Anda di halaman 1dari 13

UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA

Tujuan : Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perburuhan

Dosen : Pistar Silaban SH,MH

Disusun oleh:

Ketua : RINDAM SARAGIH

Anggota:

1. IRA SUCARIA OKINAWA LUMBAN GAOL

2. DAVID TAMPUBOLON

3. DANIEL GURNING

4. RUBIN LAIA

Prodi HUKUM UNIVERSITAS AUDI INDONESIA

SEMESTER VI

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus yang
telah memberikan pertolongan-Nya kepada kami sehingga kami boleh
mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Terimakasih juga kami ucapkan kepada bapak Pistar Silaban SH
MH, yang telah memberikan tugas ini kepada kami demi ilmu pengetahuan
kami.

Makalah ini akan membahas tentang bagaimanakah undang-undang


cipta kerja di Indonesia,bagaimanakah pendapat orang atau buruh tentang
undang-undang tersebut.Apa mereka menerima atau adakah yang
protes.Tentunya setiap keputusan pasti ada saja yang pro ataupun kontra.

Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini


masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sekalian.Namun demikian, kami berharap
bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
khususnya mahasiswa hukum semester VI Universitas Audi Indonesia.

Akhir kata,kami ucapkan terima kasih!

Medan, 30 Maret 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................

DAFTAR ISI.................................

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................

B. Rumusan.............................

C. Tujuan.................................

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Apa itu UU Cipta Kerja........

B. Mengapa Terdapat Penolakan Buruh Terhadap UU Cipta Kerja.........

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan............

B. Saran......................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahirnya UUCK merupakan langkah terobosan sebagai langkah


bersama guna proses pembangunan nasional, utamanya dengan
memberikan kemudahan berusaha, berkembangnya investasi, sehingga
mampu menyerap tenaga kerja, menciptakan keadilan, dan kesejahteraan
rakyat.Pakar Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Profesor Doktor
Gunawan Sumodiningrat menganalogikan misi besar Undang-Undang
Cipta Kerja untuk menghapus kemiskinan di Indonesia dengan tujuan
utama dalam hidup, yakni mencapai kebahagiaan.Namun pada
kenyataannya,banyak yang protes terkait Undang-Undang Cipta Kerja ,baik
buruh,mahasiswa,pegiat HAM ,dan lainnya.

UU Cipta Kerja di Indonesia sudah mengalami penggantian atau


perubahan.Presiden Joko Widodo menandatangani Perppu Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menggantikan UU Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja yang dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh
Mahkamah Konstitusi (MK).Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2
Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-undang.Namun,dengan
adanya omnibus law ini, mahasiswa pun turut serta melakukan aksi demo
agar pemerintah mencabut pengesahan UU Cipta Kerja.

Untuk itu,disini nantinya akan dibahas mengapa banyak yang protes


tentang Pengesahan UU Cipta Kerja ini.Yang pastinya ada pihak yang
merasa dirugikan.

4
B. Rumusan

Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah ;

1. Apa itu UU Cipta Kerja

2. Mengapa para buruh menolak UU Cipta

C. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perburuhan

2. Untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada siapapun yang

membaca khususnya mahasiswa hukum semester VI Universitas

Audi Indonesia .

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian UU Cipta Kerja

Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan,


perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah, peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha,
dan investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis
nasional.Terobosan pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin merevisi 79
UU melalui UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menimbulkan
polemik sedari awal penyusunannya dengan menggunakan metode
omnibus law. Kendati akhirnya berujung dinyatakan inkonstitusional
bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi (MK) atas pengujian formil,
pemerintah tak putus asa dengan menerbitkan Perppu No.2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja yang kemudian ditetapkan menjadi UU No.6 Tahun
2023. Melalui UU Cipta Kerja pemerintah mengklaim membenahi berbagai
ketentuan yang dinilai menghambat investasi.Edy Priyono mengatakan UU
6/2023 ditujukan untuk kebutuhan investasi dan secara logis mendukung
investasi, tapi tidak melupakan perlindungan pekerja/buruh.

Edy menyebut UU 6/2023 membenahi aturan UU No.13 Tahun 2003.


Sedikitnya ada 6 ketentuan ketenagakerjaan yang diperbaiki UU 6/2023.
Pertama, perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), di mana UU 6/2023
memandatkan uang kompensasi bagi pekerja yang habis masa PKWT.
Sebelumnya, tidak ada uang kompensasi bagi pekerja PKWT yang habis
masa kontraknya.Kedua, pekerja alih daya atau outsourcing, di mana UU
11/2020 seolah memberi kebebasan tanpa batas. Ketentuan itu dibenahi
melalui UU 6/2023, di mana pemerintah bakal menetapkan jenis jabatan

6
apa saja yang bisa menggunakan mekanisme outsourcing. Ketiga, UU
6/2023 memperbaiki ketentuan pengupahan. Antara lain pembayaran
upah berdasarkan satuan waktu atau satuan hasil.Ada kewajiban juga bagi
perusahaan untuk membentuk struktur dan skala upah yang menjadi
acuan kenaikan upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja lebih dari
satu tahun.Keempat, Edy mengatakan sebelumnya ada aturan yang
melarang pekerja/buruh menikah dengan rekan kerjanya pada satu
perusahaan yang sama, atau ada ikatan perkawinan teman sekerja dan
ancamannya adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketentuan
ituKetentuan itu tidak ada lagi dalam UU 6/2023.Kelima, soal pesangon
yang besaran kompensasinya sebelumnya diatur dalam UU No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Keenam, UU 6/2023 memberikan skema
baru jaminan sosial untuk perlindungan bagi pekerja yakni Jaminan
Kehilangan Pekerjaan (JKP).

Tujuan utama UU Cipta Kerja yaitu membangun kesempatan kerja


yang luas dengan perluasan ekonomi usaha, memberdayakan UMKM,
serta aspek keberlanjutan terhadap lingkungan yang sesuai dengan
Pancasila.Dalam UU Cipta Kerja tidak diatur pembatasan jenis pekerjaan
yang dapat dialihdayakan, sedangkan dalam Perpu ini, jenis pekerjaan alih
daya dibatasi. “Dengan adanya pengaturan ini maka tidak semua jenis
pekerjaan dapat diserahkan kepada perusahaan outsourcing.

UU Cipta Kerja diharapkan dapat memberikan upaya cipta kerja yang


mampu menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas-luasnya di tengah
persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi.

7
B. Penolakan Buruh Terhadap UU Cipta Kerja

Keberadaan UU Cipta Kerja yang dinilai sangat merugikan buruh dan


keluarganya. Sebagai contoh, keberlakuan sistem outsourching seumur
hidup. Umumnya sistem ini hanya berlaku sementara atau setidaknya
hanya 3 bulan, kecuali bagi industri yang cocok untuk pemberlakuan
sistem ini. Akibat dari norma ini, pekerja tidak mendapatkan tunjangan
kesehatan, para buruh tidak punya pegangan ekonomi bagi keluarga dan
ini merupakan bentuk perbudakan di masa modern. Perbudakan tersebut
terjadi karena UU Cipta Kerja menekan hak-hak pekerja atau buruh,
layaknya masa kolonial karena masyarakat pribumi tidak memiliki
kesempatan untuk memperbaiki nasib kehidupannya secara
normal.Lahirnya UU Cipta Kerja ini bagi para buruh,mahasiswa,
masyarakat ,dan lainnya sangat bertentangan dengan UUD 1945 karena
lagi-lagi keberadaan norma di dalamnya mencoba menjadikan buruh lebih
miskin dan hanya dijadikan sebagai alat produksi dan bukan bagian dari
pekerja untuk menikmati kemakmuran.

Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja No 6/2023 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang kembali jadi salah satu
pokok tuntutan yang diteriakkan buruh pada aksi Hari Buruh Internasional,
1 Mei 2023.Ketua Umum Serikat Buruh Front Nasional Perjuangan Buruh
Indonesia (FNPBI) Lukman Hakim menuturkan, buruh tidak menolak UU
Cipta Kerja atau Omnibus Law secara keseluruhan.Tapi hanya poin-poin
tertentu seperti upah buruh, jam kerja, hingga hubungan kerja seperti
pekerja kontrak dan alih daya atau outsourcing.Omnibus Law Cipta Kerja
(UU Ciptaker) ditolak banyak masyarakat karena dinilai lebih berpihak
kepada pengusaha dibandingkan ke pekerja.

