SOSIOLOGI HUKUM
NIM : 21313041
NO ABSEN: 11
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melihpahkan rahmat ddan karunia-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Kewirausahaan dengan Judul “PENGARUH UNDANG
SOSIAL EKONOMI “
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran ,dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan penegetahuan yang kami miliki , Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak, Akhinya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
II
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................... I
A. METODE PENELITIAN.................................................................................................... 3
B. SUMBER DATA ................................................................................................................ 4
DAFTARPUSTAKA
III
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menjadi salah satu negera dengan peraturan perundangan-undangan yang cukup
banyak sebagai upaya pemerintah dalam melaksanakan program kerjanya dibidang legislasi.
Tetapi peraturan perundangan-undangan yang banyak itu tidak semuanya menjadi harapan bagi
pemerintah, sehingga dipandang perlu dilakukan upaya penyederhanaan agar tidak terjadi
tumpang tindik antara peraturan yang satu dengan yang lainnya. Konsep penyederhanaan
tersebut dikenal dengan istilah omnibus law. Omnibuslaw pertama kali diperkenalkan oleh Ir.
Joko Widodo pada saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka pelantikannya sebagai
Presiden Republik Indonesia ke-7 Periode ke-2 di hadapan sidang MPR-RI. Omnibus law
merupakan konsep yang baru digunakan dalam sistem perundang-undangan di Indonesia. Sistem
ini biasanya disebut sebagai Undang-Undang sapu jagat karena mampu mengganti beberapa
norma undang-undang dalam satu peraturan. Selain itu konsep ini juga dijadikan misi untuk
memangkas beberapa norma yang dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan
merugikan kepentingan negara. Negara dengan sistem hukum Anglo Saxon Common Law telah
lebih dulu menggunakan konsep omnibus law dalam pembuatan peraturan perundang-
undangannya. Sebut saja Amerika, Kanada, Irlandia, dan Suriname. Sedangkan di Asia
omnibus law sebagaimana hasil aksesi dengan WTO pada tahun 2006. Aturan-aturan yang
dianggap tumpang tindih dan menjadi penyebab terhambatnya investasi serta pertumbuhan
ekonomi negara menjadi salah satu ikhwal digagasnya konsep omnibus law, sehingga
1
Permasalahan over regulasi dan tumpang tindih dapat diselesaikan dengan konsep
omnibus law. Saat konsep omnibus law cipta kerja mulai diberitakan kepada masyarakat.
Konsep ini menjadi perbincangan hangat diberagai kalangan masyarakat, mulai dari
kalangan atas, menengah, dan bahkan daari kalangan bawah. Konsep ini sangat tidak
disetujui oleh kalangan bawah terutaman bagi kalangan buruh. Konsep ini dianggap
merugkan baginya dan menguntungkan kalangan atas. Konsep ini membuat heboh bagi
kalangan buruh. Menimbulkan perdebatan yang sengit dan alot antara para buruh dengan
Alasan pemerintah membuat Omnibus Law lantaran sudah terlalu banyak regulasi yang dibuat,
yang kemudian menimbulkan persoalan tersendiri, seperti tumpah tindih regulasi. Akibatnya, tak
dengan kementerian/lembaga lainnya, dan juga antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daerah. Regulasi yang tumpang tindih ini akhirnya berdampak pada terhambatnya implementasi
Bersamaan dengan itu, tantangan era ekosistem masyarakat digital juga semakin berkembang,
dimana Indonesia sudah tidak bisa lagi berlama-lama terbelit oleh prosedur formal. Berdasarkan
hal ini, maka jalan satu-satunya adalah dengan untuk menyederhanakan dan sekaligus
menyeragamkan regulasi secara cepat ialah melalui skema Omnibus Law. Istilah Omnibus Law
kini marak diperbincangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Pemerintah Indonesia menyusun
Omnibus Law yang tujuan akhirnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah
satu Omnibus Law yang telah diresmikan adalah UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Mari
2
mengenal lebih jauh mengenai Omnibus Law dan salah satunya mempelajari UU 11 Tahun 2020
A. RUMUSAN MASALAH
2. Apa pengaruh undang-undang omnibus law atau RUU cipta kerja terhadap lembaga sosial
ekonomi ?
B. TUJUAN
2. Untuk mengetahui pengaruh RUU cipta kerja terhadap lembaga sosial ekonomi
BAB II
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang (Nazir, 1998:63). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang di selidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-
masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dengan situasi-situasi
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam
3
metode deskriptif dapat diteliti masalah normatif bersamasama dengan masalah status dan
secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif yang dilakukan pada waktu sekarang atau
sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden (Nazir, 1998:
65).
B. SUMBER DATA
Sumber data bersumber dari pengumpulan, analisa, dan kesimpulan dari data yang ada
BAB III
PEMBAHASAN
Omnibus law adalah suatu metode atau konsep pembuatan regulasi yang menggabungkan
beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu
payung hukum. Regulasi yang dibuat senantiasa dilakukan untuk membuat undang-undang yang
baru dengan membatalkan atau mencabut juga mengamandemen beberapa peraturan perundang-
undangan sekaligus. Konsep Omnibus Law ini dalam undang-undang bertujuan untuk menyasar
isu besar yang memungkinkan dilakukannya pencabutan atau perubahan beberapa undang-
antara norma yang satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari kedudukannya, Omnibus Law
tinggi dari jenis peraturan perundang-undangan lainnya. Undang-Undang Cipta Kerja atau
4
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (disingkat UU Ciptaker atau UU
CK) adalah undang-undang di Indonesia yang telah disahkan pada tanggal 5 Oktober 2020 oleh
DPR RI dan diundangkan pada 2 November 2020 dengan tujuan untuk menciptakan lapangan
kerja dan meningkatkan investasi asing dan dalam negeri dengan mengurangi persyaratan
peraturan untuk izin usaha dan pembebasan tanah. Karena memiliki panjang 1.187 dan
mencakup banyak sektor, UU ini juga disebut sebagai undang-undang sapu jagat atau omnibus
law. Undang-Undang Cipta Kerja menuai kritik karena dikhawatirkan akan menguntungkan
investor asing) dan merugikan hak-hak pekerja serta meningkatkan deforestasi di Indonesia
dengan mengurangi perlindungan lingkungan. Rangkaian unjuk rasa untuk menolak undang-
undang ini masih berlangsung dan menuntut agar undang-undang ini dicabut. Walau telah
disahkan DPR, terdapat cacat dalam proses perundangan berupa perubahan isi materi UU yang
dapat berimplikasi pada hukuman pidana. Undang-Undang Cipta Kerja telah dinyatakan
diperbaiki hingga maksimal 25 November 2023. Presiden Joko Widodo dalam pidato
law bersama DPR. Ia menyebutkan ada dua undang-undang yang akan tercakup di dalamnya,
yaitu UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM. Pada Februari 2020,
pemerintah Indonesia mengajukan undang-undang sapu jagat ke DPR dengan target musyawarah
yang selesai dalam tempo 100 hari.Versi draf RUU dikritik oleh elemen media Indonesia,
kelompok hak asasi manusia, serikat pekerja, dan organisasi lingkungan hidup karena
mendukung oligarki dan membatasi hak-hak sipil rakyat.Di lain pihak, Kamar Dagang dan
Industri Indonesia mendukung RUU ini. Setelah revisi yang dilakukan terhadap beberapa pasal,
5
RUU Cipta Kerja disahkan DPR pada Senin, 5 Oktober 2020, tiga hari lebih cepat dari tanggal
pengesahan yang dijadwalkan. Pengesahan RUU juga dilakukan sebelum hari unjuk rasa
selanjutnya yang telah direncanakan oleh serikat pekerja. Beberapa jam sebelum disahkan, 35
berbahaya dari RUU tersebut bagi lingkungan. Pengesahan RUU Cipta Kerja didukung oleh
tujuh partai yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Golkar, Gerindra, Partai NasDem,
Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan
sementara dua partai yang menolak adalah Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. RUU
Cipta Kerja membatasi penetapan upah minimum oleh kabupaten dan kota, lalu memberikan
rumus yang didasarkan pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMK) tetap diatur dalam UU Cipta Kerja, dengan syarat tertentu. Upah minimum ditetapkan
dengan memperhatikan kelayakan hidup pekerja dan buruh dengan mempertimbangkan aspek
pertumbuhan ekonomi atau inflasi. RUU ini juga mengurangi batas pembayaran pesangon dari
gaji 32 bulan menjadi gaji 19 bulan, ditambah gaji enam bulan yang disediakan oleh pemerintah.
