Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas uas mata kuliah manajemen sumber daya
manusia yang di ampu oleh dosen:
Wandy Zulkarnaen.,SE.,SSy.,MM.,CHRA
‘‘Umnibus Law Cipta Kerja‘‘

Disusun Oleh:

Triana Suganda 210313315


Tasdiq maulana Firdaus 210313311

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

5
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah. Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT.


yang telah memberikan taufiq, rahmat, serta ridho-Nya kepada kita semua,
sehingga makalah kami dapat terselesaikan dengan baik. Diharapkan dalam
makalah ini pembaca dapat memahami penjelasan kami.
Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Wandy
Zulkarnaen., SE.,Ssy.,CHRA selaku dosen mata kuliah manajemen
sumberdaya alam manusia MSDM yang telah membimbing.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas, dan
saya hanya manusia biasa tempat kesalahan-kesalahan, maka saya mohon
maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang saya
buat ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk
pengetahuan saya. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, saya
mohon kritik dan saran dari teman-teman yang membacanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................................
1.2 Tujuan
BAB II.......................................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
2.3 Apa yang di maksud dengan omnibus law?.....................................................................
2.3 Manfaat peraturan omnibus law
2.4 Manfaat Manfaat disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja
2.5 Penerapan omnibus law dalam pengesahan Rancangan Undang-
Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja)

2.6 Penerapan omnibus law dalam pengesahan Rancangan Undang-


Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) perspektif hak asasi manusia
BAB III

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Omnibus Law merupakan Undang-Undang (UU) yang dibuat untuk


menyasar satu isu besar yang dapat mencabut atau mengubah beberapa
peraturan perundang-undangan sekaligus, sehingga menjadi lebih sederhana.
Menurut salah satu Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK)
Rizky Argama, sejumlah negara sudah menerapkan Omnibus Law sebagai
strategi untuk menyelesaikan persoalan regulasi yang berbelit dan tumpang
tindih. Regulasi yang dimaksud adalah membuat satu Undang-Undang (UU)
baru untuk mengamandemenkan beberapa UU secara sekaligus. Dalam
proses pembuatannya, tidak ada perbedaan dengan proses pembuatan UU
pada umumnya, hanya saja isinya tegas mencabut atau megubah beberapa
UU yang terkait. RUU Omnibus Law ini ditetapkan DPR-RI sebagai
Program Legislasi Nasional (Proglegnas) Prioritas Tahun 2020. Dan sudah
resmi disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada
tanggal 22 Januari 2020. Dengan disahkan Omnibus Law menimbulkan pro
dan kontrak di kalangan masyarakat, akademisi dan juga beberapa pihak
yang terkait. Khususnya, kehadiran Omnibus Law “Cipta Kerja” yang dinilai
banyak merugikan pekerja/buruh. Berdasarkan kebijakan Omnibus Law,
pemerintah akhirnya mengeluarkan 10 cluster dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha

2. Ketenagakerjaan

3. Kemudahan, perlindungan serta pemberdayaan koperasi dan UMKM

4. Kemudahan berusaha

5. Dukungan riset dan inovasi

5
6. Pengadaan tanah

7. Kawasan ekonomi

8. Investasi pemerintah pusat dan percepatan proyek startegis nasional

9. Pelaksanaan administrasi pemerintah

10. Pengenaan sanksi.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun


2020 Tentang Cipta Kerja lebih baik dalam melindungi
pekerja daripada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
2. Untuk mengetahui dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 Tentang Cipta Kerja sudah sesuai atau belum dengan
Pancasila
3. Untuk mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh
Penulisselama masa studi, guna memberikan manfaat bagi
penulis dan masyarakat serta almamater

Pemerintah pusat bersama dengan DPR telah mengesahkan


Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Undang-
Undang ini disusun menggunakan teknik Omnibus Law. Pengesahan
Undang-Undang ini menurut pemerintah bertujuan untuk
meningkatkan investasi, membuka lapangan pekerjaan, dan
meningkatkan kemampuan tenanga kerja.

5
Sebagai negara hukum, rakyat Indonesia menuntut pemerintah untuk
meningkatkan dan menyelenggarakan kinerja pemerintahanyang
baik, berkualitas dan tetap berlandaskan pada sebuah asas. Seperti
salah satu cita-cita perjuangan bangsa Indonesia ialah terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur yang berasaskan pada Pancasila
dan UUD NKRI 1945. Pembaharuan hukum yang dilakukan
pemerintah pada dasarnya merupakan sebuah keharusan untuk
memenuhi kebutuhan hidup berbangsa dan tututan jaman.
Omnibus Law merupakan Undang-Undang (UU) yang dibuat
untuk menyasar satu isu besar yang dapat mencabut atau mengubah
beberapa peraturan perundang-undangan sekaligus, sehingga menjadi
lebih sederhana. Menurut salah satu Peneliti Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan (PSHK) Rizky Argama, sejumlah negara sudah
menerapkan Omnibus Law sebagai strategi untuk menyelesaikan
persoalan regulasi yang berbelit dan tumpang tindih. Regulasi yang
dimaksud adalah membuat satu Undang-Undang (UU) baru untuk
mengamandemenkan beberapa UU secara sekaligus. Dalam proses
pembuatannya, tidak ada perbedaan dengan proses pembuatan UU
pada umumnya, hanya saja isinya tegas mencabut atau megubah
beberapa UU yang terkait.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Apa yang di maksud dengan ownibus law

Secara terminologi, omnibus berasal dari Bahasa latin yang berarti “


Untuk Semuanya “.Sementara dari segi hukum omnibus law adalah suatu
undang-undang yang mengatur banyak hal atau mencakup banyak aturan di
dalamnya

Omnibus law juga bisa disebut sebagai metode pembuatan regulasi yang
menghimpun sejumlah aturan di mana esensi setiap aturan berbeda-beda,
namun tergabung dalam satu paket hukum. Sementara itu, Omnibus Law
Ciptaker merupakan salah satu regulasi yang dibukukan dalam Omnibus
Law. Terdapat tiga aturan yang tercantum dalam metode hukum ini, selain
Ciptaker, ada juga regulasi terkait Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan untuk
Penguatan Perekonomian, serta Pengembangan dan Penguatan Sektor
Keuangan. Namun, dari ketiganya, UU Ciptaker paling banyak menuai
sorotan publik lantaran dinilai banyak memuat pasal-pasal kontroversial
yang merugikan para buruh dan hanya mementingkan kepentinganinvestor.

2.3 Manfaat Peraturan Omnibus Law

Penyederhanaan dan Penyelarasan Perizinan

Omnibus Law Cipta Kerja memberi manfaat berupa penyederhanaan


perizinan dalam berusaha, yakni dengan menyederhanakan dan
mengintegrasikan perizinan dasar dari sejumlah UU yang terkait dengan izin
lokasi, lingkungan, dan bangunan gedung.

5
1. Pencapaian Investasi yang Berkualitas
Omnibus Law Cipta Kerja juga mendorong investasi yang berkualitas
untuk mempercepat transformasi ekonomi. Sebab, untuk mempercepat
transformasi ekonomi, investasi perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan
daya saing Indonesia di kancah internasional.

2. Menciptakan Lapangan Kerja Berkualitas untuk Kesejahteraan


Pekerja
Peraturan Omnibus Law Cipta Kerja berfungsi menciptakan lapangan
kerja yang berkualitas melalui pengaturan terkait dengan peningkatan
investasi pemerintah dan percepatan proyek strategi nasional.

3. Pemberdayaan dan Perlindungan UMKM serta Perkoperasian


Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja juga memberi manfaat bagi
produktivitas yang lebih tinggi terhadap usaha mikro. Dengan begitu,
pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
perkoperasian bisa meningkatkan daya saingnya.Berdasarkan Booklet UU
Cipta Kerja terbitan Kemenko Perekonomian RI, manfaat utama Omnibus
Law Cipta Kerja adalah untuk memperbaiki iklim investasi dan kepastian
hukum. Lebih lengkapnya, berikut manfaat dari Omnibus Law.

2.4 Manfaat disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020


Tentang Cipta Kerja

RUU Omnibus Law ini ditetapkan DPR-RI sebagai Program Legislasi


Nasional (Proglegnas) Prioritas Tahun 2020. Dan sudah resmi disahkan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 22 Januari 2020.
Dengan disahkan Omnibus Law menimbulkan pro dan kontrak di kalangan

5
masyarakat, akademisi dan juga beberapa pihak yang terkait. Khususnya,
kehadiran Omnibus Law “Cipta Kerja” yang dinilai banyak merugikan
pekerja/buruh. Berdasarkan kebijakan Omnibus Law, pemerintah akhirnya
mengeluarkan 10 cluster dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja, yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha;


2. Ketenagakerjaan
3. Kemudahan, perlindungan serta pemberdayaan koperasi dan UMKM
4. Kemudahan berusaha
5. Dukungan riset dan inovasi
6. Pengadaan tanah
7. Kawasan ekonomi
8. Investasi pemerintah pusat dan percepatan proyek startegis nasional
9. Pelaksanaan administrasi pemerintah
10. Pengenaan sanksi.

Dilatar belakangi untuk meningkatkan struktur perekonomian diseluruh


sektor dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan agar meningkatkan
investasi serta produktivitas sehingga Presiden Joko Widodo menciptakan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Dalam pasal 3
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dijelaskan
bahwa Undang-Undang ini bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan
bagi seluruh rakyat Indonesia dengan luas dan merata dengan cara

1. UMKM dan perkoperasian memperoleh kemudahan


pemberdayaan dan perlindungan
2. Ekosistem investasi ditingkatkan
3. Mempermudah pembukaan usaha

5
4. Kesejahteraan pekerja ditingkatkan
5. Pemerintah menjadi pusat investasi; dan
6. Proyek strategis nasional dipercepat.

Manfaat dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020


Tentang Cipta Kerja adalah :

1. Menyelaraskan dan menyederhanakan perizinan dan


regulasi
2. Pencapaian investasi yang berkualitas dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
3. Lapangan pekerjaan yang berkualitas akan tercipta dan
pekerja terjamin kesejahteraan secara berkesinambungan
4. Nilai perekonomian dan taraf hidup masyarakat mengalami
peningkatan
5. Usaha mikro mengalami peningkatan dalam produktivitas,
sehingga nantinya Indonesia dapat bersaing di dunia
internasional.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja menjadi


isu aktual yang banyak diperbincangkan dikalangan masyarakat umum. Dan
sebagaian besar pekerja menentang adanya Undang-Undang ini. Khususnya,
Omnibus Law “Cipta Kerja” bab Ketenagakerjaan di nilai lebih merugikan
pekerja. Pada rapat paripurna ke-7 pada tanggal 5 Oktober 2020 DPR-RI
telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law “Cipta Kerja”
menjadi Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja yang
selanjutnya dikenal dengan UU Ciptaker atau UU CK. Meskipun diwarnai
sejumlah kontroversi dan penolakan,

5
Presiden Joko Widodo akhirnya menandatangani Omnibus Law “Cipta
Kerja” pada tanggal 2 November 2020. Dengan demikian, seluruh ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja mulai
berlaku sejak 2 November 2020. Undang-Undang Nomor 11.

Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja sebetulnya dimaksudkan untuk


membuka peluang investasi yang lebih luas dan pemerintah berharap dengan
UU Ciptaker ini akan menciptakan lapangan pekerjaan yang sehat dan
produktif. Dan dengan adanya UU Ciptaker ini juga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pekerja/tenaga kerja di Indonesia supaya dapat
beradaptasi dengan Revolusi Industri sehingga diharapkan agar
pekerja/tenaga kerja mampu menyesuaikan daya saing di dunia
Internasional.

2.5 Penerapan omnibus law dalam pengesahan Rancangan Undang-


Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja)

Rencana penerapan omnibus law secara khusus memiliki tujuan dalam


penyederhanaan aturan yang berkaitan dengan investasi di Indonesia yang
rumit. Adapun tujuan penerapan omnibus law secara umum adalah sebagai
berikut;

1. meniadakan adanya tumpang tindih aturan satu dengan


yang lain
2. melakukan efisiensi dan menyingkat dalam proses
perubahan atau pencabutan peraturan
3. menghilangkan unsur kepentingan tertentu yang
terkandung di dalam peraturan.

5
Omnibus law yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi merupakan
produk hukum yang berbentuk undang-undang. Pada undang-undang
tersebut mengatur berbagai hal dalam bermacam-macam bidang yang
kemudian digabungkan, dan hasilnya menghapuskan pengaturan yang ada
sebelumnya. Terlepas dari banyaknya pendapat yang mengungkapkan
mengenai maksud dari omnibus law ini, maka dapat diambil benang merah
bahwa apa yang termaktub dalam omnibus law merupakan substansi yang
bermacam-macam serta pembentukannya untuk
menyederhanakan peraturan-peraturan yang sudah ada.

Suatu undang-undang yang baru dengan konsep omnibus law merupakan


undang-undang yang ada karena pembentukannya adalah hasil dari
amandemen beberapa undang-undang . Rancangan Undang-Undang (RUU)
berkaitan tenaga kerja yakni RUU Cipta Kerja, Rancangan Undang-Undang
(RUU) berkaitan pengembangan usaha masyarakat yakni RUU Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM), Rancangan Undang- Undang (RUU) berkaitan
dengan kewajiban membayar pajak yakni RUU Perpajakan dan RUU
Perpindahan Ibu Kota adalah beberapa rancangan undang-undang omnibus
law yang diterangkan oleh Pemerintah. Penerapan konsep omnibus law ini
bisa menjadi salah satu alternative dalam merealisasikan perampingan
regulasi Indonesia yang telah mengalami obesitas.

2.6 Penerapan omnibus law dalam pengesahan Rancangan Undang-


Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) perspektif hak asasi
manusia

Pada dasarnya membuat produk hukum seperti halnya undang-undang


pastinya memiliki latar belakang dan tujuan untuk masyarakat. Namun dari

5
apa yang diuraikan oleh Pemerintah alasan tersebut lebih mengacu kepada
rendahnya investasi dan rumitnya izin berusaha yang notabene lebih
ditujukan kepada golongan tertentu. Sehingga garis besar solusi yang
dilakukan yaitu mengamandemen dengan cara meringkas beberapa peraturan
terkait yang mentaurnya melalui konsep omnibus law.

Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan


menyebutkan bahwa substansi yang menjadi materi dalam suatu peraturan
harus berisi mengenai pemenuhan kebutuhan hukum yang diperlukan
didalam kebutuhan masyarakat.12 Sudah menjadi suatu
keharusan, mempertimbangkan dan mengutamakan kepentingan masyarakat
adalah faktor penting dalam menyusun substansi dalam suatu peraturan.
Substansi dalam penyusunan sebuah peraturan yang memperhatikan
kepentingan masyarakat juga termasuk di dalamnya hak-hak masyarakat
sebagai manusia. Sebagaimana tersebut di dalam Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945) pada pasal 28 yang menyatakan mengenai hak atas tiap-
tiap warga Negara atas kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran baik secara lisan maupun tulisan.

Hal ini erat kaitannya dengan pemberian kesempatan kepada seganap


masyarakat untuk ikut menyampaikan aspirasinya termasuk di dalam
penyusunan peraturan dimana peraturan tersebut juga berkaitan langsung
dengan masyarakat. Selain itu pada Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa
setiap warga Negara memiliki hak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Memperhatikan kembali hak-hak warga Negara
sebagai seorang manusia salah satunya mendapatkan kelayakan hidup
dengan memperoleh pekerjaan yang layak dimana telah dijamin di dalam
Undang-Undang Dasar sudah selayaknya menjadi pertimbangan dalam
melakukan perancangan substansi suatu peraturan.

5
Masyarakat di kalangan pekerja dan buruh merasa khawatir atas adanya
omnibus law ini. Kekhawatiran itu berkaitan dengan akan terkikisnya hak-
hak mereka dalam RUU Cipta Kerja tersebut. Setidaknya terdapat enam poin
yang dianggap merugikan pekerja dan buruh. Antara lain adalah;
penghapusan upah minimum, penghapusan pesangon, masuknya tenaga kerja
asing, tidak ada jaminan sosial, hilangnya sanksi bagi pengusaha pelanggar
serta fleksibilitas pasar kerja, dan perluasan outsourching. Hal inilah fakta
empiris di masyarakat yang sangat diperlukan sebagai pertimbangan
pemerintah dalam penyusunan omnibus law RUU Cipta Kerja yang
merupakan landasan sosiologis dalam pembentukan peraturan-perundang-
undangan. Apabila hak-hak tersebut diabaikan sama saja tidak
mengindahkan adanya hak asasi manusia karena dengan hak-hak tersebut
hak dasar mereka dapat terpenuhi.

5
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Omnibus Law adalah sebuah model undang-undang yang memuat


banyak peraturan, di mana setiap peraturan tersebut memiliki subtansi dan
tingkat yang berbeda-beda namun masih terkait. Di Indonesia, salah satu
penerapan peraturan Omnibus Law adalah pada Undang-Undang Cipta Kerja
yang diresmikan pada 2020 lalu.

Tujuan utama dari penerapan Omnibus Law, terutama di Indonesia,


adalah untuk mendukung ekonomi dan memudahkan investasi. Namun, perlu
diperhatikan dan dijaga keseimbangannya dengan sektor lain, seperti hak
asasi manusia dan masalah penyalahgunaan dana, karena dua sektor ini
adalah yang paling rentan bersinggungan dengan ekonomi dan investasi.

Upaya hukum yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan


antara Omnoibus Law Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja. Upaya hukum yang dapat dilakukan ialah, sebagai berikut :

a. Harus ada mekanisme harmonisasi peraturan perundang-


undangan yang jelas
b. Pengajuan Judicial Review mengenai Omnibus Law Undang-
Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ke
Mahkamah Konstitusi.

5
3.2 Saran

Setelah disahkannya omnibus law Undang-Undang No. 11 Tahun 2020


Tentang Cipta Kerja oleh pemerintah memberikan sampah yang besar
terhadap masyarakat luas khusunya di sektor ketenagakerjaan yang dimana
dari aliansi mahasiswa, masyarakat sipil lainnya serta serikat buruh juga ikut
memberikan pendapat mengenai penolakan nya terhadap undang-undang ini
sempat terjadi demo besar-besaran terkait penolakan terhadap penerapan
undang-undang baru ini. Sebaiknya pemerintah memberikan jalan kepada
masyarakat untuk melakukan judicial review (miring) ke mahkamah
konstitusi atas penolakannya mengenai substansi dan materi muatan dari
undang-undang tersebut. sebagian dari masyarakat juga telah menggugat
undang-undang ini ke mahkamah konstitusi.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/marketing-manajemen/peraturan-omnibus
law/#:~:text=Tujuan%20Peraturan%20Omnibus%20Law,-Mengutip
%20buku%20berjudul&text=Tujuan%20UU%20Cipta%20Kerja
%20pun,Meningkatkan%20pertumbuhan%20ekonomi%20Indonesia

Anda mungkin juga menyukai