8
Tuntutan para buruh terkait UU Cipta Kerja ada tujuh. Isu pertama,
cabut omnibus law UU Nomor 6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja.Kedua,
buruh mendesak agar ambang batas parlemen empat persen dicabut.
Termasuk, syarat ambang batas pencalonan presiden 20 persen.Ketiga,
buruh mendesak pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
(PPRT). Keempat, menolak RUU Kesehatan.Kelima, reforma agraria dan
kedaulatan pangan. Massa buruh akan menolak bank tanah, impor beras,
kedelai, daging, dan garam."Jadi yang kelima,reforma agraria dan
kedaulatan pangan." Keenam,buruh akan mendukung calon presiden yang
pro buruh dan kelas pekerja. Partai Buruh, menurut Iqbal, haram berkoalisi
dengan partai yang mengesahkan UU Cipta Kerja.Ketujuh, HOSTUM, yaitu
hapus outsourcing tolak upah murah.

Partai Buruh menolak RUU kesehatan karena dinilai bakal


mendelegitimasi posisi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).Yang
dibutuhkan publik adalah pelayanan BPJS yang murah dan ramah, bukan
memindahkan posisi BPJS di bawah kementerian.Banyak yang khawatir
BPJS kelak hanya mengutamakan untung tetapi mengabaikan kondisi
kesejahteraan masyarakat yang menjadi pesertanya.Seperti diketahui, RUU
Kesehatan dibentuk menggunakan metode omnibus law sehingga
merevisi sejumlah aturan secara sekaligus.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pun membeberkan


alasan mengapa beberapa poin dalam RUU Ciptaker ini harus disoroti dan
kemudian ditolak sebab dinilai merugikan kaum buruh.

1. RUU Ciptaker menghapus upah minimum kota/kabupaten (UMK)


bersyarat dan upah minimum sektoral kota/kabupaten (UMSK).Sedangkan
KSPI menilai UMK tidak perlu diberikan syarat karena nilai UMK yang
ditetapkan di setiap kota/kabupaten berbeda-beda.

9
2. Pemangkasan nilai pesangon dari 32 bulan upah menjadi 25 bulan, di
mana 19 bulan dibayar pengusaha dan enam bulan dibayar BPJS
Ketenagakerjaan.

3. Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) yang menyatakan tidak ada


batas waktu kontrak atau kontrak seumur hidup.

4. Karyawan kontrak dan outsourcing seumur hidup, yang menurut KSPI


bakal menjadi masalah serius bagi buruh. Sebab masih belum jelas
nantinya siapa pihak yang akan membayar Jaminan Kehilangan Pekerjaan
(JKP) untuk karyawan kontrak dan outsourcing.

5. Jam kerja yang eksploitatif atau tanpa batas jelas dinilai merugikan fisik
dan waktu para buruh .

6. Penghilangan hak cuti dan hak upah atas cuti. Protes ini juga
disampaikan oleh Komisi Nasional (Komnas) Perempuan yang menyebut
salah satu pasal di klaster ketenagakerjaan menyebutkan secara jelas
bahwa perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk membayar upah buruh
perempuan yang mengambil cuti haid secara penuh.

7. Terancam hilangnya jaminan pensiun dan kesehatan karena adanya


kontrak seumur hidup.

10
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan,


perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah, peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha,
dan investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis
nasional.Dengan adanya UU Cipta Kerja diharapkan mampu menyerap
tenaga kerja Indonesia yang seluas-luasnya di tengah persaingan yang
semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pun membeberkan


alasan mengapa beberapa poin dalam RUU Ciptaker ini harus disoroti dan
kemudian ditolak sebab dinilai merugikan kaum buruh,yakni; menghapus
upah UMK dan UMSK,pemangkasan nilai pesangon,PKWT, karyawan
kontrak seumur hidup,jam kerja eksploitatif,penghilangan hak cuti dan hak
upah atas cuti serta terancam hilangnya jaminan pensiun dan kesehatan.

B. Saran

Sesuai dengan hal di atas ,yang dapat kelompok kami sarankan


adalah bahwa sebaiknya pemerintah dalam membuat rancangan undang-
undang (RUU),ataupun peraturan lain sekalian dengan Cipta Kerja,haruslah
memperhatikan bagaimana dampaknya bagi masyarakat Indonesia,bagi
serikat buruh Indonesia.Jangan hanya memberikan dampak yang
cemerlang bagi pengusaha saja.Setidaknya dinetralkan.Karena bagaimana
pun juga kesejahteraan dan kemakmuran rakyatlah tujuan utama dari

11
negara.Jangan sampai para buruh tidak mendapatkan perlindungan,
kepastian hukum dan keadilan.Sebab,dalam Pancasila pun UUD 1945
tertuang "keadilan".Jangan sampai hak-hak para buruh terabaikan atau
tidak diberikan.

12
13

Anda mungkin juga menyukai