Anda di halaman 1dari 14

MODUL

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


REGULASI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Dosen pengampuh:
Dr. Cornelius Rante Langi,SE, MM, AK, CA, CTA, CSRS, BKP

Disusun oleh :

Kelompok 5

Venansius Fortunatus Ama Sira (2201036251)


Christian Diantoro (2201036244)
Trisna Abeltasara (2201036008)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala rahmat dan
berkat-Nya sehingga kamidapat menyelesaikan tugas Makalah/modul Akuntansi
Sektor Publik dengan pokok bahasan tentang Regulasi Keuangan Sektor
Publik.Harapan Kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah iniselanjutnya. Sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapatlebih baik

Samarinda, 30 Agustus 2023

Penulis ,

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................... i
Kata pengantar ..................................................................................... ii
Daftar isi .............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
a. Latar belakang ........................................................................... 1
b. Rumusan masalah ..................................................................... 1
c. Tujuan penulisan ........................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................. 2
a. Defenisi regulasi publik .............................................................. 2
b. Kebutuhan regulasi dan standard sektor publik .......................... 3
c. Perkembangan regulasi di sektor publik ...................................... 4
d. Perkembangan standard di sektor publik .................................... 5
e. Standard peemeriksaan keuangan Negara (SPKN) ...................... 7
f. Penyusnan regulasi publik .......................................................... 9
BAB III
PENUTUP ...........................................................................................
a. Kesimpulan ................................................................................
b. Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengendalikan masyarakat dalam aturantertentu.
Regulasi banyak digunakan untuk menggambarkan peraturan yang terjadi dalam
kehidupanmasyarakat. Istilah regulasi memiliki artian yang cukup luas. Regulasi banyak diterapkan
pada peraturanhukum negara, perusahaan dan organisasi.Terminologi keuangan publik yaitu dapat
diartikan sebagai keuangan negara. Keuangan negara yangartinya aktivitas finansial pemerintah.
Keua
ngan negara menurut UU 17/2003 “semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupunberupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibantersebut.Ketika kita memahami apa maksud dari regulasi serta keuangan publik maka kita
mungkin akan langsungmengarahkan pandangan kita pada peraturan-peraturan yang mengatur
regulasi tersebut. Namun,untuk membuat peraturan tersebut harus ada dasar hukum, dan harus
memahami lebih dalambagaimana cara penyusunannya, apa saja yang terkait, serta memahami
etika pengelolaan keuanganpublik.

b. Rumusan masalah
 Mendefenisikan regulasi sektor publik
 Kebutuhan regulasi dan standard sektor publik
 Perkembangan regulasi di sektor publik
 Perkembangan standard di sektor publik
 Standard peemeriksaan keuangan Negara (SPKN)
 Penyusnan regulasi publik

c. Tujuan penulisan
 Mengetahui defenisi dari regulasi sektor publik
 Mangetahui bagaimana kebutuhan regulasi dan standar sektor
publik
 Mengetahui apa saja perkembangan regulasi sektor publik
 Mengetahui perkembangan standee yang ada di sektor publik
 Mengetahui bagaimana standard pemeriksaan keuangan Negara
(SPKN)
 Mengetahui cara penyusunan regulasi sektor publik

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi regulasi publik

Regulasi sangatlah penting walaupun regulasi sering dianggap negatif karena menurut
pendapat masyarakat regulasi hanya sebagai pembatas akan tetapiregulasi itu dikeluarkan
atau di rumuskan oleh pihak pihak yang memiliki wewenang dalam perusahaan atau
pemerintah untuk kebaikan. Lalu apa itu regulasi?

Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa
Indonesia (Reality Publisher, 2008) kata "peraturan" mengandung arti kaidah yang dibuat
untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan
yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus
dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM maupun organisasin sosial
masyarakat lainnya.
Regulasi adalah suatu peraturan yang dirancang, dirumuskan, disusun atau dibuat
sedemikian rupa untuk membantu mengendalikan suatu kelompok masyarakat, lembaga,
organisasi, dan perusahaan dengan tujuan tertentu.
Istilah regulasi ini digunakan dalam berbagai bidang misalnya dipemerintahaan,
perusahaan, lembaga, yayasan, sekolah dan lain lain. Yang membuat maknanya itu menjadi
luas namun umumnya kata regulasi ini digunakan untuk menggambarkan suatu peratusan
yang berlaku dikehidupan dalam bermasyarakat agar kehidupan menjadi aman dan damai.

Berikut adalah fungsi regulasi secara umum yaitu :


1. Memeberikan batasan dan kendali lebih besar bagi pihak yang merasakan
2. Menciptakan lingkungan ynag terasa dalam dan tentram
3. Melindungi dan hak dan kewajiban dari pihak yang merasakannya
4. Memberikan arahan dslam bertingkah laku
5. Dapat membantu untuk mencapai tujuan bersalama
6. Meningkatkan disiplin sehingga masyarakat tidak merugikan antar sesame

Regulasi sendiri memiliki jenisnya antara lain memiliki 4 jenis yaitu :


1. Regulasi itikad baik, regulasi ini merupakan peraturan yang memberikan ketetapan
mengenai dasar perilaku disuatu daerah. Contohnya direstoran umumnya memiliki
regulasi kesehatan yang fungsinya untuk meminimalisir resiko penyakit akibat
makanan seperti keracunan makanan sehingga bisa melindungi konsumen.
2. Regulasi arbiter, merupakan peraturan untuk mencegah tindakan sewenangwenang
dengan keputusan pengaturan yang dibuat berdasarkan fakta dan pendapat. Contohnya
seperti dalam menentukan penggunaan kendaraan setir kiri atau setir kanan, maka
regulasi arbiter digunakan untuk menentukannya dari hasil pendapat dan akumulasi
masyarakat, dari kebiasaan yang ada orang Indonesia memakai setir kanan sedangkan
orang amerika menggunakan setir kiri.
3. Regulasi konflik tujuan, peraturan yang mengakui konflik intrinsic antara dua tujuan.
biasanya tujuan individu dan tujuan masyarakat dengan tujuan untuk mengatur

2
kebaikan masyarakat yang lebih besar. Contohnya dari regulasi berkendara dengan
baik seperti memakai sabuk pengamana saat menyetir, harus sehat dan tidak dalam
keadaan mabuk demi kebaikan bersama.
4. Regulasi proses, adalajh cara yang melakukan arahan yang jelas tentang bagaimana
suatu tugas dalam suatu proses tertentu harus di selesaikan. Karena itu regulasi ini
juga mengorbankan kreativitan dan inovasi karena dibatasi dengan regulasi itu.
Contohnya regulasi fuul kerja yang sudah ditetapkan perusahaan

Sektor publik adalah bagian dari ekonomi yang berkaitan dengan penyediaan layanan
pemerintah. Sektor-sektor yang meliputi sektor publik antara lain badan-badan pemerintahan
(pemerintah pusat dan daerah serta unit-unit kerja pemerintah), perusahaan milik negara
BUMN/BUMD, yayasan, ormas dan orpol, LSM, Universitas dan organisasi nirlaba lainnnya.
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik berupa
penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Regulasi publik disusun karena adanya berbagai isuterkait yang membutuhkan tindakan
khusus dari oraganisasi publik

2. Kebutuhan regulasi dan standar di sector public

Oraganisasi sector public merupakan sebuah organisasi yang mengelolah dana yang di
peroleh dari masyarakata atau pemerintah, Karena dana yang dikelolah milik masyarakat atau
pemerintah maka organisasi sector publik ini harus nantinya memberikan pertanggung
jawaban kepada masyarakat atau pemerintah itu sendiri dengan cara memberikan
pertanggung jawaban dalam bentuk laporan keuangan sebagai bukti bagaimana dana tersebut
dikelolah dan untuk apa saja dana itu digunakan dan lain lain. Namun terkadang antara
membuat laporan keuangan dan pengguna laporan keuangan ini banyak yang belum
memahami bagaimana cara membaca laporan keuangan itu sendiri.
Agar pembaca dapat memahami laporan keuangan maka di perlukan suatu regulasi dan
standar laporan, tujuannya adalah pembuat laporan keuangan dan pengguna laporan
keuangan memiliki pemahaman yang sama terkait laporan keuangan yang dihasilkan tersebut
sehingga tidak ada kesalapahaman dan laporan tersebut. Untuk keperluan tersebut dibuatlah
standar akuntansi yang nantinya akanmenjadi acuan dan pedoman bagi para akuntan yang
berada dalam organisasisektor-publik. Standar akuntansi merupakan prinsip akuntansi yang
berlaku umum PABU (Generally Accepted Accounting Principles GAAP). Berlaku. Umum
mempunyai makna bahwa laporan keuangan suatu perusahaan bisadimengerti oleh siapa pun
dengan latar belakang apa pun. Dengan demikian,laporan keuangan yang dibuat berdasarkan
standar akuntansi tetap bias memenuhikebutuhan semua pengguna yang meliputi investor
sekarang, investor potensial,karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditor lainnya,
pemerintah danlembaga-lembaganya, serta masyarakat.

Standar akuntansi yang berlaku untuk organisasi nirlaba biasanya menggunakan PSAK 45
yang mengatur tentang laporan keuangan yang khusus untuk organisasi nirlaba. Sedangkan
untuk akuntansi pemerintahan menggunakan standar akuntansi pemerintahan (SAP) yang
digunakan untuk membuat laporan keuangan oleh pemerintahan baik puasat maupun daerah
maupun lembaga lembaga lainnya
Pada lingkup internasional, telah terdapat standar akuntansi bagiorganisasi sektor publik
yang disusun oleh

3
International Federation of Accountants IFAC (Federasi Akuntan Internasional). Standar
tersebut disebutdengan Internasional Public Sector Accounting Standards IPSAS
(StandarInternasional Akuntansi Sektor Publik)

3. Perkembangan regukasi di sektor public

a) Perkembangan regulasi terkait organisasi nirlaba

 Regulasi tentang yayasan


Yayasan diatur dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2001, dimana
Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang social, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak memiliki
anggota
 Regulasi terkait partai politik
Partai politik diatur dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008
dimana partai politik merupakan "organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas
dasar kesamaan kehendak dan cita-cita
 Regulasi tentang badan hukum pendidikan
Badan hukum pendidikan di atur dalam Undang Undang Nomor 9
tahun 2009, dimana badan hukun pendidikan merupakan badan hukum
yang menyelenggarakan pendidikan formal dan berfungsi untuk
memberikan pelayanan pendidikan formal kepada peserta didiknya.
 Regulasi tentang badan layanan umum
Badan layanan umum ( BLU) merupakan suatu instansi berada pada
lingkungan pemerintah dimana pembentukannya ditunjuk guna
memberikan pelayanna kepada masyarakat dalam penyediaan barang
serta jasa yang akan dijual dengan tidak mementingkan keuntungan.

b) Perkembangan regulasi terkait keuangan Negara


 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU 17 Tahun 2003 adalah tonggak sejarah penting yang mengawali
reformasi keuangan negara indonesia menuju pengelolaan keuangan
yang efisien dan modern
 Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang pembendaharaan Negara
Pembendaharaan Negara dalam undang undang ini adalah pengelolaan
dan pertanggung jawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang ditapkan oleh APBD dan APBN
 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan untuk pengelolaan negara dan
pertanggung jawaban atas pengelolaan keuangan negara dan dilakukan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan

4
c) Perkembangan regulasi terkait otonomi daerah
Otonomi Daerah berkaitan dengan apa yang diaturdalam Undang
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, dimana dinyatakan
bahwa "Pemerintah daerah dinyatakan berwenangmengatur dan
mengurussendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan".
Otonomi daerah ini dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya
masyarakat yang sejatrah dengan lingkup pelayanan, pemberdayaan
maupun peran aktif masyarakat itu sendiri. Selain itu otonomi daerah
ini diharapkan mampu menumbuhkan daya saing bagi daerah, dengan
prinsip adil dan pemerataan. Namun seiring berjalannha waktu Undang
undang ini sudah tidak sesuai pada masa itu maka di keluarkan Undang
undang pengganti
Pemerintah terus membenahi diri karena disadari terdapat banyak
aspek yang masih menjadikelemahan dan celah dalam
peraturanperundang-undangan yang berlaku dan sering memunculkan
banyak kerancuan. Untuk itu,dikeluarkan Undnag-Undang berikut ini:
1) Undang-undang Nomor32 Tahun 2004 TentangPemerintah Daerah
Undang undang ini mengatur bahwa otonomi daerah didefenisikan
sebagai otonomi yang seluas luasnya dimana daerahmemiliki
kewenangan untuk mengurus pemerintahannya masing masing
seperti politik luar negeri, pertahanan dan keamanan dll. Dalam
konteks pertanggung jawaban dan akuntabilitas keuangan UU 32
tahun 2004 ini, seiring berjalan dengan undang undang 17 tahun
2003 tentang keuangan Negara dimana penbgelolaan keuangan
Negara oleh presiden dilimpahkan kepada gubernur atau walikota/
bupati sebagai perwakilan daerahmyaumtuk ,emgelolah
keuamngan Negara
2) Undang-undang Nomor 33 Tahun Tentang perimbangan Keuangan
antara Pusat dan daerah
Perimbangan keuangan ini mencakup pembagian keuangan
pemerintahan pusat dan pemerintah daerah dengan prinsip
personalitas, adil dan transparan dengan mempertimbangakan
kebutuhan dari daerahnya masing masing.

4. Perkembangan standard keuangan di sektor publik

a. Standar International AkuntansiSektor Publik (IPSAS)

International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) merupakan


standar akuntansiyang ditujukan untuk organisasi sector publik dalam skala
internasional serta dijadikan acuan bagi seluruh negara didunia dalam rangka
pengembangan standard akuntansi pada sector publik.IPSASB pada tahun 2005
meningkatkan standar-standar yang telah diterbitkan sebelumnya dengan
melakukan revisi-revisi standard Berikut adalah point-point penting dalam
perubahan IPSAS:
1) Basis Akuntansi Keuangandan Anggaran

5
2) Standar Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Komersial
IPSAS bertujuan:
 Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam melaporkan keuangan
sektor publik
 Menginformasikan secara lebih jelas pembagian alokasi sumber daya
yang dilakukan oleh entitas sektor publik,

 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sektor publik

Selanjutnya dikatakan oleh Granof (1998: 8-10) karakteristik lain dari organisasi
pemerintah dan nirlaba dengan bisnis yang berimplikasi pada akuntansi:
1) Many different typesof governments and not-for-profits
2) Short-term focusof manager
3) Governments and not-for-profits engage in business type activities
Sebagaimana ditemukanoleh R.N.Anthony(dalam Rowan Jones dan
MauriceP, 2000) organisasi dapat dibagi menjaditiga kategori
sebagaiberikut:
 Profit oriented – organisasi yang tujuan utamanya adalah mencari
laba,contohnya adalah perusahaan publik/perusahaan Negara atau
daerah
 Type A Non profit – organisasi nirlaba yang sumber keuangan
yang seluruhnya diperoleh daari penjualan barang dan jasa
 Type B Non profit – organisasi nirlaba yang satu ini memperoleh
pendapatannya dari selain sumber barang dan jasa

b. ISAK 35

Pada awal tahun 2020, terdapatdua issue besar terkait dengan pelaporan
keuangan untuk entitas nirlaba yaitu pencabutan PSAK 45 dan penerapan ISAK
35. PSAK 45 awalnya disusun pada 23 Desember 1997, PSAK ini
kemudiandijadikan acuan utama untuk Lembaga yang tidak memiliki orientasi
pada perolehan laba seperti Yayasan dan usaha sejenis
Selanjutnya terdapat keputusan untuk pencabutan PSAK 45 dan digantikan
dengan ISAK 35. Secara umum, tidak terdapat perbedaan mencolok dan kedua
aturan tersebut, namun ada 4 hal yang harus disesuaikan diantaranya adalah:
1)Klasifikasi Aset Netto
2)Judul Laporan Keuangan
3)Laporan Aset Perubahan Aset Neto
4)Penghasilan Komprehensif Lain

Sampai saat ini, PSAK 45 merupakan satu-satunya pernyataan standar yang


dike oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengatur pelaporan keuangan
organisa nirlaba.
Standar ini diadopsi dari Statement of Financial Accounting Standard (FAS)
Nomor 117 tentang Financial Statements of Not-for-Profit Organizations.
Dalam PSAK 45, dijelaskan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
organisa si nirlaba yang memenuhi karakteristik berikut (Nordiawan, 2010: 30):

6
 Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
 Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba.
 Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis

c. Standard akuntansi pemerintah (SAP)

Standard ini dijadikan acuan dalam penyususnan laporan keuangan


pemerintah, baik pemerintah pusat maupun dibawahnya.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ini terdiri atas sebuah
kerangka konseptual dan konseptual 11 pernyataan, yaitu:

 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan


 PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran
 PSAP 03 Laporan Arus Kas
 PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
 PSAP 05Akuntansi Persediaan
 PSAP 06 Akuntansi Investasi
 PSAP 07Akuntansi Aset Tetap
 PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
 PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
 PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
dan Peristiwa Luar Biasa
 PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasi

5. Standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN)

SPKN adalah standar penting yang akan menjadi panduan proses audit di Indonesia
yang dikembangkan oleh BPK. SPKN hanya mengatur hal-hal yang belum diatur oleh
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Aturan tambahan tersebut diperlukan mengingat karakteristik organisasi pemerintahan
yang berbeda dengan organisasi lainnya.

SPKN berlaku untuk:


 Badan Pemeriksa Keuangan RI
 Akuntan publik atau pihak pihak yang melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, untuk dan atas nama BPK
RI
 Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) termasuk Satuan Pengawasan
Intern (SPI) BUMN/BUMD, sebagai acuan dalam menyusun standar
pemeriksaan sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsi masing-
masing
 Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN

7
SPKN membagi audit/pemeriksaan menjadi tiga jenis:

1. Pemeriksaaan keuangan
Bertujuan memberikan keyakinan mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku di indonesia

2. Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan ini dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap bukti-bukti
agar dapat memberikan penilaian secara independen atas kinerja suatu entitas
yang menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu
entitas dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang berwenang

3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu


Bersifat pemeriksaaan (examination), penelaahan (review), dan prosedur yang
disepakati dengan tujuan menghasilkan suatu kesimpulan tentang keadaan
suatu asersi entitas yang diperiksa. Sasaran pemeriksaaan ini mencakup
pemeriksaan hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sistem pengendaliaan internal pemerintah

Standar Umum SPKN:

1. Standar Kemampuan/Keahlian→ Standar ini mengharuskan audit dilaksanakan oleh


staff yang memiliki keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk
melakukan audit.

2. Persyaratan Independensi→ Standar ini mengharuskan organisasi pemeriksa dan


pemeriksanya untuk mempertahankan independensi nya sehingga hasil
pemeriksaannya tidak memihak

3. Penggunaan kemahiran professional secara cermat dan seksama → Auditor wajib


menggunakan kemahirannya dalam melaksanakan pemeriksaan dan penyusunan
laporannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas kepentingan publik

4. Pengendalian mutu → Setiap organisasi yang melakukan pemeriksaan harus memiliki


sistem pengendalian mutu yang memadai. Sistem tersebut harus dapat memberikan
keyakinan bahwa organisasi telah menerapkan dan mematuhi standar pemeriksaan
yang berlaku dan mematuhi kebijakan serta prosedur pemeriksaan yang mema

8
6. Penyusunan regulasi publik

1. Teknik penyusunan regulasi publik


Regulasi publik disusun dengan menggunakan teknik penyusunan berupa
rangkaian alur tahapan, sehingga requlasi tersebut slap disusun dan kemudian
ditetapkan serta diterapkan

 Pendahuluan
Pendahuluan memuat mengenai latar belakang perlunya disusun regulasi
publik Penting untuk bisa mendeskripsikan latar belakang permasalahan atau
tujuan yang ingin dicapai

 Mengapa Diatur?
Berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan khusus menyebabkan
perlunya disusun regulasi publik oleh organisasi publik.

 Permasalahan dan Misi?


Penyusunan dan penetapan regulasi publik dilakukan dengan misi tertentu
sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan
solusi permasalahan

 Dengan Apa Diatur?


Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang regulasi yang akan
mengaturnya

 Bagaimana Diaturnya?
Regulasi publik yang disusun merupakan wujud kebijakan organisasi publik
dalam menghadapi berbagai permasalahan publik yang ada

 Diskusi/Musyawarah
Materi yang dibahas harus benar-benar menggambarkan permasalahan yang
ada dan aspirasi masyarakat.

 Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilaksanakan
sebelumnya

Perumusan Masalah Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang
akan diatur. Untuk itu kita harus menjawab pertanyaan "Apa masalah publik yang harus
diselesaikan?"
Perumusan masalah publik meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Apa masalah publik yang ada?
 Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah?
 Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah?
 Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik?
 Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik?

9
Penyusunan regulasi publik

1. Perumusan Draft Regulasi Publik


Draft regulasi publik merupakan kerangka awal yang dipersiapkan untuk
mengatasi masalah publik yang hendak diselesaikan. terkait dengan jenis
regulasi publik yang akandibentuk, rancangan regulasi publik tersebut harus
secara jelas mendeskripsikan perataan wewenangbagi lembaga pelaksana dan
perilaku bagi organisasi publik atau masyarakat yang harus mematuhinya

2. Prosedur Pembahasan
Terdapat tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi pulbik, vaitu
dengan lingkup tim teknis pelaksana (eksekutif). dengan lembaga legislatif
(dewan penasehat, dewan penyantun, dsb), dan dengan masyarakat.
Pembahasan pada lingkup legislatif (DPR/D misalnya) dan masyarakat
biasanyasangat sarat dengan kepentingan politis

3. Pengesahan dan Pengundangan


Dalam konsep hukum, regulasi publik mempunyai kevatan hukum materiil
terhadap pihak yang menyetujuinya. Sejak ditandatangani, rumusan hukum
yang ada dalam requlasi publik sudah tidak dapat diganti secara sepihak

10
BAB II
PENUTUP

Kesimpulan

Regulasi keuangan sektor publik merupakan ketentuan yang harus di jalankan dan di
patuhi dalamproses pengelolaan organisasi publik baik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
perusahaan sertaorganisasi lainnya.Proses penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk
mengkoordinasi pelaksanaan hak dan kewajibanwarga negara dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan negara maupunkeuangan daerah,
sebagai mana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 perlu dilaksanakansecara
profesional, terbuka dan bertanggungjawab untuk kemakmuran rakyat Indonesia.Pusat
Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik mempunyai tugas
mengkaji,menyiapkan perumusan kebijakan, perencanaan kebijakan pengadaan barang/jasa
nasional, sertamelaksanakan sosialisasi, pemantauan dan penilaian atas
pelaksanaannya.Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan
manajemen kualitas jasa,yakni upaya meminimasi kesenjangan antara tingkat layanan dengan
harapan konsumen

Saran

Permasalahan terbesar dalam regulasi keuangan sector public di Indonesia adalah


melanggar peraturan.Beberapa pihak bahkan turut campur tangan, sehingga dapat
mengakibatkan keadilan dalam bentuk jaminan sosial serta keuangan yang tidak sesuai. Oleh
karena itu, perlu adanya sanksi yang sesuaidengan apa yang disebabkan agar regulasi public
di Indonesia semakin membaik berdasarkan denganUU

DAFTAR PUSTAKA

- Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
- Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Harun. 2009. Reformasi Akuntansi dan Manajemen Sektor Publik di Indonesia. Salemba
Empat: Jakarta.
- Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas, 2006. Pengaruh Pengalaman Audito Terhadap
Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgement. Makalah Simposium Nasional
Akuntansi IX.
- Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.
- Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

11

Anda mungkin juga menyukai