Anda di halaman 1dari 3

(Desa Yamtel Menuju Bebas Sampah 2020)

M iris!!! Itulah kata yang pas disematkan untuk Desa Yamtel. Pemandangan sampah
di sepanjang pesisir pantai, Bangunan hunian yang nampak kumuh, minimnya sarana
dan prasana infrastruktur dasar, merupakan pemandangan yang lekat dengan kawasan
permukiman di sepanjang pesisir pantai Desa Yamtel.
Kondisi Sampah (RT001-RW001)
Padahal jika ditilik lebih jauh, sejak tahun 2009, Pemerintah melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) telah berlangsung di Desa
Yamtel. Namun demikian belum mampu memberikan dampak perubahan yang signifikan.
Hal ini menjadi pertanyaan besar seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan
yang ada di desa. Ada apa dengan semua ini? Mengapa intervensi yang selama dilakukan
masih belum mampu memberikan dampak positif terhadap perubahan yang terjadi di Kondisi Sampah (RT001-RW001)
desa?. Belum lagi pertanyaan tersebut dapat dijawab, tahun 2016 plattform program
pemerintah pun berganti dari pengentasan kemiskinan menjadi penanganan kumuh, yakni
melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Perubahan paradigma ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi terhadap dinamika pembangunan di desa khususnya dan perkotaan
pada umumnya.
Kondisi Sampah (RT001-RW003)
Pembangunan yang menitikberatkan pada perubahan fisik lingkungan dan tidak
diimbangi dengan pembangunan manusianya, hasilnya belum memberikan dampak dan kontribusi yang benar-benar sejalan
dengan tujuan dari pembangunan itu sendiri. Berbicara tentang pembangunan manusia, tidak salah jika kita melihat kebiasaan
masyarakat yang berlaku di suatu wilayah. Habit/kebiasaan masyarakat menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong
terciptanya kondisi positif atau negatif.
Membuang sampah/limbah rumah tangga yang dilakukan oleh warga yang berada di sepanjang pantai, memperburuk kondisi
yang yang ada. Kesadaran yang rendah dalam menjaga kebersihan lingkungan dan merasa memiliki desa menjadi faktor lain yang
mewujudkan kawasan pesisir pantai menjadi tempah sampah raksasa. Kondisi ini seperti ini sebenarnya sudah disadari oleh
Pemerintah Desa, Tokoh/Simpul masyarakat yang ada di desa, namun demikian belum ada sosok yang berani tampil di depan
untuk membawa perubahan.
Adalah sosok Jamal Renhoat, Camat Kecamatan Tayando Tam, yang mencoba untuk menggagas adanya gerakan desa bebas
sampah. Sebagai kepala kecamatan, beliau mencoba untuk mendudukkan aparatur pemerintah desa, tokoh-tokoh dan pemengku
kepentingan yang ada di Desa Yamtel untuk duduk bersama membicarakan persoalan sampah
yang berada di sepanjang pesisir pantai. Niatan baik ini, disambut dengan baik oleh seluruh
elemen yang. Pemerintah Desa Yamtel pun kemudian mengambil inisatif untuk membuka
pertemuan terbukan dengan masyarakat dan seluruh elemen yang ada di desa untuk
penjajagan kegiatan penanganan sampah di Desa Yamtel. Dalam pertemuan tersebut disepakati
Musyawarah Penggagasan Kegiatan
oleh seluruh peserta yang hadir dan dihasilkan agenda Program Kerja Tingkat Desa yang akan
dilaksanakan dalam upaya penanganan sampah yang ada di Desa Yamtel. Program Kerja
tersebut adalah sebagai berikut :
PROGRAM KERJA DESA
 Pembentukkan Perdes tentang Sampah  Survei Lokasi TPA
 Surat Keputusan Desa yang menguatkan Perdes  Pembuatan Tong Sampah
 SK Petugas Kebersihan Desa  Pengadaan Motor Sampah
 Kegiatan Sosialisasi  Pengadaan Truk Sampah
 Kegiatan Pembersihan Desa  Pengadaan TPA
Keinginan yang kuat dari Pemerintah Kecamatan, Desa, dan Warga Masyarakat
Yamtel, menjadi modal dasar yang kuat kesuksesan program yang direncanakan.
Pertemuan demi pertemuan secara kontinyu pun dilakukan untuk menjawab gagasan
yang ada. Langkah-langkah strategis diambil oleh Pemerintah Desa, yang dimotori
oleh Bapak Camat (Jamal Renhoat, S.Pd). Pencanangan Desa Yamtel sebagai Desa
Percontohan Penanganan Sampah di Kecamatan Tayando Tam menjadi Trending
Kegiatan Sosialisasi di Desa Topic. Sosialisasi pencanangan Desa
Yamtel sebagai desa percontohan pun giat dilakukan. Tidak hanya dilakukan di Desa
Yamtel saja, bahkan lebih jauh lagi, sosialisasi di lakukan kepada Pemerintah Kota Tual,
tepatnya dilaksanakan di Aula Kantor Walikota Tual. Tahapan dan sasaran kegiatan
sosialisasi pun ditujukan pada pelbagai elemen dengan maksud agar kegiatan tersebut
nantinya mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak.
Kegiatan Sosialisasi di Aula Walikota
Setelah rangkaian sosialisasi dirasa cukup
memadai, langkah selanjutnya dilakasanakan Kerja Bakhti Desa dengan menyertakan
seluruh warga masyarakat yang ada di desa. Partisipasi warga dalam kegiatan ini
benar-benar dapat dirasakan, baik oleh pemerintah desa maupun pemerintah
kecamatan. Warga masyarakat sangat antusias mendukung kegiatan yang ada.
Pembersihan sampah dilakukan di sepanjang pesisir pantai, yang bertujuan untuk
Kegiatan Pembersihan Pantai
mengembalikan kawasan pesisir pantai
pada fungsinya. Selesai dari situ, kegiatan
pun dilanjutkan dengan melakukan
pembersihan di dalam kampung untuk
membersihkan sampah yang ada sehingga
desa menjadi asri kembali. Kegiatan
Kegiatan Pembersihan Pantai
bersih-bersih pesisir pantai dan di dalam Pantai mulai Tampak Bersih

desa dilaksanakan selama 7 hari. Setelah 7 hari itulah, tampak pesisir pantai yang
tadinya sangat kumuh akibat sampah yang berserakan di mana-mana tampak bersih.
Penyediaan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah pun dilakukan oleh Pemerintah,
yakni dengan penyediaan Tong Sampah pada titik-titik strategis di masing-masing lingkungan.
Pembiayaan pengadaan tong sampah tersebut didana dari
Dana Desa TA. 2018 sebesar Rp. 80.250.000, dengan rincian
Dana Desa Rp. 75.000.000 dan Swadaya sebesar Rp.
5.250.000. Selain pengadaan tong sampah, Pemerintah Desa
bersama dengan Pemerintah Kecamatan bersepakat dan
menetapkan lokasi Tempat Penampungan Akhir (TPA),
sebagai bagian dari membangun sistim pengelolaan sampah
yang baik dan sesuai dengan standar kelayakan teknis.
Penempampatan lokasi TPA berada jauh dari kawasan
permukiman penduduk untuk mencegah pencemaran atau
polusi akibat adanya aktivitas pengolahan sampah.
Sementara untuk kendaraan pengangkut sampah dari desa ke lokasi TPA oleh Pemerintah Desa
direncanakan untuk pengadaan 2 motor sampah dan 1 Truk sampah, yang rencananya akan
dialokasikan dari Dana Desa TA. 2019 termin pertama (70%). Inilah bukti keseriusan Pemerintah Desa Yamtel dan Pemerintah
Kecamatan Tayando Tam serta warga masyarakat yang berada di Desa Yamtel.
Untuk menjaga agar tidak terjadi lagi persoalan sampah di desa kedepannya, serta memberikan payung hukum yang dapat
dijadikan kekuatan hukum bagi pelaksana untuk menjaga kebersihan desa, maka diwujudkan dalam bentuk regulasi desa berupa
Peraturan Pemerintah Desa (Perdes) No. 02 Tahun 2017 tentang Pnanggulangan Sampah di Desa Tayando Yamtel, bagi para
petugas sampah desa, Pemerintah Desa mengeluarkan Surat Keputusan Desa No. 11 Tahun 2017 tentang Penetapan Petugas
Petugas Kebersihan Desa Tayando Yamtel. Harapan dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa,
diharapkan dapat menjadi Desa Tayando Yamtel sebagai Desa Percontohan Penanganan Sampah sebagai bagian dari
mensukseskan program pemerintah pusat yakni menciptakan kawasan hunian yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.

-------------------------------------------- semoga --------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai