Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS VIDEO

APA TUJUAN OMNIBUS LAW CIPTAKER SEBENARNYA?

(Kok Bisa?)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Politik
Perburuhan dan Hubungan Industrial

Dosen Pengampu: Sidik Firmadi, S.IP., M.SI.

Disusun oleh

Mochamad Pikry Pratama Putra (203507

Riyas Rahmawati (203507006)

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum W.W.

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan ma
kalah tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad Saw
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah S.W.T atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang menganalisis sebuah video yang
berjudul “Apa Tujuan Omnibus Law Ciptaker Sebenarnya?” (Kok Bisa?). Disusun guna memenuhi
ujian tengah semester mata kuliah Politik Perburuhan dan Hubungan Industrial.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah ikut berkontribusi bai
k pikiran maupun materinya. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan sa
ran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat pen
ulis sampaikan.

Wassalamualaikum W.W.

Tasikmalaya 20 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
LATAR BELAKANG.....................................................................................................................iv
ANALISIS............................................................................................................................................1
KESIMPULAN....................................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................2
LATAR BELAKANG

Omnibus Law Cipta Kerja akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Oran
g-orang protes di jalan-jalan, kita melawan berita palsu di media sosial, dan tentunya di tenga
h semua kebingungan ini, banyak orang bertanya-tanya mengapa pemerintah begitu ngotot m
enegakkan undang-undang ini dan apa tujuan sebenarnya dari Cipta Kerja ini.

Bank Dunia mengkategorikan kekayaan negara ke dalam empat kategori, Indonesia baru-b
aru ini naik dari level 2 ke level 3. Tapi bisa jadi cukup menantang bagi suatu negara untuk n
aik ke puncak, itulah masalahnya. Banyak ahli ekonomi menyebut ini sebagai middle income
trap. Dan pastinya orang-orang sering debat gimana caranya suatu negara bisa menjadi maju,
tapi mungkin ternyata jarang disadari, sebenarnya kalau kita lihat kemajuan itu terdapat polan
ya. Polanya yaitu:

1. Usaha orang-orang dimulai dari pertanian yang cuman nutupin kebutuhan dasar hidup.

2. Waktu kebutuhan di bidang pertanian bisa dipenuhi oleh teknologi. Akhirnya orang-oran
g yang bekerja di pabrik bis menghasilkan barang-barang modern seperti mobil, alat rum
ah tangga atau kosmetik yang lebih mahal daripada hasil tani.

3. Teknologi dan Otomasi juga merambah ke para pabrik. Para pekerja jadi bisa fokus meni
ngkatkan kualitas SDM lewat jasa. Seperti munculnya Bank, Universitas atau Rumah Sa
kit.

Kota-kota besar di Indonesia menempati ruang antara perdagangan dan jasa. Sejak tenaga
kerja Indonesia telah berkembang selama sepuluh tahun terakhir dari pertanian ke manufaktur
ke jasa. Jika melihat sejarah banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, mereka mampu
naik dari level 1 ke level 2 karena negara maju mempekerjakan buruh untuk pembuatan dan e
kspor barang industri serta jumlah pekerja yang cukup besar yang melakukan transisi dari per
tanian ke pabrik, memberi mereka pendapatan yang lebih tinggi. Kebangkitan hal tersebut me
ngubah belanja menjadi hobi. Berbelanja sebagai hobi mendorong bisnis lokal. Hal tersebut t
erus berulang-ulang meskipun sekilas kedengarannya bagus, tetapi fakta mengejutkan bahwa
ini menjadi berbahaya. Melihat dari sisi global, bahwa negara berkembang seperti Indonesia,
upah buruh yang kompetitif justru menjadi senjata. Sementara negara-negara maju ingin mem
pekerjakan karyawan dari negara lain yang gajinya lebih rendah, ketika upah terlalu tinggi pa
dahal talenta seseorang sama persis, hal ini terjadi di Brazil dan Afrika Selatan yang lebih bur
uk lagi. Tidak ada pekerja yang tersedia untuk mengisi pekerjaan pada saat itu, dan negara ter
sebut belum cukup kaya untuk berdiri sendiri.

Oleh karena itu menjadi tantangan bagi bangsa untuk maju ke tingkat negara berpenghasila
n tinggi. Hal tersebut menjadikan Omnibus Law Cipta Kerja mencari regulasi yang luas untu
k mempermudah investor membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia. Sepintas me
mang terdengar sangat positif, tapi kenapa masih banyak orang yang tidak senang bahkan ma
rah dengan undang-undang ini?
ANALISIS

Omnibus Law atau Undang-Undang Cipta Kerja adalah sebuah undang-undang yang
disahkan oleh pemerintah Indonesia pada Oktober 2020. Undang-undang ini menggabungkan
sejumlah regulasi yang ada sebelumnya, termasuk dalam hal ketenagakerjaan, investasi, dan
reformasi birokrasi.

Omnibus Law ini bertujuan untuk mempermudah investasi, mempercepat pembangunan


ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia. Namun, Omnibus Law ini juga
mengalami banyak kontroversi dan kritik dari beberapa pihak, terutama terkait dengan
dampaknya terhadap hak-hak pekerja dan lingkungan.

Beberapa hal yang diatur dalam Omnibus Law antara lain adalah deregulasi dan
penyederhanaan izin usaha, ketentuan perubahan mengenai outsourcing, ketentuan
penyesuaian upah minimum, pengaturan mengenai kontrak kerja, dan sejumlah perubahan
lainnya.

Omnibus Law atau Undang-Undang Cipta Kerja merupakan sebuah undang-undang yang
ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2020 dengan tujuan untuk merombak
aturan-aturan perizinan dan ketenagakerjaan di Indonesia agar menjadi lebih efisien dan
memudahkan investasi dalam negeri maupun asing.

Omnibus Law ini mencakup sejumlah perubahan pada berbagai bidang, termasuk perizinan
usaha, ketenagakerjaan, perpajakan, investasi, dan sejumlah bidang lainnya. Beberapa di
antaranya adalah:

 Perizinan Usaha: Omnibus Law memberikan kemudahan dan kecepatan dalam


proses perizinan usaha, termasuk dengan adanya sistem online dan pengurangan
jumlah izin yang diperlukan.
 Ketenagakerjaan: Omnibus Law mengubah aturan ketenagakerjaan, termasuk
perubahan dalam upah minimum.dll

Undang-undang Cipta Kerja atau lebih dikenal dengan istilah Omnibus Law adalah
sebuah undang-undang yang mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan investasi,
ketenagakerjaan, pajak, hingga sektor pariwisata. Undang-undang ini berisi 1.187 pasal yang
mengubah sejumlah undang-undang sebelumnya, seperti Undang-undang Ketenagakerjaan,
Undang-undang Pajak, Undang-undang Perbankan, dan lain sebagainya.
Omnibus Law bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan
mempermudah investasi, mengatur regulasi yang dinilai menghambat investasi, dan
membuka lapangan kerja. Beberapa isu yang diatur dalam Omnibus Law antara lain
pemberian insentif fiskal, pemberian izin usaha dengan waktu yang lebih singkat,
pengurangan birokrasi, serta pemberian kemudahan impor barang modal.

Namun, Omnibus Law juga kontroversial karena dianggap memberikan dampak


buruk pada hak-hak pekerja, lingkungan, dan hak-hak masyarakat adat. Beberapa ketentuan
dalam Omnibus Law yang menuai kontroversi antara lain penghapusan pengupahan provinsi
minimum, pengurangan uang pesangon, penghapusan izin lingkungan, dan lain sebagainya.
Alhasil, Omnibus Law menjadi semakin hangat di masyarakat dan diwarnai dengan aksi
protes serta menunjukkan rasa di berbagai daerah di Indonesia.

Omnibus Law adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan undang-undang


yang merombak banyak regulasi sekaligus dalam satu kesatuan undang-undang. Di
Indonesia, Omnibus Law mengacu pada Undang-Undang Cipta Kerja yang lulus pada tahun
2020. Meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam Omnibus Law dapat
meningkatkan investasi dengan memperlancar proses bisnis, mempercepat proses perizinan,
dan meningkatkan kepastian hukum. Ini dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Meningkatkan daya saing juga mempercepat proses bisnis dan mengurangi birokrasi,
Omnibus Law dapat meningkatkan daya saing Indonesia dengan negara lain di kawasan dan
global. Meningkatkan efisiensi dengan merombak banyak regulasi sekaligus, Omnibus Law
dapat mengurangi tumpang tindih dan inkonsistensi dalam peraturan, sehingga meningkatkan
efisiensi dalam pengaturan bisnis.Omnibus law adalah sebuah undang-undang yang
mencakup berbagai hal dalam satu paket undang-undang. Beberapa kelebihan dan
kekurangan omnibus law antara lain:

Kelebihan:

 Efisiensi: Dengan mencakup berbagai hal dalam satu paket undang-undang,


omnibus law dapat meningkatkan efisiensi dan mempercepat proses legislasi.
 Mudah dipahami: Dalam satu undang-undang, terdapat banyak peraturan yang
saling terkait, sehingga dapat lebih mudah diimplementasikan dan
diimplementasikan oleh masyarakat.
 Mengurangi birokrasi: Omnibus law dapat mengurangi birokrasi karena dapat
menghapus beberapa peraturan yang tidak diperlukan dan mengintegrasikan
beberapa aturan yang sebelumnya terpisah.

