dan mungkin akan lebih baik bila ia mencari asisten yaitu
orang yang.
BAB 3
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Lokasi Program
Desa Tipang yang terletak di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang
Hasundutan menjadi lokasi yang kami pilih untuk dilaksanakannya program. Hal ini
dikarenakan lokasi ini dinilai cukup potensial terutama dari sumber daya manusianya.
Di desa ini pula lah kami menemukan komunitas yang akan kami jadikan sasaran
penerima manfaat program

B. Penerima Manfaat

Adapun penerima manfaat dalam program pemberdayaan ini adalah


komunitas Sanggar Seni Dalloid yang terletak di Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja,
Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah orang dalam
komunitas ini ada sebanyak 10 orang yang berasal dari berbagai kategori usia mulai
anak-anak, remaja, hingga dewasa.

C. Pelaksanaan Program

Gambaran Detail PelaksanaanProyek


Adapun sasaran program pemberdayaan ini adalah komunitas sanggar Seni Dalloid
yang terdiri dari beberapa pemuda yang berasal dari berbagai kategori usia. Pemberdayaan
ini menggunakan metode pemberdayaan COCD atau Comunity Organization and
Community Development dengan model pemberdayaan masyarakat lokal. Model ini biasa
juga disebut community development. Model ini memandang bahwa perubahan atau
pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan sangat baik melalui suatu partisipasi
aktif dari masyarakat lokal. Model ini menuntut adanya keterlibatan berbagai golongan atau
lapisan masyarakat (termasuk yang kurang beruntung ataupun struktur kekuasaan),
terutama dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
Yang menjadi sasaran dari model ini adalah masyarakat pada level grass root (akar
rumput) yang kurang memiliki kemampuan bekerjasama dan memanfaatkan sistem sumber
baik di pedesaan maupun perkotaan. Tujuannya adalah menolong masyarakat lokal dalam
menemukan masalah, kebutuhan, potensi dan sumber-sumber; membuat rencana
pembangunan;mendampingi pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu tertentu hingga
masyrakat mampu melakukannya sendiri.
Dalam pelaksanaan program ini, terdapat beberapa tahapan yang digunakan (Zastrow) :

1. Tahap Engagement
2. Tahap Assessment
3. Tahap Perencanaan
5. Tahap Intervensi
6. Tahap Evaluasi
7. Tahap Terminasi

1. Tahap Engagement
Pada tahap ini saya melakukan pendekatan dengan mengajak orang-orang dalam
komunitas tersebut untuk memperkenalkan dirinya baik secara personal maupun dari
komunitas sanggar seni itu sendiri. Proses pendekatan ini juga diwarnai dengan sedikit
pemaparan mengenai Program Pejuang Muda beserta program pemberdayaan yang kami
laksanakan. Hal ini bertujuan untuk memotivasi setiap orang dalam kelompo/komunitas
tersebut untuk lebih tertarik dalam mengikuti program ini. Pada tahap ini, saya juga
mengajak orang – orang dalam komunitas tersebut untuk membuat kesepakatan bahwa
mereka siap untuk diberikan program pemberdayaan

2. Tahap Assesment
Pada tahap ini saya menggali permasalahan yang dialami oleh Komunitas Sanggar
Seni Dalloid. Setelah melakukan pembicaraan yang cukup intensif, saya pun mendapati
bahwa masalah utama yang dialami oleh komunitas ini adalah kurangnya akses terhadap
faktor – faktor produksi yang membuat pergerakan komunitas ini dalam beberapa tahun
terakhir menjadi vakum. Untuk masalah kompetensi sumber daya manusia, kami menilai
bahwa komunitas ini memiliki kecakapan dalam pembuatan alat musik tradisional dan
mereka mengaku bahwa proses produksi yang mereka jalankan sebelum-sebelumnya masih
tetap menggunakan peralatan sederhana padahal mereka memakai hasil-hasil hutan yang
menggunakan peralatan yang lebih canggih dan praktis. Disamping itu, mereka juga kurang
cakap dalam hal urusan administrasi untuk melegalkan sanggar seni tersebut. Mereka juga
kurang cakap dalam hal penguasaan teknologi marketing untuk distribusi hasil produksi
alat musik tradisional.
3. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini saya merencanakan sebuah program agar anak setiap orang dalam
komunitas tersebut lebih cepat untuk memahami informasi. Adapun peran saya dalam
program pemberdayaan komunitas ini adalah sebagai fasilitator dan educator. Teori yang
saya gunakan yaitu teori social learning yang mengatakan bahwa orang dapat mempelajari
informasi baru dan perilaku dengan melihat orang lain. Dengan merencanakan program
maka saya sebagai praktikan bisa menyesuaikan dengan program yang diharapkan untuk
menyelesaikan permasalahan mereka sehingga nantinya bisa berjalan sesuai yang
diharapkan.
Saya bersama dengan teman-teman pejuang muda yang lain pun kemudian mulai
mencari referensi mengenai model-model pengembangan usaha yang berbasis digitalisasi
marketing menggunakan akun marketplace shopee. Setelah menemukan model
pengembangan usaha yang akan kami terapkan, kami pun kemudian merancang strategi
perencanaan program mulai dari waktu pelaksanaan dan model intervensi yang akan kami
terapkan selama Program yakni selama 3 kali dalam seminggu yakni pada hari rabu, sabtu
dan minggu selama 3 minggu. Nantinya komunitas ini akan dibagi kedalam 3 kelompok
dan masing masing kelompok akan mendapatkan 2 orang mentor dari kami Pejuang Muda.
Dalam program ini, kami menggunakan konsep direct service dimana dalam hal ini si
pembuat program membuat langsung rincian program yang akan di laksanakan tanpa
mempertanyakan kembali kepada yang akan menerima program

