Di susun oleh :
Kelompok 2
1. Khoerunnisa (20602021002)
2. Ratu Audi (20602021021)
3. Indri khaerunnisa (20602021006)
4. M. Panggih Pratama (20602021023)
1. Latar belakang
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. ketenagakerjaan mempunyai
banyak dimensi dan keterkaitannya tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja
sebelum, selama dan sesudah masa kerja, tetapi juga dengan kepentingan
pengusaha, pemerintah, dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan
yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup perencanaan tenaga
kerja, pembangunan sumber daya manusia, perluasan kesempatan kerja, pelayanan
penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial, peningkatan
perlindungan tenaga kerja, serta peningkatan produktivitas kerja dan daya saing
tenaga kerja di dalam dan di luar negeri.
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan merupakan jawaban atas political will pemerintah dalam lapangan
hukum ketenagakerjaan yang mempunyai tujuan luhur bagi perlindungan hukum
terhadap tenaga kerja dalam hal:
a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi.
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan.
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Tujuan tersebut merupakan argumen politik para pembentuk undang undang
yang dimuat dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tersebut di atas
adalah sangat jelas dan mempunyai tujuan yang baik dengan asumsi dasar, bahwa
hukum merupakan produk politik yang memiliki karakter sebagai produk hukum
yang dapat dilihat apakah berkarakter hukum responsif, seperti yang dikemukakan
oleh Nonet dan Selznick atau berkarakter hukum ortodoks, seperti yang
dikemukakan Marryman.
Tenaga kerja adalah setiap laki-laki atau perempuan yang sedang, dalam,
dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Halim, tenaga kerja adalah tenaga kerja yang bekerja pada atau untuk
perusahaan, upah dibayar oleh perusahaan dan secara resmi mengadakan hubungan
kerja dengan perusahaan baik untuk waktu tertentu maupun untuk jangka waktu
tidak tertentu lamanya.2 Persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan, membuat
perusahaan harus berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan
produk dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya. Konsentrasi terhadap
kompetensi utama dari perusahaan, akan menghasilkan sejumlah produk dan jasa
yang memiliki kualitas dan daya saing di pasaran. Iklim perusahaan yang makin
ketat, membuat perusahaan berusaha untuk melakukan efesiensi biaya produksi
(cost of production). Salah satu solusinya adalah dengan munculnya sistem penyelia
jasa (outsourcing), di mana dengan sistem ini perusahaan dapat menghemat
pengeluaran dalam membiayai Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan. Praktik Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
atau perjanjian kerja penyelia jasa (outsourcing) merupakanwujud dari kebijakan
pasar kerja fleksibel yang dimintakan kepada pemerintah Indonesia oleh IMF
(international Monetary Fund), Bank Dunia (Word Bank) dan ILO (International
Labour Organisation) sebagai syarat pemberian bantuan untuk menangani krisis
ekonomi 1997. Kesepakatan dengan IMF tersebut menjadi acuan dasar bagi
penyusunan rangkaian kebijakan dan peraturan perbaikan iklim investasi dan
fleksibilitas tenaga kerja.
Di Indonesia pembangunan nasional sangat bertumpu dengan adanya bidang
ketenagakerjaan apabila di bidang ketenagakerjaan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusianya menurun maka akan sangat berdampak pada kelangsungan
pembangunan nasional oleh karena itu pemerintah Indonesia sangat berupaya dalam
mensejahterakan masyarakat agar kualitas dan kuantitas sumber daya manusia naik,
hal ini Pada penerapannya, pekerja memiliki kontribusi penting sebagai pelaku serta
tujuan pembangunan. Seperti kontribusi serta kondisi tersebut maka dibutuhkan
sumber daya manusia guna memaksimalkan mutu pekerja serta peran sertanya pada
pembangunan.
Pengusaha dapat dengan mudah memerintah pekerjanya secara maksimal untuk
bekerja, bahkan sampai batas maksimal dengan tidak memperhatikan lama waktu
bekerja pekerja tersebut. pekerja dengan masa kerja yang lama upahnya hanya
selisih sedikit lebih besar daripada upah pekerja yang masa kerjanya kurang dari 1
tahun. Pengusaha enggan untuk meningkatkan atau menaikkan upah pekerja meski
terjadi peningkatan hasil produksi dan bahkan sewenangnnya melakukan PHK
terhadap pekerja meskipun pekerja tersebut melakukan kesalahan kecil, sehingga
untuk itulah sangat diperlukan adanya perlindungan kepada pekerja yang
mempunyai tujuan guna melidungi hak dasar pekerja serta melindungi perbuatan
yang mengarah ke pelanggaran atas pesatnya pertumbuhan dunia kerja yang tetap
mengawasi dan mewujudkan kemakmuran pekerja beserta keluarganya.
Perkembangan masyarakat Indonesia yang signifikan menyebabkan total
masyarakat yang siap bekerja berkembang pesat akan tetapi tidak diikuti lapangan
pekerjaan yang memadai sehingga banyak calon pekerja yang masih banyak yang
menganggur. Berdasarkan fakta tersebut di Indonesia saat ini terjadi kesenjangan
antara ledakan penduduk Indonesia yang semakin meningkat dengan minimnya
lapangan pekerjaan yang ada. Pada saat ini terdapat banyak kasus mengenai PHK
yang dialami oleh pekerja oleh perusahan tempat bekerja. Masalah tersebut
membuat banyak terjadi pengangguran di Indonesia.
Kerja sama merupakan interaksi yang paling penting karena pada hakikatnya
manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia senantiasa
membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat berlangsung manakala individu-individu
yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki kesadaran untuk
bekerja sama guna mencapai kepentingan mereka tersebut.
2. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa itu ketenagakerjaan
2. Untuk mengetahui Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
3. Untuk mengetahui isi pasal-pasal yang berkaitan tentang ketenagakerjaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan factor yang sangan penting dalam pembangunan,
kaerena tenaga kerja di samping sebagai pelaksana pembangunan juga penentu
keberhasilan pembangunan. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus
dilindungi haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka (2) UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja
merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Tenaga kerja itu sendiri meliputi pegawai negeri, pekerja formal, dan orang yang
belum bekerja atau pengangguran.
Pengertian tenaga kerja harus dibedakan dengan pengertian pekerja, karena
keduanya memiliki arti yang berbeda. Hingga saat ini banyak terdapat istilah
mengenai pekerja, ada yang menyebutnya buruh, karyawan atau pegawai, akan
tetapi arti dari semua istilah tersebut adalah sama.
Istilah tenaga kerja digunakan, baik diluar maupun di dalam hubungan kerja,
sedangkan pekerja khusus di dalam hubungan kerja, berarti setiap pekerja sudah
pasti tenaga kerja, tetapi setiap tenaga kerja belum tentu pekerja.
Pekerja atau buruh menurut pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan “pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. ketenagakerjaan mempunyai
banyak dimensi dan keterkaitannya tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja
sebelum, selama dan sesudah masa kerja, tetapi juga dengan kepentingan
pengusaha, pemerintah, dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan
yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup perencanaan tenaga
kerja, pembangunan sumber daya manusia, perluasan kesempatan kerja, pelayanan
penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial, peningkatan
perlindungan tenaga kerja, serta peningkatan produktivitas kerja dan daya saing
tenaga kerja di dalam dan di luar negeri.
Menurut Soetikno, hukum perburuhan/ketenagakerjaan adalah keseluruhan
kumpulan peraturan-peraturan hukum mengenai hubungan kerja yang
mengakibatkan seorang secara pribadi ditempatkan dibawah perintah/pimpinan
orang lain dan mengenai keadaan-keadaan penghidupan yang langsung
bersangkutpaut dengan hubungan kerja tersebut.
Sedangkan menurut Mollenaar, hukum perburuhan merupakan bagian dari
hukum yang berlaku pada pokoknya mengatur hubungan antara buru dan majikan,
buruh dengan buruh dan buruh dengan penguasa.