Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberdayaan yang terjadi di masyarakat sering dikaitkan dengan

beberapa orang yang ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang diikuti dalam

berbagai pembelajaran diadakan lembaga-lembaga yang berada disekitarnya.

Kegiatan yang sering dilaksanakan pada proses pemberdayaan yaitu masyarakat

memperoleh keterampilan, pengetahuan, kompetensi. Tujuan dari pemberdayaan

biasanya dapat memperkuat kekuasan masyarakat yang memiliki kondisi tidak

mampu dalam ekonomi, keterampilan serta dalam hal pendidikan mendapatkan

kehidupan yang lebih baik.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dikelompokkan berdasarkan kriteria

modal usaha atau hasil penjualan tahunan. Kriteria modal usaha sebagaimana

dimaksud pada PP ayat (1) digunakan untuk pendirian atau pendaftaran kegiatan

usaha. (3) Kriteria modal usaha sebagaimana.

Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp.

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, Usaha Kecil rnemiliki modal lebih dari Rp. l.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan Usaha Menengah merniliki

modal usaha lebih dari Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai tlengan

1
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha. (Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia

No.7 Tahun 2021)

Efektivitas menggambarkan seluruh siklus input, proses dan juga output

yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan

yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah

dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan

mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang

dipentingkan adalah semata-mata hasil ataupun tujuan yang dikehendaki.

Pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk upaya untuk memberdayakan

masyarakat yang karena ketidakmampuannya baik karena faktor internal maupun

eksternal. Pemberdayaan diharapkan mampu mengubah tatanan hidup masyarakat

kearah yang lebih baik, sebagaimana cita-cita bangsa untuk mewujudkan

masyarakat yang adil, demokratis, sejahtera dan maju.

Pemberdayaan masyarakat kini telah menjadi agenda penting pemerintah,

terutama sebagai kelanjutan dari kegagalan konsep pembangunan masa lalu.

Tidak hanya pemerintah, tapi dunia usaha juga memiliki program pemberdayaan

masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat,

(Corporat Social Responsibility/CSR). Namun hal ini seringkali bertentangan

dengan kenyataan dilapangan. Program pemberdayaan kurang mengena sasaran,

karena sering dilakukan secara charity, ditambah lagi program pemberdayaan

malah menguras dan “memperdayai” rakyat. Sehingga praktek korupsi semakin

merajalela, yang kaya semakin berkuasa, yang miskin semakin tidak berdaya.

2
Dalam upaya untuk pemberdayaan masyarakat, sangat mutlak ditingkatkan

penciptaan kondisi dapat mendorong kemampuan masyarakat untuk memperoleh

dan memanfaatkan hak-hak ekonomi, sosial, dan politik dalam peningkatan

kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Sebagai tindakan sosial dimana

penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan

dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi

kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya.

Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu pilar kebijakan

untuk mengaktifkan potensi dimiliki masyarakat setempat, atau penanggulangan

kemiskinan terpenting, mengatakan bahwa masyarakat yang kurang memahami

peran kreatifitas angota-anggotanya akan terbentuk masyarakat yang kurang

dinamis dan kurang kreatif. Sehingga Demi tercapainya taraf kesejateraan dalam

hidup, masyarakat berusaha untuk bekerja keras agar terpenuhi kebutuhannya dan

tersalurkan kreatifitasnya. (Soetandyo Wignyosoebroto, 2005: 75)

Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan salah satu unit usaha yang

memiliki peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan perekonomian

Indonesia. Dengan adanya sektor IKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang

tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Tumbuhnya usaha mikro

menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan.

Dengan banyak menyerap tenaga kerja berarti IKM mempunyai peran strategis

dalam upaya pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

Namun pada tahun ini, tahun 2020 kondisi mengalami perubahan sangat drastis,

yang berlangsung dalam waktu yang relatif pendek. Pada pertengahan bulan

3
Maret 2020 pemerintah menyarankan untuk melakukan social distance dan stay at

home hingga awal tahun 2021 telah merubah kondisi kehidupan UMKM.

