Anda di halaman 1dari 4

Social Marketing (Pemasaran Sosial) Dalam Program Kotaku

Oleh; Iroh Rohayati Fatah

Di era konvergensi media, dimana teknologi informasi seperti internet terintegrasi


dengan alat komunikasi pintar yang dimiliki masyarakat dunia saat ini maka
masyarakat tidak lagi dipandang sebagai sasaran informasi saja. Fasilitas internet
dan media sosial saat ini memungkinkan karakter berita atau informasi menjadi lebih
luas bahkan bisa “dibuat” lebih kreatif dan interaktif dengan kelompok sasaran untuk
bersama membangun wacana dalam kerangka pembangunan yang lebih
demokratis.

Peradaban baru teknologi informasi telah memasuki era digitalisasi, berbagai


kebutuhan manusia modern kini tumbuh dan bermunculan dengan kemudahan-
kemudahan yang menjadikan istilah manusia modern berganti dengan manusia
digital. Pemerintah pun mulai mengaplikasikan pemanfaatan teknologi informasi
sebagai sumber informasi dan pelayanan kepada masyarakat yang dinilai lebih
efektif dan efisien dalam waktu dan biaya.

Perjalanan Panjang Program kotaku yang diawali dari Program Penanggulangan


kemiskinan di Perkotaan (P2KP) pada tahun 1999, lalau dilanjutkan menjadi
Program Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2007, dan Program RP2KPKP
pada tahun 2014 sampai dengan 2015 sebelum tahun 2016 menjadi Program
Kotaku

Dalam perjalanan kurang lebih 21 tahun ini, tentu saja banyak pengalaman dan
cerita baik di lapangan, termasuk pengembangan program yang dinamis dan
inovasi-inovasi yang berkembang.

Berkaitan dengan hal tersebut, dibutuhkan upaya untuk melakukan sosialisasi dan
publikasi terhadap khalayak umum, agar kegiatan yang sudah dilakukan diketahui.
Maka dari itu, strategi untuk sosialisasi dan publikasi hasil kegiatan ini akan
dilakukan melalui social marketing atau “pemasaran sosial”.

Konsep social marketing (pemasaran sosial) diciptakan pada tahun 1971 oleh Kotler
dan Zaltman. Sinonim untuk social marketing adalah “pemasaran non-profit”, karena
ini adalah konsep pemasaran kewiraswastaan, yang terutama berorientasi pada
tujuan dan tidak berorientasi pada keuntungan. Ini termasuk kegiatan pemasaran
organisasi publik, program, nirlaba atau non-komersial, seperti fasilitas administrasi
publik, rumah sakit, layanan sosial, fasilitas perawatan, atau sarana prasarana
umum. Pemasaran sosial merupakan perancangan, penerapan, dan pengendalian
program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau
praktek tertentu pada suatu kolompok sasaran (Philip Kotler). Pemasaran sosial
merupakan upaya untuk mempengaruhi cara masyarakat berpikir dan bagaimana
masyarakat berperilaku. Upaya ini didasarkan pada perubahan perilaku dengan
menerapkan prinsip-prinsip pemasaran antara need and demand.

Teori pemasaran sosial adalah model analisis promosi perubahan sosial yang
berdasarkan pada kompleksitas, konflik dan pengaruh kelompok sasaran termasuk
proses pengambilan keputusan kebutuhan terhadap lingkungan, individu dan
informasi. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran sosial fokus pada tenik
pemasaran, teknik pemasaran seperti segmentasi pasar dan riset formatif untuk
memaksimalkan efektivitas intervensi. Penggunaan teknik dari iklan komersial dan
pemasaran untuk mempromosikan tujuan sosial. Model pemasaran sosial berpusat
pada kampanye komunikasi yang dirancang untuk mempromosikan praktik baik
program yang bermanfaat secara sosial dalam kelompok sasaran.

Dalam hal pemasaran sosial kegiatan Program Kotaku dilakukan sebagai berikut:

Tujuan Pemasaran Sosial

1. Memberikan informasi dan pemahaman yang berdampak pada perubahan


pola pengetahuan sebelumnya terhadap standar mutu prasarana pendidikan;
2. Meningkatkan mutu prasarana pendidikan di seluruh Indonesia;
3. Meningkatkan kepercayaan dan akses masyarakat terhadap sarana
prasarana pendidikan yang andal;

Perubahan Yang Diharapkan

1. Perubahan kognitif
Setelah pemberian informasi secara terus menerus maka kelompok
sasaran tersebut paham dan mengganti konsepnya yang selama ini keliru
diganti dengan konsep baru.
2. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau tujuan dari individu dan
kemauan individu tersebut untuk mengimplementasikan pengetahuannya.
3. Perubahan nilai
Perubahan yang paling diharapkan dalam perubahan perilaku karena individu
tersebut tidak akan kembali ke perilaku lama yang telah ditinggalkan.

Strategi Pemasaran Sosial

1. Menetapkan segmentasi sasaran sosialisasi dan publikasi;

a. Masyarakat umum
b. Masyarakat dampingan Program
c. Stakeholder (Swasta, media, NGo, PT dll)

2. Menetapkan target sasaran utama


a. Masyarakat umum
b. Masyarakat lokasi dampingan
c. Pemerintah Daerah
d. Stakeholder (Swasta, media, NGo, PT dll)

3. Pilihan saluran media


a. Media online (Media sosial: Youtube, Instagram, Facebook, Twitter,
Google Plus, Whats App, dan website)
b. Media Elektronik (tv, radio)
c. Media Cetak (flyer, poster, stiker, koran, bulletin,dll)
4. Melakukan Branding Kegiatan
a. Warna
Aplikasi warna pada makna logo adalah penting karena sejak lama
diketahui bisa memberikan pengaruh positif terhadap psikologi, emosinal
serta cara bertindak manusia. Warna juga menjadi bentuk komunikasi non
verbal yang bisa mengungkapkan pesan secara instan dan lebih
bermakna yang sering digunakan untuk tujuan branding, sales/penjualan
serta marketing perusahaan. Warna berfungsi untuk memberikan vibrasi
tertentu di dalam suatu desain logo.

Ciri Visual

Biru Kuning

b. Tagline:
“Berkolaborasi Menuju Kota Layak Huni dan Berkelanjutan”

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. (1994). Strategi Komunikasi.
Cangara, H. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi (Cetakan Keempat). In Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. In Citra Aditya.
Kurniasih, N. (2012). Sistem Komunikasi Indonesia. Jurnal Sosioteknologi.
Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. In Edisi Revisi.
Waisbord, S. (2020a). Family Tree of Theories, Methodologies, and Strategies in
Development Communication. Handbook of Communication for Development
and Social Change, 93–132. https://doi.org/10.1007/978-981-15-2014-3_56
Waisbord, S. (2020b). Family Tree of Theories, Methodologies, and Strategies in
Development Communication. In Handbook of Communication for Development
and Social Change. https://doi.org/10.1007/978-981-15-2014-3_56

Anda mungkin juga menyukai