Adapun program yang ingin dilaksanakan :


- kegiatan membaca artikel
- kegiatan belajar sambil menerapkan
- kegiatan belajar dan membaca dengan media internet seperti youtube
- kegiatan sharing mengenai kesulitan selama melakukan program

4. Tahap Intervensi
Pada tahap ini saya menjalankan program-program sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat agar dapat berjalan dengan baik.
 Pelaksanaan program diawali dengan kegiatan membaca dan memahami artikel
mengenai digital marketing dan shopee. Mereka cukup antusias dengan artikel
yang kami berikan dan cukup tertantang dengan apa yang disajikan didalam
artikel. Saya pun memotivasi mereka untuk tetap menganggap bahwa tidak ada
yang tidak bisa dilakukan selama ada kemauan
 Di pertemuan selanjutnya saya mengarahkan komunitas tersebut untuk
mengakses akun marketplace shopee untuk yang pertama kalinya. Mereka diawal
memang cukup kesulitan, tapi lama-kelamaan mereka mulai paham mengenai
kegunaan akun marketplace tersebut.
 Dipertemuan selanjutnya saya mengajak mereka untuk menonton konten youtube
mengenai pengembangan usaha kerajinan dengan memanfaatkan digital
marketing melalui platform jual beli online. Perlahan mereka pun mulai saya
arahkan untuk membuat satu market place untuk komunitas mereka sendiri serta
cara-cara penggunaan dan penjualannya.
 Selama berjalan kurang lebih 2 minggu , kami pun mengadakan sharing
mengenai apa saja kesulitan yang dihadapi selama berjalannya program dan apa
yang harus dilakukan untuk mempermudah kesulitan tersebut.
5. Tahap Evaluasi
Di tahap ini saya melakukan evaluasi terhadap program-program yang telah
dijalankan. Evaluasi pada program ini adalah lebih dibutuhkan pemantauan agar anak mau
menjalankan programnya. Adapun hasil perubahan yang dialami oleh mereka adalah
mereka lebih semangat dalam melakukan kegiatan produksi, dari yang awalnya 3 kali
dalam seminggu, menjadi setiap hari. Hal ini bukan tanpa alasan. Mereka merasa bahwa
masalah yang selama ini menggerogoti tubuh sanggar seni Dalloid ini kini perlahan mulai
mendapatkan titik terang dan mereka mulai termotivasi untuk tetap berproduksi karena
mereka sudah memiliki wadah untuk memasarkan hasl-hasil produksi mereka dengan lebih
praktis dan efisien

6. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan secara formal
dengan kelompok. Pada tahap terminasi ini saya beserta teman-teman pejuang muda yang
lain menekankan mengenai pentingnya komitmen dan loyalitas demi menciprakan
kelompok atau komunitas yang maju dan berkelanjutan. Saya juga mengarahkan komunitas
tersebut untuk lebih mandiri dan terus mau belajar dan belajar.
Dalam tahap ini, saya beserta teman-teman pejuang muda lainnya juga membuat
sebuah spanduk untuk memotivasi komunitas sanggar seni Dalloid tersebut sekaligus agar
tetap semangat dalam berkarya karena Sanggar Seni Dalloid secara tidak langsung sudah di
cap oleh Pejuang Muda sebagai komunitas percontohan di Kecamatan Baktiraja khususnya
di Kabupaten Humbang Hasundutan. Spanduk yang kami buat tersebut bertujuan untuk
menjadikan Sanggar Seni Dalloid sebagai icon komunitas seni di desa Kabupaten Humbang
Hasundutan, sekaligus mengajak masyarakat sekitar khususnya para pemuda untuk
melestarikan alat musik tradisional batak
BAB 4
SUMBER DANA & LAPORAN PENGGUNAAN DANA

A. Sumber Dana

Adapun dana yang kami gunakan disini bersumber dari kesepakatan sesama pejuang muda
untuk menyisihkan sebagian dari uang sakunya untuk digunakan sebagai modal untuk melaksanakan
program pemberdaayaan ini berjumlah Rp1.500.000,-.

B. Laporan Penggunaan Dana

NO KEBUTUHAN RINCIAN UNIT HARGA JUMLAH


1 Konsumsi Untuk 10 Orang 10 20.000 200.000
2 Modul Bacaan Untuk 10 Orang 10 10.000 100.000
3 Uang Pembinaan Untuk 10 Orang 10 50.000 500.000
4 Uang Terimakasih Untuk Pemilik 1 `300.000 300.000
Sanggar Seni
Dalloid ( 1 orang )
Jumlah 1.100.000
BAB 5

KEBERLANJUTAN PROGRAM

A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial


Adapun gambaran keberlanjutan proyek ini nantinya adalah untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi di kalangan pemuda melalui pengembangan usaha berbasis digital
marketing untuk mengurangi angka pengangguran di usia produktif didalam komunitas
Sanggar Seniu Dalloid. Hal ini juga sebagai solusi untuk mengurangi perpindahan penduduk
dari desa ke kota yang selama ini membuat potensi desa tidak dimaksimalkan, Oleh karena
itu, proyek ini nantinya bisa dikembangkan untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat
desa setempat sekaligus untuk melestarikan kerajinan alat musik tradisional batak

B. Sumber Dana Untuk Operasional Keberlanjutan Program


Adapun sumber dana untuk operasional keberlanjutan untuk proyek ini nantinya
adalah dengan menjalin kerja sama atau bermitra dengan pemerintah kabupaten agar bisa
diresmikan scara kelembagaan menjadi bentuk UMKM yang nantinya bisa mempermudah
dalam mencari suntikan modal melalui bantuan pemerintah daerah setempat.

C. Pelaksana Pasca Program


Adapun yang menjadi pelaksana setelah dilaksanakannya proyek ini adalah komunitas
Sanggar Seni Dalloid itu sendiri. Alasan kami mengatakan demikian adalah karena
berdasarkan tahapan assesment yang sudah kami lakukan, kami ingin komunitas ini lebih
mandiri lagi dalam mengelola dan mengembangkan usaha kerajinan alat musik tradisional
batak. Diharapkan setelah selesai program ini, komunitas Sanggar Seni Dalloid bisa mencari
mitra atau relasi yang lebih luas untuk membantu memajukan usaha kerajinan alat musik
tradisional di Humbang Hasundutan melalui Sanggar Seni Dalloid.
BAB 6
REFLEKSI PROGRAM

Adapun dari program pemberdayaan yang kami lakukan ini adalah bahwa
komunitas sanggar seni Dalloid sejatinya memiliki potensi sumberdaya manusia yang
mumpuni dalam hal pembuatan danpengembangan usaha kerajinan alat musik
tradisional. Hanya saja, permasalahan yang kerap kali menghambat kegiatan atau
aktifitas produksi mereka adalah selain karena minimnya faktor-faktor produksi, juga
kurangnya manajerial serta kurangnya pemahaman dan penguasaan terhadap teknologi
dan digitalisasi. Mereka bahkan masih nyaman dengan peralatan sederhana yang biasa
mereka gunakan ketimbang peralatan otomatis lainnya.
Hal ini bukan tanpa alasan, mereka mengatakan perubahan alat sangat
mempengaruhi nilai estetik dan makna dari alat musik tradisional tersebut. Selain itu
mereka juga kerap kali kesulitan dalam hal distribusi hasl kerajinan alat musik
tradisional dikarenakan pangsa pasar yang kurang luas. Selain itu, hasil penjualan
mereka juuga masih menggunakan cara-cara konvensional dari satu orang ke orang
lainnya.

Gambar 1. Mentoring dan Training dengan Komunitas Sanggar seni Dalloid

Pejuang Muda hadir sebagai alternatif solusi dalam mengembangkan usaha


kerajinan yang sempat digagas oleh komunitas sanggar seni dalloid ini menjadi sesuatu
yang lebih baru , lebih praktis dan lebih modern.Dalamn hal ini, Pejuang Muda hadir
sebagai fasilitator untuk memfasilitasi komunitas tersebut dalam mengakses infornasi
dan juga keterampilan yang diperlukan dalam hal pengembangan usaha kerajinan
pembuatan alat musik tradisional yang lebih praktis, efektifd dan efisien..
BAB 7

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Proyek sosial ini merupakan bentuk kepedulian pejuang muda Humbang Hasundutan
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan
khususnya untuk masyarakat di Desa Tipang,Kecamatan Baktiraja Desa Siponjot, Kecamatan
Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan. Diharapkan melalui program ini potensi di Desa
Tipang,Kecamatan Baktiraja khususnya di Desa Siponjot bisa ditingkatkan lagi dan para
pemuda di desa tersebut bisa lebih dimaksimalkanlagi.

B. Penutup
Demikian laporan Program Pejuang Muda Kemensos RI untuk tahun 2021.

Semoga proyek sosial ini nantinya bisa memberikan nilai manfaat di tengah-tengah
masyarakat. Khususnya masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan.
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, Adi (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Rukminto Adi, Isbandi (2015), Kesejahteraan Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Rukminto Adi, Isbandi (2013), Intervensi Komunitas Dan Pengembangan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Lampiran-Lampiran

Anda mungkin juga menyukai