Pandemi Covid-19 memiliki dampak besar pada keberlangsungan bisnis Industri

Kecil dan Menengah (IKM).

Berdasarkan hasil survei tahun 2020 - 2021, hampir 100% pelaku Industri

Kecil dan Menengah (IKM) mengaku sudah mengalami dampak negatif Covid-19

terhadap proses bisnisnya (Sebanyak 3.785 pelaku Industri Kecil dan Menengah

(IKM). Kebanyakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang terkena dampak

Covid-19 bergerak di bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor yang paling

terdampak yakni makanan dan minuman. Para pengelola Industri Kecil dan

Menengah (IKM) merasakan banyak turunnya penjualan, kekurangan modal dan

terhambatnya distribusi. Sementara itu, sektor UMKM yang terguncang selama

pandemi Covid-19, selain makanan dan minuman, adalah industri kreatif dan

pertanian.

Sebanyak 2.838 pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) kabupaten

Malang di antaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang signifikan.

Tak hanya itu, 1.892 pelaku Industri Kecil dan Menengah meyakini kemungkinan

besar bisnis yang dijalankan hanya akan bertahan satu bulan hingga tiga bulan ke

depan. Sebanyak 2.535 pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) mengalami

ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 2.838 pelaku Industri

Kecil dan Menengah (IKM) merasa tidak mengerti bagaimana untuk membuat

kebijakan di masa krisis.

4
Sementara itu, pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) yakin, mereka

memiliki rencana penanganan krisis dan yakin dapat menemukan solusi untuk

tetap mempertahankan bisnis mereka. Dari data yang didapatkan tersebut, maka

dari itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang mengedepankan

program yang telah mereka buat yaitu IKM Center Kabupaten malang,

beralamatkan di Jl. Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. (Sumber

: Data 2021 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang)

Program IKM center yang ada di Kabupaten Malang ini efektif dan cukup

membantu pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), dikarenakan pelaku usaha

dapat menjual produknya di satu tempat sebagai oleh-oleh para wisatawan yang

berkunjung ke Kabupaten Malang. Pemberdayaan masyarakat kini telah menjadi

agenda penting pemerintah, tidak hanya pemerintah tetapi dunia usaha juga harus

memiliki program pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu bentuk tanggung

jawab sosial mereka terhadap masyarakat (Corporate Social Responsibility/CSR).

Namun hal ini seringkali bertentangan dengan kenyataan dilapangan. Program

pemberdayaan kurang mengena sasaran, karena sering dilakukan secara charity,

ditambah lagi program pemberdayaan malah menguras dan memperdayai rakyat.

Konsep pemberdayaan merupakan hasil dari proses interaksi di tingkat

ideologis dan praktis. Sedangkan proses interaksi terjadi melalui pertarungan

antar ruang otonomi atau antara pihak-pihak pemegang kekuasaan dan hegemoni

ekonomi masyarakat kecil yang termarjinalkan. Artinya konsep pemberdayaan

mencakup pengertian dari dua hal pembangunan masyarakat dan pembangunan

bertumpu pada masyarakat. Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat pada

5
dasarnya di pengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah dana yang di miliki

oleh pemerintah, tingkat pendidikan masyarakat, termasuk tingkat perekonomian

masyarakat, kesadaran masyarakat, peran serta masyarakat, sumber daya alam

yang tersedia, sosial masyarakat, kemandirian masyarakat, peningkatan prakarsa

dan swadaya masyarakat.

Kondisi ideal proses pengembangan kapasitas masyarakat harus dijalankan

dengan menyesuaikan kemampuan dan karakteristik masyarakat, sehingga bisa

jadi proses tersebut memerlukan waktu dan pendekatan yang berbedabeda antar

satu komunitas dengan komunitas lainnya. Untuk memberikan pemahaman dan

mengajak masyarakat dalam partisipasi demi kemajuan mereka sendiri juga tidak

bisa disamaratakan antara satu anggota masyarakat dengan anggota masyarakat

yang lain, hal ini disebabkan karena latar belakang pemikiran yang beragam yang

dipengaruhi oleh status sosial, jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan.

Oleh karena itu proses pengembangan kapasitas dilakukan dengan pendekatan

yang sama dan dalam waktu yang bersamaan.

Peran serta sektor IKM yang memiliki keunggulan komparatif, tidak

disertai dengan penguasaan teknologi sebagai dasar pengembangan wilayah

berbasis teknologi. Analisis didasarkan pada kemampuan dayasaing industri kecil

dan menengah berdasarkan konsep pengembangan wilayah berbasis teknologi,

yang mengindikasikan bahwa industri kecil dan menengah membutuhkan

penguatan teknologi. Model konseptual pengembangan industri kecil dan

menengah yang diusulkan mengarah pada kebijakan tentang pengembangan

penguatan teknologi pada IKM agar memiliki daya saing di era global, dengan

6
urutan prioritas pada komponen Technoware, Orgaware, Infoware, serta

Humanware. (A. Harist Nu’man, 2016)

Daya saing merupakan suatu kebutuhan yang tentunya tak terhindarkan

bagi pengembangan industri kecil menengah (IKM) di Indonesia. Salah satu

caranya ialah dengan membentuk klaster pada IKM, mengingat IKM di Indonesia

saat ini hanya sebatas kumpulan industri biasa (agglomerasi) bukan suatu klaster.

Belajar dari klaster industri software di India yang melibatkan industri software

skala besar, pelibatan perguruan tinggi, dan agen pendukung lainnya ada dua hal

yang dapat dipetik bagi pengembangan IKM di Indonesia diantaranya yaitu:

inovasi dan pemanfaatan jaringan sosial. (Anugerah Yuka Asmara, 2017)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas bahwa Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang diberikan wewenang oleh

pemerintah untuk menjalankan tugas dan kebijakaan pengelolaan pasar yang

berkaitan dengan sektor ekonomi terutama Industri Kecil Menengah (IKM),

membuat program yaitu IKM Center Kabupaten Malang. Hal inilah yang

menyebabkan peneliti ingin meneneliti lebih dalam mengenai bagaimana dampak

besar efektifitas IKM Center Kabupaten Malang terhadap para pelaku IKM,

sehingga tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Pelaksanaan

Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Industri Kecil dan

Menengah (Studi Pada IKM Center Kabupaten Malang).

7
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka masalah yang di kaji

dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas pelaksanaan program IKM

Center Kabupaten Malang dalam memberdayakan masyarakat pelaku industri

kecil dan menengah?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis efektifitas pelaksanaan program IKM Center dalam

peningkatan industri kecil dan menengah di Kabupaten Malang.

2. Untuk mendeskripsikan efektifitas pelaksanaan program IKM Center dalam

peningkatan industri kecil dan menengah di Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka peneliti berharap

agar penelitian ini dapat mempunyai manfaat baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Ini dapat mengembangkan teori efektifitas tentang pelaksanaan program

IKM Center dalam memberdayakan masyarakat pelaku industri kecil dan

menengah di Kabupaten Malang.

b. Sebagai pijakan dan referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan

pelaksanaan program IKM Center dalam memberdayakan masyarakat

pelaku industri kecil dan menengah di Kabupaten Malang.

8
2. Manfaat Praktis

Bagi Pemerintah :

a. Sebagai bahan informasi dalam mendukung peningkatan pelayanan IKM

Center.

b. Sebagai bahan untuk mengetahui tingkat kepuasan para pedagang industri

kecil menengah terhadap IKM Center.

c. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas

kebijakan dan strategi pelayanan IKM Center.

d. Sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan

rencana strategis pelayanan IKM Center.

1.5 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah unsur penelitian, dimana peneliti harus

menjelaskan pengertian konsep dari suatu masalah yang akan diteliti :

1. Efektifitas

Menurut Tampubollon (2012 : 9), efektivitas di artikan sebagai sesuatu

yang ada efeknya (akibat, pengaruh) dapat diartikan membawa hasil,

berhasil guna, setelah dapat pula berarti mulai berlaku seorang praktis 14

ahli mendefinisikan efektivitas sebagai pencapaian sasaran yang telah di

sepakati secara bersama serta tingkat pencapaian ini menunjukan tingkat

efektivitas. Sedangkan menurut Abdurahmat (2008:7), efektivitas adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

9
pekerjaan tepat pada waktunya dapat disimpulkan bahwa efektivitas

berkaitan dengan terlaksananya tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan

waktu, dan partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan

antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, menunjukan derajat kesesuaian

antara tujuan yang di nyatakan dan hasil yang dicapai.

Pendapat David Kreeh, Richard S. Cruthfied dan Egerton L Ballachey

(2012: 119-120) menyebutkan indikator efektivitas sebagai berikut :

a. Jumlah hasil yang dapat di keluarkan, hasil berupa kuantitas atau

bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud

dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input)

dengan keluaran (output), usaha dengan hasil, presentase pencapaian

program kerja dan sebagainya.

b. Tingkat kepuasaan yang di peroleh Ukuran dalam efektivitas ini

dapat kuantitatif (berdasarkan jumlah atau banyaknya) dan dapat

kualitatif (berdasarkan pada mutu).

c. Produk kreatif Penciptan hubungan kondisi yang kondusif dengan

dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan

kemampuan.

d. Intensitas yamg akan dicapai Memiliki ketaatan yang tinggi dalam

suatu tingkatan intes sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki

dengan kadaran tinggi.

10
Aspek-aspek efektivitas jika kita lihat pada Pemerintah Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, menurut pendapat

Muasaroh (2010:13) sebagai berikut :

a. Aspek tugas dan fungsi, yaitu Pemerintah Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Malang, dikatakan efektif jika melaksanakan

tugas atau fungsinya dengan baik, memperhatikan seluruh aspek.

b. Aspek rencana atau program, ytang di maksud dengan rencana atau

program disini adalah rencana Pemerintah Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Malang yang telah terprogram dengan

matang dan direncanakan secara detail, jika kedepannya seluruh

rencana dapat dilaksanakan dengan baik, maka rencana atau program

dapat dikatakan efektif.

c. Aspek tujuan atau kondisi, Pemerintah Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Malang bisa dikatakan program efektif,

dilihat dari sudut hasilnya jika tujuan atau kondisi ideal program

tersebut telah atau dapat dicapai.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Toto Wardikanto dalam (Endah, 2020) pemberdayaan

adalah rangkaian kegiatan untuk memperkuat atau mengoptimalkan

keberdayaan dalam keunggulan bersaing untuk kelompok masyarakat

11
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

kemiskinan.

Pemerintah Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam melakukan

pemberdayaan, perlu mencari suatu kebijakan pemberdayaan yang tepat

yang dimana dapat menghasilkan suatu kebijakan dan merencanakan

sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan yang mau di capai. Dari proses

tersebut kita dapat memisahkan dua aspek penting saling berhubungan

erat dalam kehidupan nyata, tetapi dapat di pisah untuk tujuan analisis.

Yang pertama adalah perumusan (formulasi) dan yang kedua adalah

(implementasi), (Kumaat et al., 2018)

1.6 Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah indikator-indikator yang dapat memperjelas

permasalahan melalui variabel-variabel guna menemukan kunci permasalahan

adapun indikator yang digunakan dalam pelaksanaan program pemberdayaan

masyarakat, sebagai berikut yaitu :

1. Bentuk Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat kini telah menjadi agenda penting

pemerintah, sebagai kelanjutan dari kegagalan konsep pembangunan masa

lalu. Tidak hanya pemerintah, tapi dunia usaha juga memiliki program

pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka

terhadap masyarakat.

12
2. Pelaksanaan Program

Organisasi akan mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus,

pelatihan dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya.

Pelaksanaan program disini adalah melaksanakan peningkatan kompetensi

dan kemampuan yang dilakukan oleh pemerintah seperti pelatihan,

pameran, dan peningkatan kompetensi lainnya.

3. Pengukuran Efektifitas

Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya dapat disimpulkan

bahwa efektivitas berkaitan terlaksananya tugas pokok, tercapainya tujuan,

ketepatan waktu, partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan

antara tujuan dan hasil, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan

yang di nyatakan dan hasil yang dicapai. (Abdurahmat, 2008:7)

Duncan dalam Richard M. Steers (1985:53) mengemukakan bahwa

ukuran efektifitas sebagai berikut :

a. Pencapaian Tujuan

b. Integrasi

c. Adaptasi

13
1.7 Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang mempunyai

karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,

proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Metode pendekatan kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimnen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisisdata

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2015 : 9)

Dalam hal ini jenis penelitian yang digunakan yakni pendekatan

deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun

hasil penelitian. Adapun pengertian deskriptif adalah metode yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. (Sugiyono,

2015 : 29)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di IKM Center yang beralamatkan

di Jl. Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

14
3. Subjek Penelitian

Dalam hal ini subjek penelitian berperan sangat penting karena dari

situlah data tentang penlitian akan diamati. Subjek penelitian dinamakan nara

sumber, partisipan atau informan dalam penelitian. Subjek penelitian adalah

benda, hal atau orang dan tempat dimana data untuk variabel penelitian

melekat dan yang dipermasalahkan dalam penelitian. (Arikunto, 2006 : 116)

Sumber data adalah suatu benda, hal atau orang dan tempat dimana

peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Penentuan sumber

data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu, purposive adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2015 : 52)

Peneliti akan memberikan kriteria untuk subjek penelitian diantaranya:

a. Pelaku Industri Kecil dan Menengah yang mnejadi anggota sejak awal

diresmikan IKM Center Kabupaten Malang tahun 2020.

b. Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang

yang digunakan peneliti sebagai informan penelitian.

c. Pengelola IKM Center Kabupaten Malang digunakan oleh peneliti

sebagai informan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif berangkat dari fakta, maka metode penelitian yang

utama adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

15
a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena

melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Observasi sebagai

teknik pegumpulan data mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan

dengan teknik, wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan

kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang saja, tetapi juga pada obyek-obyek alam yang lain.

(Sugiyono, 2015 : 145)

Dari segi proses pelaksaan pengumpulan data, observasi yang telah

digunakan dalam penelitian adalah participant observation (observasi

berperan serta). Observasi berperan serta (participant observation)

dalam observasi ini merupakan peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi

partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan

sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

Nampak. (Sugiyono, 2015 : 145)

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

16
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. (Sugiyono, 2015 : 137)

Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, metode

wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu,

misalnya telepon, email, atau skype. Dalam penelitian ini menggunakan

teknik wawancara terstruktur, wawancara terstruktur digunakan sebagai

teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah disipakan. Dengan wawancara

terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan

pengumpul data mencatatnya. Dalam melalukan wawancara, selain

harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka

pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape

recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara menjadi lancar. (Sugiyono, 2015 : 138)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan memperoleh data

dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan

gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung

17
penelitian. Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah foto dokumentasi peneliti dengan subjek, jurnal penelitian

terdahulu dan arsip laporan. (Sugiyono, 2015 : 329)

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. (Sugiyono,

2015 : 245)

Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori

Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis data dengan tiga

langkah: kondensasi data (data condensation), yang menyajikan data (data

display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and

verification). Secara lebih terperinci, langkah-langkah sesuai teori Miles,

Huberman dan Salda (2014) akan diterapkan sebagaimana berikut:

18
Bagan 1.1 Komponen- komponen Analisis Data Model

Interaktif

PE
Pengumpulan Penyajian
Data Data

Kondensasi
Penarikan
Data Kesimpulan /
Verifikasi

Sumber: Miles, Huberman (Miles, Huberman dan Saldana,

2014:14)

Dari gambar model analisa data menurut Miles, Huberman dan

Saldana di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari metode yang di lakukan yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Semua jenis data ini memiliki satu aspek

kunci secara umum, analisinya terutama tergantung pada keterampilan

integratif dan interpretatif dari peneliti. Interpretasi diperlukan karena

data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka, data kaya rincian dan

panjang.

19
b. Kondensasi Data

Miles dan Huberman ( 2014 : 10) Dalam kondensasi data

merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksi dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan

lapangan maupun transkip dalam penelitian ini diuraikan sebagai

berikut:

2) Pemilihan (Selecting)

Menurut Miles dan Huberman (2014:18) peneliti harus

bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi-dimensi mana yang

lebih penting, hubungan-hubungan mana yang mungkin lebih

bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang dapat

dikumpulkan dan dianalisis.

3) Pengerucutan (Focusing)

Miles dan Huberman (2014:19) menyatakan bahwa

memfokuskan data merupakan bentuk pra-analis. Pada tahap ini,

peneliti memfokuskan data yang berhubungan dengan rumusan

masalah penelitian. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap

seleksi data. Peneliti hanya membatasi data yang berdasarkan dari

rumusan masalah.

4) Peringkasan (Abstracting)

Tahap membuat rangkuman yang inti, proses, dan

pernyataanpernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

20
didalamnya. Pada tahap ini, data yang telah terkumpul dievaluasi

khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan cukupan data.

5) Penyederhanaan dan Transformasi (Data Simplifying / Transforming)

Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhanakan dan dan

ditransformasikan dalam berbagai cara yakni melalui seleksi yang

ketat melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data

dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

c. Penyajian Data

Langkah berikut setelah kondensasi data adalah penyajian data

yang dimaknai oleh Miles dan Huberman (1992) sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian

data tersebut, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang

terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti

meneruskan analisisnya atau mencoba untuk mengambil sebuah

tindakan dengan memperdalam temuan tersebut.

d. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan dan yang terakhir

adalah penarikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan serta

mengecek ulang dengan bukti yang telah ditemukan di lapangan.

21
6. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji

validitas dan reabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data

yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valis “yang tidak berbeda” antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang

terjadi pada obyek, maka data tersebut dinyatakan tidak valid. (Sugiyono,

2015 : 267)

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Jadi uji

keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas

intenal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan

confirmability (obyektivitas). (Sugiyono, 2015 : 269)

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber dan triangulasi metode.

(Sugiyono, 2015 : 273)

1. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang makna santunan

kecelakaan lalu lintas, maka pengumpulan dan pengujian data yang

telah diperoleh dilakukan penjual Industri Kecil Menengah dan Pegawai

22
IKM Center Kabupaten Malang. Dalam penelitian kualitatif dari ke dua

sumber akan dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang

sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.

Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (membercheck) dengan

tiga sumber data tersebut. (Sugiyono, 2015 : 274)

2. Triangulasi metode untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik

pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-

beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang

dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda. (Sugiyono, 2015 : 274)

Menggunakan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data hasil wawancara

didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi

manusia, atau gambaran suatu keadaan didukung oleh foto. Alat-alat bantu

perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, alat

rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah

ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian sebaiknya data-data yang

23
dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik,

sehingga menjadi lebih dapat dipercaya. (Sugiyono, 2015 : 275)

7. Jadwal Penelitian

Penelitian dengan judul Efektifitas Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Sdalam Peningkatan Industri Kecil dan Menengah (Studi Pada IKM Center

Kabupaten Malang) ini dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Januari - Maret

2022.

24

Anda mungkin juga menyukai