Kekurangan:

 Keterbatasan partisipasi masyarakat: Karena omnibus law mencakup banyak


hal, masyarakat mungkin kesulitan untuk memahami seluruh aspek dalam
undang-undang tersebut dan memberikan masukan yang konstruktif.
 Mengancam hak-hak buruh: Beberapa omnibus law dianggap kontroversial
karena dianggap dapat mengancam hak-hak buruh, seperti pelayuan upah
minimum atau kelonggaan kerja.
 Potensi korupsi: Omnibus law dapat memunculkan potensi korupsi karena
mempermudah perubahan peraturan dan pengendalian kontrol dalam proses
legislasi.
 Namun kelebihan dan kekurangan dari omnibus law dapat berbeda-beda
tergantung pada konteks dan isi dari undang-undang tersebut.

Omnibus law adalah undang-undang yang mengintegrasikan banyak peraturan


menjadi satu undang-undang yang komprehensif. Proses penerimaan omnibus law oleh
masyarakat dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti kompleksitas undang-
undang, efek dari undang-undang pada masyarakat, dan cara informasi tentang undang-
undang disampaikan ke masyarakat.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat menerima


omnibus law meliputi:

1. Memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang isi omnibus law dan
implikasinya pada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai
media, seperti siaran pers, konferensi pers, diskusi publik, dan kampanye
sosial media.
2. Memperhatikan kekhawatiran dan masukan dari masyarakat. Pemerintah dapat
mengadakan forum diskusi dengan masyarakat atau memperkenalkan sebuah
jalur komunikasi yang memungkinkan masyarakat untuk memberikan
masukan atau saran tentang undang-undang tersebut.
3. Memberikan pendidikan atau pelatihan tentang bagaimana masyarakat dapat
memanfaatkan omnibus law untuk kepentingan mereka sendiri, seperti
memulai usaha baru atau memperluas bisnis yang sudah ada.
4. Mengidentifikasi dampak positif dari omnibus law dan mempromosikan
manfaatnya pada masyarakat, seperti peningkatan investasi dan pertumbuhan
ekonomi.Namun demikian, perlu diingat bahwa penerimaan masyarakat
terhadap omnibus law juga tergantung pada latar belakang politik, ekonomi,
dan sosial budaya.

Omnibus law adalah undang-undang yang mengatur berbagai hal dalam satu paket
atau satu undang-undang. Dalam beberapa kasus, omnibus law dapat membawa perubahan
besar dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, ketenagakerjaan, lingkungan, dan lain-lain.
Proses masyarakat menerima atau menolak omnibus law dapat bervariasi, tergantung pada
faktor-faktor seperti konteks sosial dan politik, isi undang-undang tersebut, dan cara
pemerintah menyampaikan informasi dan melakukan konsultasi dengan masyarakat.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cara masyarakat menerima omnibus law adalah:

 Keterbukaan dan partisipasi: Jika pemerintah terbuka dan mengundang partisipasi


masyarakat dalam proses perumusan dan pembahasan omnibus law, masyarakat dapat
merasa lebih terlibat dan menerima hasilnya dengan lebih baik.
 Isi undang-undang: Jika isi undang-undang tersebut dianggap positif dan memberikan
manfaat bagi masyarakat, maka kemungkinan besar masyarakat akan menerima
omnibus law tersebut.
KESIMPULAN

Omnibus Law atau Undang-Undang Cipta Kerja adalah sebuah undang-undang yang
disahkan oleh pemerintah Indonesia pada Oktober 2020. Undang-undang ini menggabungkan
sejumlah regulasi yang ada sebelumnya, termasuk dalam hal ketenagakerjaan, investasi, dan
reformasi birokrasi. Omnibus Law ini bertujuan untuk mempermudah investasi, mempercepat
pembangunan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia. Namun, Omnibus
Law ini juga mengalami banyak kontroversi dan kritik dari beberapa pihak, terutama terkait
dengan dampaknya terhadap hak-hak pekerja dan lingkungan.

Omnibus law adalah undang-undang yang mengatur berbagai hal dalam satu paket
atau satu undang-undang. Dalam beberapa kasus, omnibus law dapat membawa perubahan
besar dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, ketenagakerjaan, lingkungan, dan lain-lain.
Proses masyarakat menerima atau menolak omnibus law dapat bervariasi, tergantung pada
faktor-faktor seperti konteks sosial dan politik, isi undang-undang tersebut, dan cara
pemerintah menyampaikan informasi dan melakukan konsultasi dengan masyarakat.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cara masyarakat menerima omnibus law adalah:

 Keterbukaan dan partisipasi


 Isi undang-undang

Anda mungkin juga menyukai