Ketenagakerjaan yang mengatur nilai minimalnya.Batas lembur dinaikkan menjadi empat jam
per hari dan 18 jam per minggu, dan wajib hari libur dikurangi dari dua hari dalam seminggu
menjadi hanya satu hari. Undang-undang tersebut juga menghapus mandat cuti berbayar selama
2 bulan bagi pekerja yang bekerja selama lebih dari 6 tahun. Aturan dilonggarkan untuk pekerja
asing, untuk memudahkan perekrutan tenaga kerja asing. Sebelum UU ini disahkan, alih daya
hanya diperbolehkan pada pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan produksi. Warga
negara asing yang tinggal (selama lebih dari 183 hari setahun) di Indonesia tidak akan dikenakan
pajak atas penghasilan yang diperoleh di luar negeri. Aturan pemecatan pekerja dilonggarkan,
6
dan proses yang diperlukan untuk melamar ke sebuah lembaga ketika memecat pekerja, yang
dirancang untuk melindungi hak-hak pekerja, dicabut Pajak penghasilan badan akan diturunkan
secara bertahap dari saat ini 25% menjadi 22% (mulai 2022) dan akhirnya 20% (mulai 2025).
Perusahaan digital seperti Netflix, Steam, dan Spotify akan diminta untuk menagih pelanggan
membayar pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%. Peraturan lingkungan untuk bisnis
dilonggarkan untuk proyek yang tidak diklasifikasikan sebagai "berisiko tinggi", meskipun
perusahaan berisiko tinggi tersebut masih diharuskan untuk mengajukan analisis dampak
pemerintah pusat, dan menaikkan denda atas kerusakan lingkungan. Salah satu contoh
perubahan peraturan tersebut dapat dilihat dalam Pasal 22 UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja. Ketentuan Pasal 1 angka 11, angka 12, angka 35, angka 36, angka 37, dan angka 38 UU
No. 32 Tahun 2020 diubah. Undang-undang tersebut menciutkan daftar industri yang dilarang
menerima investasi swasta dari 300 menjadi enam, antaranya obat-obatan terlarang, perjudian,
ikan yang terancam punah, senjata kimia, dan bahan kimia industri. Selain mengatur tentang hal-
hal yang telah disebutkan di atas, Undang-Undang Cipta Kerja juga mengatur tentang
penghentian siaran analog atau yang umumnya disebut dengan peralihan ke televisi digital.
Menurut undang-undang ini, penghentian siaran analog akan terjadi paling lambat 2 tahun
sesudah undang-undang ini diberlakukan. Sejak Februari 2020, berbagai unjuk rasa digelar di
beberapa daerah Indonesia dengan titik orasi berada di depan gedung DPRD dan jalan-jalan
lainnya. Beberapa protes berlangsung damai, sementara yang lain berubah menjadi kekerasan,
menyebabkan kerusakan properti, serta korban jiwa dan penangkapan. Pada Agustus 2020,
undang cipta kerja melalui beragam media sosial. Tanda pagar #IndonesiaButuhKerja digunakan
7
pada pemengaruh melalui iklan, komik strip, video, atau konten lainnya untuk mempromosikan
keuntungan setelah RUU Cipta Kerja ini disahkan, sekaligus mengklarifikasi beberapa isu
negatif yang beredar.[21] Upaya ini dikritik keras oleh beberapa pihak, terutama aktivis internet
yang sejak awal menolak pembahasan RUU ini. Beberapa pemengaruh yang mengunggah konten
pro-RUU ini kemudian berhenti mempromosikan pesan tersebut. Salah satunya, musisi Ardhito
Pramono, mengaku dibayar untuk mempromosikan dukungan terhadap RUU ini. Masyarakat
kemudian mengaitkan aktivitas ini dengan pertemuan Jokowi dengan para pemengaruh di Istana
Kepresidenan dengan dugaan bahwa para pemengaruh tersebut direkrut oleh pemerintah secara
langsung untuk membungkam suara oposisi. Selain selebritas, akun-akun pemengaruh lain dan
akun-akun anonim juga dimobilisasi untuk mengisi media sosial lewat beragam konten
mendukung Omnibus Law, serta menyerang kritikus dengan menggunakan kata kasar dan
tuduhan menyebar hoax. Sebagian dari mereka berasal dari tim eks-relawan Jokowi selama
Pilpres 2014 dan 2019. Dalam satu tim untuk menyebar isu Omnibus Law, mereka mendapat
uang sejumlah Rp.25.000.000. RUU tersebut dikecam oleh Konfederasi Serikat Buruh
Internasional dan 35 lembaga investasi internasional lainnya yang secara kolektif mengelola aset
senilai US$4,1 triliun. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj
menguntungkan kapitalis, investor, dan konglomerat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, dan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, bersama
Partai Keadilan Sejahtera telah meminta Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan Perppu
8
B. PENGARUH UNDANG-UNDANG OMNIBUS LAW ATAU RUU CIPTA KERJA
Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja resmi berlaku. Telah banyak pro dan kontra yang
terjadi selama penyusunannya. Terlepas dari semua hal tersebut, intensi utama dari pemerintah
adalah untuk memperbaiki ekonomi Indonesia, termasuk ekonomi kerakyatan atau UMKM. Mari
kita lihat poin penting UU Cipta Kerja ini, hubungannya dengan pengusaha, ketenagakerjaan dan
menyederhanakan sistem birokrasi dan perizinan yang selama ini menghambat para pengusaha
dalam membuka usaha atau ekspansi maupun merekrut karyawan. UU Cipta Kerja membuat
akses pembiayaan, akses pasar, akses pengembangan usaha, akses perizinan, dan akses rantai
pasok menjadi lebih mudah, yang diharapkan akan mendorong para pengusaha untuk menyerap
tenaga kerja lebih banyak, meningkatkan omset dan keuntungan bagi perusahaan.
Akibat pandemi yang berkepanjangan, banyak karyawan yang dirumahkan atau PHK untuk
mengurangi beban perusahaan. UU Cipta Kerja menjadi sarana untuk membangkitkan ekonomi
lokal dan nasional melalui sektor usaha. Pertumbuhan usaha akan membuka lapangan kerja yang
lebih luas bagi para tenaga kerja yang selama menganggur akibat wabah Covid-19.
9
Berikut beberapa ketentuan penting yang melibatkan ketenagakerjaan:
1. Outsourcing
pengaturan outsourcing serta izin usaha yang relevan untuk pengaturan outsourcing akan diatur
2. Lembur
Jam lembur maksimum diperpanjang menjadi empat jam sehari dan 18 jam seminggu.
Namun, jam lembur maksimum tidak berlaku untuk sektor bisnis atau pekerjaan tertentu. Jam
dan upah lembur akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah, serta klarifikasi lebih
lanjut tentang sektor usaha atau pekerjaan tertentu yang tidak dikenai jam lembur maksimal serta
jam lembur maksimal yang berlaku yang akan berlaku untuk itu.
3. Upah Minimum
dan kemungkinan bagi pengusaha untuk menunda pembayaran upah minimum. Namun, tetap
mempertahankan kewajiban gubernur untuk menentukan upah minimum provinsi. Gubernur juga
dapat menetapkan upah minimum di kabupaten/kota tertentu dalam suatu provinsi dengan
memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi kabupaten/kota yang bersangkutan. Usaha
10
BAB IV
PENUTUP
merevisi atau mencabut sekaligus. Omnibus law saat ini telah secara resmi disahkan
pemerintah pada saat pandemi dengan nama Omnibus Law Cipta Kerja.
Pengesahan ini sangat mengejutkan publik, terutama bagi para akademisi, pelajar,
mahasiswa, dan para buruh yang paling berdampak besar. Perspektif sosiologi hukum
menganggap bahwa penolakan tersebut pasti akan terjadi, namun dalam merespon
penolakan tersebut harus memikirkan kelebihan dan kekurangan dalam setiap tindakan
yang akan dilakukan. Bagi pemerintah dalam mengambil setiap kebijakan setidaknya
harus memperhitungkan secara matang tentang konsekuensi yang akan timbul dari
kehidupan rakyat.
11
DAFTAR PUSTAKA
^ "Jokowi Teken UU Ciptaker 1.187 Halaman, Nomor 11 Tahun 2020". CNN Indonesia. 2
November 2020. ^ Lompat ke:a b c d e Paddock, Richard C. (10 Oktober 2020). "Indonesia's
Parliament Approves Jobs Bill, Despite Labor and Environmental Fears" (dalam bahasa
Inggris). New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 7 Oktober 2020. ^ Sihombing,
Grace (7 Oktober 2020). "What to Know About Indonesia's Investment Law Overhaul" (dalam
bahasa Inggris). Bloomberg. Diakses tanggal 8 Oktober 2020. ^ "Istana: Pastikan Hanya Satu
Pasal Dihapus Dari UU Cipta Kerja". Republika. MKRI, Humas (25 November 2021). "MK:
Inkonstitusional Bersyarat, UU Cipta Kerja Harus Diperbaiki dalam Jangka Waktu Dua
Tahun". Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Diakses tanggal 21 Desember 2021. Rizal,
Jawahir Gustav (5 Oktober 2020). "Jejak Omnibus Law: Dari Pidato Pelantikan Jokowi hingga
Polemik RUU Cipta Kerja". Kompas.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2020. Samboh, Esther
(24 Februari 2020). "Guide to omnibus bill on job creation: 1,028 pages in 10 minutes" (dalam
bahasa Inggris). The Jakarta Post. Diakses tanggal 8 Oktober 2020. Achmadi, Julio (12
Februari 2020). "Omnibus Is Throwing People and Democracy under the Bus" (dalam bahasa
Inggris). Tempo.co. Diakses tanggal 8 Oktober 2020. Dangerous Omnibus Law" (dalam bahasa
Inggris). Tempo.co. 19 Maret 2020. Diakses tanggal 8 Oktober 2020. "Omnibus Law 'clearly
and explicitly in the interests of the oligarchy': LBH Jakarta" (dalam bahasa Inggris).
Kompas.com. 20 Januari 2020. Diakses tanggal 8 Oktober 2020. Lompat ke:a b c d e "Indonesia:
Thousands protest against 'omnibus law' on jobs" (dalam bahasa Inggris). BBC News. Diakses
tanggal 8 Oktober 2020. Lompat ke:a b Ghaliya, Ghina (6 Oktober 2020). "Indonesia passes jobs
bill as recession looms" (dalam bahasa Inggris). The Jakarta Post. Diakses tanggal 7
Oktober 2020. "Perkembangan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja: 1.244 Pasal dan 79 UU
12
Direvisi". kemenkeu.go.id. Kementerian Keuangan. 16 Januari 2020. Diakses tanggal 13
Oktober 2020. Putsanra, Dipna Videlia (6 Oktober 2020). "Beda Isi UU Cipta Kerja Omnibus
Law dan UU Ketenagakerjaan 13/2003". tirto.id. Tirto.id. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
Karunia, Ade Miranti (7 Oktober 2020). "UMK Dihapuskan dalam UU Cipta Kerja? Menaker:
Diakses tanggal 8 Oktober 2020. Lompat ke:a b Putsanra, Dipna Videlia (7 Oktober
2020). "Poin-Poin Isi UU Cipta Kerja Omnibus Law Soal Pesangon hingga Upah". Tirto.id.
13