Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI

Yang meliputi:
PERMASALAHAN KETENAGAKERJAAN
DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI

Dibuat oleh : Kelompok 2

MA ISLAMIYAH SENORI
Tahun Pelajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan Nya Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Sebagaimana telah diberikan tugas kepada kami untuk membuat Makalah tentang
Ketenagakerjaan yang meliputi pengangguran, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang Tua kami yang selalu memberikan fasilitas dan dorongan untuk bisa membuat
kliping/kumpulan artikel-artikel ini.
2. Kepada tim/kelompok yang sangat kompak dalam pengerjaan makalah/karya ilmiah
ini dengan baik.
3. Narasumber terpercaya dalam pengerjaan ini yang sudah banyak membantu.
Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
karya ilmiah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Harapan kami, semoga karya
ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda tentang
Ketenagakerjaan di Indonesia. Semoga dengan kami membuat karya ilmiah ini dapat
bermanfaat dan memberikan motivasi bagi para pembacanya, khususnya bagi kami dan bagi
para generasi muda yang akan datang, sehingga di Negara ini lebih maju lagi dari
sebelumnya. Amin.

Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. TENAGA KERJA
1. Ruang Lingkup Ketenagakerjaan
2. Masalah Ketenagakerjaan
3. Upaya Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan
4. Sistem Upah

B. PENGANGGURAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBANGUNAN


NASIONAL
1. Pengertian Pengangguran
2. Jeni-Jenis Pengangguran
3. Penyebab Pengangguran
4. Dampak Pengangguran
5. Cara Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Pengangguran
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini negara
dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat
di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal didaerah dengan luas sebesar New York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak
kemerdekaannya Bahasa Indonesia(sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh
penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi,
pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak
dipergunakan. Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah
besar antara lain :
 Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di
Kalimantan dan Irian.
 Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat
besar.
 Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
 Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta
dan kota-kota besar dipulau Jawa.
 Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius.
 Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi masih tinggi
BAB II

PEMBAHASAN

A. TENAGA KERJA

1. Pengertian Ketenagakerjaan
Tenaga kerja (sumber daya manusia) merupakan modal yang sangat dominan dalam
menyukseskan program pembangunan. Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring
bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Menurut
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

2. Tenaga Kerja
Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tenaga kerja yaitu setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Jenis-jenis Tenaga Kerja

a. Menurut sifatnya:
1) Tenaga Kerja Jasmaniah

Tenaga kerja jasmaniah merupakan tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya


menggunakan tenaga fisik. Contoh: sopir, montir, dll.

2) Tenaga Kerja Rohaniah

Tenaga kerja rohaniah merupakan tenaga kerja yang dalam pekerjaannya lebih
banyak menggunakan proses pemikiran, gagasan, ide, dsb. Contoh: direktur, konsultan dan
manajer

b. Menurut kualitasnya:
1) Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi sehingga ahli dibidangnya.
Contoh: guru, dosen, dokter, dll

2) Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu karena pengalaman
kerja. Contoh: montir, sopir, dll

3) Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik

Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan / pelatihan tertentu untuk


melakukan perkerjaannya. Contoh: tukang sapu, buruh, dll

c. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan


1) Tenaga kerja bagian produksi

Tenaga kerja yang bekerja pada bagian produksi.

2) Tenaga kerja bagian pemasaran

Tenaga kerja bagian pemasaran atau penjualan, yang tugasnya mendistribusikan


barang.
3) Tenaga kerja umum dan administrasi

Tenaga kerja yang berhubungan dengan personalia, umum, dan administrasi

d. Menurut Hubungan dengan produk


1) Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja yang langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya
dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.

2) Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan
biayanya dikaitkan pada biaya operasional pabrik.

3. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas), baik yang bekerja
maupun yang tidak bekerja. Untuk mengetahui perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk
usia kerja (tingkatan partisipasi angkatan kerja) digunakan rumus berikut:

4. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan
kerja yang siap diisi oleh para pencari kerja. Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam Pasal 27
ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak”. Kesempatan kerja memiliki dua pengertian, yaitu:

a. dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga kerja yang mempunyai
kesempatan untuk bekerja,

b. dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-faktor produksi yang mungkin
dapat ikut dalam proses produksi

5.Masalah-Masalah Ketenagakerjaan
Pembangunan dalam berbagai sektor yang dilakukan Indonesia sangat membutuhkan tenaga
kerja yang mempunyai keahlian dengan kualifikasi tertentu. Berbagai lapangan pekerjaan terbuka
setiap waktu di seluruh Indonesia, tapi pencari pekerjaan jauh lebih banyak dibandingkan kuota yang
tersedia. Membludaknya angkatan kerja yang mencari pekerjaan dapat dilihat pada salah satu
contoh yang diberitakan oleh policenewscenter.com. Dalam prosesnya ternyata pembangunan tidak
hanya dihadapkan kepada keterbatasan tenaga kerja ahli, melainkan masih banyak masalah lainnya.
Kondisi itu dapat dilihat dengan banyaknya masalah yang dihadapi ketenagakerjaan di Indonesia, di
antaranya sebagai berikut.
1.Jumlah Angkatan Kerja yang Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja

Jumlah penduduk yang besar akan menghasilkan angkatan kerja yang besar pula.
Angkatan kerja yang besar jika dapat dimanfaatkan dengan baik akan mampu meningkatkan
kegiatan perekonomian yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, hal itu baru dapat dicapai apabila angkatan kerja seluruhnya terserap oleh
kesempatan kerja. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan
ketersediaan lapangan pekerjaan di masyarakat. Pernyataan itu dapat dilihat dari kondisi
ketenagakerjaan di Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar ditambah dengan tingginya laju pertumbuhan
penduduk yang seharusnya menjadi pendorong peningkatan kegiatan ekonomi justru
menjadi beban bagi pembangunan ekonomi. Akan tetapi tingkat pertumbuhan penduduk
tinggi itu tidak diiringi oleh pertumbuhan kesempatan kerja. Ini adalah penyebab utama
terjadinya pengangguran.

2. Mutu Tenaga Kerja yang Relatif Rendah

Rendahnya tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi mutu
tenaga kerja Indonesia. Karena rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan tenaga kerja
Indonesia minim dalam penguasaan pengetahuan dan teknologi. Akibatnya, jumlah hasil
produksi yang dihasilkan rendah sedangkan biaya produksi tinggi.

Tingginya biaya produksi mengakibatkan hasil produksi Indonesia sulit bersaing dengan
produk negara lain. Selain itu, mutu tenaga kerja berpengaruh pula pada tinggi rendahnya
upah tenaga kerja. Upah buruh di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan
negara-negara lain, seperti Serbia, Cina, Rusia, Singapura, dan Malaysia.

3. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata

Di samping sumber daya manusia yang relatif masih rendah, sektor ketenagakerjaan
di Indonesia juga dihadapkan kepada masalah penyebaran tenaga kerja yang tidak merata.
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa.

4.Pengangguran

Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja


mengakibatkan tidak semua angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan kerja
(pengangguran). Hal ini lebih diperparah dengan banyaknya tenaga kerja yang kena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Pesangon karyawan PHK sering kali tidak sesuai
nominalnya, lama prosesnya, bahkan tidak dibayarkan.

PHK karyawan bisa terjadi karena banyak hal diantarinya perusahaan pailit, peleburan,
pemisahan, pengusaha tidak bersedia menerima tenaga kerja di perusahaan. Selain itu,
kondisi pandemi corona juga membuat ekonomi lesu yang mengakibatkan banyak
perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membuat pekerja
kehilangan pekerjaan.

5.Gaji para pekerja yang rendah

Masalah ini biasanya terjadi pada pekerja kasar Berpendidikan rendah dan pekerja
Berketerampilan rendah.
6.Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja.
 Pemerintah

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja di
Indonesia, antara lain dengan mendirikan pusat latihan kerja. Hal ini dilakukan untuk menciptakan
tenaga kerja uang terampil inisiatif dan kreatif.

