ANGGOTA KELOMPOK
2021
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Menurut Audrey O'Brien (2009), omnibus law adalah RUU yang mencakup
berbagai aspek yang terangkum dalam satu undang-undang. Dalam kasus Barbara
Sinclair (2012), penyusunan draf kolektif adalah proses regulasi yang kompleks, di
mana topik, isu, dan program tidak selalu relevan, tetapi karena mengandung banyak
materi, hingga selesai, akan memakan waktu lama. Penerapan omnibus law telah
common law. Ada dua sistem hukum di dunia, yaitu sistem common law dan sistem
civil law. Indonesia melanjutkan tradisi sistem peradilan sipil. Sejarah omnibus dapat
Serikat, Kanada, dan Inggris. Konsep omnibus sebenarnya sudah cukup lama. Di
Amerika Serikat (AS), tercatat hukum pertama kali dibahas pada tahun 1840.
pada 1 Oktober 1998, ditolak oleh sekelompok pekerja dan ditunda selama dua tahun
dari menjadi Undang-undang No. 11 Tahun 1998. Dua tahun Penundaan tidak cukup
KUHP lebih lengkap dari UU No. 25 Tahun 1997. Namun, untuk mencapai
kesempurnaan tersebut, kita perlu memikirkan kembali latar belakang asal-usul
undang-undang tersebut, seperti mereka yang menerima upah dan tunjangan dengan
cara lain, atau yang bekerja sendiri tanpa upah atau imbalan. Tenaga kerja tersebut
meliputi pegawai negeri sipil, pegawai tetap, pegawai informal, dan orang yang tidak
7. Pesangon Berkurang
C. Opini Kelompok
kesejahteraan para pekerja dan malah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan?
Mungkin banyak orang yang berpikir seperti itu. Tetapi pada kenyataannya tidak.
Entah apa alasannya, UU No 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diajukan oleh
Agraria dan Pengelolaan SDA dan juga menggunakan TAP MPR XVI/MPR/1998
tentang Demokrasi Ekonomi. Seolah hanya menggunakan kedua TAP MPR itu
sebagai topeng saja, setelah diubah, dihapus, ataupun disisipkan, ternyata dalam pasal
- pasal tersebut justru sangat bertentang dengan kedua ketetapan MPR tersebut.
Walaupun sudah ditutupi dengan sedemikian rupa, bahkan ditutupi dengan
bungkusan TAP MPR IX/2001, tetap saja wajah asli dari UU Cipta Kerja ini tetap saja
terkuak. Tanpa melihat lebih dalam dan meneliti dengan mendalam bahwa, upaya
menerima bahwa selain mekanisme perizinan yang terlalu dalam menyentuh aspek
yang tidak responsif dan lamban seringkali dipandang sebagai persoalan yang
Ketimbang memberikan akses yang sama dan menjamin hak publik atas SDA,
pembatasan luas lahan, dan sebagainya. Persoalan-persoalan itu terlihat tidak banyak
pada penciptaan lapangan kerja. Tidak ada upaya untuk melakukan evaluasi terhadap
upaya pembenahan yang telah berjalan selama ini, baik itu pembelajaran maupun
memberi ruang yang lebih luas pada diskresi, mengatur pengecualian pada proyek
strategis nasional, penghapusan instrumen lingkungan hidup, penghapusan pidana
administratif, dan penghapusan prasyarat dan batasan tata ruang, hingga penyelesaian
terhadap penggunaan kawasan hutan yang selama ini dilakukan secara ilegal. Padahal
bahwa persoalan dalam tingkat persaingan investasi di Indonesia bukan hanya terkait
Forum, 2019).
Pengesahaan RUU Cipta Kerja secara lebih besar memang benar UU ini
menguntungkan bagi pengusaha dan investor. Tetapi dalam jangka panjang pekerja
akan terdampak secara positif dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin
luas. UU Cipta Kerja juga masih menjamin hak-hak pekerja dengan melakukan
pemangkasan yang tidak begitu berarti. Adanya UU Cipta Kerja adalah UU ini
mendapat lebih banyak keuntungan dari pelonggaran usaha. Secara etika dalam
organisasi, UU Cipta Kerja tersebut memenuhi prinsip etis utamanya dalam hubungan
pekerja dengan perusahaan karena hak-hak pekerja masih mendapat jaminan dan
yang menghilangkan hak buruh/tenaga kerja tapi di sisi lain para pengusaha tentunya
sangat diuntungkan. Hal itu antara lain terlihat dalam kontrak tanpa batas di Pasal 59,
hari libur dipangkas di Pasal 79, aturan soal pengupahan diganti di Pasal 88, sanksi
tidak bayar upah dihapus di Pasal 91, hak memohon PHK dihapus di Pasal 169 dan
jumlah, dan menyederhanakan peraturan agar lebih tepat sasaran. Artinya rakyat
mempunyai hak untuk melakukan uji materil terhadap UU yang dianggap merugikan
penggabungan atau hukum kolektif dalam UU Pengadaan Tenaga Kerja tidak jelas
apakah itu versi baru atau hanya revisi. Mahkamah Konstitusi juga berdalih, meski
itu salah satu aturan dalam proses legislasi. Selain itu, RUU Cipta Kerja tidak
perubahan dilakukan dalam waktu dua tahun sejak resolusi diundangkan. Artinya,
tetap berlaku sampai perbaikan dilakukan dan semua langkah politik strategis dan
pemerintah dan DPR untuk mengadopsinya sebagai aturan baru dalam permainan.
Jika demikian, peradilan, atau peradilan atau pengadilan, adalah upaya terakhir
dan terakhir dari warga negara dan mereka untuk memperoleh hak-hak mereka
sebagai keadilan. Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi anchor point
kita tercinta yang semakin hari semakin mahal dan semakin jauh dari keadilan. Ini
merupakan energi, semangat, dan langkah baru bagi mereka yang dapat dipercaya
oleh peradilan Indonesia untuk mendapatkan keadilan. Sebagai aturan umum,
maupun legislatif, tidak boleh ikut campur, apalagi masuk ke dalam kepentingan
kehakiman yang ada di Indonesia selain Mahkamah Agung (MA) dan lembaga
peradilan yang direformasi, dan salah satu fungsi dan kewenangan Mahkamah adalah
Salah satu aturan yang aneh adalah tentang pengaturan pembayaran upah
berdasarkan jam kerja. Dikatakan di situ, untuk setidaknya 12 hari kerja cuti tahunan
setelah karyawan yang terlibat telah bekerja tanpa gangguan selama 12 bulan atau
minimum. Rencana ini berlaku untuk pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam
seminggu, karena beberapa pekerja diskors kurang dari 45 jam seminggu dan
beberapa di bawah upah minimum. Dan ketika ada pekerja yang bekerja 45 jam,
mereka mendapatkan upah normal. Dan hal ini dapat mendorong pengusaha untuk
mengurangi jam kerja karyawannya. Oleh karena itu, pekerja tidak lagi bekerja 45
jam seminggu. Upah minimum yang seharusnya didapatkan pekerja dapat gugur dan
pengusaha pun dapat tidak memberikan upah kepada para pekerja ini. Dapat
dibayangkan, jika seseorang tidak mendapat upah minimum yang sesuai dengan
seharusnya. Makin banyak rakyat yang tersiksa, karena kalau ditelusuri, masih banyak
pekerja yang bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri hanya
mengandalkan upahnya tersebut. Peraturan ini juga memaksa dan menuntut pekerja
untuk bekerja seperti robot dan bekerja tanpa salah. Pekerja hanya manusia biasa yang
bisa lelah dan bisa salah. Ini adalah salah satu peraturan yang harus direvisi, karena
menyangkut kesejahteraan rakyat sendiri. Jika pekerja itu tidak bahagia, bagaimana
bisa produktif?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa hak-hak pekerja ini dapat
menimbulkan etos kerja yang lebih produktif, ternyata juga berlaku untuk semua
warga negara yang bekerja. Misalnya, upah minimum bulanan dan upah per jam.
Sekalipun hak liburan diatur, hal ini tidak menjamin bahwa pekerja perempuan dapat
liburan yaitu, cuti melahirkan, menikah, suami meninggal, ataupun cuti haid.
Walaupun sudah diatur, tetap saja perusahaan dapat merubahnya dengan sesuka hati.
Bisa saja, karena perusahaan kurang orang saat seseorang cuti dapat digantikan
dengan orang lain. Untuk alasan ini, beberapa perusahaan menaikkan target pekerja
mereka pada bulan berikutnya dan memberi mereka pekerjaan yang sulit sampai
mereka dikeluarkan. Hal ini dilakukan, untuk menimbulkan rasa tidak nyaman bagi
pesangon bagi si pekerja dan lain halnya jika pekerja tersebut yang mengundurkan
diri. Bahkan, bisa saja pekerja mendapat penalti dan harus dan harus membayar denda
kepada perusahaan. Menurut penelitian juga, liburan memiliki dampak positif bagi
karyawan. Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa penting bagi karyawan untuk
memanfaatkan liburan untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat, lebih bahagia,
UU Cipta Kerja ini selain dapat untuk menguntungkan investor atau pemilik
usaha, juga harus tetap menghormati hak-hak yang dimiliki oleh pekerja itu sendiri.
Memang, investor ataupun pemilik usaha dapat diberikan kelonggaran, agar makin
banyak investor yang menanamkan dan membuka usaha di Indonesia yang juga
berdampak baik bagi Indonesia. Dengan adanya kelonggaran ini, semakin banyak
lapangan kerja yang terbuka bagi masyarakat Indonesia yang akan menambah taraf
dan tingkat hidup masyarakat Indonesia. Tetapi, tetap UU Cipta Kerja ini harus
mengalami berbagai perubahan, Masih banyak aspek ataupun bagian-bagian yang ada
dalam UU Cipta Kerja ini yang memang harus melalui beberapa revisi. Jangan
sampai tersiksa yang juga dapat menimbulkan lingkungan kerja yang tidak sehat.
Seperti, beberapa hak-hak yang sudah disebutkan di atas yang ternyata dapat
pemerintah dan DPR untuk menggolkannya sebagai aturan main baru, muncul banyak
Sejatinya DPR adalah penyambung lidah atas suara rakyat lewat aspirasi dan tuntutan
yang disampaikan kepada pemerintah atas kebijakan dan aturan yang dikeluarkan oleh
Kalau fungsi pengawasan oleh DPR terhadap jalannya pemerintahan tidak seperti
yang diamanatkan konstitusi, lalu kepada siapa lagi rakyat akan mengadu? Bila
sebagai langkah dan upaya terakhir yang ditempuh oleh rakyat agar mendapatkan
hak-hak mereka sebagai warga negara dan rasa keadilan. Dalam hal ini Mahkamah
Konstitusi (MK) menjadi tempat berlabuh setelah rakyat berpaling dari wakilnya di
DPR.
termasuk dalam Pasal 156 Klaster Ketenagakerjaan. “Pada saat Hubungan Kerja
(PHK) berakhir, pengusaha wajib membayar uang pesangon dan/atau uang pesangon
dan/atau uang pesangon untuk hak menerima,” bunyi Pasal 1. Gaji bulanan karyawan
yang telah bekerja selama satu tahun secara bertahap dinaikkan menjadi maksimal
sembilan untuk karyawan yang telah bekerja selama delapan tahun atau lebih. Setelah
36 tahun bekerja, tunjangan layanan akan diberikan dengan gaji dua bulan. Jumlah ini
meningkat sebanding dengan jam kerja dan hingga 10 kali gaji mereka yang telah
bekerja lebih dari 24 tahun. Di sisi lain, Pasal 82 bagian tentang jenis program
jaminan sosial mengatur tentang asuransi pengangguran dalam Pasal 82. Program
Sementara ganti rugi itu batal demi hukum Cilaka. Susunan pasal tersebut akan
diubah menjadi “Jika hubungan kerja berakhir, pengusaha wajib membayar pesangon
dan/atau bonus prestasi”. Ganti rugi atas kualifikasi yang hilang termasuk mengambil
hal-hal lain yang diatur dalam kontrak kerja. Atau kesepakatan perundingan bersama.
kurang dari satu tahun, uang pesangon paling sedikit satu bulan, masa kerja satu tahun
dua tahun yang lalu, upah dua bulan, dll sampai sembilan. Ditetapkan bahwa Anda
akan menerimanya sekali. Gaji bulanan untuk jangka waktu 8 tahun atau lebih.
Berbeda dengan perhitungan bonus anniversary, tidak ada yang berubah dalam aturan
ini. UU 13/2003 menyatakan bahwa karyawan dapat menerima upah dua bulan untuk
jangka waktu tiga tahun atau lebih dan kurang dari enam tahun. Masa kerja yang
paling berharga adalah upah 10 bulan bagi mereka yang telah bekerja lebih dari 24
tahun. Di bawah hukum Shiraka, kompensasi maksimum yang dapat diterima seorang
pekerja adalah upah hanya delapan bulan untuk masa kerja 21 tahun atau lebih.
Hak-hak pekerja terkait pesangon dan kompensasi dari Pasal 13, Pasal 161 sampai
dalam keadaan khusus yang diatur oleh ketentuan ini tidak berlaku lagi. Misalnya,
Pasal 161 menyatakan bahwa jika seorang karyawan diberhentikan karena melanggar
kontrak kerja, karyawan tersebut akan menerima bonus satu tahun setara dengan
pesangon dan satu kali upah sampai diterima tiga peringatan berturut-turut. Contoh
lain, Pasal 162, mengatur hak atas kompensasi jika seorang pekerja mengundurkan
diri secara sukarela. Saat ini, Pasal 164 mengatur bahwa pengusaha harus membayar
satu kali upah pesangon jika perusahaan ditutup karena kerugian untuk tahun kedua
berturut-turut. Majikan juga memberhentikan karyawan sesuai dengan Pasal 13, Pasal
172 UU 2003, karena mereka wajib membayar dua pesangon jika karyawan sakit
kronis dan tidak dapat bekerja dan tidak dapat bekerja setelah 12 bulan.Saya harus
melamar.
Jam kerja normal 8 jam perhari yaitu dari jam 08.00 sampai jam 17.00, jam
istirahat 12.00 sampai 13.00. Saya lembur dari jam 17.00 sampai jam 20.00 = 3 jam
melaksanakan sholat magrib jam 18.00 sampai 18.30. Apakah pemotongan ini benar
atau melanggar aturan? Pasal 77 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (“UU
Ketenagakerjaan”) mengatur jam kerja (normal), dan ada dua model jam kerja
(normal) yaitu:
a). 7 jam per hari, 40 jam per minggu, model jam kerja 6:1, yaitu 6 (6) hari kerja dan
b). 8 jam sehari, 40 jam seminggu, 5: 2 jam kerja grid, 5 (5) hari kerja dan 2 (2)
minggu istirahat.
Oleh karena itu, model jam kerja perusahaan tempat Anda bekerja diatur
dalam Pasal 77 (2) huruf (b). Tentang lembur, Pasal 78 (1) huruf (b) mengatur
bahwa lembur hanya dapat bekerja sampai 3 jam sehari dan 14 jam sehari. Hal ini
juga tercantum dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Reinkarnasi
Republik Indonesia, di mana Anda dapat bekerja 3 jam sehari dan 14 jam seminggu.
Peraturan lembur tidak termasuk kerja lembur pada saat istirahat mingguan atau
Sejauh menyangkut waktu shalat, hal ini tidak diatur lebih rinci oleh
perusahaan yang mempekerjakan pekerja pada waktu kerja lembur wajib memberikan
ibadah yang diwajibkan oleh agamanya. Bagi umat Islam, ibadah Magrib dikenal
sebagai salah satu shalat lima waktu yang wajib dilakukan setiap hari. Dan, menurut
Pasal 84 Kode Perburuhan, semua pekerja yang menggunakan hak istirahat untuk
beribadah di gereja berhak atas upah penuh adalah bertentangan dengan ketentuan
beribadah di gereja. Hal ini menyebabkan pengurangan upah lembur (karena upah
lembur didasarkan pada kerja lembur) dan, sebagaimana disebutkan di atas,
(1). 69 Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90, Ayat 1, Pasal 143 dan Pasal 160, Ayat 4 dan
7. 4 (4) tahun dan/atau minimal Rp. 100.000.000,00 (100 juta rupiah) dan paling
(2). Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindak pidana.
Anda perlu membicarakan hal ini dengan perusahaan Anda. Jika perusahaan
Anda terus menerapkan aturan yang dianggap ilegal, Anda dapat melaporkan masalah
tersebut ke departemen Sumber Daya Manusia yang bertanggung jawab atas area
kerja Anda.
sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan. Ini adalah salah satu cara untuk
menyediakan peluang ibadah yang cukup bagi pengusaha. Oleh karena itu, pengusaha
berdoa. Oleh karena itu, pekerja juga diharapkan untuk tidak berdoa terlalu lama saat
bekerja lembur.
menyatakan bahwa "pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing harus
mendapat persetujuan dari pemerintah pusat untuk Rencana Tenaga Kerja Asing".
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.
berlaku bagi anggota Direksi, anggota pemegang saham tertentu, dan pegawai korps
juga tidak berlaku untuk apa yang diminta pengusaha untuk jenis pekerjaan
perusahaan, dan periode penelitian. Jika mengacu pada Perpres No. 20 Tahun 2018,
Asing (RPTKA), Visa Tinggal Terbatas (VITAS), Izin Tenaga Kerja Asing (IMTA),
dll. Ditentukan bahwa Anda perlu mendapatkan izin untuk itu. Pengesahan RUU
Omnibus akan memudahkan tenaga kerja asing masuk ke Tanah Air, karena
perusahaan yang mensponsori tenaga kerja asing hanya perlu meminta RPTKA.
Kerja Adriani mengakui masuknya tenaga kerja asing digalakkan oleh pemerintah.
Namun, pekerja asing hanya bisa bekerja selama dua bulan. Adriani mengatakan,
semakin mudah mempekerjakan tenaga kerja asing dibandingkan dengan tenaga kerja
biasa, maka akan semakin mudah untuk bekerja. Ada beberapa segmen pekerjaan
yang harus diakui dan tidak bisa dikuasai oleh pekerja lokal. Dia mencontohkan
mesin yang rusak di perusahaan. Mungkin tidak ada ahli untuk memperbaiki mesin
dari Indonesia, sehingga Anda harus membawa pekerja asing untuk memperbaikinya.
Dia juga mengulangi bahwa jam kerja diperpanjang hingga satu bulan dan hanya
diizinkan dua bulan. Oleh karena itu, waktu kerja adalah sekitar 3 bulan. Sementara
Reference :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.fajarp
endidikan.co.id/opini-uu-cipta-kerja-etis-atau-tidak/&ved=2ahUKEwi8srnn5uT0AhW
B7nMBHfNrD0kQFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw2zrwQDQCZbuSOaEJgWA7lJ
Bisnis.comhttps://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5200253/ini-poin-poin-k
ontroversi-omnibus-law-cipta-kerja-yang-diprotes-buruh/2
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://madaniberk
elanjutan.id/2021/02/04/pandangan-kritis-terhadap-undang-undang-no-11-tahun-2020
-tentang-cipta-kerja-masa-depan-ekonomi-dan-lingkungan-hidup&ved=2ahUKEwi8sr
nn5uT0AhWB7nMBHfNrD0kQFnoECCEQAQ&usg=AOvVaw0bSBZH-cyRX-EiK9
-RJ48H
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5200253/ini-poin-poin-kontr
oversi-omnibus-law-cipta-kerja-yang-diprotes-buruh/2
https://www.kompas.tv/article/113644/berikut-poin-poin-penting-omnibus-law
-uu-cipta-kerja-yang-jadi-kontroversi?page=all
https://katadata.co.id/pingitaria/berita/5f7ae3ba53970/menyoal-berkurangnya-
pesangon-karyawan-dalam-ruu-cipta-kerja
https://tirto.id/kompensasi-phk-di-omnibus-law-bikin-cilaka-ezcw
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5141e026b9669/masalah-
pemotongan-waktu-kerja-lembur-karena-melaksanakan-ibadah
https://money.kompas.com/read/2020/03/11/142726526/pasal-kontroversi-di-o
mnibus-law-kemudahan-rekrut-tenaga-kerja-asing?page=all