Anda di halaman 1dari 8

Lutfia Zahratu Bahya Ashadi

235100901111037

Fakultas Teknologi Pertanian

Cluster 34

Tantangan Ketenagakerjaan Pemuda dalam Meningkatkan Minat Usaha


Mikro Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN
Tantangan ketenagakerjaan di Indonesia merupakan isu yang
kompleks dan mempengaruhi pemuda dalam lapangan kerja. Pemuda yang
terjun dalam dunia wirausaha menjadi tantangan sekaligus jawaban dari
problem masalah ketenagakerjaan saat ini, terutama untuk mengurangi
potensi pengganguran. Kontribusi pemuda dalam pembangunan masih
menghadapi sejumlah tantangan, khususnya problem ketenagakerjaan.
Wirausaha sebagai salah satu upaya mengatasi pengangguran masih perlu
mendapat dukungan pemerintah serta kesadaran minat dalam
meningkatkan Minat Usaha Mikro Kecil dan Menengah sejak dini.
Derasnya arus globalisasi di satu sisi merupakan manfaat yang
seharusnya dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk menempa diri
sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.
Terbukanya arus informasi dewasa ini menjadi kekuatan yang dapat
dimanfaatkan oleh generasi muda untuk memotivasi dan menginspirasi diri
untuk melakukan berbagai kegaitan dan akvititas yang bermanfaat, salah
satunya adalah mengembangkan motivasi kewirausahaan. Namun di sisi
yang lain, arus globalisasi telah mendorong sebagian generasi muda
bersikap konsumerisme. Semakin banyaknya mall dan tempat-tempat
hiburan, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga telah melanda kota-kota
kecil telah mendorong konsumerisme di kalangan generasi muda.  Apalagi
arus informasi yang begitu cepat, sehingga generasi muda kita dicekoki
dengan berbagai produk dan budaya serta gaya hidup yang seringkali tidak
sesuai dan bahkan bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang telah lama
berkembang dan menjadi falsafah hidup bangsa ini. Kontribusi pemuda
terhadap angka pengangguran yang cukup besar tentu akan berdampak
pada pembangunan ekonomi. Bahkan, partisipasi kerja pemuda pun tidak
cukup untuk mendongkrak pembangunan ekonomi, dikarenakan tidak
semua pekerjaan memberikan output dan nilai tambah ekonomi yang tinggi.
Berikut adalah analisis mengenai tantangan ketenagakerjaan di Indonesia
dan kesempatan kerja bagi pemuda:

II. PEMBAHASAN
1. Potensi UMKM di Indonesia
Menurut Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
(KUKM), jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta atau
99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja
UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap
tenaga kerja dunia usaha. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian
nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan
oleh pelaku usaha besar. Oleh karena itu, UMKM memiliki potensi besar
untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. UMKM juga berkontribusi
terhadap penyerapan tenaga kerja, dengan mencapai 97% dari total
tenaga kerja yang ada, dengan hal ini menjadikan salah satu peluang
besar bagi para pemuda untuk bisa memulai usaha mikro kecil dan
menengah. Seiring berkembangnya waktu UMKM adalah jalan tercepat
untuk membasmi grafik pengangguran di Indonesia sebab
meningkatnya minat dan ketertarikan pemuda terhadap usaha mikro
kecil dan menengah.
Meningkatkan jumlah pengusaha UMKM menjadi salah satu strategi
pemerintah untuk menciptakan sumber pendapatan baru, menciptakan
lapangan kerja baru, dan mengurangi kemiskinan. UMKM nantinya
berperan penting sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan dan
Pembangunan ekonomi. UMKM melibatkan banyak orang yang
beragam usahanya. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari
seluruh Masyarakat terutama para pemuda untuk bersama sama
mendukung optimalisasi UMKM oleh pemerintah. Pemerintah
membutuhkan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan,
termasuk dari pemuda dan pelaku UMKM, untuk memastikan potensi
UMKM dalam negeri ini semakin meningkat.