Selain itu dalam peningkatan kualitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja berkualitas,
pemerintah dapat melakukan hal-hal berikut:

Peningkatan kualitas guru/pengajar dengan sertifikasi, pelatihan, dan alokasi tunjangan;

Peningkatan materi pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik;

Pemanfaatan media belajar yang lebih inovatif agar penyampaian materi lebih mudah dimengerti
dan di pahami

 Pihak Swasta

Ada beberapa hal yang bisa pihak swasta lakukan untuk menyejahterakan dan meningkatkan
mutu tenaga kerjanya, hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan perusahaan yang produktif dan
menghasilkan. Beberapa contoh yang dapat dilakukan dapat dilihat di bawah ini.

Membuka Kesempatan Magang

Hal ini diperlukan untuk memberikan pengenalan kepada orang dan khalayak luas,
selain itu dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan menjadikan perusahaan
sebuah tempat latihan dapat menciptakan tenaga kerja yang siap pada waktunya.

Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan

Mudah saja, jika tenaga kerjanya terpenuhi gizi dan kesehatannya terjaga, maka
mereka bisa bekerja dengan lebih produktif. Jika perusahaan dapat menyediakan makanan,
berikanlah karyawan makanan yang menunjang pekerjaan dan kesehatan mereka, selain itu
kebersihan tempat kerja juga dapat memengaruhi mood bekerja setiap orang.

Memperbanyak seminar dan workshop yang berkaitan dengan pekerjaan

Dengan adanya pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaannya, maka tenaga kerja
akan semakin mahir dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan dapat meningkatkan
produksi. individu yang terakhir adalah individu itu sendiri, bagaimana dia melihat dirinya
sebagai tenaga kerja dan dapat menghargai dirinya untuk sebuah perusahaan, berikut adalah
langkah yang dapat dilakukan seorang individu. Membekali diri dengan hal yang dikehendaki
oleh perusahaan, walaupun sudah berpengalaman dan mempunyai prestasi, jika tidak
memiliki hal yang diharapkan oleh perusahaan maka sama saja percuma.

Menanamkan jiwa wirausaha, jika tidak atau belum bekerja kepada suatu perusahaan,
tanamkanlah jiwa gigih, ulet, dan kreatif, karena jika kamu bisa menguasainya maka kamu
bisa menciptakan peluang kamu sendiri

7.Sistem Upah
Dalam ilmu ekonomi, ada beberapa jenis sistem upah yang penting untuk diketahui. Setiap
jenis upah tersebut memiliki cara pembayarannya sendiri. Berikut beberapa sistem pemberian upah
sebagai berikut :
1. Sistem upah menurut waktu

Besarnya sistem upah bisa ditentukan berdasarkan waktu kerja karyawan. Dalam sistem
upah menurut waktu, pembayaran upah dapat dilakukan dengan mudah, selain itu, perhitungan
upah ini juga tidak menyulitkan. Namun, sistem upah menurut waktu, jika dilaksanakan secara murni,
tidak akan ada perbedaan antara karyawan yang rajin dengan karyawan yang tidak rajin.

2. Sistem upah menurut kesatuan hasil

Sistem upah menurut kesatuan hasil ini pada umumnya digunakan pada perusahaan industri.
Jumlah upah yang diterima oleh karyawan bergantung pada jumlah produksi atau hasil yang dicapai
oleh masing-masing karyawan.

Jadi, makin rajin seorang karyawan, upah yang didapat lebih tinggi. Namun, sistem tersebut apabila
tidak dilakukan kontrol mutu yang ketat, akan menghasilkan mutu barang yang rendah.

3. Sistem upah borongan

Sistem upah borongan muncul diberikan karena perusahaan tidak perlu menanggung risiko
yang berkaitan dengan karyawan. Perusahaan juga tidak perlu menyeleksi dan mencari pekerja yang
dibutuhkan.

Untuk mengatasi hal tersebut, pada umumnya upah sistem borongan lebih mahal dibandingkan upah
harian.

Besarnya upah yang diterima dalam sistem borongan ini ditentukan oleh jumlah barang yang
dihasilkan oleh seorang karyawan atau sekelompok karyawan.

4. Sistem upah premi

Sistem upah premi yaitu disediakan upah tambahan atau premi bagi karyawan yang mampu
bekerja lebih baik.

5. Sistem upah indeks

Sistem upah indeks merupakan upah yang dibayarkan berdasarkan indeks biaya hidup. Hal
tersebut berarti naik turunnya indeks biaya hidup akan turut dalam menentukan besarnya upah yang
diterima oleh pekerja.

6. Sistem upah skala

Sistem upah skala merupakan upah yang dibayar berdasarkan skala penjualan. Hal tersebut
berarti terdapat hubungan yang berbanding lurus antara jumlah penjualan dengan upah yang
dibayarkan.

Jika jumlah penjualan meningkat, upah yang dibayarkan akan meningkat pula, dan apabila penjualan
turun, upah yang dibayarkan juga akan menurun.

7. Sistem bonus

Sistem bonus merupakan suatu usaha untuk memperbaiki kelemahan dalam cara
pembayaran upah.

Bonus merupakan pembayaran tambahan di luar upah atau gaji yang bertujuan untuk merangsang
atau memberi insentif agar karyawan dapat menjalankan tugas dengan lebih baik dan bertanggung
jawab.
8. Sistem mitra usaha

Pembayaran upah dalam sistem mitra usaha ini sebagian diberikan dalam bentuk saham
perusahaan. Saham tersebut tidak diberikan pada pekerja secara perorangan, melainkan pada
organisasi pekerja di perusahaan tersebut.

9. Sistem upah menurut banyaknya produksi atau produktivitas

Sistem upah ini diberikan sesuai dengan peningkatan atau penurunan jumlah produksi
barang atau jasa.

10. Sistem upah menurut prestasi

Merupakan upah yang diberikan sesuai dengan prestasi atau jumlah barang yang dapat
dihasilkan oleh masing-masing pekerja.

PENGANGGURAN DAN HUBUNGANYA DENGAN PEMBANGUNAN NASIONAL


PENGERTIAN PENGANGGURAN

Pengangguran adalah sebutan untuk angkatan kerja (penduduk berumur 15-65 tahun) yang
tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan
sebagainya yang karena suatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Pengangguran biasanya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada.

Untuk mengukur tingkat pengangguran dapat di gunakan rumus sebagai berikut

JENIS-JENIS PENGANGGURAN

Jenis-jenis pengangguran berdasarkan cirinya


1. Pengangguran Terbuka

Jenis-jenis pengangguran berdasarkan cirinya yang pertama adalah pengangguran terbuka.


Pengangguran terbuka ini yang paling menjadi sorotan masalah di Tanah Air.

Pengangguran terbuka adalah keadaan seseorang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang
berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak
tersedia atau tidak sesuai antara lowongan kerja dan latar belakang pendidikan.

Pengangguran terbuka juga dapat terjadi akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan
teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran
perkembangan suatu industri.

Contohnya seorang lulusan S1 teknik mesin, belum mendapat pekerjaan karena lapangan kerja yang
belum tersedia sesuai dengan kualifikasinya.
2.  Pengangguran Musiman

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Ketika musim hujan
penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Di
samping itu, pada musim kemarau para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya.

Apabila dalam masa tersebut para penyadap karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan
lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai
pengangguran bermusim.

3. Setengah Menganggur

Pengangguran ini terjadi ketika ada tenaga kerja yang tidak bekerja dengan maksimal.
Biasanya pengangguran jenis ini memiliki jam kerja yang sedikit atau tidak seusai sehingga
penghasilan mereka pun kadang tidak mencukupi.  Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja
seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur.

4. Pengangguran Terselubung

Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang pada orang yang mempunyai


pekerjaan tapi produktivitasnya rendah. entah itu karena ketidak sesuaian latar belakang pendidikan
dengan pekerjaan ataupun lainnya. Pengangguran jenis ini menyebabkan produktivitas kerja yang
rendah.

Beberapa alasan yang adanya pengangguran terselubung ialah kurang terampil dalam pekerjaannya
karena pendidikannya rendah. Selain itu, baru mulai bekerja atau kurang pengalaman dalam bekerja
dan keterpaksaan seseorang  yang membuat bekerja tidak sesuai dengan bakat dan
keterampilannya.

Contoh pengangguran terselubung adalah seseorang dengan gelar sarjana hukum bekerja sebagai
guru, padahal seharusnya seorang dengan gelar hukum bekerja menjadi hakim, pengacara, atau
jaksa.

Pengangguran menurut Faktor Penyebabnya


Pengangguran terbagi dalam beberapa jenis menurut faktor penyebab pengangguran itu
sendiri. Berikut penjelasannya.

 Pengangguran musiman, merupakan pengangguran yang terjadi akibat pergantian


maupun perubahan musim.
 Pengangguran siklis, merupakan pengangguran yang terjadi karena krisis ekonomi,
sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK.
 Pengangguran deflasioner, merupakan pengangguran yang terjadi karena jumlah tenaga
kerja lebih tinggi daripada lowongan kerja yang tersedia.
 Pengangguran volunter, merupakan pengangguran yang terjadi karena orang tersebut
lebih memilih untuk tidak bekerja walaupun ia masih mampu untuk bekerja.
 Pengangguran struktural, merupakan pengangguran yang terjadi karena perubahan
struktur pada sektor ekonomi dari suatu negara.
 Pengangguran teknologi, merupakan pengangguran yang terjadi karena kemajuan
teknologi yang dapat menggantikan tenaga manusia dengan mesin yang dinilai lebih
mudah dan murah.
 Pengangguran friksional, merupakan pengangguran yang terjadi karena adanya
perbedaan permintaan tenaga kerja dengan penawaran kerja yang tersedia.

PENYEBAB PENGANGGURAN
 Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena
meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan
kerja.
 Ketidakberhasilan sektor industri karena pola investasi yang ada cenderung padat modal. Hal
itu menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja
 Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
 Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara.
 Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang cenderung mengurangi
jam kerja.
 Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari
para pencari kerja.
 Tidak ada kecocokan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia
mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
 Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan
berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang
lain.
 Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat jadi penyebab pengangguran.

DAMPAK PENGANGGURAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengangguran memiliki dampak kepada
lingkungan maupun bagi diri seorang pengangguran. Salah satunya adalah meningkatnya angka
kejahatan. Selain itu pengangguran juga memiliki dampak sebagai berikut.

1. Berpotensi membuat keuangan negara membengkak

Pengangguran dapat menyebabkan biaya keuangan suatu negara menjadi membengkak. Hal
ini dikarenakan di beberapa negara maju pengangguran tetap mendapatkan santunan, sehingga
membuat pengeluaran negara. Contohnya adalah seperti di negara-negara Eropa maupun negara
yang berada di timur seperti Qatar.

2. Meningkatkan angka kriminalitas

Orang berbuat kriminal salah satu pendorongnya adalah ekonomi seperti tidak punya uang,
butuh uang, punya utang dll. Seperti kita tahu bahwa pengangguran akan berdampak pada ekonomi
sebuah keluarga karena tidak mendapatkan penghasilan.

Beberapa tindakan seperti pencurian, penjambretan, penipuan, perampokan bahkan sampai


pembunuhan tidak sedikit yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Dan mungkin saja para pelaku
kejahatan melakukan hal demikian karena tidak memiliki penghasilan (pengangguran).

Hal ini paling sering terjadi kepada anak serta remaja yang ada di sekitar pelaku. Oleh sebab itu buku
Karakteristik Kriminalitas Anak & Remaja ini hadir sebagai upaya memberikan pembinaan serta
penyuluhan dalam mencegah perbuatan tindak pidana maupun kriminal.

3.Dapat memunculkan konflik warga negara dengan pemerintah


Pengangguran dapat menyebabkan warga negara berkonflik dengan pemerintah. Konflik
warga negara dengan pemerintah ini berupa turunnya rasa kepercayaan, karena pemerintah
dianggap tidak mampu membuka lapangan kerja yang baru dan memenuhi kebutuhan pokok
warganya. Sehingga menyebabkan konflik serta krisis kepercayaan pada pemerintah.

4. Dapat menyebabkan kesenjangan kesempatan bekerja

Pengangguran dapat menyebabkan kesenjangan kesempatan bekerja, sehingga membuat


orang tersebut merasa tidak diperlakukan adil. Contohnya adalah kasus yang sering terjadi di
Indonesia, yaitu orang-orang yang memiliki koneksi akan mendapatkan kesempatan bekerja lebih
tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Sehingga dapat memunculkan rasa iri atau orang yang tidak
mendapatkan pekerjaan merasa ia tidak diperlakukan dengan adil.

5. Dapat menyebabkan seseorang kehilangan keahlian atau keterampilan

Pengangguran dapat menyebabkan seseorang kehilangan keahlian atau keterampilannya,


karena ia tidak menggunakan keterampilan tersebut.

6. Menurunkan daya saing

Pengangguran dapat berdampak pada menurunnya daya saing sehingga semakin sedikit
orang yang memiliki keterampilan dan semakin sedikit pula persaingan yang ada.

7. Meningkatkan angka kemiskinan

Pengangguran dapat membuat angka kemiskinan menjadi meningkat. Orang yang


pengangguran tentu tidak memiliki penghasilan, sehingga membuat orang tersebut susah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan membuat angka kemiskinan semakin meningkat.

8. Dapat menyebabkan kesenjangan sosial

Pengangguran dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial


merupakan dampak yang berkelanjutan dari meningkatnya angka kemiskinan, sehingga
memunculkan masalah-masalah lain pada bidang sosial.

9. Menyebabkan kondisi politik di suatu negara tidak stabil

Pengangguran menyebabkan kondisi politik di suatu negara menjadi tidak stabil. Hal ini
dikarenakan pengangguran dapat membawa banyak masalah dan dampak pada lingkungan yang
menyebabkan pemerintahan saat itu menjadi tidak stabil.

10. Meningkatnya konflik dalam rumah tangga

Pengangguran dapat menyebabkan meningkatnya konflik rumah tangga. Hal ini dikarenakan
pengangguran dapat membuat pendapatan atau penghasilan menjadi berkurang, padahal kebutuhan
rumah tangga masih harus dipenuhi setiap hari. Sehingga dapat menyebabkan terjadinya konflik
rumah tangga atau bahkan membuat konflik rumah tangga menjadi meningkat.

Dalam hal ini, kita dapat melihat salah satu contohnya pada buku Database Pengangguran
Berpendidikan Tinggi di Sulawesi Tenggara yang membahas mengenai permasalahan kependudukan
ini yang sering kali dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia.

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
 Menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
 Meningkatkan kualitas tenaga kerja.
 Mengadakan proyek magang bagi calon tenaga kerja.
 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
 Pengembangan sektor informal.
 Pengembangan program transmigrasi.
 Meningkatkan investasi.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan ekonomi memiliki
kaitan yang erat dengan pembangunan politik yang dijalankan oleh suatu negara. Kebijakan
pembangunan membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, namun demikian
pertumbuhan ekonomi semata tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan sebuah pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi pada negara terbelakang dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk
ketergantungan dengan negara maju. Wujud ketergantungan tersebut kini dalam bentuk kesatuan
ekonomi kapitalis dunia. Pembangunan politik negara terbelakang memiliki peran dalam
menentukan pertumbuhan ekonomi.

B.Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Berjuanglah demi
hidup yang lebih baik, tingkatkan prestasimu dan antusiaslah dalam bidang ekonomi karena sangat
tergantung sekali negara ini kepada struktur dan system ekonomi yang ada.

C.Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto, P. 2000.

Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi

.Todaro, M.P. 1998.

Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga

. Terjemahan.Erlangga, Jakarta.Sulistyaningsih, E. 1997.

Dampak Perubahan Struktur Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Di Indonesia 1990-2019: Suatu PendekatanInput Output.Mahyuddin, B. Juanda, dan H. Siregar. 2006.

Distorsi Pasar Tenaga Kerja: Analisis Kekakuan Upah dan Kelambanan Respon Permintaan Tenaga
Kerja di Sulawesi Selatan

. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 22 : 1-11.Kuncoro, M. 2006.

Revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan

.Evilisna. 2007.

Dampak Kebijakan Ketenagakerjaan terhadap Tingkat Pengangguran dan Perekonomian Indonesia di


Era Otonomi Daerah.

Depnakertrans. 1995.

Rencana Tenaga Kerja Nasional

2004-2009.http://www.tempointeraktif.com.Bellante, D. Dan M. Jackson. 1990.

Ekonomi Ketenagakerjaan

. Terjemahan.Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Dhan_di@rocketmail.com, 2012. Dhanshei.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai