Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Faris Mujahid


NIM : 1910112310005
Mata kuliah : Hukum Ketenagakerjaan
Dosen pengampu : Dr. Zainul Akhyar,M.H

1. Jelaskan logika moral dan hukum, adanya intervensi Negara (pemerintah) dalam bidang
hukum ketenagakerjaan?
Jawab:
Secara logika moral, intervensi Negara dalam bidang Ketenagakerjaan sangatlah penting,
demi terwujudnya hubungan kerja yang adil menuju cita-cita Negara yang sejahtera. Maka
peranan Negara dalam hal ini ialah mengatur dan mengatasi berbagai permasalahan yang
berkenaan dengan ketenagakerjaan. Salah satu intervensi yang dilakukan adalah melalui
regulasi yang tepat, yakni dengan pembentukan berbagai peraturan perundang-undangan
yang dapat menjamin keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum, dengan memperhatikan
segala hak, kewajiban dan kepentingan para pihak.
Lalu bagaimanakah peran pemerintah dalam hukum ketenagakerjaan? Berdasarkan Pasal 102
ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan fungsi pemerintah
dalam melaksanakan hubungan industrial adalah menetapkan kebijakan, memberikan
pelayanan, melaksanakan pengawasan, melakukan penindakan terhadap pelanggaran
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

2. Hukum Ketenagakerjaan bersifat mengatur dan memaksa jelaskan maksud sifat mengatur
dan memaksa tersebut?
Jawab:
Sifat Hukum Ketenagakerjaan secara umum ada dua yaitu:
a. Hukum yang bersifat mengatur (Regeld)
Ciri utama dari hukum peruburuhan/ketenagakerjaan yang sifatnya mengatur ditandai dengan
adanya aturan yang tidak sepenuhnya memaksa, dengan kata lain boleh dilakukan
penyimpangan atas ketentuan tersebut dalam perjanjian (perjanjian kerja, peraturan
perusahaan dan perjanjian kerja bersama).
Sifat hukum mengatur disebut juga bersifat fakultatif (regelendrecht/aancullendrecht) yang
artinya hukum yang mengatur/melengkapi, sebagai contoh aturan
ketenagakerjaan/perburuhan yang bersifat mengatur fakultatif adalah: Pasal 51 ayat (1)
Undang-Undang no 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengenai pembuatan
perjanjian kerja bisa tertulis dan tidak tertulis. Dikategorikan sebagai Pasal yang sifatnya
mengatur oleh karena tidak harus/wajib perjanjian kerja itu dalam bentuk tertulis dapat juga
lisan, tidak ada sanksi bagi mereka yang membuat perjanjian secara lisan sehingga perjanjian
kerja dalam bentuk tertulis bukanlah yang imperative/memaksa:
 Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
mengenai perjanjian kerja waktu tidak tertentu dapat mensyarakatkan masa percobaan 3
bulan. Ketentuan ini juga bersifat mengatur oleh karena pengusaha bebas untuk
menjalankan masa percobaan atau tidak ketika melakukan hubungan kerja waktu tidak
tertentu/permanen
 Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahu 2003 tentang Ketenagakerjaan, bagi
pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha. Merupakan
ketentuan hukum mengatur oleh karena ketentuan ini dapat dijalankan (merupakan hak)
dan dapat pula tidak dilaksanakan oleh pengusaha.
 Buku III Titel 7A Kitab Undang-Undang Perdata (KUHPer) dan Buku II Titel 4 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

b. Hukum yang bersifat memaksa


Dalam pelaksanaan hubungan kerja untuk masalah-masalah tertentu diperlukan campur
tangan pemerintah. Campur tangan ini menjadikan hukum ketenagakerjaan bersifat publik.
Sifat publik dari Hukum Perburuhan/Ketenagakerjaan ditandai dengan ketentuan-ketentuan
memaksa (dwingen), yang jika tidak dipenuhi maka negara/pemerintah dapat melakukan
aksi/tindakan tertentu berupa sanksi, artinya hukum yang harus ditaati secara mutlak, tidak
boleh dilanggar. Bentuk ketentuan memaksa yang memerlukan campur tangan pemerintah itu
antara lain:
 Adanya penerapan sanksi terhadap pelanggaran atau tindak pidana bidang
ketenagakerjaan.
 Adanya syarat-syarat dan masalah perizinan, dll.
3. Isu tentang perburuhan di Indonesia hingga sekarang terus berlangsung. Sebutkan 3 isu
perburuhan yang anda ketahui dan jelaskan, mengapa isu tersebut terus terjadi hingga saat
ini, serta bagaimana solusinya menurut anda?
Jawab:
a. Masalah Upah
Salah satu masalah yang langsung menyentuh kaum buruh adalah rendahnya atau tidak
sesuainya pendapatan upah yang diperoleh dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya beserta tanggungannya. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat sementara upah
yang diterima relative tetap, menjadi salah satu pendorong gerakan protes kaum
pekerja/buruh.
Sistem perburuhan di Indonesia mengacu pada sistem Hubungan Industrial Pancasila, dalam
sistem ini kedudukan pengusaha dan pekerja/buruh adalah setara, memiliki tanggung jawab
yang sama, saling menghoramti dan saling memahami. Semua kepentingan harus dibicarakan
secara musyawarah.
Pemerintah berkepentingan terhadap masalah upah, karena upah merupakan sarana
pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus terkait dengan
kemajuan perusahaan yang nantinya berpengaruh pada perkembangan perekonomian
nasional dana atau daerah. Untuk mengatasi permasalahan upah pemerintah biasanya
menetapkan batas minimal upah/Upah Minimum Regional yang harus dibayarkan
perusahaan kepada pekerjanya, walaupun penetapan UMK ini sebenernya bermasalah kerena
seharusnya nilai upah sebanding dengan besarnya peran jasa buruh ddalam mewujudkan
hasil usaha dari peruasahaan yang bersangkutan.
b. Masalah Pemutusan Hubungan Kerja.
PHK adalah salah satu persoalan besar yang dihadapi oleh kaum pekerja/buruh. PHK
menjadi hal yang menakutkan bagi kaum pekerja/buruh dan menambah konstribusi bagi
pengaangguran di Indonesia. Dalam kondisi ketika tidak terjadi ketidakseimbangan posisi
tawar menawar dan pekerjaan merupakan satu-satunya sumber pendapatan untuk hidup,
maka PHK menjadi bencana besar yang dapat membuat buruh menjadi traumatis.
Problem PHK biasanya terjadi dan menimbulkan problem lain yang lebih besar dikalangan
buruh karena beberapa kondisi dalam hubungan buruh-pengusaha. Sebenarnya, PHK
bukanlah problem yang besar kalau kondisi sitem hubungan pekerja/buruh dan pengusaha
telah seimbang dan adanya jaminan kebutuhan pokok bagi pekerja/buruh sebagaimana bagi
seluruh rakyat oleh sitem pemerintahan yang menjadikan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat
sebagai asas politik perekonomiannya.
c. Masalah Lapangan Pekerjaan.
Kelangkaan pekerjaan bisa terjadi ketika muncul ketidakseimbangan antara jumlah calon
pekerja/buruh yang banyak, sedangkan lapangan pekerjaan relatif sedikit, atau banyaknya
lapangan kerja, tapi kualitas tenaga kerja pekerja/buruh yang ada tidak sesuai dengan kualitas
yang dibutuhkan. Kelangkaan pekerjaan ini dapat menimbulkan gejolak sosial, angka
pengangguran yang tinggi dapat berakibat padaa aspek sosial yang lebih luas.
Melihat permasalahan ketenagakerjaan diatas, tentu saja membutuhkan pemecahan yang baik
dan sistematis, karena permasalahan tenaga kerja bukan lagi permasalahan individu yang bisa
diselesaikan dengan pendekatan individual, tetapi merupakan persoalan sosial, yang akhirnya
membutuhkan penyelesaian yang mendasar dan menyeluruh.
Persoalan yang sangat erat hubungannya dengan fungsi dan tanggung jawab negara untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya harus diselesaikan melalui kebijakan dan pelaksanaan
oleh negara bukan diselesaikan oleh pekerja/buruh dan pengusaha. Sedangkan masalah
hubungan kerja dapat diselesaikan oleh pekerja/buruh dan pengusaha. Menghadapi
permasalahan yang ada maka pemerintah tidak cukup dengan hanya merevisi perundang-
undangan, melainkan mesti mengacu kepada akar permasalahan ketenagakerjaan itu sendiri.
Yang terpenting adalah pemerintah tidak boleh melepaskan fungsinya untuk melindungi dan
memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya dalah hal ini kesejahteraan bagi pekerja/buruh.

4. Bagaimana pendapat saudara tentang kebijakan penetapan kenaikan upah minimum di


Indonesia, pasca diberlakukannya UU Cipta Kerja?
Jawab:
Menurut saya kenaikan upah minimum di Indonesia pasca diberlakukannya UU Cipta Kerja
merupakan bukti bahwa pemerintah memperhatikan dampak pasca Covid 19 karena wabah
covid membuat para pekerja menderita. Dengan adanya kenaikan Upah minimum
ini tentu akan sangat berdampak baik kepada para pekerja atau buruh di Indonesia. Dengan
Perekonomian yang tumbuh tentu akan menaikkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai