Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA

TENTANG

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATUR KETENAGAKERJAAN DI


INDONESIA

Di Susun oleh :

KELOMPOK I

1. Hermanton 019.03.0022
2. Fatwa kurrahman 019.03.0018
3. Dandi dikdaya 018.03.0013
4. Yuni pajria ningsih 019.03.0047
5. Hartini wati 019.03.0019

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memahami
ketenagakerjaan di indonesia. Pada kesempatan ini tak lupa kita mengucapkan terima kasih
kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun makalah
ini.

Kita menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan teman-teman kita nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
penulis mohon maaf . Harapan saya semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.

Mataram, 24 juni 2022

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan ketenagakerjaan di indonesia

B. Ketenagakerjaan menurut undang-undang

C. Kondisi Tenaga Kerja dan Pengangguran di indonesia

D. Permasalahan Tenaga Kerja dan Pengangguran di Indonesia

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketenagakerjaan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam usaha
memajukan perekonomian bangsa. Tenaga kerja yang memadai dari segi kuantitas dan
kualitas menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi, yaitu sebagai sumber daya
untuk menjalankan proses produksi dan distribusi barang dan jasa, serta sebagai sasaran
untuk menciptakan dan mengembangkan pasar.
Permasalahan paling pokok dalam ketenagakerjaan Indonesia terletak pada
kesempatan kerja. Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan
kesempatan kerja yang tersedia akan menimbulkan pengangguran yang akan berdampak
pada ketidakstabilan ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Oleh karena itu dengan
meningkatkan kegiatan pembangunan ekonomi, maka kesempatan kerja yang tersedia
juga akan semakin banyak dan kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin
baik. Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau
peluang kerja maupun rendahnya produktivitas para pekerja, namun dapat disebabkan
oleh beberapa faktor-faktor eksternal seperti memburuknya kondisi neraca pembayaran,
meningkatnya masalah utang luar negeri yang pada akhirnya mengakibatkan
kemerosotan pertumbuhan industri, tingkat upah, dan akhirnya, penyediaan lapangan
kerja (Todaro, 2000:253).
Semakin besar kesempatan kerja bagi tenaga kerja maka akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, sehingga kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin
baik. Inilah yang membuat penyerapan tenaga kerja secara langsung maupun tidak
langsung akan berkaitan dengan masalahmasalah lainnya seperti pendapatan yang merata,
kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang meningkat, berkurangnya
urbanisasi, dan stabilitas politik. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan
pemerintah dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja seperti meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, meningkatkan pembangunan di pedesaan, membangun proyek-
proyek padat karya dan menyelenggarakan kursus-kursus keterampilan.
B. Rumusan masalah
1. bagaimana kebijakan ketenagakerjaan di indonesia
2. bagaimana ketenagakerjaan menurut undang-undang
3. bagaimana kondisi tenaga kerjadan pengangguran di indonesia
4. apa permasalahan tenaga kerja dan pengangguran di indonesia

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebijakan ketenagakerjaan di indonesia
2. Untuk mengetahui ketenagakerjaan menurut undang-undang
3. Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan dan pengangguran di indonesia
4. Untuk mengetahui permasalahan tenaga kerja dan pengangguran di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kebijakan ketenagakerjaan di indonesia
Indonesia merupakan Negara hukum Pancasila yang bercirikan Negara
kesejahteraansebagaimana dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD NKRI 1945 menyatakan
sebagai berikut: “Kemudian daripada itu untuk membentuk Suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang Melindungi segenap bangsa Indonesia Dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan Untuk memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang Berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
Abadi dan keadilan sosial….”
Berdasarkan ketentuan tersebut,
Diketahui ada empat tujuan bernegara, yakni;
a. Protection function, negara melindungi Seluruh tumpah darah Indonesia
b. Welfare function, negara wajib mewujudkan Kesejahteraan bagi seluruh rakyat
c. Educational function, negara memiliki Kewajiban mencerdaskan kehidupan
bangsa
d. Peacefulness function, wajib menciptakan Perdamaian dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat, baik ke dalam maupun Ke luar

Sehubungan dengan tujuan bernegara Bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum


Pada pembukaan UUD NRI 1945 tersebut, Para pakar menyebutkan bahwa tujuan negara
Seperti itu mencerminkan tipe negara hukum Kesejahteraan (welfare state). Teori negara
Hukum kesejahteraan merupakan perpaduan Antara konsep negara hukum dan negara
Kesejahteraan. Negara hukum (rechstaat) ialah Negara yang menempatkan hukum
sebagai dasar Kekuasaannya dan penyelenggaraan kekuasaan Tersebut dalam segala
bentuknya dilakukan di Bawah kekuasaan hukum. Sedangkap konsep Negara
kesejahteraan adalah negara atau Pemerintah tidak semata-mata sebagai penjaga
Keamanan atau ketertiban masyarakat, tetapi Pemikul utama tanggung jawab
mewujudkan Keadilan sosial, kesejahteraan umum dan Sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Peningkatan kualitas atau daya saing SDM merupakan langkah penting yang
harus Dilakukan oleh pemerintah terhadap tenaga Kerja.tenaga kerja Indonesia Harus
meningkatkan keterampilannya sesuai Dengan MRA yang telah disetuju. MRAs
merupakan kesepakatan diantara Dua pihak atau lebih untuk saling mengakui Atau
menerima beberapa atau keseluruhan. Adapun tujuan dari MRA adalah memfasilitasi
Perdagangan dan menstimulir aktifitas ekonomi Antar berbagai pihak melalui
keberterimaan Kompetensi SDM dalam hal satu standar, satu Pengujian, satu sertifikasi,
dan apabila sesuai, Satu penandaan.

Menurut Yusuf Suit-Almasdi, SDM adalah Kekuatan daya fikir dan berkarya
manusia yang Masih tersimpan dalam dirinya yang perlu digali, Dibina serta
dikembangkan untuk dimanfaatkan Sebaik-sebaiknya bagi kesejahteraan kehidupan
Manusia. SDM adalah kemampuan potensial Yang dimiliki oleh manusia yang terdiri
Dari kemampuan berfikir, berkomunikasi, Bertindak, dan bermoral untuk melaksanakan
Suatu kegiatan baik bersifat teknis maupun Manajerial.
Unsur-unsur (variables) sumber daya Manusia meliputi kemampuan-kemampuan
(capabilities), sikap (attitudes), nilai-nilai (values), kebutuhan-kebutuhan (needs), dan
Karakteristik-karakteristik demografisnya (penduduk).

B. Ketenagakerjaan menurut undang-undang


Menurut Pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan , pengeran Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Menurut
Pasal 1 ayat (2) UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
tenaga kerja adalah seap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Sedangkan pada Pasal 1 ayat (3) pengeran pekerja/buruh adalah seap
orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Sedangkan menurut ILO (Internaonal Labour Organizaon) tenaga kerja adalah
penduduk usia kerja yang berusia antara 15–64 tahun. Pembangunan ketenagakerjaan
diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas
sektoral pusat dan daerah. Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang ketenagakerjaan , pembangunan ketenagakerjaan bertujuan:
a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi
b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan;
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Permasalahan di Indonesia sampai saat ini yang masih dominan adalah masih
banyaknya penduduk usia kerja yang belum atau dak memiliki pekerjaan. Penyebab
banyaknya penduduk usia kerja di Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan,antara lain :

a. Tingginya angka kelahiran penduduk yang dak diimbangi pembangunan yang


menyebabkan kurangnya lapangan kerja
b. Kualitas penduduk Indonesia masih banyak yang rendah
c. Kesulitan mencari lapangan kerja
d. Banyaknya penduduk asing yang bekerja di Indonesia yang semakin mempersulit
tenaga kerja Indonesia untuk mendapat pekerjaan karena kualitas yang masih
dibawah warga asing

C. Kondisi Tenaga Kerja dan Pengangguran di indonesia


Di Indonesia Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia
tentunya jumlah angkatan kerja juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari
BPS RI pada tahun 2014 jumlah tenaga kerja di Indonesia sebanyak 125,3 juta orang.
Merupakan Sumberdaya yang sangat potensial dalam menghadapi pasar global
mendatang. Menurut World Bank (2013), menyebutkan bahwa kinerja
ketenagakerjaan Indonesia merupakan salah satu yang terkuat di Asia Timur Pasifik.
Hal ini karna didukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lingkungan
ekonomi yang mendukung, dan sektor jasa yang berkembang pesat.

D. Permasalahan Tenaga Kerja dan Pengangguran di Indonesia


a) Daya saing tenaga kerja
Dari berbagai servey yang dilakukan oleh BPS dapat disimpulkan bahwa
daya saing tenaga kerja Indonesia relatif masih rendah dibandingkan dengan
daya saing negara tetangga. Rendahnya daya saing di sebabkan rendahnya
mutu SDM sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya
kompetensi kerja dan kecocokan skill dengan kecocokan pekerjaan.
b) Pasar kerja tenaga kerja
Masih rendahnya peningkatan pasar kerja di bandingkan peningkatan
jumlah tenaga kerja, meski pertambahan lapangan kerja selama 5 tahun terahir
cukup banyak dibandingkan pertambahan angkatan kerja. Kondisi
menyebabkan kelebihan tenaga kerja (labour surplus economy). Disamping
itu kondisi pasar kerja juga pada pasar yang kurang berkualitas sehingga
produktivitas dari tenaga kerja juga masih rendah 10
c) Hubungan industrial
Masih belum terjalinnya hubungan Industrial antara pemerintah, pekerja
dan perusahaan dengan baik. Mengakibatkan rendahnya daya saing teanga
kekrja dan sakah satu penyebab pengangguran. Hubungan industrial ini
merupakan suatu sistim hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses
produksi barang dan dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja buruh
dan pemerintah. Permasalahannya hubungan industrial saat ini masih belum
harmonis. Seperti : peraturan perusahaan (PP), perjanjian kerja bersama
(PKB), lembaga kerja sama (LKS) bipartit, lembaga kerja sama (LKS)
tripartit, peran SP/SB dan asosiasi pengusaha.
d) Pengawasan dan perlindungan tenaga kerja
Pelaksanaan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan juga masih
sangat rendah di Indonesia. Ini terbukti dengan masih banyaknya pelanggaran
dalam hubungan kerja, jam kerja, kerja lembur dan upah antara teanga kerja
dan perusahaan.
e) Link and Mach
Ketidak sesuaian antara perusahaan dan tenaga kerja dalam mendapatkan
pekerja dan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian juga merupakan
permasalahan dalam menciptakan pengangguran di Indonesia. Link and Matc
merupakan konsep keterkaitan dan kesepadanan antara skill yang dimiliki
oleh tenaga kerja dengan kebutuhan kerja yang dibutuhkan. Link and Mach
masih menjadi masalah utama yang harus diselesaikan dalam mengurangi
pengangguran di Indonesia.
BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN
Masalah terbesar dari ketenagakerjaan adalah pengangguran, yang akan menimbulkan
dampak yang negatif bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan kehidupan di masyarakat. Dampak negatif dari pengangguran adalah kian
beragamnya tindakan kriminal, makin banyaknya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen
perdagangan anak dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial
yang menyebar bagaikan virus yang sulit di berantas. Oleh karena itu perlu dilakukannya sebuah
langkahlangkah serius baik dari sisi pemerintah maupun tenaga kerja itu sendiri dan tentunya
kesediaan pihak perusahaan. Pihak pemerintah berfungsi sebagai pengawas dan regulator
sekaligus fasilitator kedua pihak perusahaan dan pekerja untuk tidak saling merugikan.

2. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, Maulida. "Peran Tenaga Kerja Indonesia Dalam Pembangunan Ekonomi
Nasional." Gema Keadilan 3.1 (2016): 74-85.

Fadli, Muhammad. "Optimalisasi kebijakan ketenagakerjaan dalam menghadapi masyarakat


ekonomi ASEAN 2015." Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional 3.2 (2014):
281-296.

Soleh, Ahmad. "Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di Indonesia." Jurnal Ilmiah Cano


Ekonomos 6.2 (2017): 83-92.

Arliman, L. (2017). Perkembangan Dan Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia. Jurnal


Selat, 5(1), 74-87.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai