0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ujian tengah semester mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan. Isinya meliputi analisis perubahan pasal-pasal UU Ketenagakerjaan menjadi UU Cipta Kerja dan dampak positif dan negatif dari perubahan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ujian tengah semester mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan. Isinya meliputi analisis perubahan pasal-pasal UU Ketenagakerjaan menjadi UU Cipta Kerja dan dampak positif dan negatif dari perubahan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ujian tengah semester mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan. Isinya meliputi analisis perubahan pasal-pasal UU Ketenagakerjaan menjadi UU Cipta Kerja dan dampak positif dan negatif dari perubahan tersebut.
1. Analisis pasal yang direvisi dari uu no 13 tahun 2003 ke uu no 11 tahun 2020
tentang cipta kerja Ketenagakerjaan merupakan segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja dengan waktu sebelum selama dan sesudah kerja. Ketika berbincang mengenai berbagai masalah ketenagakerjaan ini dapat dilihat dari berbagai faktor karena itu telah membuktikan bahwa faktor Ketenagakerjaan sebagai sumber daya manusia yang di mana masa pembangunan nasional sekarang merupakan faktor yang sangat penting bagi jalannya pembangunan nasional di Indonesia bahkan faktor tenaga kerja pun merupakan sarana yang sangat dominan di dalam kehidupan suatu bangsa karena tenaga kerja merupakan faktor penentu bagi mati dan hidupnya suatu bangsa. Berdasarkan pasal 1 ayat 6 undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang disebut UUK. Pada pasal ini pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pengusaha suatu perusahaan sangatlah bergantung dengan karyawan Begitupun sebaliknya karena karyawan juga mendapat upah timbal balik oleh tempat karyawan bekerja. Dapat dikatakan antara perusahaan dan pekerja diperlukan suatu peraturan perundang- undangan karena hal tersebut diatur dalam UUK seiring berkembangnya zaman UKT direvisi dalam undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta kerja yang disebut sekarang UUCK. Seiring berkembangnya zaman undang-undang harus juga mengikutinya tidak boleh ada yang keterbelakangan, dengan begitu juga diperlukannya revisi atau penghapusan undang-undang. Dalam melakukan revisi undang-undang ini akan memakan waktu banyak serta undang-undang ini bertentangan satu dengan yang lainnya sehingga diperlukan teknik yang disebut dengan omnibus Bill atau rancangan undang-undang omnibus omnibus Bill ini merupakan suatu teknik pembentukan undang- undang untuk peraturan yang dianggap saling berkaitan dan berdasarkan dari undang- undang maupun beberapa undang-undang. Banyak yang memperbincangkan mengenai UUCK baik di televisi, radio, berita, media sosial. Orang-orang berbondong-bondong mengikuti demo mulai dari kalangan anak- anak hingga orangtua yang tidak mengerti apa itu UU Cipta Kerja, bahkan tidak mengerti apa yang mereka demokan. Para demonstran melakukan demo dikarenakan tidak percaya terhadap pemerintah. Hal yang diberikan aksi demo oleh para demonstran hanya kerusakan fasilitas. Hoax di media sosial beredar sangat cepat dan banyak pembacanya tidak mencari tahu mengenai hoax tersebut. Terkait perubahan pasal-pasal tentang pemutusan hubungan kerja maka terdapat beberapa pasal di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang sudah dihapus yaitu Pasal 152, 154, 155, 158, 159, dan Pasal 161 sampai 172. Pasal yang diubah dan beberapa ketentuan pasalnya masih dipakai yaitu Pasal 151, 153, 156, 157, dan Pasal 160.Pasal yang ditambah yakni Pasal 151A, 154 A, dan Pasal 157A. Banyaknya perubahan pasal yang telah diuraikan tersebut makaakan merubah sebagian aturan hukumnya. Perubahan pasal-pasal terkait pemutusan hubungan kerja akan membawa perubahan pada perjanjian kerja dan besarnya hak yang didapat buruh setelah putusnya hubungan kerja, yang terdiri dari uang pesangon, penghargaan masa kerja dan uang pengantian hak. Walaupun terdapat banyak perubahan mengenai ketentuan pemutusan hubungan kerja yang sebelumnya ada di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang ini masih merupakan hukum positif, yang mana jika kita membahas tentang pemutusan hubungan kerja maka kita harus membaca Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja secara berdampingan. Terkait pemutusan hubungan kerja di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja akan membawa perubahan pada perjanjian kerja dalam sebuah hubungan kerja. Kenapa di sini perjanjian kerja menjadi faktor penting dan utama, karena sebelum seseorang melakukan hubungan kerja dengan orang lain maka harus dibuat sebuah perjanjian kerja terlebih dahulu, apakah dalam bentuk sederhana yang dibuat secara lisan saja atau dibuat secara tertulis. Semua upaya tersebut dibuat dengan maksud untuk perlindungan dan kepastian hak dan kewajiban dari para pihak.Hubungan kerja yang merupakan pelaksanaan dari perjanjiankerja tersebut harus menjelaskan posisi para pihak yang akan memperlihatkan apa saja hak dan kewajiban pemberi kerja terhadap pekerja secara timbal balik. 2. Dampak Positif dan Negatif dari perubahan uu no 13 tahun 2003 ke uu no 11 tahun 2020 tentang cipta kerja Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja berdampak pada 76 UU, salah satunya UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. UU Cipta Kerja mengubah 31 pasal, menghapus 29 pasal, dan menyisipkan 13 pasal baru dalam UU Ketenagakerjaan. Praktisi Hukum Ketenagakerjaan, Juanda Pangaribuan, mencatat sedikitnya ada 10 dampak UU Cipta Kerja terhadap UU Ketenagakerjaan. Padahal dengan disahkannya UU Cipta Kerja ini diharapkan beberapa manfaat seperti, Pertama, Jaminan Korban PHK. UU ini akan melindungi pekerja korban PHK, dengan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Program ini berupa pemberian insentif uang tunai dan program pelatihan kerja bagi para korban PHK. Bila mau mencari pekerjaan pun bisa mendapatkan akses ke pasar tenaga kerja. Program JKP tidak akan mengurangi manfaat jaminan kecelakaan kerja hingga jaminan pensiun yang sudah ada. Jaminan ini juga tidak akan membebani iuran tambahan, baik untuk pekerja maupun pengusaha yang memberi kerja. Dampak Positif RUU Cipta Kerja Membawa Dampak Positif Bagi Perekonomian InIndones. RUU Cipta Kerja membuka lapangan pekerjaan baru. RUU Cipta Kerja mempermudah masuknya investasi.
Dampak Negatif
Jika sebagian pasalnya terdampak UU Cipta Kerja, tapi UU Ketenagakerjaan tetap
berlaku sebagai hukum positif. Sebagian kaidah UU Ketenagakerjaan mengalami perubahan. Ketentuan UU Ketenagakerjaan yang dihapus UU Cipta Kerja otomatis tidak berlaku. Bila kaidah UU Ketenagakerjaan diubah, yang digunakan sebagai pedoman yakni ketentuan dalam UU Cipta Kerja. Mengubah besaran pesangon. Memperlemah, memperkuat, dan menata ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan, misalnya soal pesangon, kompensasi untuk perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), dan cara melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Berpotensi menimbulkan konflik dalam proses perubahan peraturan perusahaan (PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB). Sebagian peraturan pelaksana UU Ketenagakerjaan akan mengalami perubahan. Tertutupnya peluang peralihan hubungan kerja dari pekerja penerima pekerjaan (vendor) menjadi pekerja pada perusahaan pemberi pekerjaan. Untuk membaca UU Ketenagakerjaan harus berdampingan dengan UU Cipta Kerja. Diantaranya UU Ketenagakerjaan masih hukum positif, sebagian kaidahnya mengalami perubahan, yang sudah dihapus tidak berlaku lagi, mengubah besaran pesangon, berpotensi menimbulkan konflik dalam proses perubahan PP atau PKB, tertutupnya peluang peralihan hubungan kerja.