Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aryani

NIM : 043242622

MATKUL : Kekuatan Sospol Indonesia

1. Sebelum adanya Partai Serikat Buruh dan organisasi serikat buruh menunjukkan bahwa
ada peran signifikan bagi kemerdekaan Indonesia . Untuk itu menjamin kedudukan buruh
membutuhkan suatu wadah supaya menjadi kuat. Wadah itu aialah adanya memberi
serikat pekerja/buruh yang bertujuan untuk menyeimbangkan posisi buruh dan majikan.
Gerakan buruh demo juga sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan politik Indonesia.
Aksi itu membuat pengusaha dan pemerintah cemas. Pemerintah tidak ingin pemogokan
berkepanjangan, berakibat kerugian untuk perekonomian negara. Kelompok khusus
dibentuk supaya bisa mengurai dan merampungkan tuntutan-tuntutan buruh. Keberadaan
serikat- l serikat buruh dan kesanggupan melakukan aksi-aksi justru jadi bukti bahwa
mereka itu kekuatan sosial berpengaruh dalam lakon politik Indonesia masa 1950-an.
Adapun peran dari organisasi serikat pekerja/buruh dalam demokrasi indonesia:
1.Berperan serta dalam pembuatan PKB dan penyelesaian perselisihan Perburuhan
sebagaisalah satu pihak.
2.Berperan dalam lembaga kerjasama berperan sebagai perwakilan.
3.Berperan dalam sarana yang menciptakan hubungan industrial yang harmonis,
dinamis,dan berkeadilan.
4.Berperan dalam sarana penyalur aspirasi.
5.Berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penanggung jawab pemogokan buruh.
6.Berperan dalam memperjuangkan kepemilikan saham sebagai perwakilanDari ke 6
peran diatas , terkait rencana penyusunan Omnibus Law tentang RUU Cipta
LapanganKerja, buruh beperan sebagai sarana perwakilan maupun penyalur aspirasi
dalam penolakan RUUcipta lapangan kerja , perwakilan bagi perkerja diseluruh
indonesia yang sama-sama menolakRUU cipta lapangan kerja yang dilakukan
dengan cara demo demi penyalur aspirasi, karena aspirasi mereka banyak tidak
didengar oleh orang atas.
1. Istilah omnibus law pertama kali telah muncul dalam pidato pertama oleh Joko Widodo
setelah dilantik sebagai Presiden RI untuk kedua kalinya, Pada minggu (20/10/2019).
Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung sdalam konsep hukum perundang-undangan
yang disebut omnibus law. Pada saat itu, Jokowi mengungkapkan rencananya mengajak
DPR untuk membahas dua undang-undang yang akan menjadi omnibus law. Pertama,
UU Cipta Lapangan Kerja, dan UU Pemberdayaan UMKM. Jokowi menyebutkan,
masing-masing UU tersebut akan menjadi omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus
merevisi beberapa, atau bahkan puluhan UU. Diberitakan Kompas.com, Selasa
(22/10/2019), Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Savitri menjelaskan, omnibus law
merupakan sebuah UU yang dibuat untuk menyasar isu besar yang ada di suatu negara.
Pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang-Undang oleh DPR RI pada
Senin (5/10/2020) mendapat protes keras dari banyak pihak. UU Omnibus Law Cipta
Kerja dinilai akan merugikan rakyat Indonesia, terutama buruh/pekerja, anti-lingkungan
hidup, mengabaikan HAM, dan lain-lain.
Omnibus Law juga telah menghapus aturan yang mengenai jangka waktu perjanjian kerja
waktu tertentu (PKWT) atau pekerja kontrak dan menyerahkan pengaturannya melalui
Peraturan Pemerintah. Praktek ini tentu bisa merugikan pekerja media yang cukup
banyak tidak berstatus pekerja tetap. Ketentuan baru ini membuat status kontrak
semacam ini akan semakin luas dan merugikan pekerja media. Omnibus law juga
mengurangi hari libur, dari semula bisa dua hari selama seminggu, kini hanya 1 hari
dalam seminggu. Pasal soal cuti panjang juga dihapus dan menyebut soal pemberian cuti
tahunan paling sedikit 12 hari kerja setelah pekerja/buruh bekerja selama 12 bulan secara
terus-menerus. 
2. Kekurangan omnibus law

 Penghapusan upah minimum kabupaten/kota (UMK), diganti dengan upah minimum


provinsi (UMP). Penggantian ini dinilai akan upah pekerja lebih rendah.
 Waktu lembur dapat dilakukan paling banyak empat jam dalam sehari dan 18 jam
seminggu.
 Jangka waktu kontrak akan berada di tangan pengusaha, sehingga berpotensi membuat
status kontrak pekerja abadi, bahkan pengusaha dinilai dapat mem-PHK pekerja sewaktu-
waktu.
 waktu istirahat mingguan adalah satu hari untuk enam hari kerja dalam satu minggu.
 Menghapus cuti panjang dua bulan per enam tahun. Cuti panjang akan diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
 Memudahkan izin bagi tenaga kerja asing (TKA) untuk direkrut.

Kelebihan

 Dapat mendorong debirokratisasi sehingga pelayanan pemerintah akan lebih efisien,


mudah dan pasti karena ada penerapan NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria),
serta penggunaan sistem elektronik.
 Terdapat dukungan bagi UMKM lewat kemudahan dan kepastian dalam proses perizinan
melalui OSS. Kemudahan dalam mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan
kemudahan dalam mendirikan Perusahaan Terbuka (PT) Perseorangan.
 Bagi koperasi juga disebutnya akan mudah dalam pendiriannya dengan menetapkan
minimal sembilan orang anggota.
 Dalam pengurusan Sertifikat Halal ada percepatan dan kepastian proses. Serta dapat
dilakukan Ormas Islam maupun Perguruan Tinggi Negeri.
 Masyarakat juga disebut dapat memiliki kepastian pemanfaatan atas ketelanjutan lahan
dalam kawasan hutan, di mana lahan yang berada di kawasan konservasi, hasil kebun
dapat dimanfaatkan masyarakat dengan pengawasan pemerintah.
 Bagi nelayan, diatur penyederhanaan perizinan berusaha, untuk kapal perikanan dengan
dilakukan melalui satu pintu di KKP.

3. Tidak, adapun 5 point diantaranya :


1. Hari Libur Dipangkas

Hak pekerja untuk mendapatkan hari libur dua hari dalam satu pekan sebelumnya sudah
di atur dalam UU Ketenagakerjaan, dipangkas. Pada Pasal 79 ayat (2) huruf (b) mengatur,
pekerja wajib diberikan waktu istirahat mingguan satu hari untuk enam hari kerja dalam
satu pekan.

2. Kontrak Kerja
Omnibus law menghapus aturan mengenai jangka waktu perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT) atau pekerja kontrak.
Di Pasal 59 ayat (4) UU Cipta Kerja menyebutkan, ketentuan lebih lanjut mengenai jenis
dan sifat atau kegiatan pekerjaan, jangka waktu dan batas waktu perpanjangan perjanjian
kerja waktu tertentu diatur dengan Peraturan Pemerintah.

3. Sanksi bagi Perusahaan Tidak Bayar Upah Sesuai Ketentuan Dihapus.


Dalam Pasal 91 ayat (1) UU Ketenagakerjaan telah mengatur pengupahan yang
ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Pasal soal Pesangon


Yang juga dipermasalahkan dalam UU Ciptaker adalah pesangon pemutusan hubungan
kerja (PHK) yang diturunkan dari 32 kali upah menjadi 25 kali upah, dengan rincian 19
kali upah ditanggung pemberi kerja dan 6 kali upah ditanggung melalui program Jaminan
Kehilangan Pekerjaan (JKP).

5. Pasal Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.


Salah satu pasal UU Ciptaker merevisi UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH), termasuk pasal sakti penjerat pembakar hutan.

Sumber : https://https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/omnibus-law-dan-
perannya-dalam-menyuburkan-investasi-indonesiawww.dpr.go.id/dokakd/dokumen/BALEG-RJ-
20200605-100224-2372.pdf

Anda mungkin juga menyukai