2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia


Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
kendala serius bagi UMKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek
kewirausahaan, manajemen, dan teknologi. Pemuda perlu
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang-
bidang tersebut agar dapat membantu UMKM dalam menghadapi
tantangan tersebut. Pertimbangan batasan usia pemuda pada penelitian
ini dipilih dengan memperhatikan potensi, kapasitas dan aktualisasi diri
pemuda. Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No.40
Tahun 2009 Pasal 1 Nomor 2 yang berbunyi “Kepemudaan adalah
berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak,
karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda”. Berdasarkan
hal tersebut, maka batasan usia pemuda pada penelitian ini berkisar
antara 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Kategori pemuda
tersebut terbagi menjadi 2 oleh BKKBN, yaitu kategori remaja (16-24
tahun) dan dewasa (25-30 tahun).
Menurut Wulandari (2013), menyatakan minat berwirausaha adalah
pemusatan perhatian, keinginan, ketertarikan, serta ketersediaan
individu pada bidang wirausaha untuk bekerja keras atau berkemauan
keras untuk untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa
merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras
untuk belajar dari kegagalan. Minat merupakan sesuatu hal sangat
menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh
kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Minat berwirausaha terdiri dari
dua kata, yaitu minat dan berwirausaha. Minat menurut Yohana
(2015:7), adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik pada
sesuatu obyek atau menyenagi seseuatu obyek semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat
biasanya ditunjukkan melalui pertanyaan yang menunjukkan lebih
menyukai sesuatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk
partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya
Pertumbuhan penduduk yang selalu meningkat menyebabkan
bertambahnya kebutuhan ekonomi setiap orang. Hasil Susesnas tahun
2020, satu dari empat penduduk Indonesia dipenuhi oleh generasi muda
yang penyebarannya tidak merata di setiap daerah. Generasi muda
yang mendominasi angkatan kerja di Indonesia dapat dikatakan sangat
besar, namun dengan lapangan kerja yang terbatas, tingkat partisipasi
kerja menurun dan struktur pasar tenaga kerja berubah relatif cepat
yang mengakibatkan tingkat pengangguran di negara kita menjadi
semakin tinggi. Hal tersebut dapat menjadi urgensi apakah jumlah
pengangguran akan terus meningkat dikarenakan jumlah bukan
angkatan kerja yang sedang melangsungkan pendidikan (sekolah)
menempati angka yang cukup tinggi yaitu 14.644.442 jiwa.

3. Keterbatasan kualifikasi dan kompetensi:


Pemuda mungkin menghadapi tantangan dalam hal kualifikasi dan
kompetensi yang diperlukan untuk mengelola usaha UMKM dengan
baik. Peningkatan kualitas kompetensi sumber daya manusia (SDM)
melalui reformasi bidang pendidikan dapat menjadi solusi untuk
mengatasi tantangan ini. Kunci utama penyelesaian permasalahan
UMKM berada pada pemerintah daerah (Kabupaten dan Kota).
Pemerintah daerah yang mempunyai wilayah, mengetahui kondisi dan
kebutuhan UMKM, serta mempunyai akses langsung dengan UMKM.
Dukungan instansi dianggap dapat memberikan kontribusi dalam
menumbuhkan minat pemuda pada kewirausahaan, yang artinya untuk
meningkatkan minat pemuda dalam kegiatan wirausaha dapat didorong
melalui peningkatan frekuensi kegiatan pelatihan dan pemberdayaan,
tentunya dengan materi sesuai dengan kebutuhan dan metode yang
cocok dengan kondisi setempat. Ketersediaan sumber daya seperti
sumber permodalan, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
dukungan program instansi harus terus ditingkatkan guna dapat menarik
minat pemuda. Dukungan kebijakan instansi seperti pemerintah,
pendidikan dan swasta nantinya akan menentukan partisipasi pemuda
dalam berwirausaha di Indonesia.
Penyelesaian persoalan pengangguran pemuda memiliki peran
strategis untuk menekan angka pengangguran nasional. Salah satu
peluang yang saat ini dimiliki Indonesia untuk mengatasi persoalan
pengangguran pemuda adalah tingginya minat pemuda untuk menjadi
wirausaha. Namun, untuk menjadi wirausaha yang mampu
mengembangkan usahanya, pemuda menghadapi berbagai tantangan,
seperti kurangnya kompetensi kewirausahaan, lemahnya dukungan
keluarga, terbatasnya akses permodalan, serta hambatan dalam
mengakses pasar. Karakteristik tantangan yang dihadapi wirausaha dari
kelompok usia muda berbeda dengan karakteristik tantangan yang
dihadapi wirausaha dari kelompok usia dewasa. Wirausaha dari
kelompok pemuda pada umumnya memiliki sumber daya yang lebih
rendah, pengalaman yang kurang, serta jejaring yang terbatas. Oleh
karena itu, keberadaan kebijakan kewirausahaan yang responsif
terhadap pemuda menjadi kebutuhan agar potensi besar pemuda untuk
membuka usaha baru dapat terealisasi sebagai solusi atas masalah
pengangguran di Indonesia.Adanya angkatan kerja uang terdidik dan
banyak juga angkatan kerja yang menganggur, oleh karena itu sangat
penting adanya dunia wirausaha. Pembangunan nasional akan lebih
berhasil jika di tunjang adanya wirausahawan yang dapat membuka dan
menyerap tenaga kerja karena kemampuan pemerintah menyerap
tenaga kerja sangat terbatas. Kegiatan wirausaha merupakan potensi
yang dangat potensial bagi pembangunan baik dalam jumlah dan mutu
wirausahan itu sendiri. Kenyataanya sekarang ini jumlah wirausahawan
Indonesia yang masih sangat terbatas bahkan sangat sedikit dan
mutunya belum bagus, sehingga persoalan wirausaha Indonesia
merupakan suatu persoalan yang sangat penting bagi suksesnya
pembangunan.

4. Peran Pemuda
Pemuda memiliki peran penting dalam meningkatkan minat UMKM.
Pemuda dapat membantu UMKM dalam hal pemasaran, manajemen,
dan teknologi. Selain itu, pemuda juga dapat membantu UMKM dalam
menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia.
Dalam era digitalisasi, pemuda juga dapat memanfaatkan teknologi
untuk membantu UMKM dalam hal pemasaran dan manajemen.
Era modern dan globalisasi saat ini memerlukan keyakinan yang
kuat dalam membangun bisnis yang bisa bersaing di pasaara global.
Pemuda sebagai haarapan bangsa harus bisa memajukan kemampuan
di dunia internasional dengan membawa nama baik Negara di luar
negeri. Persaingan usaha serta perekonomian berkembang sangat
cepat sehinggamembutuhkan penyesuaian dan penyerapan perubahan
yang terjadi dengan cepat. Faktor penting yang mempengaruhi
pengembangan karir dalam diri seseorang adalah pengaruh lingkungan
keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat akrtivitas utama
kehidupan seorang individu, sehingga keluarga menjadi institusi
pertama dan utama membangun sumber daya manusia dengan
menciptakan hubungan yang erat dan serasi antara keluarga, adanya
persiapan mental berwirausaha membangun keluarga menjadi
perusahaan mini dan mengajari perlakuan serta pelayanan layaknya
berwirausaha.
Fenomena rendahnya minat berwirausaha pemuda atau khususnya
pelajar di Indonesia masih terbilang rendah pelajar atau pemuda di
Indonesia masih memiliki pemikiran bahwa masa depan berkarir dengan
mencari pekerjaan atau menjadi seorang pekerja lebih baik
dibandingkan menjadi seorang pengusaha. Disaat sekarang ini
sangatlah menjanjikan karena lahan pekerjaan yang sedikit sedangkan
pengangguran semakin banyak, maka minat dalam berwirausaha harus
ditanamkan sejak dini kepada para mahasiswa atau pelajar.

III. KESIMPULAN

Dari data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi


nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang
sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. Tiap tahunnya
sektor ini memberi persentase yang besar dalam pengurangan jumlah
pengangguran di Indonesia. Dengan jumlah UMKM yang selalu bertambah
di setiap tahunnya, maka secara tidak langsung jumlah pengangguran juga
akan berkurang. UMKM yang dimulai dari unit-unit kecil tentu akan menjadi
penggerak roda perekonomian yang relatif tangguh. Sebagaimana
dinyatakan sebelumnya, bahwa UMKM adalah sektor yang relatif mampu
bertahan kuat di masa kritis. Di mata pemuda yang sudah terbuka akan
tuntutan masa depan pastinya akan tergerak untuk memulai usaha mikro
kecil dan menengah.

Dalam kesimpulannya, pemuda memiliki peran penting dalam


meningkatkan minat UMKM di Indonesia. Pemuda dapat membantu UMKM
dalam hal pemasaran, manajemen, dan teknologi. Selain itu, pemuda juga
dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan minat
UMKM. Oleh karena itu, pemuda perlu mengikuti perkembangan zaman
dan terbuka akan segala tuntutan ekonomi hidup bermasyarakat dengan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang-bidang tersebut
dapat menciptakan minat berwirausaha dan menghasilkan ekonomi yang
stabil.
DAFTAR PUSTAKA

Adhitama, P.P. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat


berwirausaha.

Evaliana. (2015). Pengaruh efikasi diri dan lingkungan keluarga terhadap


minat berwirausaha mahasiswa.

Lestari moerdijat, S.S (2023). Dorong Partisipasi Generasi Muda dalam


Pertumbuhan sektor UMKM Nasional

Latifah sahda, (2022). Ancaman Resesi 2023, UMKM Bisa jadi Solusi Jitu
Putra, G.L.P. 2013. Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Minat Pemuda
Untuk Berwirausaha di Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
Jurnal Pendidikan Tata Niaga. 1 (1) 1-15.

Prasetyo, E. 2008. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Jurnal
Akmenika UPY. 2.

ARKHIS EMILIA HIDAYAT, ( 2021). Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan


Menengah (UMKM) 

DOKUMENTASI

 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai