Anda di halaman 1dari 8

Nama : Namiradifa

NIM : 235120401111015
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Cluster : 32

Lapangan Pekerjaan dan Kesempatan Kerja

Indonesia telah mengambil berbagai langkah besar untuk menjadi negara kelas
menengah dan terus berupaya menjadi negara berpenghasilan tinggi yang
berkembang pada 2045. Menyadari pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam
perjalanan ini, Indonesia terus berkomitmen untuk menciptakan kondisi penciptaan
lapangan kerja yang kokoh.
Ke depan, bagaimana Indonesia dapat mengubah krisis Covid-19 menjadi peluang
untuk membangun ke depan dengan lebih baik dan menciptakan tidak hanya
sembarang pekerjaan tetapi ‘pekerjaan kelas menengah’, yang didefinisikan
sebagai pekerjaan yang memungkinkan rata-rata rumah tangga Indonesia mampu
untuk hidup seperti kelas menengah? Memanfaatkan berbagai intervensi kebijakan
komprehensif yang sedang berlangsung untuk mengurangi kesenjangan
infrastruktur, sumber daya manusia, dan layanan keuangan, laporan Bank Dunia
Pathways to Middle-Class Jobs in Indonesia menawarkan tiga strategi terintegrasi
yang berfokus pada peningkatan pertumbuhan produktivitas secara menyeluruh,
mengalihkan aktivitas ekonomi dan pekerja ke sektor, perusahaan, dan pekerjaan
yang lebih produktif dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, serta
membangun angkatan kerja yang memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
mendapatkan pekerjaan kelas menengah, termasuk keterampilan kognitif,
interpersonal, dan digital. Tiga strategi yang terintegrasi ini mencoba menjawab
kendala sisi permintaan dan penawaran dalam penciptaan lapangan kerja kelas
menengah. Dari sisi permintaan, penciptaan lapangan kerja kelas menengah
dibatasi oleh pertumbuhan produktivitas tenaga kerja yang lemah dan kurangnya
dinamisme dan ekspansi perusahaan.
Transformasi struktural di Indonesia belum membawa cukup perbaikan dalam
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Hambatan persaingan, ketidakpastian
peraturan, dan perdagangan internasional dan investasi yang terbatas
menghambat dinamisme dan pertumbuhan perusahaan. Selanjutnya, kebijakan
kewirausahaan yang dibingkai dengan pendekatan kesejahteraan saja, misalnya
dengan hanya memberikan bantuan tunai, belum sepenuhnya berhasil dalam
meningkatkan produktivitas usaha rumahan di mana dua pertiga pekerjaan berada
dan di UKM. Di sisi penawaran, sebagian besar tenaga kerja saat ini belum
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan kelas menengah, karena
keterampilan mereka yang masih rendah dan sistem pengembangan tenaga kerja
yang belum memadai.
Lalu apa rekomendasi kebijakan utamanya? Strategi pertama adalah
mempromosikan pertumbuhan produktivitas secara menyeluruh, tidak terkecuali di
sektor dengan nilai tambah yang masih rendah. Untuk meningkatkan produktivitas
secara menyeluruh, pembuat kebijakan dapat meningkatkan persaingan dan daya
saing yang dapat membantu perusahaan memasuki pasar, berinovasi, dan
tumbuh. Berbagai kebijakan ini berfokus pada penurunan biaya perdagangan yang
tinggi, peningkatan akses ke talenta internasional yang sangat terampil dan
dibutuhkan di Indonesia, dan penarikan investasi asing langsung yang berorientasi
ekspor dan berdasarkan efisiensi dan terintegrasi dengan rantai nilai global.
Kebijakan UKM dan dukungan yang ditargetkan khusus untuk usaha rumahan
dapat berfokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi, bukan hanya
kesejahteraan dengan sekadar memberikan bantuan tunai.
Kedua, pergeseran aktivitas ekonomi dan pekerja yang lebih jelas ke sektor,
perusahaan dan pekerjaan yang lebih produktif dan berpenghasilan lebih tinggi
dapat memajukan agenda penciptaan lapangan kerja kelas menengah. Bahkan
jika reformasi untuk meningkatkan produktivitas secara menyeluruh bersifat buta
sektor, Indonesia dapat memprioritaskan reformasi kebijakan tertentu di sektor-
sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja kelas menengah. Misalnya,
menargetkan strategi promosi investasi di sektor dan proyek, termasuk proyek
infrastruktur yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi sumber
penciptaan pekerjaan kelas menengah. Sistem informasi pasar tenaga kerja dan
mekanisme pencocokan antara pekerja dan pemberi kerja yang kuat, undang-
undang yang tidak mendisinsentifkan perubahan pekerjaan, dan dukungan untuk
perpindahan pekerjaan, termasuk melalui Jaminan Kehilangan Pekerjaan, dapat
membantu upaya persiapan menuju dan naik ke pekerjaan yang lebih baik.
Terakhir, membangun tenaga kerja yang memiliki keterampilan, seperti
keterampilan kognitif, interpersonal, dan digital, yang diperlukan untuk
mendapatkan pekerjaan baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan kompetitif
di tingkat global. Strategi ini akan membutuhkan perubahan sistem pendidikan
agar lebih menyiapkan kaum muda untuk pekerjaan modern. Strategi ini juga akan
membutuhkan inovasi peningkatan keterampilan tenaga kerja dewasa yang sudah
bekerja saat ini. Indonesia telah menunjukkan kemampuannya menghadapi
tantangan dalam melaksanakan agenda reformasi penciptaan lapangan kerja yang
multidimensi. Penciptaan lapangan kerja bukan hanya hasil dari pembangunan di
Indonesia tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan itu sendiri melalui
pertumbuhan ekonomi nasional yang pesat, pengurangan kemiskinan, dan
munculnya kelas menengah yang dinamis dan berkembang. Kesempatan kerja
adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi para angkatan kerja yang
mencari pekerjaan atau sebuah keadaan yang memperlihatkan jumlah lapangan
kerja yang masih kosong dan siap diisi para pencari kerja.
Adapun angkatan kerja adalah sebagian penduduk atau mereka yang sudah
bekerja, sedang mencari pekerjaan, pengangguran, ataupun mereka yang
sewaktu-waktu siap untuk bekerja (biasanya 15 tahun ke atas).
Dikutip dari e-Modul Ekonomi Ketenagakerjaan terbitan Kemdikbud yang disusun
oleh Nola Kristiana Tiwow, S.Pd, Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi "tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak".

Kesempatan kerja memiliki dua pengertian, yaitu:

Dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga kerja yang
mempunyai kesempatan untuk bekerja,
Dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-faktor produksi
yang mungkin dapat ikut dalam proses produksi
Faktor- faktor yang Memengaruhi Kesempatan Kerja
Mengutip dari e-Modul Ekonomi Ketenagakerjaan Kelas XI terbitan kemdikbud
yang disusun oleh Ahmadi, S.Pd, berikut adalah beberapa faktor yang
memengaruhi kesempatan kerja:
Terbukanya kesempatan kerja merupakan salah satu indikator terjadinya
pembangunan ekonomi. Jika ketersediaan kesempatan kerja tidak seimbang
dengan peningkatan penduduk usia kerja makan akan menimbulkan
permasalahan yang disebut pengangguran. Dalam Undang-undang No 13 Tahun
2003 tentang Perlindungan Tenaga Kerja, pengertian tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa,
baik untuk memenui kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk
yang masuk ke dalam kelompok tenaga kerja adalah mereka yang berusia 15-64
tahun. Namun tidak semua penduduk Indonesia memiliki pekerjaan, padahal
jumlah penduduk usia kerja mengalami peningkat. Dalam buku Dinamika Pasar
Tenaga Kerja Indonesia (2016) karya Nazaruddin Malik, secara umum
kecenderungan masalah ketenagakerjaan di Indonesia terkait dengan
keterbatasan daya serap perekonomian dibandingkan dengan jumlah angkatan
kerja yang yang terus mengalami peningkatan. Baca juga: Ketenagakerjaan:
Pengertian, kelompok dan Klasifikasi tenaga kerja Apabila dikaji lebih dalam,
terdapat tiga problematika yang menjadi masalah ketenagakerjaan di Indonesia,
yaitu: Penduduk dan tenaga kerja Permasalahan klasik yang muncul di Indonesia
yakni percepatan pertumbuhan angkatan kerja yang tidak disertai dengan
percepatan pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sehingga penawaran tenaga kerja
menjadi tidak seimbang dengan meningkatknya permintaan tenaga kerja.
Penduduk dan tenaga kerja selalu mengalami percepatan yang signifikan,
sedangkan laju pertambahan lapangan pekerjaan yang baru dinilai cukup lambat.
Produktivitas tenaga kerja Permaslaahan perluasan kesempatan kerja dalam
pembangunan Indoensia selalu dikaitkan dengan masalah produktivitas pekerja.
Produktivitas tenaga kerja masih relatif rendah, karena masih rendahnya tingkat
pendidikan yang dimiliki dan kurangnya keterampilan sebagian masyarakat
Indonesia. Sehingga tak jarang banyak dari para tenaga kerja terserap pada
pekerjaan yang bersifat non formal dan tidak tetap. Lapangan usaha tersebut
terlihat pada lapangan usaha perdagangan dan jasa yang diduga paling banyak
aktivitas informalnya.
Berbicara tentang ketenagakerjaan tentunya sangat erat kaitanya dengan sumber
daya manusia. Karena, SDM sebagai tenaga kerja menjadi faktor utama yang
membuat sistem ketenagakerjaan berjalan baik.

Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


menyatakan, definisi tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan
sesudah masa kerja.

Dalam definisi ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan tenaga kerja sebelum


masa kerja antara lain pemagangan dan pengumuman lowongan kerja. Tenaga
kerja selama masa kerja antara lain perlindungan kerja, upah atau gaji, jaminan
sosial dan kesehatan, jaminan keselamatan kerja serta pengawasan kerja. Tenaga
kerja sesudah masa kerja antara lain pesangon dan pensiun atau Jaminan Hari
Tua.
Jenis-Jenis Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan bagian penting dalam pembahasan ketenagakerjaan
karena tenaga kerja ini adalah salah satu komponen penggerak ekonomi yang
paling berpengaruh terhadap proses produksi. Tanpa tenaga kerja, faktor
produksi alam dan modal tidak dapat digunakan secara optimal.

Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya, hanya
mengandalkan tenaga saja. Misalnya, pesuruh, kuli bangunan, buruh gendong,
pembantu rumah tangga, tukang becak, dan penyapu jalan.
Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi, tenaga kerja dibedakan
menjadi:
Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan
biayanya dikenakan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.
Misalnya karyawan bagian produksi.
Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi
dan biayanya di kaitkan pada biaya operasional pabrik. Misalnya tenaga kerja
bagian penjualan, marketing dan periklanan.
Permasalahan Ketenagakerjaan Dalam Pembangunan Ekonomi
Namun, hingga hari ini, masih saja terjadi masalah ketenagakerjaan di negeri kita
tercinta ini. Masalah ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi memang
sangat kompleks. Beberapa masalah yang sering terjadi antara lain:
Tingkat Pengangguran yang Tinggi
Pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang besar, bahkan tinggi
rendahnya pengangguran suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kemakmuran
suatu bangsa. Angka pengangguran di Indonesia sendiri masih relatif tinggi,
sementara daya saing atau produktifitas tenaga kerja juga masih rendah.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan pada Februari 2021
terdapat 19,1 juta jiwa tenaga kerja terdampak pandemi sehingga pengangguran
semakin meningkat. Persoalan tersebut ditambah pula dengan adanya
pertumbuhan angkatan kerja baru yang cenderung terus meningkat serta
minimnya usia angkatan kerja yang siap pakai. Terlebih tantangan menjadi
semakin berat dengan perkembangan revolusi industri dan teknologi digital yang
semakin cepat.
Jumlah Angkatan Kerja yang Tinggi
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di
dunia. Makin tinggi jumlah penduduk semakin tinggi pula angkatan kerjanya, jika
tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang memadai maka pengangguran akan
bertambah sehingga tingkat kesejahteraan menurun.
Selain itu, kelebihan tenaga kerja dapat menyebabkan pasar kerja kurang
berkualitas. Sehingga, produktivitas tenaga kerja menjadi rendah. Dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami peningkatan dalam hal
pertumbuhan lapangan kerja, namun tetap saja pencari kerjanya lebih banyak
sehingga masih menjadi masalah yang terus diperhatikan pemerintah.
Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu tenaga kerja di Indonesia
adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah, berdampak pada
keterampilan yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
Faktor ini sangat berpengaruh pada rendahnya penyerapan tenaga kerja di
Indonesia.
Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan juga menyebabkan tenaga kerja di
Indonesia minim akan pengetahuan dan penguasaan teknologi. Sebaliknya,
tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan mempunyai banyak keterampilan
dapat mengerjakan lebih banyak pekerjaan, dan memiliki peluang untuk
berwirausaha atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
DOKUMENTASI
Foto diambil di hypermart matos.

DAFTAR PUSTAKA
Ari Welianto. 2022. “Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia”.
https://www.liputan6.com/regional/read/5180647/tantangan-besar-penyerapan-
tenaga-kerja-di-indonesia#div-gpt-ad-liputan6-topfrm-oop
Satu Kahkonen. 2021. “Lapangan Kerja Produktif di Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai