Anda di halaman 1dari 19

NAMA:SILVIAN SIMAL

KELAS:XI F4

TUGAS:EKONOMI

KETENAGAKERJAAN

Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan, definisi tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah
segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja.

Dalam definisi ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan tenaga kerja sebelum masa kerja antara lain
pemagangan dan pengumuman lowongan kerja. Tenaga kerja selama masa kerja antara lain
perlindungan kerja, upah atau gaji, jaminan sosial dan kesehatan, jaminan keselamatan kerja serta
pengawasan kerja. Tenaga kerja sesudah masa kerja antara lain pesangon dan pensiun atau Jaminan
Hari Tua.

#Jenis-Jenis Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan bagian penting dalam pembahasan ketenagakerjaan karena tenaga kerja ini
adalah salah satu komponen penggerak ekonomi yang paling berpengaruh terhadap proses produksi.
Tanpa tenaga kerja, faktor produksi alam dan modal tidak dapat digunakan secara optimal.

tenaga kerja digolongkan ke dalam beberapa jenis. Adapun jenis-jenis tenaga kerja adalah sebagai
berikut:

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi:

A.TENAGA KERJA JASMANI

Tenaga kerja yang kegiatanya lebih banyak mengandalkan tenaga fisik dalam melaksanakan proses
produksi, diantaranya adalah sopir dan montir

B.TENAGA KERJA ROHANI

Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya lebih banyak menggunakan proses pemikiran, gagasan atau
ide yang bersifat produktif, seperti manajer, direktur, dan konsultan.
#Berdasarkan keahliannya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi:

1.TENAGA KERJA TERDIDIK atau SKILLED LABOUR

Tenaga kerja yang memerlukan keahlian atau kemahiran pada suatu bidang melalui sekolah atau
pendidikan. Misalnya dokter, hakim, pengacara, guru, akuntan, notaris, insinyur, dosen atau polisi.

2.TENAGA KERJA TERLATIH atau TRAINED LABOUR

Tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman kerja. Misalnya, tukang masak atau koki, supir,
pelayan toko, montir, penjahit dan pelukis.

3.TENAGA KERJA TIDAK TERDIDIK dan TIDAK TERLATIH atau UNSKILLED LABOUR and UNTRAINED
LABOUR

Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya, hanya mengandalkan tenaga
saja. Misalnya, pesuruh, kuli bangunan, buruh gendong, pembantu rumah tangga, tukang becak, dan
penyapu jalan.

#Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi, tenaga kerja dibedakan menjadi:

1.TENAGA KERJA LANGSUNG

Tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikenakan pada
biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Misalnya karyawan bagian produksi.

2.TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG

Tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya di kaitkan
pada biaya operasional pabrik. Misalnya tenaga kerja bagian penjualan, marketing dan periklanan.

#Permasalahan Ketenagakerjaan Dalam Pembangunan Ekonomi

Kamu tentu setuju, jika Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah
dan berkualitas. Seharusnya dengan kekayaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang
dimiliki, Indonesia dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Namun, hingga hari ini, masih saja terjadi
masalah ketenagakerjaan di negeri kita ini.
Masalah ketenagakerjaan dalam
pembangunan ekonomi memang sangat
kompleks. Beberapa masalah yang sering
terjadi antara lain:

1.Tingkat Pengangguran yang Tinggi

Pengangguran di

2.Tenaga kerja terlatih atau trained labour

Tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman kerja. Misalnya, tukang masak atau koki, supir,
pelayan toko, montir, penjahit dan pelukis.

3.Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih atau unskilled labour and untrained labour

Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya, hanya mengandalkan tenaga
saja. Misalnya, pesuruh, kuli bangunan, buruh gendong, pembantu rumah tangga, tukang becak, dan
penyapu jalan.

#Permasalahan Ketenagakerjaan Dalam Pembangunan Ekonomi

Masalah ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi memang sangat kompleks. Beberapa masalah
yang sering terjadi antara lain:

1.Tingkat Pengangguran yang Tinggi

Pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang besar, bahkan tinggi rendahnya pengangguran
suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kemakmuran suatu bangsa. Angka pengangguran di Indonesia
sendiri masih relatif tinggi, sementara daya saing atau produktifitas tenaga kerja juga masih rendah.
Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru. Sedangkan, tingkat pengangguran adalah perbandingan antara
jumlah penganggur, dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu (dinyatakan dalam
persentase)

#JENIS JENIS PENGANGGURAN

1. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi secara musiman atau dalam kondisi
tertentu. Biasanya pengangguran ini terjadi pada sektor pertanian, misalnya di musim paceklik.

2. Pengangguran Friksional (Peralihan)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga kerja lebih banyak,
daripada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah
pekerjaan lain.

3. Pengangguran karena Upah Terlalu Tinggi

Pengangguran karena upah terlalu tinggi adalah pengangguran yang terjadi karena para pekerja atau
pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga para pengusaha tidak mampu
untuk memenuhi keinginan tersebut.

4. Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan struktur
kehidupan masyarakat, misalnya dari agraris menjadi industri. Oleh sebab itu, banyak tenaga kerja yang
tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan perusahaan.

5. Pengangguran Voluntary

yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang yang sebenarnya masih mampu bekerja tetapi secara
sukarela tidak mau bekerja dengan alasan merasa sudah mempunyai kekayaan yang cukup.

6. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi kerena pergantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin.

7. Pengangguran Potensial (Potential Underemployment)

Pengangguran potensial adalah pengangguran yang terjadi apabila pekerja dalam suatu sektor dapat
ditarik ke sektor lain. Misalnya perubahan dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin (mekanisasi).

8. Pengangguran Konjungtur/Siklis (Cyclical Unemployment)

Pengangguran konjungtur atau siklis adalah pengangguran yang berkaitan, dengan turunnya kegiatan
perekonomian suatu negara.

#Dampak Pengangguran

Apa saja dampak dari pengangguran?dampak pengangguran adalah sebagai berikut:

1.Pendapatan nasional menurun

2.Pendapatan per kapita masyarakat rendah

3.Produktivitas tenaga kerja dan upah rendah

4.Minat investasi dan pembentukan modal rendah

5.Menjadi sumber utama kemiskinan

6.Pemborosan sumber daya manusia

7.Memberi dampak sosial terhadap pelaksanaan pembangunan nasional

Cara Mengatasi Pengangguran

Adapun cara untuk mengatasi pengangguran adalah:

Menciptakan kesempatan kerja, terutama di sektor pertanian melalui penciptaan iklim investasi yang
lebih kondusif.
Menumbuhkan usaha-usaha baru untuk memperluas kesempatan berusaha.

Meningkatkan keterampilan dan kualitas tenaga kerja menuju profesionalisme.

Mengembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan, termasuk
akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.

Pembangunan nasional dan kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal
dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.

Perbaikan dan penyatuan kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.

Penempatan tenaga kerja Indonesia, yang memiliki kompetensi dengan kualitas yang memadai di luar
negeri.

#Penyebab Terjadinya Pengangguran

Penyebab terjadinya pengangguran di suatu negara adalah sebagai berikut:

•Tekanan demografis, dengan jumlah dan komposisi angkatan kerja yang besar.

•Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja.

•Kecilnya jumlah lapangan kerja yang tersedia dari jumlah pencari kerja.

•Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.

•Terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan, akibat krisis ekonomi atau keamanan yang
kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor-impor, dan
sebagainya.

•Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.

•Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif, bagi pengembangan usaha.

•Masih sulitnya arus masuk modal dari negara asing.

•Iklim investasi yang belum kondusif dan belum maksimal.

•Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha, yang masih lemah.

•Adanya urbanisasi dan stabilitas politik yang tidak stabil.

•Perilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima ekspor dari negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia.
2.kesenjangan sosial

Ketimpangan sosial adalah keadaan yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan akses untuk
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Bahasa kerennya, ketimpangan sosial ini
bisa juga disebut sebagai social inequality

#Teori Ketimpangan Sosial

Selama berkembangnya zaman, pemikiran teori ketimpangan sosial dapat dibagi menjadi 2 era, yaitu
teori ketimpangan sosial klasik dan modern. Teori ketimpangan sosial klasik muncul dari abad ke-19
akhir hingga abad ke-20 awal. Sedangkan teori
ketimpangan sosial modern muncul pasca
Perang Dunia II.

Teori ketimpangan sosial klasik terdiri dari teori


yang dikemukakan oleh Emile Durkheim, Karl
Marx, dan Max Weber. Sedangkan teori
ketimpangan sosial modern terdiri dari teori
yang dikemukakan oleh Julius H. Boeke dan
Raul Prebisch. Yuk, kita bahas satu-satu, ya!

•Teori Ketimpangan Sosial Klasik

1.Teori Struktural Fungsional (Emile Durkheim)

Menurut Emile Durkheim, ketimpangan sosial tidak dapat dihindari dan memiliki peran penting dalam
masyarakat. Ini karena ketimpangan berfungsi untuk menciptakan sistem meritokrasi, yaitu sistem yang
digunakan untuk menilai seseorang berdasarkan kualitas dan keahliannya.
Contoh dari teori ini adalah masyarakat yang berpendidikan dan berketerampilan rendah mengisi
pekerjaan dengan penghasilan yang rendah juga. Namun, hal ini justru dibutuhkan oleh orang dengan
pendidikan dan keterampilan tinggi.Bayangkan, kalau semua orang bekerja sebagai CEO, pengacara,
atau dokter, lalu siapa yang akan mengisi posisi petani, pramusaji, tukang cukur rambut, atau bahkan
kurir ekspedisi? Inilah mengapa menurut Emile ketimpangan sosial tidak dapat dihindari dan memiliki
peran yang penting.

Yang dapat menjadi masalah adalah, apabila kesempatan kerja didasari oleh faktor keturunan, gender,
suku, atau agama. Apabila ini terjadi, barulah ketimpangan sosial dikatakan sebagai hal yang buruk.
Ohiya, kelemahan dari teori ini adalah tidak mempertimbangkan adanya konflik yang muncul akibat
ketimpangan sosial.

2.Teori Konflik (Karl Marx)

Menurut teori konflik, ketimpangan sosial dapat terjadi akibat adanya eksploitasi oleh kelompok yang
lebih kuat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kapitalisme yang lebih menguntungkan pemodal, tetapi lebih
merugikan pekerja/buruh. Contoh yang sesuai dengan teori ini adalah kontrak kerja yang tidak jelas atau
sewenang-wenang, sehingga pekerja lebih rentan dipecat. Adanya ketidakadilan upah dan perlindungan
kerja bagi buruh/pekerja juga merupakan contoh kasus yang sesuai.

Kelemahan dari teori ini adalah terlalu berfokus pada aspek ekonomi dalam ketimpangan sosial.
Padahal, terdapat beberapa bentuk ketimpangan sosial selain dari ketimpangan ekonomi.

3.Teori Kelas, Status, Kekuasaan (Max Weber)

Teori ini beranggapan bahwa ketimpangan sosial memiliki 3 dimensi, yaitu status, kekayaan, dan
kekuasaan. Jadi sebenarnya, teori ini mengisi kekurangan pada teori konflik yang terlalu berfokus pada
masalah ekonomi.Pada dimensi kelas, ketimpangan sosial bergantung pada usaha individu untuk
mencapai kekayaan. Pada dimensi status berkaitan dengan individu atau kelompok dalam berhubungan
dengan satu sama lain. Sedangkan pada dimensi kekuasaan adalah ketika yang berkuasa cenderung
lebih mendominasi.

Contoh kasus yang sesuai dengan teori adalah munculnya politik uang yang menguntungkan beberapa
pihak ketika pemilu sedang berlangsung.

•Teori Ketimpangan Sosial Modern


1.Teori Dualisme Sosial (Julius H. Boeke)

Teori Dualisme Sosial berpandangan bahwa ketimpangan antara negara Barat (maju) dengan negara
Timur (berkembang) terjadi karena adanya perbedaan tujuan ekonomi. Karena dualisme ekonomi ini,
kebijakan ekonomi di negara maju tidak berlaku untuk menyejahterahkan masyarakat di negara
berkembang dan bekas jajahan.Contoh kasus yang sesuai dengan teori ini adalah adanya pola pikir
tradisional pada masyarakat yang bekerja hanya sekedar mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. Hal
ini menghambat terjadinya industrialisasi yang akhirnya sulit mencapai kemajuan.

Mirip dengan teori konflik, kelemahan teori ini adalah masih terlalu berfokus pada faktor ekonomi. Teori
Boeke juga cenderung pesimis terhadap perkembangan negara berkembang.

2.Teori Dependensi (Raul Prebisch)

Teori dependensi atau ketergantungan berhubungan dengan adanya ketergantungan antara negara
berkembang dengan negara maju. Adanya ketergantungan ini menyebabkan kemunduran bagi negara-
negara berkembang atau bekas jajahan.Kenyataannya, banyak negara maju yang mengutamakan hasil
pertaniannya sendiri, sehingga cenderung menutup peluang bagi negara berkembang untuk
mengekspor hasil pertaniannya. Di sisi lain, negara berkembang kesulitan membeli barang industri dari
negara maju. Padahal, harga hasil pertanian di negara berkembang cenderung tidak naik, sehingga hal
ini terus mencegah negara berkembang mencapai kemakmuran.Akhirnya, negara industri semakin maju
dan berkembang, sedangkan negara berkembang semakin tertinggal. Inilah poin utama pada teori ini.

Kelemahan dari teori ini adalah terlalu berfokus pada aspek eksternal, yaitu ketergantungan pada
negara maju. Teori ini juga masih terlalu fokus pada aspek ekonomi.

•Faktor Penyebab

1.Kondisi Demografi

Kondisi demografi berkaitan dengan masalah kependudukan, kondisi demografi antara satu masyarakat
dengan yang lainnya berbeda, perbedaan tersebut berkaitan dengan:

2.Jumlah penduduk

Jumlah penduduk kota lebih padat daripada penduduk desa, sehingga permasalahan yang timbul di kota
lebih kompleks daripada di desa. Penduduk pulau Jawa lebih padat dibandingkan pulau-pulau yang lain.
3.Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dapat ditinjau dari jumlah penduduk produktif dan yang tidak produktif (anak-anak
dan lansia) yang ada di wilayah tersebut.

4.Persebaran penduduk

Persebaran penduduk yang tidak merata dialami Indonesia, Pulau Jawa menjadi magnet yang luar biasa
bagi warga Indonesia untuk dapat mendapatkan pekerjaan yang layak.

5.Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan juga merupakan social elevator atau
saluran mobilitas sosial bagi seseorang untuk meningkatkan statusnya. Sukses tidaknya pembangunan di
suatu negara juga terletak pada kualitas SDM yang dimiliki. Ada perbedaan yang sangat mencolok
berkaitan dengan kondisi pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan yang dinikmati masyarakat desa dan
kota meliputi: fasilitas, kualitas, dan mutu pendidikannya.

6.Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial,
ketidakmerataan pembangunan antar wilayah terlihat dengan adanya wilayah yang maju dan wilayah
tertinggal.Wilayah/daerah yang memiliki sumber daya alam dan faktor produksi yang melimpah akan
memperoleh pendapatan yang tinggi dan menjadi daerah yang maju dibandingkan daerah yang tidak
mempunyai sumber daya alam unggulan.

7.Kondisi Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah menyebabkan tingkat dan kualitas kesehatan
masyarakat berbeda. Pemenuhan atas fasilitas kesehatan akan mempengaruhi SDM di daerah setempat.

8.Kurangnya lapangan kerja

Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat. Sempitnya
lapangan pekerjaan meningkatkan jumlah pengangguran.

Faktor penyebab pengangguran :

1.Rendahnya kualitas SDM

2.Jumlah angkatan kerja yang tinggi

3.Kurang percaya diri menjadi pencipta lapangan kerja


4.Minimnya jumlah lapangan pekerjaan

Perbedaan status sosial di masyarakat

Perbedaan status sosial terjadi karena adanya


pelapisan atau stratifikasi sosial di masyarakat
berdasarkan usia, kekuasaan, kekayaan serta
kualitas pribadi. Contoh realitas sosial di
masyarakat menunjukkan ketimpangan
berdasarkan perbedaan status sosial:

3.KEMISKINAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup :

· Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-hari, sandang,


perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.

· Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan


ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah
politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
· Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini
sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

#Mengenal Pengertian Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan (GK) merupakan satu batas yang digunakan standar untuk menentukan individu masuk
kategori miskin atau tidak. Di Indonesia, GK dihitung dari penjumlahan Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita
per bulan di bawah GK masuk ke dalam kategori penduduk miskin.

GKM adalah nilai pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan yang dapat disetarakan
dengan 2.100 kalori per kapita dalam sehari. Komoditi yang mewakili kebutuhan dasar makanan ada 52
jenis komoditi, yaitu padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan,
buah-buahan, minyak dan lemak, dan sebagainya.

Sedangkan GKNM sendiri adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan minimum tempat tinggal,
pakaian, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi jenis ini diwakili oleh 47 komoditi di pedesaan dan
51 jenis di perkotaan.

Secara matematis, GK= GKM + GKNM

#Jenis-jenis Kemiskinan

Menurut Ali Khomsan dan kawan-kawan dalam buku yang berjudul Indikator Kemiskinan dan
Misklasifikasi Orang Miskin, ada beberapa jenis kemiskinan yang perlu diketahui, yakni:

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-individu yang tingkat


pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara. Atau bisa juga diartikan seperti
keadaan individu yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.

2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan pembangunan yang belum merata
sehingga belum dapat menjangkau seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, di sebagian daerah ada
penduduknya yang memiliki ketimpangan pendapatan.

3. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat yang sudah
menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun cara kerja. Contoh kemiskinan
kultural yang banyak terjadi di masyarakat sebagai berikut:

•Malas

•Etos kerja yang rendah

•Mudah menyerah pada nasib

•Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme

•Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

•Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah

Minder

•Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan

•Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses

•Mengandalkan harta warisan orang tua

•Tidak berdiri di atas kaki sendiri alias tidak mandiri

4. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat pada golongan
masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan
sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk mereka.

Contoh kemiskinan struktural yang banyak terjadi di masyarakat, yaitu

•Sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi masyarakatnya tidak dapat
menikmati kekayaan tersebut.
•Penggusuran atau pembersihan lahan yang dilakukan oleh pemerintah di suatu daerah sehingga
menyebabkan masyarakat sekitar tidak memiliki tempat tinggal dan kehilangan pekerjaan.

•Masyarakat di satu daerah tidak sempat memiliki pekerjaan atau kehilangan pekerjaan karena sumber
daya alam daerah tersebut dikuasai oleh investor asing yang memakai tenaga kerja asing.

•Negara yang miskin karena tidak mampu membayar utang luar negeri.

#Penyebab kemiskinan

1.Kurang Tersedia Lapangan Kerja

Individu yang tidak memiliki pekerjaan yang baik, tetap, dan kontinu, tentu akan kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jangankan mencukupi kebutuhan sekunder hingga tersier,
kebutuhan primer saja susah untuk dipenuhi.

Bisa dibayangkan jika kondisi ini terjadi pada individu-individu lain dalam jumlah yang besar. Negara
tersebut pasti menghadapi masalah kemiskinan yang serius.

2. Kurangnya Pendidikan, Ilmu, dan Pengetahuan

Pendidikan di Indonesia mempunyai beberapa tujuan, di antaranya:

•Mencerdaskan kehidupan bangsa

•Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

•Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan yang mulia, beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tidak hanya itu, pendidikan juga diperlukan agar siswa berilmu, cakap, kreatif,
dan mandiri.

•Menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dengan tujuan-tujuan di atas, pendidikan sangat diperlukan untuk kemajuan seseorang. Kurangnya
pendidikan yang diterima seseorang bisa mengurangi perkembangan potensi seseorang.

Seseorang yang berpendidikan tinggi, setidaknya memiliki peluang yang lebih besar untuk
menumbuhkan jiwa inovasi, cara negosiasi, cara berfikir ilmiah dan logis, attitude, cara adu argumen,
cara menyelesaikan masalah, cara mencari relasi yang strategis, dan lain-lain.
Seseorang yang kurang berpendidikan akan kehilangan kesempatan-kesempatan tersebut terutama
ketika memasuki dunia kerja, dia akan kalah bersaing dengan rival-rivalnya.

3.Terjadi Konflik atau Kerusuhan

Terjadinya konflik atau kerusuhan dapat mengganggu kestabilan negara, baik dari segi politik, ekonomi,
sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan. Kerusuhan dapat menurunkan produktivitas
masyarakat sehingga perdagangan domestik dan ekspor menjadi lesu. Hal ini akan berakibat pada
melambungnya harga pada beberapa barang atau jasa.

Keamanan menjadi terganggu karena tidak jarang terjadi penjarahan pada warung, toko, pabrik, kantor,
kebun, sawah, hutan, dan lain-lain. Akibatnya para pelaku ekonomi, terutama pengusaha, mengalami
kesulitan untuk menjalankan kegiatannya dan menghambat kegiatan ekonomi negara.

4.Perubahan Iklim atau Bencana Alam

Bencana alam, baik yang disebabkan oleh perubahan iklim atau bukan sangat berpengaruh besar pada
kondisi kemiskinan seseorang. Jika kita melihat flashback gempa bumi yang melanda Lombok dan
tsunami yang menerjang Palu pada tahun yang sama, 2018. Bencana itu sangat menyisakan kegetiran
bagi rakyat Indonesia.

Akibat dari bencana tersebut, semuanya lumpuh. Menghancurkan banyak hal yang telah dibangun. Hal
ini bisa menyebabkan kemiskinan di area tersebut.

5.Terjadinya Ketidakadilan Sosial

Ketidakadilan sosial dapat menyebabkan seseorang memiliki kesempatan yang berbeda untuk
berkembang. Seseorang yang mendapatkan diskriminasi atau dipersulit perolehan haknya, tentu saja
dapat mengalami kemiskinan.

6. Kekurangan Sumber Daya Air dan Makanan

Air dan makanan bisa dikatakan sebagai kebutuhan mendasar bagi kehidupan. Oleh karena itu, jangan
sampai kekurangan air dan makanan karena jika kekurangan keduanya dapat menyebabkan kemiskinan.
7. Minimnya Infrastruktur

Kondisi jalan yang buruk, daratan terpisah dari perairan karena tidak adanya jembatan, minimnya
informasi karena keterbatasan koneksi internet, minimnya transportasi umum, dan lain sebagainya.Hal-
hal tersebut tentu saja akan mengganggu aktivitas ekonomi. Kondisi tersebut dapat mengurangi
kemampuan untuk berkompetisi dengan rival-rival lainnya. Ketertinggalan tersebut dapat menurunkan
daya saing dan berujung pada kemiskinan.

8. Kurangnya Dukungan Pemerintah

Pemerintah yang kurang mendukung rakyatnya dalam mencari penghasilan dapat menjerumuskan
rakyatnya ke dalam jurang kemiskinan. Dukungan yang diberikan pemerintah kepada rakyat bisa berupa
regulasi, bantuan dana hibah, pengelolaan sumber daya alam, lapangan kerja, dan sebagainya.

9. Kualitas Kesehatan yang Kurang Baik

Mendapatkan layanan kesehatan sudah menjadi salah satu kebutuhan primer. Kurangnya layanan
kesehatan dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan di masyarakat karena masyarakat yang sakit tidak
dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

10. Harga Kebutuhan Tinggi

Harga kebutuhan tinggi menyebabkan rakyat kesulitan untuk membeli barang terutama kebutuhan
pokok. Penghasilan yang didapatkan tidak dapat mencukupi seperti biasanya. Jika hal ini terjadi dalam
jangka yang panjang, kemiskinan akan terjadi.

#Dampak Kemiskinan

Jika pada suatu negara banyak sekali penduduk yang merasakan kemiskinan, maka akan ada dampak-
dampak yang akan merugikan negara. Berikut dampak-dampak yang diakibatkan oleh kemiskinan.

•Tingginya tingkat kriminalitas.

•Tertutupnya akses pendidikan.

•Tingginya tingkat pengangguran.

•Pelayanan kesehatan yang memburuk.


•Tingginya angka kematian.

•Kekacauan.

•Negara dinyatakan pailit.

#Cara menghindari Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku
kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Pemerintah, termasuk
pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakatan, kalangan universitas dan
akademisi, kalangan politik dan tentunya masyarakat sendiri perlu membangun visi yang sama, pola pikir
dan juga pola tindak yang saling menguatkan dengan difokuskan pada upaya penanggulangan
kemiskinan. Dalam kemitraan yang saling menguatkan inilah maka berbagai sasaran peningkatan
kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan baik. Pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan
inovasi yang dijalankan serta dikembangkan oleh semua pihak dalam mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan rakyat ini.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kemiskinan, yaitu:

•Bantuan dari pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja.

•Memudahkan akses pendidikan jangan sampai ada siswa putus sekolah.

Pendidikan wirausaha.

•Mempermudah akses pelayanan kesehatan.

•Menstabilkan pertahanan dan keamanan.

•Mengurangi hutang luar negeri.

•Bantuan regulasi pemerintah.

•Menstabilkan harga kebutuhan primer.

•Memudahkan akses informasi.

4.Jumlah Angkatan Kerja yang Tinggi


Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Makin tinggi jumlah
penduduk semakin tinggi pula angkatan kerjanya, jika tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang
memadai maka pengangguran akan bertambah sehingga tingkat kesejahteraan menurun.Selain itu,
kelebihan tenaga kerja dapat menyebabkan pasar kerja kurang berkualitas. Sehingga, produktivitas
tenaga kerja menjadi rendah. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami peningkatan
dalam hal pertumbuhan lapangan kerja, namun tetap saja pencari kerjanya lebih banyak sehingga masih
menjadi masalah yang terus diperhatikan pemerintah.

5.Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu tenaga kerja di Indonesia adalah tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah, berdampak pada keterampilan yang tidak sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Faktor ini sangat berpengaruh pada rendahnya penyerapan
tenaga kerja di Indonesia.Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan juga menyebabkan tenaga kerja di
Indonesia minim akan pengetahuan dan penguasaan teknologi. Sebaliknya, tenaga kerja yang
berpendidikan tinggi dan mempunyai banyak keterampilan dapat mengerjakan lebih banyak pekerjaan,
dan memiliki peluang untuk berwirausaha atau menciptakan lapangan kerja sendiri.

6.Penyebaran Angkatan Kerja yang tidak merata

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kurang lebih + 17.000 pulau dengan kepadatan penduduk
yang tidak merata. Sekitar 60% penduduk terpusat di pulau Jawa, hal ini menyebabkan persebaran
tenaga kerja yang tidak merata karena angkatan tenaga kerja lebih terfokus di pulau Jawa.Sedangkan
daerah lain yang wilayahnya lebih luas masih ada yang kekurangan tenaga kerja. Terlebih mereka yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi lebih terfokus pada daerah dengan kepadatan tinggi. Jadi ada
ketidakseimbangan antara daerah satu dengan daerah lainnya dalam hal penyebaran angkatan kerja.

7..Perlindungan Kesejahteraan Tenaga Kerja yang Belum Maksimal

Perlindungan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
standar upah yang belum memenuhi kebutuhan masyarakat, selain itu kondisi tempat kerja yang buruk
dan ketidakadilan dalam dunia kerja masih dirasakan oleh sebagian tenaga kerja.

Hal ini akan menyebabkan kesejahteraan dan motivasi tenaga kerja akan menurun. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kesejahteraan tenaga kerja adalah tingkat ekonomi masyarakat, stabilitas
politik serta iklim investasi.
#Upaya Untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan

Dari ulasan materi tentang ketenagakerjaan di atas, kamu tentu menjadi lebih paham, betapa
permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi menjadi perhatian penting bagi
pemerintah. Maka dari itu, ada beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasinya, antara lain:

Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja sebelum memasuki pasar tenaga kerja, seperti
mengadakan berbagai pelatihan yang berbasis kompetensi. Upaya tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan baik dalam hal keterampilan, pengetahuan dan juga
sikap yang baik.

Pemerintah harus membuka lapangan kerja sebanyak mungkin untuk dapat menampung tenaga kerja
yang semakin meningkat. Misalnya, pemerintah membuka lowongan pekerjaan untuk posisi pegawai
negeri atau pun mendorong pihak swasta di sektor industri bagi tenaga kerja yang siap pakai.

Mendorong tumbuh berkembangnya usaha-usaha mandiri / Industri Rumah Tangga

Pemerintah harus menerapkan kebijakan upah yang adil sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
perekonomian tenaga kerja di Indonesia.

Meningkatkan perlindungan tenaga kerja, seperti penerapan norma kerja dan jaminan sosial tenaga
kerja.

Meningkatkan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai