Anda di halaman 1dari 10

Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

dan Cara Mengatasinya

Pembangunan dalam berbagai sektor yang dilakukan Indonesia sangat


membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian dengan kualifikasi
tertentu.

Berbagai lowongan terus dibuka di Indonesia, namun pencari kerja lebih


banyak dari kuota yang tersedia.

Hal ini menimbulkan sejumlah persoalan hukum perburuhan, yang dirinci


dalam edisi revisi Pengantar Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Membludaknya angkatan kerja yang mencari pekerjaan terlihat dalam contoh


yang dilaporkan oleh pusat berita kepolisian.

Ternyata pembangunan tidak hanya dihadapkan pada kurangnya tenaga


terampil, tetapi juga banyak masalah lainnya.
Contoh Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

Kondisi ini terlihat dari banyaknya permasalahan yang dihadapi


ketenagakerjaan di Indonesia, antara lain sebagai berikut.

1. Jumlah Angkatan Kerja yang Tidak Seimbang dengan


Kesempatan Kerja

Jumlah penduduk yang besar akan menghasilkan angkatan kerja yang besar,
yang jika dipekerjakan dengan baik, dapat meningkatkan kegiatan ekonomi,
yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, hal ini hanya dapat dicapai jika angkatan kerja terserap sepenuhnya
ke dalam kesempatan kerja.

Kesempatan Kerja adalah istilah yang menggambarkan tersedianya


kesempatan kerja di masyarakat. Pernyataan ini tercermin dalam kondisi kerja
di Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar, ditambah dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi yang seharusnya menjadi motor
penggerak peningkatan kegiatan ekonomi, justru menjadi penghambat
pembangunan ekonomi.

Namun, pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak dibarengi dengan


peningkatan kesempatan kerja yang menjadi penyebab utama pengangguran
dan menjadi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

2. Mutu Tenaga Kerja yang Relatif Rendah Adalah Salah Satu


Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia

Rendahnya tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi


mutu tenaga kerja Indonesia.

Karena rendahnya tingkat pendidikan, tenaga kerja Indonesia kekurangan


pengetahuan dan teknologi.

Akibatnya, jumlah produksi yang dihasilkan sedikit sedangkan biaya produksi


tinggi.

Tingginya biaya produksi membuat produk Indonesia sulit bersaing dengan


produk dari negara lain.

Selain itu, mutu tenaga kerja berpengaruh pula pada tinggi rendahnya upah
tenaga kerja yang juga menjadi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Upah tenaga kerja di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan


negara lain seperti Serbia, China, Rusia, Singapura dan Malaysia.
3. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata

Selain tenaga kerja yang relatif rendah, sektor ketenagakerjaan di Indonesia


juga menghadapi masalah pemerataan pekerjaan.

Sebagian besar angkatan kerja di Indonesia berbasis di pulau Jawa.

Sementara itu, daerah utama lainnya masih menghadapi kekurangan tenaga


kerja, terutama di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan.

Akibatnya banyak pengangguran di Jawa, sedangkan di daerah lain banyak


sumber daya alam yang masih belum dikelola dan dimanfaatkan secara
optimal.

4. Pengangguran Adalah Salah Satu Masalah Ketenagakerjaan di


Indonesia Yang Utama

Besarnya angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja


berarti tidak semua angkatan kerja terserap ke dalam pekerjaan
(pengangguran).

Ditambah lagi dengan banyaknya jumlah karyawan yang di-PHK (PHK):


pembayaran pesangon untuk karyawan yang di-PHK seringkali tidak sesuai
dengan nilai nominal, prosedurnya memakan waktu dan bahkan tidak
dibayarkan.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan bisa karena berbagai alasan


termasuk kebangkrutan, konsolidasi, perpisahan, majikan tidak mau
menerima pekerja ke dalam perusahaan.

Selain itu, kondisi pandemi Corona juga telah melemahkan perekonomian,


sehingga banyak perusahaan yang melakukan perampingan (PHK) dan pekerja
yang kehilangan pekerjaan.
Dampak Masalah Ketenagakerjaan terhadap
Perekonomian

Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti


pendidikan, kesempatan kerja maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif
rendah.

Hal ini dialami oleh banyak negara yang termasuk Indonesia, karena hingga
saat ini masih banyak pengangguran.

Berikut adalah beberapa macam pengangguran.

Pengangguran berdasar sifatnya

Pengangguran berdasarkan sifatnya terbagi menjadi Pengangguran terbuka


adalah angkatan kerja yang tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan.

Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang bekerjanya tidak optimum


dilihat dari jam kerja.

Dengan kata lain, jam kerja dalam satu minggu kurang dari 36 jam, dan
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja tidak optimum
sebab kelebihan tenaga kerja.

Umpamanya, seorang petani yang menggarap sawah sebenarnya cukup hanya


dikerjakan oleh satu orang.

Namun, sebab anaknya tidak punya pekerjaan dia ikut menggarap tanah itu.
Anak petani itu termasuk penganggur terselubung.
Pengangguran berdasar penyebabnya

Pengangguran yang menjadi masalah ketenagakerjaan di Indonesia dibagi


berdasar penyebabnya:

Pengangguran struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan adanya


perubahan dalam struktur perekonomian, misalnya dari agraris menjadi
industri.

Otomatis kondisi itu mengakibatkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian di


sektor pertanian tidak terserap di sektor industri, sehingga mereka akan
menganggur.

Pemahaman kognitif serta praktis mengenai perselisihan hubungan industrial


sendiri secara detail dijelaskan pada buku Hukum Ketenagakerjaan:
Penyelesaian Perselisihan HUB Industrial karya Aries Harianto.

Pengangguran friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan pergeseran


yang tiba-tiba pada penawaran dan permintaan tenaga kerja, sehingga sulit
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja.

Pengangguran musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang disebabkan oleh


perubahan musim.

Contohnya, buruh tani akan bekerja pada waktu panen, tetapi kalau sudah
habis masa panen dia akan menganggur.
Pengangguran voluntary

Pengangguran jenis ini terjadi sebab adanya orang yang sebenarnya masih
dapat bekerja, tetapi dengan sukarela dia tidak bekerja (minta berhenti
bekerja).

Contohnya, seorang pegawai sebuah perusahaan berhenti bekerja sebab


punya uang yang banyak.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan, dia memperoleh dari penghasilan


uang yang didepositokan atau dengan menyewakan rumah.

Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi sebab adanya


mekanisasi atau penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.

Ini adalah salah satu masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang juga harus
diatasi.

Pengangguran deflasioner

Pengangguran deflasioner disebabkan oleh pencari kerja lebih banyak


dibandingkan dengan kesempatan kerja yang tersedia
Upaya Perencanaan Tenaga Kerja Untuk Atasi
Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia

Perencanaan tenaga kerja bertujuan untuk melakukan rencana


ketenagakerjaan secara sistematis yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam
menyusun kebijakan, strategi, dan program pembangunan ketenagakerjaan
lainnya secara berkesinambungan.

Pemerintah Indonesia dalam hal penetapan kebijakan dan penyusunan


program perencanaan tenaga kerja melakukan pengelompokan menjadi dua
kelompok.

Perencanaan kerja makro dan perencanaan pekerja mikro. Hal ini disusun
berdasarkan analisa dan rangkaian data yang relevan dan dihimpun dalam
informasi ketenagakerjaan.

Informasi ketenagakerjaan sendiri dihimpun baik itu berasal dari pemerintah


maupun swasta yang memiliki unsur-unsur penting dalam perencanaan
tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Makro

Perencanaan ketenagakerjaan yang sistematis dengan menggunakan tenaga


kerja secara optimal dan produktif guna merangsang pertumbuhan untuk bisa
membantu kurangi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi dan sosial baik


yang berskala nasional, daerah, dan juga sektoral yang dapat membuka
lapangan pekerjaan seluas-luasnya, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan para pekerja.
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

Lain halnya dengan perencanaan tenaga kerja makro, perencanaan tenaga


kerja mikro memiliki ruang lingkup yang lebih kecil.

Ruang lingkup yang dimaksud disini adalah hanya sebatas lingkup


instansinya saja, baik itu pemerintah maupun perusahaan swasta.

Dalam hal pengertian antara perencanaan tenaga kerja makro dan mikro
memiliki persamaan.

Dalam hal perencanaan pekerja mikro pengertianya adalah perencanaan


ketenagakerjaan yang sistematis dalam suatu instansi, pemerintah maupun
swasta.

Bertujuan dengan penggunaan tenaga kerja yang optimal dan produktif untuk
mencapai kinerja yang lebih tinggi dalam instansi terkait.

Dengan adanya perencenaan ini, pemerintah Indonesia berusaha untuk


memberikan hak setiap warga negaranya untuk kehidupan yang sejahtera dan
hak untuk mendapatkan pekerjaan.

Berbagai dasar hukum lainnya dibahas pada buku Hukum Ketenagakerjaan


Di Indonesia.
Usaha Untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan
Di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa bentuk usaha guna mengatasi masalah


ketenagakerjaan.

 Kebijakan pendidikan: Melalui pendidikan dan juga latihan diharapkan


bisa meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan baik dalam hal
keterampilan, pengetahuan dan juga sikap yang baik.
 Kebijakan lapangan pekerjaan: Pemerintah harus membuka lapangan
kerja sebanyak mungkin. misalnya pemerintah membuka lowongan
pekerjaan posisi pegawai negeri. Selain itu pemerintah juga bisa
mendorong pihak swasta untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak
mungkin.
 Kebijakan pengupahan: Kebijakan yang satu ini juga sangat penting
dilakukan agar pekerja mendapatkan upah tidak terlalu rendah. Upah
yang terlalu rendah bisa berakibat pada tingkat pendidikan, kesehatan
dan produktivitas dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai